Beranda / Romansa / Love You Perfectly / 4 -Beri Aku Lukisanmu!

Share

4 -Beri Aku Lukisanmu!

Penulis: Eve Mira
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-07 13:00:58

Langit sudah menggelap diatas sana. Dan bodohnya lagi adalah, Hale masih setia berada di luar kafe. Meira yang baru saja selesai dari pekerjaannya itu sedikit terkejut saat mengetahui jika Hale masih berada di kafe depan minimarket.

Meira dengan polosnya berjalan mendekati Hale yang kini sedang memandangi Meira secara terang terangan.

"Tuan? Kau masih disini?"

"Kau tak buta kan?" ucap Hale yang lagi-lagi terdengar sangat kasar.

Meira kini mencoba tersenyum, 'Tuhan belum mengambil mata ini, dan ya, kedua mataku sangat sehat tuan,' ucap Meira dengan senyumannya yang mampu membuat Hale keluar dari dunianya.

Ini pertama kalinya Hale melihat sedekat ini, melihat Meira yang tersenyum lebar dengan jarak yang begitu dekat. Hale mengedipkan matanya, ia mencoba mengontrol ekspresi wajahnya.

"Baiklah tuan, aku harus pulang. Disini lumayan sepi saat makan, terlebih minimarket sudah tutup, sebaiknya kau juga pulang. Banyak anak-anak berandal yang suka duduk disini saat malam.." ucap Meira panjang lebar.

Saat Meira ingin melangkahkan kakinya menjauh, Hale menahan lengan Meira. "Tunggu." Meira menoleh dan spontan langsung melepaskan tangan Hale pada lengannya.

"Aah? Maaf?" Hale mengucapkan maaf secara spontan.

"Iya, ada apa tuan?" tanya Meira.

"Ekhmm,"

Hale diam, ia binggung bagaimana cara membicarakanya pada Meira. Ia ingin lukisan buatan Meira lagi.

"Lukisanmu," ucap Hale dengan membuang wajahnya dari Meira.

Meira menanti kalimat Hale selanjutnya, apa yang akan Hale katakan? "Ada apa dengan lukisanku tuan? Apa lukisanku rusak? Apa lukisanku tak bagus?Apa lukisan-" Hale meletakan jemarinya di depan bibir Meira.

"Diamlah!" ucap Hale singkat.

Jantung Meira berdetak. Apa itu tadi? Mengapa sentuhan jemari Hale di bibirnya membuat Meira merasa detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat?

"Aku akan terus terang. Aku tak tahu bagaimana gadis tuli sepertimu mampu membuat lukisan seindah itu. Aku sangat tertarik dengan lukisanmu! Aku, aku ingin kau melukis lagi dan aku akan membelinya semahal apapun itu." ucap Hale dan Meira yang sangat serius mengamati bibir Hale dan membaca gerak bibir Hale.

Meira melonggo, ia masih meresapi apa yang baru saja Hale katakan. Apa tuan kaya itu menyukai lukisannya? Pikir Meira.

"Tuan-"

"Apa aku berbicara terlalu cepat? Aku bilang aku menginginkan lukisanmu lagi, berapapun itu akan kubayar." ucap Hale dengan pengucapan yang jelas dan pelan supaya Meira mampu membaca gerak bibirnya.

"Tuan menyukai lukisanku?" tanya Meira tak percaya. Pasalnya ia sudah sangat pesimis jika lukisanya itu buruk, tapi Hale? Dia terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai lukisan Meira.

"Hmm." Hale hanya berdehem singkat.

Meira tersenyum dengan sangat manis setelahnya, ia memandang Hale dengan mata berbinar-binar. "Terimaksih tuan! Aku bahagiaada yang menyukai lukisanku!" ucap Meira. Jujur saja bagi seorang pelukis pemula seperti Meira, sebuah pujian atas hasil karyanya begitu membuatnya senang. Sangat senang.

Hale lagi dan lagi dibuat terpana. Wajah Meira ternyata sangat cantik, tidak bukan cantik karena tempelan make up. Meira hanya cantik karena senyumannya. Hale memandangi Meira. Wajah tersenyum Meira yang tersinari cahaya keemasan dari lampu jalan.

"Tuan?"

"Tuan?"

"Ah? Iya?" Hale gelagapan. Ia tertangkap basah memandangi Meira.

"Kau tak apa? Ada sesuatu di wajahku?" tanya Meira, ia meraba wajahnya untuk mengecek apakah wajahnya baik-baik saja.

"Sudahlah! Kapan kau bisa memberikan lukisanmu padaku?" Tanya Hale angkuh.

"Aku tak bisa tuan. Aku butuh waktu yang cukup lama untuk melukis di atas kanvas. Aku juga sedang sibuk saat ini," tolak Meira.

