Setelah Rania dan Putra melakukan hubungan intim, Rania tidak pernah muncul lagi dihadapan Putra. Rania sibuk dengan urusannya, begitu juga dengan Putra yang sibuk kuliah.
Hingga pada akhirnya, Putra bertemu Erina di Mall Puri Indiah Jakarta. Saat itu, Erina sedang mencari kado untuk Raya, sahabat Erina. Putra adalah kakak kelas Erina sewaktu SMP. Mereka bertemu kembali setelah hampir tiga tahun tidak bertemu.
Di toko parfum yang ada di Mall itu, Erina dan Putra bertemu. Erina yang masih mengenakan seragam sekolah, terlihat lesu karena tidak sempat pulang terlebih dahulu.
“Erina ....,” sapa Putra.
“Eh, Kak Putra. Ngapain di sini Kak?”
“Ini, aku lagi cari-cari parfum,” jawab Putra.
“Oh~~ ya udah deh Kak, aku duluan ya,” Erina pergi meninggalkan Putra.
“Erina! ....,” terisak Putra.
Erina pun menengok ke arah Putra.
“Iya, ada apa Kak?” tanya Erina.
“Aku boleh kan simpan nomor kamu?”
“Oh, boleh kok Kak.”
Mereka pun bertukar nomor telepon. Dengan penampilan Erina yang pangling, Putra terlihat tertarik dengan Erina yang sangat berbeda dengan Erina waktu SMP dulu.
~~~
Putra pun menghubungi Erina. Sesekali mengajak Erina bertemu setelah pertemuan pertama mereka di Mall Puri Indah beberapa waktu lalu.
Putra berhasil membuat Erina jatuh cinta padanya. Mendekati Erina selama hampir satu bulan penuh, akhirnya mereka berpacaran.
Hingga akhirnya hubungan mereka menginjak lima bulan, Rania kembali.
~~~
Kasih, di manakah ka berada?
Saat ini, aku merindukanmu. Sungguh!
Kau harus tahu betapa menyesalnya diriku meninggalkanmu begitu saja.
Aku ingin kau kembali
Penyesalan ini sangat membuatku hancur
Kembali lah ....,
Aku yang bodoh ini, meminta kau tuk kembali
Berteriak dalam rengekan suara hatiku ingin kau mendekapku lagi.
Putra, aku merindukanmu ....
~~~
Siapa yang menyangka dibalik kehidupan Rania yang bebas, ia menyimpan banyak kesedihan dalam hidupnya.
Rania sudah mati rasa dengan kata cinta. Maka dari itu, Rania tidak marah sedikit pun ketika Putra menidurinya. Masa lalu Rania membuat ia putus asa dalam menjalani kehidupannya di dunia ini.
Rania terlahir dari orangtua yang kaya raya. Namun, hidupnya tidak seenak yang dibayangkan. Hidup bergelimang harta memang menyenangkan, tapi lebih menyedihkan dibanding hidup penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Orangtua Rania sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Menjadi anak satu-satunya dari keluarga seperti itu membuat Rania merasa kesepian dan sering kali merasa tidak beruntung.
Rania sudah hampir satu tahun meninggalkan rumah mewah orangtuanya. Dia lebih memilih tinggal di kamar kost kecil. Ia juga bekerja paruh waktu menjadi seorang kasir di salah satu mini market.
Semenjak Rania kost, kehidupannya berubah menjadi bebas. Ia sering ke klub malam dan minum. Suatu ketika Ia pergi bersama pacarnya Adit. Dia dijebak dan Adit meniduri Rania yang masih perawan saat itu.
Rania mencoba meminta pertanggung jawaban Adit. Namun Adit tidak ada kabar hingga Rania bertemu Putra.
Rania merasa sudah tidak sanggup lagi menjalankan hidup seperti yang sedang ia lakoni.
*Lima bulan setelah Putra meniduri Rania*
‘Tuhan, aku ingin Putra kembali,’ suara rintihan hati Rania.
Rania mencari tahu tentang Putra. Ia meminta alamat Putra pada Rio. Saat Rania mendatangi rumah Putra, Ia melihat Putra sedang berdua dengan Erina.
