"Seandainya jadi kau. Sudah lama aku menyelidiki siapa diriku." Ujar Juan pada Harry. Mereka sedang duduk di atas mobil menatap langit berwarna jingga.
"Aku pernah mencari tahu." Jawab Harry. "Setiap malam aku bermimpi buruk tentang kejadian-kejadian masa laluku. Sampai suatu hari mommy--- maksudku Ibu Kim." Ralat Harry. Ia tidak tahu harus merubah panggilan itu atau tetap memanggil mommy. Yang jelas Harry kecewa pada wanita yang telah membesarkannya itu.
"Sehari sebelum dia bunuh diri, dia memanggilku dan menitipkan pesan." Harry mengingat kembali malam saat Amber mabuk dan mengatakan 'Jaga baik-baik Kim, Harry. Jangan sakiti dia' dan ternyata ada sesuatu di balik ucapan itu.
"Apakah dia menceritakan juga tentang kelakuan buruk suaminya? Dia tahu kau dan Kim saling mencintai?" Juan semakin penasaran mendengar kisah Harry.
Pria berambut coklat gelap itu mengangguk. "Dia tahu---dan dia melara
Pada dasarnya tujuan Leon Parker adalah membuat Harry di penjara agar tidak bertemu dengan Kim lagi. Namun mendengar pernyataan Harry membuat Leon ingin melenyapkan pemuda itu. Shit! Leon membanting bangku yang ia duduki. Membuat petugas di sebelahnya kaget."Tenang, Tuan.""Kau urus dia! Jangan sampai bedebah itu lolos!" Kata Leon geram. Bagaimana rasanya seorang ayah mendengar anaknya ditiduri pria yang paling ia benci. Ini mengingatkan Leon pada Hendrick Zayn.Leon mundar-mandir kehabisan akal. Banyak yang ia pikirkan untuk membuat Harry tetap di penjara.Setelah Leon bicara pada pengacaranya, Leon pergi mencari putrinya. Mungkin ingin mencari tahu kebenaran atas perkataan Harry kepada detektif itu. Tapi bukankah Kim telah memberitahunya tentang hubungan mereka? Tapi Leon tidak mengira hubungan mereka sejauh ini.Universitas tempat Kim menimba ilmu berada di tengah-tengah kota, dan Asramanya tidak terlalu jauh dari sana.
Kim sangat gugup memasuki area Yellostone. Entah mengapa perasaan ini datang tiba-tiba.Leon mengeluarkan kotak yang berisikan foto-foto dulu milik Amber Fawson ibunya. Namun yang menarik perhatian adalah pria yang bersama ibunya di foto itu."Itu adalah foto zaman ibumu di bangku SMA. Dia sangat cantik dan populer pada masa itu." Kata Leon melihat Kim yang sedang memperhatikan album foto itu. "Pria itu adalah pacarnya, Hendrick Eloise Zayn."Kelopak mata Kim terangkat melihat ayahnya. Rambutnya sudah beruban, tampak jelas kerutan di wajahnya. Ia pikir ayahnya adalah pria tampan yang beruntung bisa mendapatkan ibunya. Tapi melihat senyum bahagia yang terukir di wajah ibunya di foto itu. Pria itu adalah orang yang hebat bisa membuat ibunya tersenyum bahagia seperti itu."Tiga bulan setelah ibumu tamat kuliah, Daddy menikah dengan ibumu. Daddy pikir ibumu sangat bahagia dengan pernikahan kami. Dia sangat cantik. Setiap wanita di kota ini pasti
Kim mendengar kabar tentang Harry masuk ke kantor polisi, kemudian ia mendengar ibu Harry yang telah menyewa pengacara hebat untuk melepaskan Harry. Rasa khawatirnya telah berganti dengan kelegaan. Kim hanya bisa memendam kerinduannya.Di kampus Kim menghindar dari kumpulan Harry tempat biasa gerombolan pemuda itu berkumpul di kampus.Tapi, meski Harry melihat keberadaan Kim yang sedang berjalan tidak sengaja. Pria itu tampak tidak peduli padanya. Itu membuat Kim senang sekaligus sedih. Senang karena dengan begini mereka cepat untuk saling melupakan. Sedih karena tidak tahu alasan Harry menjauh darinya semenjak di area balapan itu. Apakah Harry tahu rahasia mereka?Yang membuat Kim kesal adalah saat Jelena dengan sengaja melingkarkan tangannya pada lengan Harry dan terus berada di sisi Harry kemana pun pria itu pergi. Tapi Kim tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.Di kantin Kim duduk bersama Sandra, Lance, dan beberapa teman Lance termasuk
"Apakah dia sudah bosan hidup?" komentar Kris menonton Harry bermain-main dengan mobilnya menabrak tiang. Mungkin Harry sedang melatih ketahanan mobilnya. Tapi orang yang melihat akan menyangka pemuda itu tidak waras."Akhir-akhir ini dia sering membuat ulah. Jimmy sudah tiga kali menjemputnya di kantor polisi." Timpal Thomas yang sedang asyik menghisap rokoknya.Mengapa Harry semudah itu menghancurkan mobil sportnya tanpa rasa sayang? Mereka tahu keluarga Harry berlimpah uang, bukan hanya itu. Jika Harry menang taruhan uangnya akan berlimpah.Seluruh perhatian mereka tertuju pada Harry yang berada di area lapangan.Gerald dan Martin bersorak karena mobil Harry terjungkal tapi Harry berhasil mengendalikan kembali mobilnya. Bahkan Martin telah mengabadikan momen itu dengan camera ponselnya."Aku akan membagikan video Harry. Dia pasti terkenal." Ujar Martin seraya mengunggah video Harry di akun sosmednya.Thomas
