Author: Ada yang sama nggak sih kalian sama si Erina ini yang kalau sudah cinta, pasti berubah jadi monster. Maksudnya, monster dalam artian posesif gitu. Awalnya sih biasa saja, tapi setelah si Gio ini selingkuh, Erina takut kalau Gio mengulanginya lagi. Apa salah kalau terlalu cinta? Konyol sih tapi yang namanya perasaan itu nggak ada yang tahu.
~~~ Gubraaaak~~Erina membanting hand phone milik Gio setelah membaca sebuah pesan dari seorang perempuan bernama Rindi. (Rindi: Gio, nanti hubungi aku setelah kamu sudah di rumah ya. Jangan lupa hapus semua pesan kita agar Erina tidak membacanya.) Erina benar-benar marah ketika tahu Gio selingkuh di belakangnya bersama perempuan bernama Rindi. Dan parahnya lagi, Rindi tahu kalau Gio sudah punya pacar. Erina tidak habis pikir. Rayuan apa yang di lakukan Gio terhadap Rindi, sehingga ia mau menjadi selingkuhannya Gio. “Erina! Kamu ini apa-apaan, sih? Kenapa banting handphone ku?” tanya Gio sembari mengambil hand phone. “Aku benar-benar kecewa sama kamu. Kamu tega selingkuh di dalam hubungan kita yang baru menginjak tiga bulan ini!”“Selingkuh? Apa sih maksud kamu?”“Dulu, awal kita pacaran, aku tahu kamu sudah berbohong padaku tentang Astrid. Tapi aku masih berpikir positif. Sekarang, kamu membuktikan bahwa kamu memang tidak serius dalam hubungan ini.”Gio melihat ke arah hand phone nya yang masih menyala. ‘Ya ampun .... Aku lupa hapus pesan dari Rindi," gerutu Gio dalam hati.“Erina, tolong maafkan aku. Aku janji ini yang pertama dan terakhir. Dan soal Astrid, aku berani bersumpah tidak pernah selingkuh dengannya. Hanya saja, aku sempat bertemu dengan Astrid di belakang kamu. Aku minta maaf.” Dengan mudahnya Gio meminta maaf pads Erina. Ia memeluk Erina dan mengeluarkan rayuan dewa nya kepada Erina. “Percayalah .... Biar pun aku selingkuh, hatiku tetap untukmu Erina.”Erina mengambil handphone Gio dan memblokir nomor Astrid dari handphonenya. Erina meminta Gio untuk tidak melakukannya lagi. Karena Erina sangat mencintai Gio.Satu minggu setelah Gio selingkuh..
“Gio! Kamu selingkuh?” tanya Dinda. Gio menghentikan sejenak permainan yang sedang Ia mainkan dilayar hand phone miliknya. Wajah Gio seketika memerah karena Dinda menanyakan hal itu di depan Erik. Suasana rumah Erik yang adem, angin sepoi-sepoi masuk lewat jendela dan pintu yang dibiarkan terbuka itu mendadak panas dan menegangkan. Sungguh, Gio tidak bisa berkata apa-apa. Saat ini hubungan Gio dan Erina sudah menginjak tiga bulan. Namun, Gio membuat lubang di hubungannya bersama Erina dengan membuat satu kesalahan. Yaitu, selingkuh. “Jawab, Gio!” tegas Dinda. “Aku bisa jelasin Din,” Gio merasa tidak enak karena Dinda adalah saudara sepupu Erina. “Jelasin!”“Din, ini emang salah. Tapi aku dan Erina sudah bicarakan ini baik-baik. Dan, kita juga udah enggak ada masalah apa-apa.”“Tolong ya Gi, jangan pernah sakiti Erina. Dia anak baik.”“Iya Din, ngerti kok!”Dinda pamit pulang dari rumah Erik.Hari jadi satu tahun Gio dan Erina.