Sontak hal itu membuat Rania kecewa. Ia menyuruh Rio untuk mendapatkan nomor telepon Erina tanpa Putra tahu.
Rio pun mendapatkan nomor Erina dari hand phone Putra yang tergeletak di atas meja kamar nya ketika Putra tertidur.
Rania mengirimi pesan teks pada Erina yang menyuruhnya untuk meninggalkan Putra. Rania juga sempat bertemu dengan Putra dan meminta Putra untuk kembali padanya. Namun sayang, Putra tidak menuruti kemauan Rania.
~~~
“Begitu lah ceritanya Er. Aku mohon kamu percaya denganku,” ujar Putra.
Erina terdiam dan enggan melihat Putra.
“Put, aku ini perempuan. Aku tahu perasaan Rania. Mungkin sebaiknya, kamu kembali pada Rania.”
“Tapi Er ....,” Putra menahan Erina untuk masuk ke dalam rumah.
“Maafkan aku Putra,” Erina melepaskan tangan Putra dan meninggalkannya.
Ketika engkau masuk dalam hidupku,Ketika engkau menampakkan wajahmu,Ketika engkau mampu menyihirku dengan mata indahmu, danKetika itu lah aku mencintaimu.Ku sambut engkau wahai kasihku dan persilahkan kau memasuki ruang hatiku yang kosong.Kau bawa aku terbang jauh bersama sayap-sayap cintamu yang elok.Kamu sudah memainkan peranmu dengan sangat baik. Sehingga, aku dibutakan oleh Cinta.Cinta yang membuat hidup menjadi mati, dan yang mati menjadi hidup. Semua makhluk di dunia ini punya cinta. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti tentang makna cinta. Ada yang memiliki tapi tidak merasakan. Ada pula yang merasakan, tapi tidak dapat memiliki.Tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Melainkan, proses yang menyempurnakan cinta.~~~Hidup Erina dipenuhi banyak cinta. Dia sama sekali tidak kekurangan cinta dan kasih sayang. Usianya memang masih sangat muda, dan mungkin belum saat nya ia meras
Apa sih yang dicari ketika berpacaran? Bahagia? Keren? Atau hanya nafsu belaka?Rasanya, semua itu bukan jawaban dari arti kata cinta. Tapi, terlalu naif pula jika kita mencintai tanpa nafsu.Hei! Semua makhluk di dunia ini punya nafsu, tapi cinta dan nafsu tidak selalu berdampingan.Ketika mencintai, sudah pasti ada nafsu. Tapi ketika nafsu, tidak selalu ada perasaan cinta.Dunia ini fana, dosa-dosa yang dilakukan juga sangat manis. Tidak peduli nanti bagaimana. Itulah sebabnya penyesalan akan memainkan perannya di akhir cerita.~~~Gio merangkul Erina yang sedang duduk melamun. Erina mengepalkan jari-jarinya yang mengeluarkan keringat dingin.“Kamu kenapa sih Er?” tanya Gio.“Tidak apa-apa Gio. Hanya saja, aku sedikit tidak nyaman dental tempat ini.”“Udahlah .... Sini!” Gio mengajak Erina duduk di sofa yang sedikit agak kotor.Rumah yang disebut tempat berkumpulnya Gio Dan tem
Author: Ada yang sama nggak sih kalian sama si Erina ini yang kalau sudah cinta, pasti berubah jadi monster. Maksudnya, monster dalam artian posesif gitu. Awalnya sih biasa saja, tapi setelah si Gio ini selingkuh, Erina takut kalau Gio mengulanginya lagi. Apa salah kalau terlalu cinta? Konyol sih tapi yang namanya perasaan itu nggak ada yang tahu.~~~Gubraaaak~~Erina membanting hand phone milik Gio setelah membaca sebuah pesan dari seorang perempuan bernama Rindi.(Rindi: Gio, nanti hubungi aku setelah kamu sudah di rumah ya. Jangan lupa hapus semua pesan kita agar Erina tidak membacanya.)Erina benar-benar marah ketika tahu Gio selingkuh di belakangnya bersama perempuan bernama Rindi. Dan parahnya lagi, Rindi tahu kalau Gio sudah punya pacar. Erina tidak habis pikir. Rayuan apa yang di lakukan Gio terhadap Rindi, sehingga ia mau menjadi selingkuhannya Gio.“Erina! Kamu ini apa-apaan, sih? Ke