"Menjauh dari Kim!" Ujar pemuda dihadapan Jacob. Kaus putih polosnya ditutupi jaket denim yang robek. Dari wajahnya terpampang jelas kemarahan dan kebencian tapi tak membuat Jacob bergidik ngeri."Kau melarangku sebagai apanya Kim, kakak atau kekasihnya?" ejek Jacob yang memiliki postur tubuh tak jauh berbeda dengan Harry. Tinggi tapi tidak mempunyai otot terlalu besar. Bedanya Jacob memiliki tato bergambar abstrak di lengannya.Pemuda itu meraih kerah leher Jacob dengan kerutan di dahinya. "Kau menantangku ya.""Kau pikir aku takut?" ucap Jacob. "Aku tidak akan menyerah untuk Kim. Cobalah jika kau bisa menghentikanku---"Bruk!Harry mengerahkan seluruh tenaganya memukul rahang Jacob. Pria itu tersungkur di lantai dan cairan berwarna merah mengalir di sudut bibirnya. Jacob meringis sambil tertawa mengejek."Tolong! Tolong.... " Teriak Gerald memperburuk suasana, "dimana temanmu yang lain... kau tidak mau kan mati sia-sia si sini.
"I'm fine." Kim mengunci dirinya di kamar mandi. Sebenarnya dia masih ada satu mata kuliah lagi. Tapi Kim memutuskan untuk pulang ke asrama karena kepalanya terasa sakit. Ia memesan taxi untuk mengantarnya pulang.Dia tidak baik-baik saja.Kim melihat Harry dan Jelena berciuman, ia tidak bisa membohongi perasaannya. Dia tidak baik-baik saja. Tubuh Kim merosot di balik pintu, cairan bening keluar dari kelopak matanya. Harusnya ia merasa jijik karena pernah bercinta dengan Harry, saudara tirinya. Tapi mengapa ia malah patah hati melihat Harry bersama wanita lain.Kim dan Harry sama-sama patah hati. Mereka berdua seolah terhubung dengan perasaan yang sama. Patah hati, sedih, marah, dan cinta.Tidak akan pernah ia lupa dengan pemandangan tadi.Dia seharusnya tidak melihat pemandangan tadi. Tapi jika dipikir cara melupakan yang cepat adalah patah hati. Maka Kim tidak akan menyesal melihat pemandangan tadi."I would have loves yo
Sebenarnya Natalie punya impresi cukup baik terhadap Jelena. Dia cantik dan baik hati, latar belakang keluarganya juga memenuhi standar Natalie untuk menjadikan Jelena calon menantu. Tapi sayang Harry tidak tertarik pada wanita itu.Natalie ingin Harry melupakan Kimberley Cravel Parker, anak dari musuhnya itu. Tapi ia tidak sampai hati melihat anak satu-satunya itu menderita. Setiap hari ia harus mendengar kabar dari Jimmy Harry berkelahi, Harry minum, Harry dibawa ke kantor polisi. Ia memiliki hati seorang ibu juga."Anggap saja kalian di tempat sendiri. Aku harus pergi karena ada urusan." Natalie tersenyum ramah pada teman-teman Harry. Wanita itu pergi diikuti dua orang pengawal berbaju hitam.Jelena datang bersama Thomas, Gerald, Martin, Alice, dan Kris mengunjungi Harry di apartemen mewah milik Natalie. Jika yang datang Rachel dan Juan, mereka pasti sudah terbiasa dengan apartemen ini. Karena mereka pernah menginap di sini bersama Kim."Menurutku buka
"Kim..."Suara seorang pria memanggilnya.Wanita berwajah pucat tapi masih terlihat cantik, bulu matanya yang lentik itu terangkat karena mengenali milik siapa suara itu. Mana mungkin ia bisa melupakan suara yang selalu menemaninya sejak kecil.Jantung Kim berdetak kencang, bukan hanya karena rindu yang terpendam tapi rasa takut lebih besar ketika mendengar suara gesekan pintu terbuka.Ternyata ini rencana Rachel. Wanita itu bilang mereka akan menghabiskan malam ini dengan menginap di hotel berbintang, menikmati fasilitas hotel untuk melupakan masalahnya. Tadi Rachel permisi ingin memesan Snack, tapi mengapa pria tampan bertubuh tinggi ini yang muncul."Kim." Pemuda itu berjalan cepat lalu memeluk Kim erat. Mata Kim terbelalak, pasrah dengan pelukan Harry. Tiba-tiba ia mendengar Harry meringis kesakitan tapi tidak melepaskan pelukannya."Kau kenapa?" tanya Kim panik."Kau yang kenapa? Kenapa kau melakukan hal bodoh!" benta