Share

Episode 7

Author: Clarissa
last update Last Updated: 2021-08-20 21:39:27

Ivan menyuruh mbok Toro untuk mengambil kotak P3K. Dia lalu membersihkan luka Dira dan mengobatinya.

"kok sampai bisa jatuh begini Dir,,,??"tanya Ivan sambil mengoleskan obat merah ke dahinya.

"awww..awww..."

"pelan...pelan pak..."rintih Dira kesakitan. Memang lukanya tidak terlalu besar,tapi karena berada dikepala sehingga darahnya terus keluar .

"ini juga udah pelan kok,tahan sebentar.." ucap Ivan.

Melihat Ivan membersihkan lukanya,Dira merasa tidak enak. Boss yang selama ini dia kira egois,ternyata mempunyai hati seperti malaikat juga. 

"nah,sudah selesai" ucap Ivan. Lalu duduk disebelah Dira.

"makasih pak,,"ucap Dira sembari memegangi kepalanya. 

"lain kali kamu lebih hati-hati,coba kalau kamu sampai gegar otak?? bisa panjang urusannya" Ivan lalu membereskan kotak P3K dan menyuruh mbok Toro untuk menyimpannya kembali.

"iya pak,tadi saya buru-buru. Saya takut bapak nanti nyariin saya" ucap Dira.

"kalau kamu gak ada,sayakan bisa tanya sama pak Ari" ucap Ivan.

"iya juga ya pak..." jawab Dira tersenyum memamerkan gigi putihnya yang rapi.

"ini sudah siang,saya antar kamu pulang ya??" ujar Ivan. Diam-diam rupanya dia mulai simpati dengan Nadira. Dia ingin lebih dekat dengan kehidupannya,dan tentang keluarganya.

"gak usah pak,saya masih bisa nyetir sendiri kok pak"  jawab Dira.

"gak,,kamu itu kepalanya masih sakit. Jadi biar saya saja yang mengantar kamu pulang"ucap Ivan ngotot.

"ya sudah,terserah bapak" Dira menuruti keinginan bosnya. "Dari pada saya dipecat,mending aku turutin aja kemauan dia" gumam Dira.

Sebelum  mengantar Dira,Ivan pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk mengganti celananya. Karena sebelumnnya dia hanya memakai celana kolor.Ivan lalu memakai celana chinos panjang  dan memakai kaos oblong yang dipakainya tadi,lalu dipadukan dengan kemeja kotak warna hitam sebagai outernya. 

Disaat Ivan berganti pakaian,Dira berjalan kearah ruang tamu. Dia melihat beberapa lukisan yang dijadikan sebagai pajangan rumah Ivan. Rumah Ivan memang besar,interiornya bergaya Moderen. Banyak furniture yang menggunakan material besi dan kaca. Sehingga menciptakan nuansa mengkilap dan Moderen.

Dira teringat dengan cerita Lisa,kalau Ivan hanya tinggal seorang diri,dan hanya ditemani mbok Toro dan pak Ari .Sedangakan orangtuanya menetap di jerman. Karena ayahnya asli orang jerman,sedangkan ibunya masih keturunan jepang-korea. Jadi wajar kalau raut wajahnya sangat tampan. Bertubuh tinggi,mata yang sipit dan juga hidung yang mancung.

Lagi-lagi disaat Ivan hendak menghampiri Nadira,jantungnya seakan seperti genderang yang ditabuh dengan kencangnya . Ada rasa yang berbedaa setiap melihat sekertarisnya itu. "oh Ivan,stop!!. Dia itu hanya sekertarismu,ingat!! Sekertarismu" gumam Ivan seakan membangunkannya dari lamunan.

"hey,apa yang kamu lihat??"

"ayo kita berangkat.." ucap Ivan. Dira lalu membuntutinya dari belakang. Setelah berada dihalaman rumah Ivan,ketika Dira hendak membuka pintu mobil,tiba-tiba Ivan berteriak.

"hey...no..no...no.." 

"sini kunci mobilnya!!"

