Share

Bab 68

Author: Nayla
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kim menempelkan kepalanya di atas dada Harry, matanya menatap wajah Harry yang tengah serius mengutak-atik ponselnya. Satu jam yang lalu mereka selesai melakukan aktivitas panas mereka dan sekarang Kim sudah dibuat kesal dengan kesibukan Harry.

"Harry." 

"Hm." Hanya itu jawaban Harry tanpa melihat padanya.

"Siapa yang membuatmu sibuk di depanku? Aku merasa diabaikan." Ujar Kim dengan nada muram. 

Harry tidak langsung mematikan ponselnya. Ia sangat serius membalas chat dari seseorang. Setelah selesai baru ia fokus melihat wajah kekasihnya sambil membelai puncak kepala Kim, ada yang dipikirkan kekasihnya. Mereka saling memandang beberapa menit.

"Akhirnya aku bisa bangun pagi di sampingmu lagi." Ucap Harry dengan nada senang. "Aku merindukanmu, sayang."

Bagi Harry Kim adalah wanita paling cantik di matanya. Bulu matanya lentik, bibirnya sensual berwarna pink alami. Ditambah tahi lalat yang menggemaskan di pipinya.

"Lantas kenap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Love on   Bab 69

    "Aku akan mencari tahu kenapa barang Emily bisa di tangan Megan." Harry mengambil bandul kalung itu dan memperhatikan seksama. Perlahan wajahnya menjadi sendu mengingat tentang Emily kecilnya. Harry merasakan tangan Kim meremas lengannya."Need want?" Wanita itu tidak menjawab, bibirnya gemetar sedang menahan air mata.Harry mengambil tangan Kim dan menggenggamnya, ia tahu dari semua orang di dunia yang bersedih atas meninggalnya Emily dan Amber adalah Kim meski wanita itu tidak pernah mengeluh."Sayang, katakan sesuatu.""Aku merindukan Emily." Ucap Kim tanpa sadar air matanya telah turun. "Naresh sudah menyelidiki kasus Emily tapi tidak ada yang dia dapat... sepertinya ada yang sengaja menutupi kematian Emily.""Jangan menangis, sayang." Harry mengusap air mata Kim dengan lembut lalu mengecup kening wanita itu. "Kau harus bahagia, Kim."Harry teringat akan perkataan Jimmy, dia pernah bilang bahwa Emily meninggal bukan karena kecelakaan di

  • Love on   Bab 70

    "Harry!"Harry menghentikan langkahnya di lorong sekolah yang begitu sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang, dan sekarang sudah pukul tiga. Mata kuliahnya juga sudah selesai.Tatapan mata Harry tidak seperti dulu kepada Jelena, ia menatap wanita itu dingin. Ia tidak menyangka Jelena akan mengambil kesempatan dalam pertengkarannya dengan Kim. Kekasihnya merajuk karena Jelena memasukkan foto mereka ke akun Instagram wanita itu dengan caption mesra.Mungkin Jelena lupa status mereka hanya berteman. Dan foto itu diambil tanpa ia tahu.Dan satu lagi yang membuat Harry merasa harus menjauh dari Jelena, bahwa wanita itu masih menyukainya lebih dari teman. Ia tahu Jelena menyukainya tapi tidak menyangka pertemanan mereka tidak tulus. Jelena menginginkan posisi Kim di hatinya."Harry, kau marah padaku? Kau tidak membalas chat dan mengangkat teleponku. Jika ini masalah foto itu, aku sudah menghapusnya." Jelena menatap Harry sedih."Sepertinya ada y

  • Love on   Bab 71

    Mobil mewah berhenti di depan bengkel Paman Vernon yang ada papan tulisan 'Bengkel Ekspress' Pukul 8 malam bengkel itu masih ramai dengan orang-orang dan mobil yang berjejer. Suara gelak tawa terdengar ricuh tanpa mereka sadar seorang wanita berjubah tebal turun dari mobil mewahnya.Asap lokomotif yang berasal dari mobil tak mengganggu mata abu-abunya untuk mencari seseorang."Siapa dia?" Kris lebih dulu menyadari kedatangan wanita itu. Para pemuda yang berdiri di bengkel itu tampak melihat wanita paruh baya itu dengan penuh minat."Sepertinya aku kenal." Ujar Martin."Harry..." suara wanita berumur empat puluh lima tahun itu memanggil pemuda yang berada di antara gerombolan itu."Bukankah itu ibunya Harry?" suara Martin di sebelah Thomas tampak kaget. Menurutnya Harry salah seorang manusia yang beruntung memiliki orangtua angkat kaya raya dan sekarang ibu kandungnya juga seperti dari golongan atas."Harry! Cepat kelu