Sungguh bangga perempuan itu jika dia mampu menjaga kesuciannya di zaman yang keras seperti ini. Sungguh mulia hati seorang laki-laki yang mampu menahan syahwatnya terhadap wanita yang ia cintai. Sungguh berbahagia pasangan itu yang sanggup menjalin hubungan yang sehat tanpa menodai satu sama lain.Tidak ada wanita yang hina di dunia ini. Sebagian wanita yang kehilangan kehormatannya di luar nikah adalah korban, korban dari manisnya rayuan laki-laki yang tidak bisa menahan nafsunya. Tidak sedikit pula wanita di dunia ini yang kehilangan akal sehat. Mereka mengesampingkan dampak tanpa menelaah jauh tentang bahaya yang ada di depan mata.Wanita penghibur misalnya. Dia memang salah, tapi tidak ada yang tahu perasaannya seperti apa. Terkadang, keadaanlah yang memaksa mereka melakukan kebodohan itu. Tentu mereka mempertimbangkannya. Jalan yang mereka tempuh adalah sebuah pilihan yang berat. Walaupun secara mental, mereka berteriak ‘Aku tidak ingin seperti ini.’Lalu, bagaimana jika perempuan ini memberikan keistinewaannya pada laki-laki yang ia cintai? Apa benar laki-laki itu juga mencintainya? Kenapa harus ada persetubuhan untuk membuktikan bahwa cinta itu ada? Siapa yang tersakiti? dan, siapa yang akan menang?Saat ini, hubungan Erina dan Gio menginjak satu tahun. Ini lah awal dari semua penderitaan Erina seorang remaja berusia delapan belas tahun. Gio telah membuat Erina jatuh hati hingga lupa diri. Selama satu tahun ini, Gio benar-benar membuktikan bahwa ia mencintai Erina.
Namun, Gio juga menginginkan pembuktian dari Erina. Pembuktian apa yang diinginkan Gio dari Erina?“Apa Erina? Gio meminta hal itu dari kamu?” pernyataan Erina membuat Raya mendadak emosi dan tidak habis pikir dengan Gio dan juga sahabatnya Erina.“Iya Ray, aku harus gimana?”“Kenapa harus tanya aku Er? seharusnya kamu tahu jawabannya.”“Maksud kamu?” tanya Erina.“Aduh ... Erina! Kamu nggak ngerti-ngerti ya! kamu pikir lagi deh, kalo semua yang Gio minta itu kamu berikan, aku yakin pasti akan jadi masalah dalam hidup kamu ke depannya,” ujar Raya.“Tapi aku mencintai Gio, Ray ....”“Kamu renungkan lagi deh! jangan sampai kamu salah ambil keputusan.”Raya pergi dari kamar Erina. Tampaknya sahabat Erina itu kesal mendengar apa maunya Gio. Bukannya Raya tidak setuju dengan hubungan Erina dan Gio, tapi Raya sayang pada Erina. Dia tidak mau Gio merusak masa depan Erina.‘Ya Tuhan ... Erina itu anak yang baik.’Erina memang berubah setelah bersama Gio. Dulu rajin, sekarang sering malas-malasan dalam hal belaj
Erina menyambangi rumah Raya yang tidak jauh dari rumahnya. Dia sedikit gugup karena akan berkata jujur pada Raya. Sepanjang perjalanannya, ia merasa tidak yakin bahwa Raya akan mendengar penjelasan Erina.Setelah lima belas menit berjalan, Erina sampai di rumah Raya. Ia mengetuk pintu yang di buka oleh ibunda Raya. Erina masuk ke dalam dan menuju kamar Raya.Pintu kamar Raya yang terbuka, membuat Erina sedikit mengintip kegiatan Raya dari balik pintu. Di dalam, Raya sedang asyik duduk di depan komputer.Erina pun masuk dengan memanggil nama Raya. Raya terkejut dan memutar kursinya ke arah Erina. “Aku ganggu ya?” tanya Erina yang berjalan menghampiri Raya.Raya pun menghentikan sejenak tarian jarinya di atas papan ketik. “Ah ... Nggak kok, Er.” Raya menatap Erina yang tampak gugup.“Ada apa Er?” tanya Raya.“Aku mau main saja ke sini, emang nggak boleh?” Erina membaringkan tubuhnya di ata
Suasana yang semakin tidak terkendali. Di bawah pengaruh minuman alkohol, Erina larut dalam kenikmatan. Sepasang kekasih itu sedang memadu kasih di atas kapas yang beralaskan duri.Kelembutan yang ada akan tergantikan setelah menembus dasar. Erina dan Gio melanggarnya. Lambat laun, mereka akan tenggelam dan menembus ke dalam dasar duri. Hari itu, Gio dan Erina melakukannya lagi.Setelah semua selesai, Gio mengantar Erina pulang. Erina melamun sepanjang perjalanan. Ada yang membuatnya tidak nyaman. “Gio, kenapa kamu melanggar perjanjian kita?”Gio tidak bisa berkata apa-apa. “Gio ... Jawab!” Erina meremas pundak Gio yang sedang mengendarai motor.Gio menghentikan sejenak motornya, dan ia mengajak Erina duduk di bangku taman yang hendak mereka lewati. Gio memegang tangan Erina dengan lembut.Mereka duduk berdampingan dengan wajah pucat yang di pancarkan oleh Erina. “Erina, aku cintai sama kamu. Aku janji, aku tidak akan berbuat macam-macam.