"saya tadi sudah bilang,biar saya saja yang menyetir!" Ivan lalu meminta Dira untuk memberikan kunci mobilnya .

"tapi saya sudah sembuh pak,suer ..." ucap dira sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"belum,kamu itu masih sakit!!"

"ayo cepat masuk mobil...!!" Dira lalu menuruti ucapan Ivan. Dia lalu berputar menuju pintu mobil yang satunya.

Ivan lalu melajukan mobilnya dan mengantar Nadira pulang . Didalam perjalanan,rupanya Ivan mencuri-curi waktu untuk memandangi sekertarisnya itu.

Dia berkali-kali menengok kesebelah kiri,berpura-pura menatap kearah spion.

Sebenarnya Nadira sudah menyadari,kalau bosnya sedang memperhatikannya. Namun dia berpura-pura supaya bosnya itu tidak salah tingkah.

"pak,," 

"apa bapak kurang enak badan???" tanya Dira.

"tidak,saya sehat-sehat saja..." 

"memangnya kenapa???" tanya lelaki berumuran 30an itu.

"kirain bapak kurang sehat,habis kelihatannya gelisah gitu...". ujar dira tersenyum.

"jadi dari tadi kamu merhatiin saya???" 

"cie..." 

"punya penggemar baru nih saya.. " ucap Ivan terlalu percaya diri.

"jelas dong,saya inikan sekertaris bapak. Jadi semua yang bapak lakukan,pasti saya tahu".

"tapi bukan berarti saya ngefans sama bapak..." balas Dira  tersenyum. Mereka berdua tertawa bersama,bahkan Ivan lupa kalau Dira itu pegawainya. Semakin hari Ivan semakin terpana dengan kecantikan Nadira. Pikirannya hanya tertuju pada gadis yang berada disampingnya itu.

"disitu belok kiri pak...!" ucap Dira sambil menunjuk ke arah pertigaan jalan. Rumahnya berada dipinggir jalan,dengan halaman yang cukup luas.

"nah itu rumah saya..." ucapnya sambil menunjuk ke arah rumahnya.

"oh,jadi rumahmu disini rupannya..." 

"boleh saya mampir???" ucap Ivan melirik ke arah Dira. 

"bapak mau ngapain mampir kerumah saya???" tanya Dira mengerutkan keningnya yang masih sakit .

"lho,saya ini bos kamu,jadi saya berhak dong buat mampir kerumah karyawannya...! jawab Ivan menunjukan jari telunjuknya kewajah Nadira. 

"ya pak,boleh..." ucap Dira.

Ivan turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Dira. Dia begitu cekatan menuntun sekertarisnya. Sebenarnya Dira merasa canggung,dia masih bisa berjalan sendiri tanya harus dipapah bosnya.

Mendengar ada suara mobil dari depan rumahnya,Sinta mengintip dari balik horden jendelanya. Dia melihat putrinya dipapah oleh seorang pria bertubuh tinggi. 

Pikirannya mulai panik,apa yang terjadi dengan putri semata wayangnya itu. Seorang ibu pasti akan kawatir melihat anaknya pulang dengan dipapah oleh seorang laki-laki yang dirinya saja tidak mengenalnya. 

Ibu Dira membuka pintu dan berlari menghampiri Dira dan Ivan.

"ya ampun Dira,kamu kenapa sayang...???" tanya Ibu Sinta  dengan memegangi wajah putrinya.

"Dira gak papa kok bu.."

"hanya terbentur tembok saja..." 

"ibu gak usah kawatir ya..." ucap Dira memegangi tangan ibunya.

"iya bu,ibu tidak perlu kawatir. Saya sudah mengobati lukanya..." ucap Ivan.

"terima kasih nak,kalau boleh tau anda ini siapa??" tanya Sinta menatap kearah Ivan.

"saya Ivan bu,saya rekan kerjanya Dira.." jawab Ivan seolah tidak ingin memberitahu kalau dia adalah bossnya Nadira. Namun ibu Dira ingat,kalau boss Dira itu bernama Ivan.

"anda Pak Ivan??" 