"Berapapun akan kubayar!" ucap Hale ngotot.

Hale membuka dompetnya dan mengeluarkan uangnya, "lihat, bahkan aku bisa membayarmu hari ini juga!" Hale menunjukan uang dan kartu kreditnya.

Meira tersenyum simpul, "uang tuan sangat banyak ya...?" tanya Meira.

"Tuan, diluar sana masih banyak orang ya g membutuhkan uang, mereka tak sekaya tuan. Lebih baik tuan sumbangkan uang itu untuk mereka yang membutuhkan." ucap Meira tenang, dan selanjutnya ia pergi dari sana. Jujur, ia merasa sedikit kesal saat Hale membuka dompetnya dan memperlihatkan uangnya pada Meira. Hale pikir Meira itu adalah gadis bermata hijau yang akan selalu mau dibayar dengan uang? Tidak. Tentu tidak.

Dari belakang Hale meneriaki nama Meira. Tapi percuma. Bukankah sudah kukatakan. Meira itu tuli. Ia tak akan bisa mendengar sekeras apapun kau memanggilnya.

"Hei! Meira!"

"Gadis tuli! Hei!"

Saat Hale akan mengejar Meira, gadis itu sudah terlebih dahulu memasuki bus dan pergi dari sana.

"Dasar tak tahu diri! Aku menawarkan uangku ini?! Dan dia? Dia menceramahiku?! Demi Tuhan! Dasar gadis tuli sombong! Jika saja lukisanya tak menarik perhatianku, aku tak akan mau mengemis padanya!" racau Hale, sembari menendang-nendang batu disekitarnya.

"Sial! Aku hanya ingin lukisannya!" gumam Hale marah.

Bab terkait

  • Love You Perfectly   5 -Usaha Pertama

    Pagi ini Hale masih bertekad kuat untuk membuat Meira mau menjual lukisanya padanya. Jadilah pagi-pagi seperti ini Hale sudah mengunjungi Meira di kontrakan sederhana Meira.Darimana Hale tahu tempat tinggal Meira? Ya tentu saja dari Seva."Beritahu aku dimana tempat tinggal Meira!""Hoam... Aku-""Nona Seva! Cepat beritahu! Kau membuang waktuku dengan acara menguapmu itu!""Tuan Hale??!""Hmm.""Meira tinggal di jalan Gardenia nomor 7 tuan, rumah sederhana yang berada di depan panti jompo.""Oke!" Hale langsung menutup panggilannya waktu itu.Kira-kira seperti itulah bagaimana cara Hale bisa sampai di depan pintu rumah Meira pagi ini. Pagi ini? Iya betul... Ini masih jam lima pagi!Hale berdiri dengan angkuhnya, ia mengamati sekitar rumah Meira. Rum

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Love You Perfectly   6 -Sarapan Bersama

    Meira baru saja keluar dari kamarnya, seuasai beberapa menit tadi ia mandi. Ia bisa melihat Hale yang duduk di sebuah sofa usang di ruang tamu miliknya. Rumah Meira itu tak besar, hanya ada sebuah kamar tidur, dapur, dan ruang tamu yang tak dipisahkan dengan sekat apapun.Hale sedikit memandang anti pada perabotan disana. "Semuanya terlihat usang dan tak bagus!" ucap Hale sambil mengamati barang-barang yang ada disana."Tuan, tunggu sebentar ya, aku akan buatkan sarapannya..." ucap Meira yang saat ini tengah sibuk di dapur kecilnya.Hale dapat dengan jelas melihat betapa lihainya tangan putih Meira saat memotong beragam sayuran dengan pisau itu. "Apa masakannya akan enak?"gumam Hale seorang diri. Ia yakin Meira tak akan mendengar, ah! Hale lupa, Meira itu kan tuli.Setelah lima belas menit berlalu akhirnya makanan yang Meira buat telah selesai. Hale dapat mencium aroma harum dari sana. "Tuan, kemari

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Love You Perfectly   1-Membaca Gerak Bibir

    Pameran lukisan itu sudah tampak ramai, banyak sekali para kolektor lukisan yang hadir sebatas untuk melihat dan mungkin membeli beberapa karya indah dari pada seniman lukis yang hadir disana.Lalu terlihatlah seorang gadis yang nampak sederhana dengan balutan gaun berwarna putih gading yang menutupi bawah lututnya, ia nampak terlihat binggung, ia menoleh kesana dan kemari, mencari seseorang sepertinya. Tangannya meremas erat kanvas yang ia bawa."Hei! Meira!" panggil seseorang dari belakang gadis yang ternyata bernama Meira itu.Meira hanya diam, dia tak menoleh ataupun bereaksi, ia masih sibuk melihat sekelilingnya dengan binggung."Hei!" seorang gadis yang tadi memanggilnya kini menepuk pundak Meira, dan Meira langsung menolehkan kepalanya kebelakang."kak Seva? Aku mencarimu sedari tadi, aku sangat binggung," ucap Meira dan tersenyum lega setelah melihat gadis tadi yang ternyata adalah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Love You Perfectly   2-Lukisan Seratus Juta