Erina Sandra WirantiAku bangun di pagi hari dan mulai membuka mata. Beranjak dari tempat tidurku lalu melihat sekeliling kamar.Aku melangkahkan kaki di permukaan lantai yang tak terasa di telapak kaki ini. Berjalan ke luar kamar kemudian mengambil segelas air putih.Aku menghampiri ibu dan adikku yang tengah duduk di atas sofa ruang keluarga. Aneh ... Kenapa mereka tidak menyapaku. Bahkan, tidak melirik kedatanganku.Aku duduk di samping ibuku seraya meneguk segelas air yang tidak terasa di tenggorokanku. Ada apa ini? Kenapa pagi ini terasa sangat berbeda?Ibu dan adikku hanya diam dan tidak menghiraukan keberadaanku. Mereka acuh dengan adanya diriku di tengah-tengah mereka.Lalu ibuku menyuruh adikku untuk membangunkan aku di kamar. “Bu ... Aku sudah bangun.” Sahutku. Kenapa mereka tak melihatku?Adikku berjalan menuju kamarku. Aku pun mengikutinya dari belakang. Saat adikku membuka pintu kamar, membuatku tak
*Satu pesan masuk*(Rania: Kamu enggak usah berbelit. Kamu tinggalin Putra sekarang juga. Karena cuma aku yang pantas jadi pacar Putra.)Sudah satu minggu ini Rania terus meghubungi Erina. Rania meminta Erina untuk meninggalkan Putra. Bahkan, Rania berani mengancam Erina jika permintaannya tidak dituruti.Erina tidak menghiraukan Rania yang terus mengganggunya. Sampai akhirnya Erina geram dengan ancaman dari Rania.Erina pun mengajak Rania untuk menemuinya di kantin saat Rania mengisi acara pentas seni yang di adakan oleh Sekolah Erina. Rania mengisi acara dengan menyanyi bersama tim band nya. Saat Rania selesai pentas, ia pergi menemui Erina yang sudah menunggunya di kantin sekolah.Rania duduk berhadapan dengan Erina. Tanpa sapa menyapa, Erina langsung membuka percakapan tanpa basa basi.“Sekarang, kamu jelasin deh! ...." kenapa kamu bilang kalau kamu yang pantas untuk jadi pacar Putra?” tanya Erina dengan tatapan kesal.“Mending kamu tany
Rania adalah seorang vokalis dalam sebuah band yang dibentuk sejak ia duduk di bangku SMA. Hingga saat ini dia kuliah, Rania masih aktif menjadi vokalis.Rania dan Putra bertemu di salah satu kafe di daerah Jakarta. Saat itu, Putra sedang makan, dan Rania tampil di kafe yang sama. Rania dan band nya cukup banyak tawaran untuk tampil di berbagai kafe atau acara-acara live music lainnya.Pertemuan Rania dan Putra terjadi saat Rania pergi ke toilet. Dan saat bersamaan, Putra juga pergi ke toilet. Rania sedang buru-buru karena lima menit lagi dia akan tampil.Rania berjalan cepat menuju toilet dengan sedikit merundukkan kepalanya karena membetulkan kancing bajunya yang tengah lepas.Putra keluar dari toilet dan tanpa sengaja, Rania dan Putra menabrak satu sama lain.“Ah ...., maaf,” ujar Putra.“Tidak apa-apa, saya juga salah taxi jalan enggak lihat-lihat,” sahut Rania.Mereka
Setelah Rania dan Putra melakukan hubungan intim, Rania tidak pernah muncul lagi dihadapan Putra. Rania sibuk dengan urusannya, begitu juga dengan Putra yang sibuk kuliah.Hingga pada akhirnya, Putra bertemu Erina di Mall Puri Indiah Jakarta. Saat itu, Erina sedang mencari kado untuk Raya, sahabat Erina. Putra adalah kakak kelas Erina sewaktu SMP. Mereka bertemu kembali setelah hampir tiga tahun tidak bertemu.Di toko parfum yang ada di Mall itu, Erina dan Putra bertemu. Erina yang masih mengenakan seragam sekolah, terlihat lesu karena tidak sempat pulang terlebih dahulu.“Erina ....,” sapa Putra.“Eh, Kak Putra. Ngapain di sini Kak?”“Ini, aku lagi cari-cari parfum,” jawab Putra.“Oh~~ ya udah deh Kak, aku duluan ya,” Erina pergi meninggalkan Putra.“Erina! ....,” terisak Putra.Erina pun menengok ke arah Putra.“Iya, ada apa Kak?” tanya Erina.“Aku boleh kan simpan nomor kamu?”“Oh, boleh kok Kak.”Merek