"anda bosnya Nadirakan?? tanya ibu Dira

"maaf pak ,Dira jadi merepotkan Pak Ivan.." ucap Sinta 

"Dira sama sekali tidak merepotkan saya kok bu,malahan saya minta maaf karena sudah membuat Nadira terluka ". jawab Ivan membungkukan badannya.

"ternyata memang benar apa yang dikatakan Nadira,kalau Pak Ivan ini sangat baik"

"sebagai ucapan terima kasih saya,alangkah baiknya kalau  mampir dulu ketempat kami..." pinta ibu Dira.

Sepertinya Ivan benar-benar mendapat lampu hijau dari ibu Dira,ini suatu peluang baginya untuk lebih dekat dengan Nadira.

"Dira terlalu melebih-lebihkan saya bu..." ucap Ivan melirik kearah Dira. 

"dengan senang hati bu..." jawab Ivan. Mereka bertiga lalu masuk kedalam rumah Nadira.

Related chapters

  • Love Story Nadira   Episode 8

    Setelah mengobrol lumayan panjang dengan ibu Dira,dan membuat Dira sedikit badmood. Akhirnya sang CEO itu berpamitan. Dengan sopannya,ia berjanji akan datang kembali kerumah itu."besok-besok saya main kesini lagi bolehkan bu??" harap Ivan dengan percaya diri."tentu boleh dong nak Ivan,ibu dengan senang hati jika nak Ivan mau sering-sering main ketempat kami." ucap Sinta, "aduh Ibu,ngapain sih harus pakai kata sering-sering segala," gerundel Dira dalam hati."oh ya Dir,ini kunci mobilnya,""saya pulang naik taksi saja,"Ivan meletakan kunci mobil dimeja tepat didepan Dira duduk."gak pak,mobilnya dibawa bapak saja,""besok biar saya saja yang pakai taksi," ujarnya."nggak Dir,inikan hak kamu,""ini inventaris kamu," balas Ivan."tapi pak..." rengek Dira."gak tapi-tapi...!" gerutu Ivan."ya sudah pak," jawabnya.Ibu Dira memperhatikan mereka berdua berdebat,malahan ia se

    Last Updated : 2021-08-22
  • Love Story Nadira   Episode 9.

    Matahari pagi menampakan sinarnya lewat celah jendela,mata Ivan masih sedikit mengantuk. Ia masih malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Namun suara ketukan pintu memaksanya untuk bangkit. "tok...tok...tok," seorang mengetuk pintu kamarnya. "pak,pak Ivan," suara itu terdengar tidak asing ditelinga Ivan. Suara yang sangat dikenalnya,yaitu suara Nadira. Matanya langsung terbuka "Nadira..." ucapnya. "pak,ini sudah siang!!!" teriak Nadira masih mengetuk pintu kamarnya. Ivan lalu bangun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju pintu,lalu membukanya. "Dira,ngapain kamu pagi-pagi sekali sudah kesini??" tanya Ivan yang masih mengenakan celana kolor pendek dan kaos oblong putih. "saya cuma mau ngingetin bapak,kalau hari ini jadwal bapak bermain golf bersama Pak Riki." jawab Dira. Ivan tidak memperhatikan ucapan Dira,yang ia perhatikan ialah pakaian Dira. Pagi itu Dira mengenakan bluos dengan kerah berbentuk

    Last Updated : 2021-08-26
  • Love Story Nadira   Episode 10.

    Satu bulan sudah berlalu sejak dirinya bekerja dengan CEO yang bernama Ivan. Tepat hari ini,Nadira akan mendapatkan gaji pertamanya. Pagi itu ia berangkat lebih awal,ia harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum ia rampungkan. Dengan sepatu berhak tinggi layaknya seorang sekertaris pada umumnya,ia berjalan menuju meja kerjanya. Rupanya pagi itu masih sepi,hanya ada beberapa karyawan yang juga berangkat lebih awal,sepertinya. Dan juga sang Presdir Ivander Singgih, dirinya sengaja berangkat lebih pagi dari para karyawan lainnya,karena ada sesuatu yang harus ia lakukan,yakni mengamati para karyawannya. Ia memasuki kantor lalu berjalan menuju ruang kerjanya.Sebelum masuk keruang kerjanya,dari kejauhan ia sudah melihat sekertarisnya duduk didepan komputernya. Ivan menatapnya dari kejauhan,terlihat soso Nadira yang ceria dan cerdas. Ia terlihat begitu piawai dalam bekerja,membuat Ivan selalu terkesan. Masih dalam posisi yang sama,matanya en