“Apa Erina? Gio meminta hal itu dari kamu?” pernyataan Erina membuat Raya mendadak emosi dan tidak habis pikir dengan Gio dan juga sahabatnya Erina.“Iya Ray, aku harus gimana?”“Kenapa harus tanya aku Er? seharusnya kamu tahu jawabannya.”“Maksud kamu?” tanya Erina.“Aduh ... Erina! Kamu nggak ngerti-ngerti ya! kamu pikir lagi deh, kalo semua yang Gio minta itu kamu berikan, aku yakin pasti akan jadi masalah dalam hidup kamu ke depannya,” ujar Raya.“Tapi aku mencintai Gio, Ray ....”“Kamu renungkan lagi deh! jangan sampai kamu salah ambil keputusan.”Raya pergi dari kamar Erina. Tampaknya sahabat Erina itu kesal mendengar apa maunya Gio. Bukannya Raya tidak setuju dengan hubungan Erina dan Gio, tapi Raya sayang pada Erina. Dia tidak mau Gio merusak masa depan Erina.‘Ya Tuhan ... Erina itu anak yang baik.’Erina memang berubah setelah bersama Gio. Dulu rajin, sekarang sering malas-malasan dalam hal belaj
Erina menyambangi rumah Raya yang tidak jauh dari rumahnya. Dia sedikit gugup karena akan berkata jujur pada Raya. Sepanjang perjalanannya, ia merasa tidak yakin bahwa Raya akan mendengar penjelasan Erina.Setelah lima belas menit berjalan, Erina sampai di rumah Raya. Ia mengetuk pintu yang di buka oleh ibunda Raya. Erina masuk ke dalam dan menuju kamar Raya.Pintu kamar Raya yang terbuka, membuat Erina sedikit mengintip kegiatan Raya dari balik pintu. Di dalam, Raya sedang asyik duduk di depan komputer.Erina pun masuk dengan memanggil nama Raya. Raya terkejut dan memutar kursinya ke arah Erina. “Aku ganggu ya?” tanya Erina yang berjalan menghampiri Raya.Raya pun menghentikan sejenak tarian jarinya di atas papan ketik. “Ah ... Nggak kok, Er.” Raya menatap Erina yang tampak gugup.“Ada apa Er?” tanya Raya.“Aku mau main saja ke sini, emang nggak boleh?” Erina membaringkan tubuhnya di ata
Suasana yang semakin tidak terkendali. Di bawah pengaruh minuman alkohol, Erina larut dalam kenikmatan. Sepasang kekasih itu sedang memadu kasih di atas kapas yang beralaskan duri.Kelembutan yang ada akan tergantikan setelah menembus dasar. Erina dan Gio melanggarnya. Lambat laun, mereka akan tenggelam dan menembus ke dalam dasar duri. Hari itu, Gio dan Erina melakukannya lagi.Setelah semua selesai, Gio mengantar Erina pulang. Erina melamun sepanjang perjalanan. Ada yang membuatnya tidak nyaman. “Gio, kenapa kamu melanggar perjanjian kita?”Gio tidak bisa berkata apa-apa. “Gio ... Jawab!” Erina meremas pundak Gio yang sedang mengendarai motor.Gio menghentikan sejenak motornya, dan ia mengajak Erina duduk di bangku taman yang hendak mereka lewati. Gio memegang tangan Erina dengan lembut.Mereka duduk berdampingan dengan wajah pucat yang di pancarkan oleh Erina. “Erina, aku cintai sama kamu. Aku janji, aku tidak akan berbuat macam-macam.