Ketika engkau masuk dalam hidupku,Ketika engkau menampakkan wajahmu,Ketika engkau mampu menyihirku dengan mata indahmu, danKetika itu lah aku mencintaimu.Ku sambut engkau wahai kasihku dan persilahkan kau memasuki ruang hatiku yang kosong.Kau bawa aku terbang jauh bersama sayap-sayap cintamu yang elok.Kamu sudah memainkan peranmu dengan sangat baik. Sehingga, aku dibutakan oleh Cinta.Cinta yang membuat hidup menjadi mati, dan yang mati menjadi hidup. Semua makhluk di dunia ini punya cinta. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti tentang makna cinta. Ada yang memiliki tapi tidak merasakan. Ada pula yang merasakan, tapi tidak dapat memiliki.Tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Melainkan, proses yang menyempurnakan cinta.~~~Hidup Erina dipenuhi banyak cinta. Dia sama sekali tidak kekurangan cinta dan kasih sayang. Usianya memang masih sangat muda, dan mungkin belum saat nya ia meras
Erina Sandra WirantiAku bangun di pagi hari dan mulai membuka mata. Beranjak dari tempat tidurku lalu melihat sekeliling kamar.Aku melangkahkan kaki di permukaan lantai yang tak terasa di telapak kaki ini. Berjalan ke luar kamar kemudian mengambil segelas air putih.Aku menghampiri ibu dan adikku yang tengah duduk di atas sofa ruang keluarga. Aneh ... Kenapa mereka tidak menyapaku. Bahkan, tidak melirik kedatanganku.Aku duduk di samping ibuku seraya meneguk segelas air yang tidak terasa di tenggorokanku. Ada apa ini? Kenapa pagi ini terasa sangat berbeda?Ibu dan adikku hanya diam dan tidak menghiraukan keberadaanku. Mereka acuh dengan adanya diriku di tengah-tengah mereka.Lalu ibuku menyuruh adikku untuk membangunkan aku di kamar. “Bu ... Aku sudah bangun.” Sahutku. Kenapa mereka tak melihatku?Adikku berjalan menuju kamarku. Aku pun mengikutinya dari belakang. Saat adikku membuka pintu kamar, membuatku tak
Suasana yang semakin tidak terkendali. Di bawah pengaruh minuman alkohol, Erina larut dalam kenikmatan. Sepasang kekasih itu sedang memadu kasih di atas kapas yang beralaskan duri.Kelembutan yang ada akan tergantikan setelah menembus dasar. Erina dan Gio melanggarnya. Lambat laun, mereka akan tenggelam dan menembus ke dalam dasar duri. Hari itu, Gio dan Erina melakukannya lagi.Setelah semua selesai, Gio mengantar Erina pulang. Erina melamun sepanjang perjalanan. Ada yang membuatnya tidak nyaman. “Gio, kenapa kamu melanggar perjanjian kita?”Gio tidak bisa berkata apa-apa. “Gio ... Jawab!” Erina meremas pundak Gio yang sedang mengendarai motor.Gio menghentikan sejenak motornya, dan ia mengajak Erina duduk di bangku taman yang hendak mereka lewati. Gio memegang tangan Erina dengan lembut.Mereka duduk berdampingan dengan wajah pucat yang di pancarkan oleh Erina. “Erina, aku cintai sama kamu. Aku janji, aku tidak akan berbuat macam-macam.