    Acara pameran itu berlangsung dengan sangat lancar, banyak sekali para pelukis yang merasa senang, karena beberapa diantara karya mereka berhasil terjual dengan harga yang tinggi. Hal ini pun terjadi juga pada Meira.Gadis cantik nan sederhana itu kini sedang tersenyum sambil memandangi lukisannya yang juga berhasil terjual."Wah! Kau harus meneraktirku makan Mei!" ucap Seva sambil menyenggol lengan Meira, Meira hanya menganggukan kepalanya. Ia bahkan tak menyangka jika lukisannya ini akan terjual dengan harga yang bisa kalian katakan sangat fantastis."Ekhmm!" Hale datang menghampiri Meira dan Seva. Tatapanya masih datar seperti saat pertama, Halemengamati Meira dari atas hingga ke bawah."Aku tak menyangka orang cacat sepertimu bisa membuat karya seindah ini!" ucap Hale dengan lugas, Meira yang membaca gerak bibir Hale hanya bisa tersenyum simpul."Terimakasih atas pujianya tuan... Ah iy

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Love You Perfectly   3 -Mulai Tertarik

    "Astaga!" Seva memijit kepalanya yang pening. Hale itu semaunya sendiri. Bagaimana bisa dia meminta info tentang Meira padanya? Hei! Meira itu kan sahabatnya Seva. Mana mungkin Seva menempatkan Meira pada posisi bahaya? Hale itu menyeramkan dan sangat sarkas, sedangkan Meira itu begitu polos."Siapa yang menelepon kak? Kau kelihatan frustasi?" tanya Meira yang kini masih mengiris kecil-kecil daging panggang miliknya.Seva memandang Meira dongkol. Apa Meira tak sadar? Karena lukisan Meira yang terlalu bagus itu, sepertinya membuat Hale merasa tertarik??Jika diibaratkan, Hale itu seekor singa yang gagah dan ganas, lalu Meira hanyalah merpati kecil, indah dan begitu polos. Huh! Pikiran itu muncul secara tiba-tiba di kepala Seva saat melihat sahabatnya yang sedang makan dengan tenang."Emmm, Mei, kau akan apakan uang sebanyak itu? Kau kan tak suka uang," celetuk Seva seraya duduk dan kembali makan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07

Bab terbaru

  • Love You Perfectly   6 -Sarapan Bersama

    Meira baru saja keluar dari kamarnya, seuasai beberapa menit tadi ia mandi. Ia bisa melihat Hale yang duduk di sebuah sofa usang di ruang tamu miliknya. Rumah Meira itu tak besar, hanya ada sebuah kamar tidur, dapur, dan ruang tamu yang tak dipisahkan dengan sekat apapun.Hale sedikit memandang anti pada perabotan disana. "Semuanya terlihat usang dan tak bagus!" ucap Hale sambil mengamati barang-barang yang ada disana."Tuan, tunggu sebentar ya, aku akan buatkan sarapannya..." ucap Meira yang saat ini tengah sibuk di dapur kecilnya.Hale dapat dengan jelas melihat betapa lihainya tangan putih Meira saat memotong beragam sayuran dengan pisau itu. "Apa masakannya akan enak?"gumam Hale seorang diri. Ia yakin Meira tak akan mendengar, ah! Hale lupa, Meira itu kan tuli.Setelah lima belas menit berlalu akhirnya makanan yang Meira buat telah selesai. Hale dapat mencium aroma harum dari sana. "Tuan, kemari

  • Love You Perfectly   5 -Usaha Pertama

    Pagi ini Hale masih bertekad kuat untuk membuat Meira mau menjual lukisanya padanya. Jadilah pagi-pagi seperti ini Hale sudah mengunjungi Meira di kontrakan sederhana Meira.Darimana Hale tahu tempat tinggal Meira? Ya tentu saja dari Seva."Beritahu aku dimana tempat tinggal Meira!""Hoam... Aku-""Nona Seva! Cepat beritahu! Kau membuang waktuku dengan acara menguapmu itu!""Tuan Hale??!""Hmm.""Meira tinggal di jalan Gardenia nomor 7 tuan, rumah sederhana yang berada di depan panti jompo.""Oke!" Hale langsung menutup panggilannya waktu itu.Kira-kira seperti itulah bagaimana cara Hale bisa sampai di depan pintu rumah Meira pagi ini. Pagi ini? Iya betul... Ini masih jam lima pagi!Hale berdiri dengan angkuhnya, ia mengamati sekitar rumah Meira. Rum

  • Love You Perfectly   4 -Beri Aku Lukisanmu!