Erina Sandra WirantiAku bangun di pagi hari dan mulai membuka mata. Beranjak dari tempat tidurku lalu melihat sekeliling kamar.Aku melangkahkan kaki di permukaan lantai yang tak terasa di telapak kaki ini. Berjalan ke luar kamar kemudian mengambil segelas air putih.Aku menghampiri ibu dan adikku yang tengah duduk di atas sofa ruang keluarga. Aneh ... Kenapa mereka tidak menyapaku. Bahkan, tidak melirik kedatanganku.Aku duduk di samping ibuku seraya meneguk segelas air yang tidak terasa di tenggorokanku. Ada apa ini? Kenapa pagi ini terasa sangat berbeda?Ibu dan adikku hanya diam dan tidak menghiraukan keberadaanku. Mereka acuh dengan adanya diriku di tengah-tengah mereka.Lalu ibuku menyuruh adikku untuk membangunkan aku di kamar. “Bu ... Aku sudah bangun.” Sahutku. Kenapa mereka tak melihatku?Adikku berjalan menuju kamarku. Aku pun mengikutinya dari belakang. Saat adikku membuka pintu kamar, membuatku tak
*Satu pesan masuk*(Rania: Kamu enggak usah berbelit. Kamu tinggalin Putra sekarang juga. Karena cuma aku yang pantas jadi pacar Putra.)Sudah satu minggu ini Rania terus meghubungi Erina. Rania meminta Erina untuk meninggalkan Putra. Bahkan, Rania berani mengancam Erina jika permintaannya tidak dituruti.Erina tidak menghiraukan Rania yang terus mengganggunya. Sampai akhirnya Erina geram dengan ancaman dari Rania.Erina pun mengajak Rania untuk menemuinya di kantin saat Rania mengisi acara pentas seni yang di adakan oleh Sekolah Erina. Rania mengisi acara dengan menyanyi bersama tim band nya. Saat Rania selesai pentas, ia pergi menemui Erina yang sudah menunggunya di kantin sekolah.Rania duduk berhadapan dengan Erina. Tanpa sapa menyapa, Erina langsung membuka percakapan tanpa basa basi.“Sekarang, kamu jelasin deh! ...." kenapa kamu bilang kalau kamu yang pantas untuk jadi pacar Putra?” tanya Erina dengan tatapan kesal.“Mending kamu tany
Erina Sandra WirantiAku bangun di pagi hari dan mulai membuka mata. Beranjak dari tempat tidurku lalu melihat sekeliling kamar.Aku melangkahkan kaki di permukaan lantai yang tak terasa di telapak kaki ini. Berjalan ke luar kamar kemudian mengambil segelas air putih.Aku menghampiri ibu dan adikku yang tengah duduk di atas sofa ruang keluarga. Aneh ... Kenapa mereka tidak menyapaku. Bahkan, tidak melirik kedatanganku.Aku duduk di samping ibuku seraya meneguk segelas air yang tidak terasa di tenggorokanku. Ada apa ini? Kenapa pagi ini terasa sangat berbeda?Ibu dan adikku hanya diam dan tidak menghiraukan keberadaanku. Mereka acuh dengan adanya diriku di tengah-tengah mereka.Lalu ibuku menyuruh adikku untuk membangunkan aku di kamar. “Bu ... Aku sudah bangun.” Sahutku. Kenapa mereka tak melihatku?Adikku berjalan menuju kamarku. Aku pun mengikutinya dari belakang. Saat adikku membuka pintu kamar, membuatku tak
Suasana yang semakin tidak terkendali. Di bawah pengaruh minuman alkohol, Erina larut dalam kenikmatan. Sepasang kekasih itu sedang memadu kasih di atas kapas yang beralaskan duri.Kelembutan yang ada akan tergantikan setelah menembus dasar. Erina dan Gio melanggarnya. Lambat laun, mereka akan tenggelam dan menembus ke dalam dasar duri. Hari itu, Gio dan Erina melakukannya lagi.Setelah semua selesai, Gio mengantar Erina pulang. Erina melamun sepanjang perjalanan. Ada yang membuatnya tidak nyaman. “Gio, kenapa kamu melanggar perjanjian kita?”Gio tidak bisa berkata apa-apa. “Gio ... Jawab!” Erina meremas pundak Gio yang sedang mengendarai motor.Gio menghentikan sejenak motornya, dan ia mengajak Erina duduk di bangku taman yang hendak mereka lewati. Gio memegang tangan Erina dengan lembut.Mereka duduk berdampingan dengan wajah pucat yang di pancarkan oleh Erina. “Erina, aku cintai sama kamu. Aku janji, aku tidak akan berbuat macam-macam.