Erina menyambangi rumah Raya yang tidak jauh dari rumahnya. Dia sedikit gugup karena akan berkata jujur pada Raya. Sepanjang perjalanannya, ia merasa tidak yakin bahwa Raya akan mendengar penjelasan Erina.Setelah lima belas menit berjalan, Erina sampai di rumah Raya. Ia mengetuk pintu yang di buka oleh ibunda Raya. Erina masuk ke dalam dan menuju kamar Raya.Pintu kamar Raya yang terbuka, membuat Erina sedikit mengintip kegiatan Raya dari balik pintu. Di dalam, Raya sedang asyik duduk di depan komputer.Erina pun masuk dengan memanggil nama Raya. Raya terkejut dan memutar kursinya ke arah Erina. “Aku ganggu ya?” tanya Erina yang berjalan menghampiri Raya.Raya pun menghentikan sejenak tarian jarinya di atas papan ketik. “Ah ... Nggak kok, Er.” Raya menatap Erina yang tampak gugup.“Ada apa Er?” tanya Raya.“Aku mau main saja ke sini, emang nggak boleh?” Erina membaringkan tubuhnya di ata
“Apa Erina? Gio meminta hal itu dari kamu?” pernyataan Erina membuat Raya mendadak emosi dan tidak habis pikir dengan Gio dan juga sahabatnya Erina.“Iya Ray, aku harus gimana?”“Kenapa harus tanya aku Er? seharusnya kamu tahu jawabannya.”“Maksud kamu?” tanya Erina.“Aduh ... Erina! Kamu nggak ngerti-ngerti ya! kamu pikir lagi deh, kalo semua yang Gio minta itu kamu berikan, aku yakin pasti akan jadi masalah dalam hidup kamu ke depannya,” ujar Raya.“Tapi aku mencintai Gio, Ray ....”“Kamu renungkan lagi deh! jangan sampai kamu salah ambil keputusan.”Raya pergi dari kamar Erina. Tampaknya sahabat Erina itu kesal mendengar apa maunya Gio. Bukannya Raya tidak setuju dengan hubungan Erina dan Gio, tapi Raya sayang pada Erina. Dia tidak mau Gio merusak masa depan Erina.‘Ya Tuhan ... Erina itu anak yang baik.’Erina memang berubah setelah bersama Gio. Dulu rajin, sekarang sering malas-malasan dalam hal belaj
Author: Ada yang sama nggak sih kalian sama si Erina ini yang kalau sudah cinta, pasti berubah jadi monster. Maksudnya, monster dalam artian posesif gitu. Awalnya sih biasa saja, tapi setelah si Gio ini selingkuh, Erina takut kalau Gio mengulanginya lagi. Apa salah kalau terlalu cinta? Konyol sih tapi yang namanya perasaan itu nggak ada yang tahu.~~~Gubraaaak~~Erina membanting hand phone milik Gio setelah membaca sebuah pesan dari seorang perempuan bernama Rindi.(Rindi: Gio, nanti hubungi aku setelah kamu sudah di rumah ya. Jangan lupa hapus semua pesan kita agar Erina tidak membacanya.)Erina benar-benar marah ketika tahu Gio selingkuh di belakangnya bersama perempuan bernama Rindi. Dan parahnya lagi, Rindi tahu kalau Gio sudah punya pacar. Erina tidak habis pikir. Rayuan apa yang di lakukan Gio terhadap Rindi, sehingga ia mau menjadi selingkuhannya Gio.“Erina! Kamu ini apa-apaan, sih? Ke
Apa sih yang dicari ketika berpacaran? Bahagia? Keren? Atau hanya nafsu belaka?Rasanya, semua itu bukan jawaban dari arti kata cinta. Tapi, terlalu naif pula jika kita mencintai tanpa nafsu.Hei! Semua makhluk di dunia ini punya nafsu, tapi cinta dan nafsu tidak selalu berdampingan.Ketika mencintai, sudah pasti ada nafsu. Tapi ketika nafsu, tidak selalu ada perasaan cinta.Dunia ini fana, dosa-dosa yang dilakukan juga sangat manis. Tidak peduli nanti bagaimana. Itulah sebabnya penyesalan akan memainkan perannya di akhir cerita.~~~Gio merangkul Erina yang sedang duduk melamun. Erina mengepalkan jari-jarinya yang mengeluarkan keringat dingin.“Kamu kenapa sih Er?” tanya Gio.“Tidak apa-apa Gio. Hanya saja, aku sedikit tidak nyaman dental tempat ini.”“Udahlah .... Sini!” Gio mengajak Erina duduk di sofa yang sedikit agak kotor.Rumah yang disebut tempat berkumpulnya Gio Dan tem
