Share

Malu

84

Hari Rabu sore, aku tiba di kafe yang masih belum ramai dengan tubuh sakit-sakit. Aku meminta waktu istirahat pada Bang Ali yang menjadi ketua pelaksana hari ini. Pria berkumis itu bahkan menemaniku ke ruangan khusus karyawan di lantai dua selama beberapa menit, sebelum dia berpamitan untuk salat.

Entah kenapa hari ini rasanya badanku lemah sekali. Benar-benar tidak bersemangat, tetapi tetap memaksakan diri bekerja. Beberapa belas menit sebelum jam tujuh, aku hendak berdiri tetapi nyaris jatuh karena pandanganku gelap.

"Ken, kenapa?" Suara khas Linda terdengar tidak jauh.

"Aku mau ke toilet, tapi nggak bisa bangun," jawabku sambil memegangi perut yang tiba-tiba mual.

"Aku papah, ya."

"Aku lebih berat dari kamu, Lin. Nanti kita jatuh.'

"Ehm, tunggu. Aku cari bantuan dulu."

Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Pandanganku mengabur seiring dengan perut yang kian bergejolak. Tak berselang lama, aku merasa tubuh ditarik dan dipapah keluar oleh dua orang. Sesampainya di kamar mandi, seo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status