Erina menyambangi rumah Raya yang tidak jauh dari rumahnya. Dia sedikit gugup karena akan berkata jujur pada Raya. Sepanjang perjalanannya, ia merasa tidak yakin bahwa Raya akan mendengar penjelasan Erina.Setelah lima belas menit berjalan, Erina sampai di rumah Raya. Ia mengetuk pintu yang di buka oleh ibunda Raya. Erina masuk ke dalam dan menuju kamar Raya.Pintu kamar Raya yang terbuka, membuat Erina sedikit mengintip kegiatan Raya dari balik pintu. Di dalam, Raya sedang asyik duduk di depan komputer.Erina pun masuk dengan memanggil nama Raya. Raya terkejut dan memutar kursinya ke arah Erina. “Aku ganggu ya?” tanya Erina yang berjalan menghampiri Raya.Raya pun menghentikan sejenak tarian jarinya di atas papan ketik. “Ah ... Nggak kok, Er.” Raya menatap Erina yang tampak gugup.“Ada apa Er?” tanya Raya.“Aku mau main saja ke sini, emang nggak boleh?” Erina membaringkan tubuhnya di ata
“Apa Erina? Gio meminta hal itu dari kamu?” pernyataan Erina membuat Raya mendadak emosi dan tidak habis pikir dengan Gio dan juga sahabatnya Erina.“Iya Ray, aku harus gimana?”“Kenapa harus tanya aku Er? seharusnya kamu tahu jawabannya.”“Maksud kamu?” tanya Erina.“Aduh ... Erina! Kamu nggak ngerti-ngerti ya! kamu pikir lagi deh, kalo semua yang Gio minta itu kamu berikan, aku yakin pasti akan jadi masalah dalam hidup kamu ke depannya,” ujar Raya.“Tapi aku mencintai Gio, Ray ....”“Kamu renungkan lagi deh! jangan sampai kamu salah ambil keputusan.”Raya pergi dari kamar Erina. Tampaknya sahabat Erina itu kesal mendengar apa maunya Gio. Bukannya Raya tidak setuju dengan hubungan Erina dan Gio, tapi Raya sayang pada Erina. Dia tidak mau Gio merusak masa depan Erina.‘Ya Tuhan ... Erina itu anak yang baik.’Erina memang berubah setelah bersama Gio. Dulu rajin, sekarang sering malas-malasan dalam hal belaj
Author: Ada yang sama nggak sih kalian sama si Erina ini yang kalau sudah cinta, pasti berubah jadi monster. Maksudnya, monster dalam artian posesif gitu. Awalnya sih biasa saja, tapi setelah si Gio ini selingkuh, Erina takut kalau Gio mengulanginya lagi. Apa salah kalau terlalu cinta? Konyol sih tapi yang namanya perasaan itu nggak ada yang tahu.~~~Gubraaaak~~Erina membanting hand phone milik Gio setelah membaca sebuah pesan dari seorang perempuan bernama Rindi.(Rindi: Gio, nanti hubungi aku setelah kamu sudah di rumah ya. Jangan lupa hapus semua pesan kita agar Erina tidak membacanya.)Erina benar-benar marah ketika tahu Gio selingkuh di belakangnya bersama perempuan bernama Rindi. Dan parahnya lagi, Rindi tahu kalau Gio sudah punya pacar. Erina tidak habis pikir. Rayuan apa yang di lakukan Gio terhadap Rindi, sehingga ia mau menjadi selingkuhannya Gio.“Erina! Kamu ini apa-apaan, sih? Ke
Apa sih yang dicari ketika berpacaran? Bahagia? Keren? Atau hanya nafsu belaka?Rasanya, semua itu bukan jawaban dari arti kata cinta. Tapi, terlalu naif pula jika kita mencintai tanpa nafsu.Hei! Semua makhluk di dunia ini punya nafsu, tapi cinta dan nafsu tidak selalu berdampingan.Ketika mencintai, sudah pasti ada nafsu. Tapi ketika nafsu, tidak selalu ada perasaan cinta.Dunia ini fana, dosa-dosa yang dilakukan juga sangat manis. Tidak peduli nanti bagaimana. Itulah sebabnya penyesalan akan memainkan perannya di akhir cerita.~~~Gio merangkul Erina yang sedang duduk melamun. Erina mengepalkan jari-jarinya yang mengeluarkan keringat dingin.“Kamu kenapa sih Er?” tanya Gio.“Tidak apa-apa Gio. Hanya saja, aku sedikit tidak nyaman dental tempat ini.”“Udahlah .... Sini!” Gio mengajak Erina duduk di sofa yang sedikit agak kotor.Rumah yang disebut tempat berkumpulnya Gio Dan tem