  • Love on   Bab 72

    Mr. N. ZaynMeksikoHarry terdiam membaca itu, ia ingat Leon mengambilnya dari daerah kumuh di Meksiko. Dan ternyata di sinilah orangtua kandungnya juga berasal."Apa ini?""Surat itu akan menjawab penasaranmu." Kata Natalie. "Tidakkah kau ingin tahu kenapa keluargamu hancur. Kau tidak ingin tahu penyebab ayahmu meninggal?" Natalie mengambil cangkir tehnya dengan tangan gemetaran, ia menghirup tehnya lalu mengelap mulutnya dengan tisu dari tasnya."Surat itu akan membuatmu mengerti tentang hubunganmu dengan Kim. Tentang penyebab kematian Ayahmu. Kau sekarang sudah besar dan bisa membalas kan dendam untuk ayahmu." Ucap Jimmy membuat Harry bangkit dari duduknya dengan amarah."KALIAN PASTI SEDANG MEMPERMAINKAN AKU DAN KIM!""APA KAU BILANG? IBUMU SUDAH DATANG DAN KAU MASIH KERAS KEPALA!" Jimmy balas berteriak. Kemarahannya seolah memenu

  • Love on   Bab 73

    Jam kosong Kim sengaja mencari Harry ke kelasnya, namun pemuda itu tidak ada. Ia pun pergi ke kantin. Di sana tampak Kris dan Martin sedang duduk sambil mengobrol. Berbeda dengan Martin yang memasang wajah dingin, Kris tersenyum ramah melihat Kim.Dua wanita cantik duduk di sebelah mereka, Alice dan Mia. Kata Harry Mia anak fakultas ekonomi baru-baru ini menjalin hubungan dengan Kris. Wanita itu banyak memberikan perhatian saat Kris sakit."Hai, Kim." Sapa Kris. Kim tersenyum. "Kau mencari Harry?"Martin menarik nafas lalu membuangnya kasar. Senyum kecut terbit di wajahnya menoleh pada Kim. Ia tidak memberi kesempatan Kim menjawab pertanyaan Kris."Apa tidak bisa sehari saja kau tidak bergantung pada Harry?" decak Martin.Alice memeluk lengan Martin sambil melirik Kim sinis. Kedua orang itu terang-terangan memusuhi Kim. "Sayangnya kesadaran dirinya kurang, sayang."Kuping Kim mulai merah sekarang. Ia hampir ingin mengacak-a

  • Love on   Bab 74

    "Seandainya jadi kau. Sudah lama aku menyelidiki siapa diriku." Ujar Juan pada Harry. Mereka sedang duduk di atas mobil menatap langit berwarna jingga."Aku pernah mencari tahu." Jawab Harry. "Setiap malam aku bermimpi buruk tentang kejadian-kejadian masa laluku. Sampai suatu hari mommy--- maksudku Ibu Kim." Ralat Harry. Ia tidak tahu harus merubah panggilan itu atau tetap memanggil mommy. Yang jelas Harry kecewa pada wanita yang telah membesarkannya itu."Sehari sebelum dia bunuh diri, dia memanggilku dan menitipkan pesan." Harry mengingat kembali malam saat Amber mabuk dan mengatakan 'Jaga baik-baik Kim, Harry. Jangan sakiti dia' dan ternyata ada sesuatu di balik ucapan itu."Apakah dia menceritakan juga tentang kelakuan buruk suaminya? Dia tahu kau dan Kim saling mencintai?" Juan semakin penasaran mendengar kisah Harry.Pria berambut coklat gelap itu mengangguk. "Dia tahu---dan dia melara