    Last Updated : 2021-08-27
  • Love Story Nadira   Episode 11

    Ivan berlari ke arah parkiran,ia melihat kesekeliling tempat itu namun nihil. Nadira tidak ada diparkiran,karena suara Dira hilang dan tidak terdengar lagi. Ia lalu kembali berlari dan menuju lorong.Dari kejauhan,ia melihat kolam ikan yang dipinggirannya terdapat sepatu Nadira. Dengan paniknya,ia berlari menghampirinya. Masih dengan posisi yang sama,Nadira merintih kesakitan."aw,kaki gue sakit banget,"desahnya sambil menggigit bibirnya sendiri.Seperti seorang Pangeran yang datang menolong seorang Putri,dengan sigapnya Ivan melepas sepatu dan jasnya, lalu masuk kedalam kolam."kamu gak papa Dir?" Ivan lalu membopong tubuh Dira,yang basah kuyup. Dengan kedua tangannya ia memegangi pundak Dira."kaki saya kram Pak,""sakit sekali," rintih wanita 19 tahun itu.Dengan kuatnya,ivan membopong Dira menggunakan kedua tangannya. Meski merasa tidak enak,Dira tetap menuruti apa yang dilakukan Ivan."pegangan dilehe

    Last Updated : 2021-08-28
  • Love Story Nadira   Episode 12

    Dengan baju yang sedikit masih basah,Ivan menuruni anak tangga menuju ruang tamu. Mengingat baju Ivan yang basah,Ibu Dira berinisiatif meminjamkan baju mendiang suaminya kepada Ivan. Ia mendekat dan menghampirinya. "nak Ivan,gantilah pakainmu dengan ini !" ucapnya. Dengan senang hati Ivan menuruti permintaannya,memang sifat Ivan egois,namun dia paling tidak bisa jika harus menolak permintaan seorang ibu. Ivan mengenakan kemeja warna putih dan celana linen warna abu tua. Tinggi badan Ivan yang hampir sama dengan mendiang ayah Dira,sehingga ukurannya sangat pas dibadan Ivan. Setelah mengganti bajunya dikamar tamu,Ivan lalu kembali keruang tamu. Ia melihat kesekitar interior rumah Dira,rumahnya cukup besar. Banyak hiasan dinding yang menghiasi tembok rumah Dira. Terlihat ada sebuah foto besar,seperti sebuah foto keluarga. Difoto itu ada Dira dan ibu Sinta mengenakan kebaya warna biru,dan ayah Dira yang memakai seragam pilot. "ternyata

    Last Updated : 2021-09-04
  • Love Story Nadira   EPISODE 1

    Hari ini 14 februari 2019,bertepatan dengan hari ulang tahun Nadira ke 18. Tapi semua ini seperti malapetaka baginya. Ikbal kekasih yang selalu dia puja ,pagi tadi tiba-tiba memutuskannya. Entah apa penyebabnya,Nadira pun masih tidak percaya dengan keputusan Ikbal.Tidak hanya Ikbal yang pergi meninggalkan Nadira,siang tadi ada seorang polisi yang megabari Nadira,kalau Ayah Nadira mengalami kecelakaan pesawat saat bertugas ke Singapore.Ayah Nadira,Burhan Wijaya adalah seorang pilot disebuah maskapai pernebangan International. Sudah 20 tahun beliau mengabdi diperusahaan tersebut.Hati Nadira hancur,ayah yang selalu menjadi pelindung baginya,kini telah pergi meninggalkan Nadira dan ibunya untuk selama-lamanya.Demi ibunya,Nadira mencoba untuk tegar. Nadira tidak ingin membuat ibunya bertambah sedih. Apalagi dia anak satu-satunya.Malam ini seperti mimpi buruk bagi Nadira. Dia masih berdiam diri dikam