Ketika engkau masuk dalam hidupku,Ketika engkau menampakkan wajahmu,Ketika engkau mampu menyihirku dengan mata indahmu, danKetika itu lah aku mencintaimu.Ku sambut engkau wahai kasihku dan persilahkan kau memasuki ruang hatiku yang kosong.Kau bawa aku terbang jauh bersama sayap-sayap cintamu yang elok.Kamu sudah memainkan peranmu dengan sangat baik. Sehingga, aku dibutakan oleh Cinta.Cinta yang membuat hidup menjadi mati, dan yang mati menjadi hidup. Semua makhluk di dunia ini punya cinta. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti tentang makna cinta. Ada yang memiliki tapi tidak merasakan. Ada pula yang merasakan, tapi tidak dapat memiliki.Tidak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Melainkan, proses yang menyempurnakan cinta.~~~Hidup Erina dipenuhi banyak cinta. Dia sama sekali tidak kekurangan cinta dan kasih sayang. Usianya memang masih sangat muda, dan mungkin belum saat nya ia meras
Setelah Rania dan Putra melakukan hubungan intim, Rania tidak pernah muncul lagi dihadapan Putra. Rania sibuk dengan urusannya, begitu juga dengan Putra yang sibuk kuliah.Hingga pada akhirnya, Putra bertemu Erina di Mall Puri Indiah Jakarta. Saat itu, Erina sedang mencari kado untuk Raya, sahabat Erina. Putra adalah kakak kelas Erina sewaktu SMP. Mereka bertemu kembali setelah hampir tiga tahun tidak bertemu.Di toko parfum yang ada di Mall itu, Erina dan Putra bertemu. Erina yang masih mengenakan seragam sekolah, terlihat lesu karena tidak sempat pulang terlebih dahulu.“Erina ....,” sapa Putra.“Eh, Kak Putra. Ngapain di sini Kak?”“Ini, aku lagi cari-cari parfum,” jawab Putra.“Oh~~ ya udah deh Kak, aku duluan ya,” Erina pergi meninggalkan Putra.“Erina! ....,” terisak Putra.Erina pun menengok ke arah Putra.“Iya, ada apa Kak?” tanya Erina.“Aku boleh kan simpan nomor kamu?”“Oh, boleh kok Kak.”Merek
Rania adalah seorang vokalis dalam sebuah band yang dibentuk sejak ia duduk di bangku SMA. Hingga saat ini dia kuliah, Rania masih aktif menjadi vokalis.Rania dan Putra bertemu di salah satu kafe di daerah Jakarta. Saat itu, Putra sedang makan, dan Rania tampil di kafe yang sama. Rania dan band nya cukup banyak tawaran untuk tampil di berbagai kafe atau acara-acara live music lainnya.Pertemuan Rania dan Putra terjadi saat Rania pergi ke toilet. Dan saat bersamaan, Putra juga pergi ke toilet. Rania sedang buru-buru karena lima menit lagi dia akan tampil.Rania berjalan cepat menuju toilet dengan sedikit merundukkan kepalanya karena membetulkan kancing bajunya yang tengah lepas.Putra keluar dari toilet dan tanpa sengaja, Rania dan Putra menabrak satu sama lain.“Ah ...., maaf,” ujar Putra.“Tidak apa-apa, saya juga salah taxi jalan enggak lihat-lihat,” sahut Rania.Mereka