  • Love on   Bab 75

    Pada dasarnya tujuan Leon Parker adalah membuat Harry di penjara agar tidak bertemu dengan Kim lagi. Namun mendengar pernyataan Harry membuat Leon ingin melenyapkan pemuda itu. Shit! Leon membanting bangku yang ia duduki. Membuat petugas di sebelahnya kaget."Tenang, Tuan.""Kau urus dia! Jangan sampai bedebah itu lolos!" Kata Leon geram. Bagaimana rasanya seorang ayah mendengar anaknya ditiduri pria yang paling ia benci. Ini mengingatkan Leon pada Hendrick Zayn.Leon mundar-mandir kehabisan akal. Banyak yang ia pikirkan untuk membuat Harry tetap di penjara.Setelah Leon bicara pada pengacaranya, Leon pergi mencari putrinya. Mungkin ingin mencari tahu kebenaran atas perkataan Harry kepada detektif itu. Tapi bukankah Kim telah memberitahunya tentang hubungan mereka? Tapi Leon tidak mengira hubungan mereka sejauh ini.Universitas tempat Kim menimba ilmu berada di tengah-tengah kota, dan Asramanya tidak terlalu jauh dari sana.

  • Love on   Bab 76

    Kim sangat gugup memasuki area Yellostone. Entah mengapa perasaan ini datang tiba-tiba.Leon mengeluarkan kotak yang berisikan foto-foto dulu milik Amber Fawson ibunya. Namun yang menarik perhatian adalah pria yang bersama ibunya di foto itu."Itu adalah foto zaman ibumu di bangku SMA. Dia sangat cantik dan populer pada masa itu." Kata Leon melihat Kim yang sedang memperhatikan album foto itu. "Pria itu adalah pacarnya, Hendrick Eloise Zayn."Kelopak mata Kim terangkat melihat ayahnya. Rambutnya sudah beruban, tampak jelas kerutan di wajahnya. Ia pikir ayahnya adalah pria tampan yang beruntung bisa mendapatkan ibunya. Tapi melihat senyum bahagia yang terukir di wajah ibunya di foto itu. Pria itu adalah orang yang hebat bisa membuat ibunya tersenyum bahagia seperti itu."Tiga bulan setelah ibumu tamat kuliah, Daddy menikah dengan ibumu. Daddy pikir ibumu sangat bahagia dengan pernikahan kami. Dia sangat cantik. Setiap wanita di kota ini pasti

Latest chapter

  • Love on   Bab 101

    Tiga jam kemudian Kim sudah berada di depan pintu kamar 301 milik Harry. Wanita itu tampak begitu gugup, satu tangannya sudah bersedia untuk mengetuk pintu tapi selalu ia urungkan.Tiba-tiba, seseorang membuka pintu itu. Harry hanya melotot, kaget melihat wanita yang selama ini ia cari kini berada di depannya. Rasanya ingin menarik tubuh Kim ke dalam pelukannya. Namun, mata Harry teralih pada tangan Kim yang menggenggam tangan anak kecil laki-laki. Anak itu yang ia selamatkan sore tadi.Setelah hening beberapa saat Kim berkata, "Boleh aku masuk?""Untuk apa kau datang? Ohh, ayahmu itu pasti sudah memberitahu pertemuan kami, kan," Kata Harry, "Sayangnya aku ada urusan, aku harus pergi." Harry pura-pura sibuk dengan melihat jam tangannya."Sebentar saja," ujar Kim lembut.Harry menelan ludahnya, ia membuang nafasnya sebelum memiringkan tubuhnya ke samping agar Kim bisa masuk."Sam ucapkan salam." Kim menundukkan kepalanya mel

  • Love on   Bab 100

    Malam harinya Kim menikmati makan malam di ruang makan bersama ayahnya. Hubungan mereka beberapa tahun belakangan ini sangat baik dan terlihat dekat. Kim selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dengan ayahnya sekedar bercerita hal yang mereka lakukan hati ini atau Kim akan meminta masukan tentang pekerjaanya."Dad, aku sudah menghubungi orang properti dan pengacara untuk menjual Skyhouse," kata Kim."Kau yang bilang kita tidak perlu menjual tempat ini," sahut Leon meliat ke arah Kim, "apa ada wartawan lagi mengawasi rumah ini?""Meskipun kita mengganti nama pemilik Skyhouse, tetap saja mereka pasti bebal. Tidak percaya Skyhouse telah di jual, apalagi dia melihat Daddy mundar-mandir di sini. "Leon menghela nafas, ia telah menghabiskan sepiring steak sapi, "Waktu cepat sekali berlalu.""Kenapa wajahmu muram seperti itu, Dad? Kita sudah berjanji untuk tidak mengenang masa lalu lagi," ucap Kim pelan.Leon mengalihkan pe