    Last Updated : 2021-08-10
  • Love Story Nadira   Episode 2

    Tiga bulan telah berlalu sejak kepergian ayahnya. Dira kini menjalani hidup seperti biasanya. Bangun pagi,pergi ke kampus dan berkumpul dengan teman-temannya.Statusnya yang berubah menjadi jomblowati,membuatnya lebih bebas untuk berteman dengan siapa saja. Tanpa Ikbal,Dira juga masih bisa hidup,masih bisa bernafas.Hanya saja akhir-akhir ini Dira mulai befikir,bagaimana Dira bisa menghasilkan uang. Dia ingin bekerja membantu mencukupi kebutuhan dia dan ibunya.Ibu dira hanya ibu rumah tangga biasa,sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari Dira dan ibunya mengandalkan santunan dari tempat ayahnya bekerja dulu. Memang tidak sedikit,tapi jika dipakai terus menerus pasti akan habis."Dir..kamu ngelamunin apa sih?""kok dari tadi aku lihat kamu seperti kebingungan gitu...??" tanya Inez .Inez adalah sahabat karibnya Nadira dari jaman SMA dulu,jadi mereka sudah terbiasa saling berbagi cerita satu sama lain. Inez sangat perhatian

    Last Updated : 2021-08-11
  • Love Story Nadira   Episode 3

    Lima menit telah berlalu,sang CEO tidak kunjung datang. Nadira mulai cemas,dan was-was. Dilihat jam ditangannya menunjukan pukul 09.10,itu tandanya 10 menit sudah dia berada dikantor Investor itu."gimana sih,kok lama banget..." ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan itu."Ivander singgih,namanya kok kaya orang jaman dulu ya...""tapi keren juga..." ucap Nadira sambil menyentuh papan nama tersebut.Karena sudah cukup lama dirinya berada dirungan itu,dan Presdirpun tidak kunjung datang. Akhirnya Dira memutuskan untuk keluar dari ruangan untuk menemui om Dino.Saat hendak menuju ruangan om Dino,Nadira tidak sengaja bertabrakan dengan seorang cowok yang memakai kaca mata hitam,dan setelan jas warna abu tua."aw..."ucap Nadira kesakitan. Tubuhnya sedikit terpental ketembok,karena pria tersebut bertubuh besar dan tinggi."hey..kalau jalan lihat-lihat !!.." ucap cowok itu dengan sinis."sorr

    Last Updated : 2021-08-13

Latest chapter

  • Love Story Nadira   Episode 12

    Dengan baju yang sedikit masih basah,Ivan menuruni anak tangga menuju ruang tamu. Mengingat baju Ivan yang basah,Ibu Dira berinisiatif meminjamkan baju mendiang suaminya kepada Ivan. Ia mendekat dan menghampirinya. "nak Ivan,gantilah pakainmu dengan ini !" ucapnya. Dengan senang hati Ivan menuruti permintaannya,memang sifat Ivan egois,namun dia paling tidak bisa jika harus menolak permintaan seorang ibu. Ivan mengenakan kemeja warna putih dan celana linen warna abu tua. Tinggi badan Ivan yang hampir sama dengan mendiang ayah Dira,sehingga ukurannya sangat pas dibadan Ivan. Setelah mengganti bajunya dikamar tamu,Ivan lalu kembali keruang tamu. Ia melihat kesekitar interior rumah Dira,rumahnya cukup besar. Banyak hiasan dinding yang menghiasi tembok rumah Dira. Terlihat ada sebuah foto besar,seperti sebuah foto keluarga. Difoto itu ada Dira dan ibu Sinta mengenakan kebaya warna biru,dan ayah Dira yang memakai seragam pilot. "ternyata