    Langit sudah menggelap diatas sana. Dan bodohnya lagi adalah, Hale masih setia berada di luar kafe. Meira yang baru saja selesai dari pekerjaannya itu sedikit terkejut saat mengetahui jika Hale masih berada di kafe depan minimarket.Meira dengan polosnya berjalan mendekati Hale yang kini sedang memandangi Meira secara terang terangan."Tuan? Kau masih disini?""Kau tak buta kan?" ucap Hale yang lagi-lagi terdengar sangat kasar.Meira kini mencoba tersenyum, 'Tuhan belum mengambil mata ini, dan ya, kedua mataku sangat sehat tuan,' ucap Meira dengan senyumannya yang mampu membuat Hale keluar dari dunianya.Ini pertama kalinya Hale melihat sedekat ini, melihat Meira yang tersenyum lebar dengan jarak yang begitu dekat. Hale mengedipkan matanya, ia mencoba mengontrol ekspresi wajahnya."Baiklah tuan, aku harus pulang. Disini lumayan sepi saat makan, terlebih minimarket sudah tu

  • Love You Perfectly   3 -Mulai Tertarik

    "Astaga!" Seva memijit kepalanya yang pening. Hale itu semaunya sendiri. Bagaimana bisa dia meminta info tentang Meira padanya? Hei! Meira itu kan sahabatnya Seva. Mana mungkin Seva menempatkan Meira pada posisi bahaya? Hale itu menyeramkan dan sangat sarkas, sedangkan Meira itu begitu polos."Siapa yang menelepon kak? Kau kelihatan frustasi?" tanya Meira yang kini masih mengiris kecil-kecil daging panggang miliknya.Seva memandang Meira dongkol. Apa Meira tak sadar? Karena lukisan Meira yang terlalu bagus itu, sepertinya membuat Hale merasa tertarik??Jika diibaratkan, Hale itu seekor singa yang gagah dan ganas, lalu Meira hanyalah merpati kecil, indah dan begitu polos. Huh! Pikiran itu muncul secara tiba-tiba di kepala Seva saat melihat sahabatnya yang sedang makan dengan tenang."Emmm, Mei, kau akan apakan uang sebanyak itu? Kau kan tak suka uang," celetuk Seva seraya duduk dan kembali makan.

  • Love You Perfectly   2-Lukisan Seratus Juta

    Acara pameran itu berlangsung dengan sangat lancar, banyak sekali para pelukis yang merasa senang, karena beberapa diantara karya mereka berhasil terjual dengan harga yang tinggi. Hal ini pun terjadi juga pada Meira.Gadis cantik nan sederhana itu kini sedang tersenyum sambil memandangi lukisannya yang juga berhasil terjual."Wah! Kau harus meneraktirku makan Mei!" ucap Seva sambil menyenggol lengan Meira, Meira hanya menganggukan kepalanya. Ia bahkan tak menyangka jika lukisannya ini akan terjual dengan harga yang bisa kalian katakan sangat fantastis."Ekhmm!" Hale datang menghampiri Meira dan Seva. Tatapanya masih datar seperti saat pertama, Halemengamati Meira dari atas hingga ke bawah."Aku tak menyangka orang cacat sepertimu bisa membuat karya seindah ini!" ucap Hale dengan lugas, Meira yang membaca gerak bibir Hale hanya bisa tersenyum simpul."Terimakasih atas pujianya tuan... Ah iy

  • Love You Perfectly   1-Membaca Gerak Bibir

    Pameran lukisan itu sudah tampak ramai, banyak sekali para kolektor lukisan yang hadir sebatas untuk melihat dan mungkin membeli beberapa karya indah dari pada seniman lukis yang hadir disana.Lalu terlihatlah seorang gadis yang nampak sederhana dengan balutan gaun berwarna putih gading yang menutupi bawah lututnya, ia nampak terlihat binggung, ia menoleh kesana dan kemari, mencari seseorang sepertinya. Tangannya meremas erat kanvas yang ia bawa."Hei! Meira!" panggil seseorang dari belakang gadis yang ternyata bernama Meira itu.Meira hanya diam, dia tak menoleh ataupun bereaksi, ia masih sibuk melihat sekelilingnya dengan binggung."Hei!" seorang gadis yang tadi memanggilnya kini menepuk pundak Meira, dan Meira langsung menolehkan kepalanya kebelakang."kak Seva? Aku mencarimu sedari tadi, aku sangat binggung," ucap Meira dan tersenyum lega setelah melihat gadis tadi yang ternyata adalah

DMCA.com Protection Status