  • Love on   Bab 99

    "SAM! Are you okay?" suara pria tua itu sangat kuat. Ia mengambil Sam dari gendongan pemuda itu tanpa melihat wajah orang itu, "Thank God! Kau baik-baik saja my little boy." Suara pria itu lemah."Kakek..."Harry hampir tidak percaya orang itu adalah Leon Parker. Dia memperhatikan kedua orang yang sedang berpelukan itu.Apa katanya kakek?Setelah mengamati wajah anak kecil itu, tidak salah lagi mata itu mirip Kim-nya. Mata hijau biru yang mampu membuatnya terhipnotis.Kerutan muncul di dahi Harry, "Anak siapa ini?" tanyanya. Leon menoleh dengan wajah tak kalah kaget. Ia mengeratkan pelukannya, "Mengapa kau begitu ceroboh membiarkan anak sekecil ini tanpa pengawasan? Hanya karena hobi memancingmu.""Ya. Aku minta maaf," kata Leon bingung. Begitu saja ia mengucapkan maaf. Harry menghela nafas, merasa sudah keterlaluan bicara."Dia tidak apa-apa Tubuhnya tidak ada yang lecet."Harry memusatkan perhatiannya

  • Love on   Bab 98

    Pagi sebelum matahari menyapa, Kim sudah bangun dan membuat sarapan. Hari ini jadwalnya sangat penuh tapi Kim berhasil mengaturnya. Wanita berambut sebahu itu terlihat lihai membuat sarapan kesukaan anaknya."Biar aku yang memandikan si kecil. Pergilah bersiap-siap nanti kau terlambat," seorang wanita baru saja datang ke dapur."Dia ada jadwal ke dokter gigi siang ini. Aku minta tolong antarkan dia ya, hati ini aku sibuk sekali." Kata Kim yang sedang memindahkan potongan roti ke piring dan mengolesinya dengan selai coklat."Kau memberinya sarapan roti coklat padahal dia ada jadwal ke dokter gigi? Yang benar saja, Kim?" cetus Naresh heranKim menatap wanita yang sudah dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri dan tersenyum, "Hanya periksa gigi bulanan, Naresh. Makan coklat tidak akan membuatnya sakit gigi.""Kau terlalu memanjakan jagoanmu." Ujar Naresh tersenyum, "Baiklah aku yang mengan

  • Love on   Bab 97

    Harry akhirnya sampai di Singapure. Wajah tegang di sekitarnya ketika ia berjalan kaki untuk mencapai Skyhouse. Lorong telah berubah, lukisan yang dulu menghiasi di depan apartemen mewah itu telah dibersihkan. Banyak perubahan besar di sini, dia jadi bingung. Apakah mungkin dia salah tempat?Orang yang melihat Harry mengerutkan kening padanya. Harry menghela nafas. Ia tahu betapa tampan wajahnya. Tapi tentu saja bukan karena itu mereka melihat Harry."Hei, enyah dari situ!""Aku sedang mencari seseorang orang." Ucap Harry kepada pria bertampang garang itu."Aku tidak peduli, jangan berdiri di situ! Pergi sana!"Harry mengumpat pelan, dia tidak mau membuat keributan dan memilih pergi.Waktu menunjukkan pukul 1 siang, Harry belum makan apa pun setibanya dia di bandara tadi. Ia memutuskan untuk singgah makan, di sekitar tempat itu ada kedai pizza. Ia berjalan meny