  • Love Story Nadira   Episode 11

    Ivan berlari ke arah parkiran,ia melihat kesekeliling tempat itu namun nihil. Nadira tidak ada diparkiran,karena suara Dira hilang dan tidak terdengar lagi. Ia lalu kembali berlari dan menuju lorong.Dari kejauhan,ia melihat kolam ikan yang dipinggirannya terdapat sepatu Nadira. Dengan paniknya,ia berlari menghampirinya. Masih dengan posisi yang sama,Nadira merintih kesakitan."aw,kaki gue sakit banget,"desahnya sambil menggigit bibirnya sendiri.Seperti seorang Pangeran yang datang menolong seorang Putri,dengan sigapnya Ivan melepas sepatu dan jasnya, lalu masuk kedalam kolam."kamu gak papa Dir?" Ivan lalu membopong tubuh Dira,yang basah kuyup. Dengan kedua tangannya ia memegangi pundak Dira."kaki saya kram Pak,""sakit sekali," rintih wanita 19 tahun itu.Dengan kuatnya,ivan membopong Dira menggunakan kedua tangannya. Meski merasa tidak enak,Dira tetap menuruti apa yang dilakukan Ivan."pegangan dilehe

  • Love Story Nadira   Episode 10.

    Satu bulan sudah berlalu sejak dirinya bekerja dengan CEO yang bernama Ivan. Tepat hari ini,Nadira akan mendapatkan gaji pertamanya. Pagi itu ia berangkat lebih awal,ia harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum ia rampungkan. Dengan sepatu berhak tinggi layaknya seorang sekertaris pada umumnya,ia berjalan menuju meja kerjanya. Rupanya pagi itu masih sepi,hanya ada beberapa karyawan yang juga berangkat lebih awal,sepertinya. Dan juga sang Presdir Ivander Singgih, dirinya sengaja berangkat lebih pagi dari para karyawan lainnya,karena ada sesuatu yang harus ia lakukan,yakni mengamati para karyawannya. Ia memasuki kantor lalu berjalan menuju ruang kerjanya.Sebelum masuk keruang kerjanya,dari kejauhan ia sudah melihat sekertarisnya duduk didepan komputernya. Ivan menatapnya dari kejauhan,terlihat soso Nadira yang ceria dan cerdas. Ia terlihat begitu piawai dalam bekerja,membuat Ivan selalu terkesan. Masih dalam posisi yang sama,matanya en

  • Love Story Nadira   Episode 9.

    Matahari pagi menampakan sinarnya lewat celah jendela,mata Ivan masih sedikit mengantuk. Ia masih malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Namun suara ketukan pintu memaksanya untuk bangkit. "tok...tok...tok," seorang mengetuk pintu kamarnya. "pak,pak Ivan," suara itu terdengar tidak asing ditelinga Ivan. Suara yang sangat dikenalnya,yaitu suara Nadira. Matanya langsung terbuka "Nadira..." ucapnya. "pak,ini sudah siang!!!" teriak Nadira masih mengetuk pintu kamarnya. Ivan lalu bangun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju pintu,lalu membukanya. "Dira,ngapain kamu pagi-pagi sekali sudah kesini??" tanya Ivan yang masih mengenakan celana kolor pendek dan kaos oblong putih. "saya cuma mau ngingetin bapak,kalau hari ini jadwal bapak bermain golf bersama Pak Riki." jawab Dira. Ivan tidak memperhatikan ucapan Dira,yang ia perhatikan ialah pakaian Dira. Pagi itu Dira mengenakan bluos dengan kerah berbentuk