Ketika engkau masuk dalam hidupku,Ketika engkau menampakkan wajahmu,Ketika engkau mampu menyihirku dengan mata indahmu, danKetika itu lah aku mencintaimu.Ku sambut engkau wahai kasihku dan persilahkan kau memasuki ruang hatiku yang kosong.Kau bawa aku terbang jauh bersama sayap-sayap cintamu yang elok.Kamu sudah memainkan peranmu dengan sangat baik. Sehingga, aku dibutakan oleh Cinta.Cinta yang membuat hidup menjadi mati, dan yang mati menjadi hidup. Semua makhluk di dunia ini punya cinta. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti tentang makna cinta. Ada yang memiliki tapi tidak merasakan. Ada pula yang merasakan, tapi tidak dapat memiliki.Tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Melainkan, proses yang menyempurnakan cinta.~~~Hidup Erina dipenuhi banyak cinta. Dia sama sekali tidak kekurangan cinta dan kasih sayang. Usianya memang masih sangat muda, dan mungkin belum saat nya ia meras
Setelah Rania dan Putra melakukan hubungan intim, Rania tidak pernah muncul lagi dihadapan Putra. Rania sibuk dengan urusannya, begitu juga dengan Putra yang sibuk kuliah.Hingga pada akhirnya, Putra bertemu Erina di Mall Puri Indiah Jakarta. Saat itu, Erina sedang mencari kado untuk Raya, sahabat Erina. Putra adalah kakak kelas Erina sewaktu SMP. Mereka bertemu kembali setelah hampir tiga tahun tidak bertemu.Di toko parfum yang ada di Mall itu, Erina dan Putra bertemu. Erina yang masih mengenakan seragam sekolah, terlihat lesu karena tidak sempat pulang terlebih dahulu.“Erina ....,” sapa Putra.“Eh, Kak Putra. Ngapain di sini Kak?”“Ini, aku lagi cari-cari parfum,” jawab Putra.“Oh~~ ya udah deh Kak, aku duluan ya,” Erina pergi meninggalkan Putra.“Erina! ....,” terisak Putra.Erina pun menengok ke arah Putra.“Iya, ada apa Kak?” tanya Erina.“Aku boleh kan simpan nomor kamu?”“Oh, boleh kok Kak.”Merek
Rania adalah seorang vokalis dalam sebuah band yang dibentuk sejak ia duduk di bangku SMA. Hingga saat ini dia kuliah, Rania masih aktif menjadi vokalis.Rania dan Putra bertemu di salah satu kafe di daerah Jakarta. Saat itu, Putra sedang makan, dan Rania tampil di kafe yang sama. Rania dan band nya cukup banyak tawaran untuk tampil di berbagai kafe atau acara-acara live music lainnya.Pertemuan Rania dan Putra terjadi saat Rania pergi ke toilet. Dan saat bersamaan, Putra juga pergi ke toilet. Rania sedang buru-buru karena lima menit lagi dia akan tampil.Rania berjalan cepat menuju toilet dengan sedikit merundukkan kepalanya karena membetulkan kancing bajunya yang tengah lepas.Putra keluar dari toilet dan tanpa sengaja, Rania dan Putra menabrak satu sama lain.“Ah ...., maaf,” ujar Putra.“Tidak apa-apa, saya juga salah taxi jalan enggak lihat-lihat,” sahut Rania.Mereka