  • Love on   Bab 96

    Empat tahun kemudian."Polisi baru saja menggerebek bagasi kita di bengkel Vernon. Sepertinya keadaan kita tidak aman lagi." Ujar pria berkepala botak, "Mereka sedang mengincar kita, jadi kita kita harus berpencar untuk bersembunyi.""Kalau bukan karena ulah Thomas, kita tidak akan diincar polisi," ujar Juan. "Merepotkan saja." Dia mundar-mandir gelisah memikirkan perkara itu."Jika salah satu diantara kita ada yang tertangkap, maka semua harus menyerahkan diri." Ucap Harry kepada mereka. Semua mengangguk pasrah. "Seandainya Thomas tidak menusuknya. Aku sendiri yang akan mematahkan leher Jacob.""Dia pasti dendam karena kita menjebaknya waktu itu." Gerald mengingat waktu mereka memasukkan narkoba ke mobil Jacib.Tiga hari lalu mereka melakukan tindakan gila di California ketika melakukan balapan liar. Thomas menusuk Jacob dengan kaca botol minuman. Itu karena orang itu menggoda Jelena dan

  • Love on   Bab 95

    Memasukkan ke penjara tidak semudah itu.Leon berkata santai, "Kita lihat saja nanti siapa yang menang." Ucapnya kepada Natalie. Lalu ia melihat Harry dengan lekat. Terlihat ekspresi sedih di wajah Leon. Entah mengapa, tiba-tiba Leon merindukan keluarganya yang dulu. Di saat Amber dan Emily masih hidup dan Harry bersama mereka. Mungkin Kim tidak akan membencinya seperti sekarang ini. Jika saja Leon tidak melakukan kesalahan fatal.Wajah Natalie tampak dingin seperti es batu, dia bicara dengan nada penuh penekanan, "Aku memberikanmu pilihan Tuan Leon Parker, pertama menyerahkan diri ke kantor polisi, akui kesalahanmu. Atau aku akan membuat keluargamu bangkrut."Leon tidak berkata apa-apa, dia hanya menatap Natalie dan bertanya-tanya kenapa wanita itu memberinya kesempatan. Apakah mungkin karena berterimakasih telah merawat Harry hingga besar?"Kurasa kau bicara seperti itu karena kau tidak punya bukti yang kuat untuk membuat suamiku di penjara.

  • Love on   Bab 94

    "Harry..." gumam Kim tanpa sadar seraya mengusap sudut matanya yang basah. Ia masih shock melihat hasil test pack di tangannya.Sudah seminggu ia merasakan gejala tidak menyenangkan dan juga merasa aneh, tidak biasanya Kim telat datang bulan. Naresh orang yang terdekat dengannya di Yellowstone mengetahui hubungan Kim dan Harry sudah sejauh apa. Wanita itu berinisiatif membelikan test pack dan hasilnya."Oh My Gosh..." desis Naresh tidak kalah kaget. Ia menyentuh bahu Kim mencoba menenangkan wanita itu. "Apa yang akan kau lakukan sekarang, apa kau akan mengatakannya kepada Harry?""Kimberley?""Aku tidak tahu... aku tidak tahu, Naresh." Ucap Kim frustasi. Rasa panik mulai melanda. Bagaimana kalau ayahnya tahu? Dollores dan Megan... mereka pasti akan membuatnya dalam kesusahan."Tolong aku Naresh," Kim memegang tangan wanita berbadan tegap itu. "Jangan katakan pada siapapun tentang kehamilanku. Bersikaplah seperti biasa.""Apa rencanamu?

  • Love on   Bab 93

    Jelena mundur dari pelukan Harry, membuat Harry bingung. Apakah wanita itu tidak menikmati permainannya? Ternyata wanita itu meraba resleting gaunnya ke bawah. Dan dengan lancar ia menarik gaunnya ke atas dan membuka semuanya. Harry menatapnya dengan tersenyum."Kau perlu bantuan?""Aku bisa. "Harry memandangi Jelena yang sedang berusaha melepaskan bra brendanya berwarna putih. Kemudian melonggar ikatan dan melepaskan benda itu hingga akhirnya ia mengekspos seluruh buah dadanya kepada Harry.Harry menatapnya sejenak dan menikmati pemandangan indah itu. Tapi, jujur ia lebih menyukai milik Kim yang bulat dan penuh. Harry menangkup keduanya dan meremasnya membuat Jelena tersentak oleh kenikmatan itu. Bibir Harry memasukkan ujung dada milik Jelena ke dalam mulutnya dan bermain-main di sana. Menghisap dan menggigitnya ujung yang mengeras itu.Pria itu tampan... Jelena mengakui itu. Ia sangat t

DMCA.com Protection Status