  • Love Story Nadira   Episode 8

    Setelah mengobrol lumayan panjang dengan ibu Dira,dan membuat Dira sedikit badmood. Akhirnya sang CEO itu berpamitan. Dengan sopannya,ia berjanji akan datang kembali kerumah itu."besok-besok saya main kesini lagi bolehkan bu??" harap Ivan dengan percaya diri."tentu boleh dong nak Ivan,ibu dengan senang hati jika nak Ivan mau sering-sering main ketempat kami." ucap Sinta, "aduh Ibu,ngapain sih harus pakai kata sering-sering segala," gerundel Dira dalam hati."oh ya Dir,ini kunci mobilnya,""saya pulang naik taksi saja,"Ivan meletakan kunci mobil dimeja tepat didepan Dira duduk."gak pak,mobilnya dibawa bapak saja,""besok biar saya saja yang pakai taksi," ujarnya."nggak Dir,inikan hak kamu,""ini inventaris kamu," balas Ivan."tapi pak..." rengek Dira."gak tapi-tapi...!" gerutu Ivan."ya sudah pak," jawabnya.Ibu Dira memperhatikan mereka berdua berdebat,malahan ia se

  • Love Story Nadira   Episode 7

    Ivan menyuruh mbok Toro untuk mengambil kotak P3K. Dia lalu membersihkan luka Dira dan mengobatinya."kok sampai bisa jatuh begini Dir,,,??"tanya Ivan sambil mengoleskan obat merah ke dahinya."awww..awww...""pelan...pelan pak..."rintih Dira kesakitan. Memang lukanya tidak terlalu besar,tapi karena berada dikepala sehingga darahnya terus keluar ."ini juga udah pelan kok,tahan sebentar.." ucap Ivan.Melihat Ivan membersihkan lukanya,Dira merasa tidak enak. Boss yang selama ini dia kira egois,ternyata mempunyai hati seperti malaikat juga."nah,sudah selesai" ucap Ivan. Lalu duduk disebelah Dira."makasih pak,,"ucap Dira sembari memegangi kepalanya."lain kali kamu lebih hati-hati,coba kalau kamu sampai gegar otak?? bisa panjang urusannya" Ivan lalu membereskan kotak P3K dan menyuruh mbok Toro untuk menyimpannya kembali."iya pak,tadi saya buru-buru. Saya takut bapak nanti nyariin saya" ucap Dira."kalau

  • Love Story Nadira   Episode 6

    Dira tersenyum,bahkan dia hampir tertawa melihat tingkah bosnya yang super duper panik. Dia tidak menyangka kalau Ivan akan sekaget itu."Kok kamu malahan ketawa??""ada yang lucu dengan saya??" ucap Ivan menghampiri Dira tanpa senyum .Dira merasa kurang sopan mentertawai bosnya,dia lalu dengan sigap menutup mulutnya dengan tangan."gak pak,gak ada yang lucu kok.." jawabnya."jadi,kenapa kamu berhenti??""kamu hampir saja membuat saya menjadi terdakwa!" ucap Ivan. Apa tidak salah dengan ucapan Ivan,apa hubungannya ban bocor dengan terdakwa.Dira mulai bingung dengan ucapan aneh bosnya."kok terdakwa sih pak?""inikan cuma ban bocor pak,bapak gak akan jadi terdakwa kok pak..." ucap Dira mengerutkan kening"begini nih,kalau punya sekertaris yang gak pengalaman""tadi saya kira kamu jatuh,nah kalau kamu beneran jatuh pas kerja bareng saya,otomatis yang tanggung jawab siapa??""saya kan..!!""t

  • Love Story Nadira   Episode 5

    Sudah 5 hari Dira bekerja bersama Ivan.Jam kerjanyapun sudah Ivan rubah. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 05.00 . Dia merasa kasihan dengan sekertarisnya itu. Dia merasa terlalu kejam jika memperlakukan karyawannya seperti sekuriti kantor.Besok adalah hari sabtu,dimana dirinya harus datang dan bekerja dirumah bossnya.Dira mengusahakan dirinya untuk bangun lebih pagi. Supaya lebih tepat waktu. Apalagi dia tahu kalau bosnya itu sangat disiplin. Jadi dia tidak ingin kalah dari waktu,ujarnya.Hari ini tugasnya menemani sang Presdir olahraga berkeliling taman kota.Pukul 05.30 pagi dia sudah keluar dari rumahnya,dan sudah berpamitan dengan ibunya . Terasa aneh memang,olahraga saja harus ada sekertarisnya.Mungkin lebih mirip bodyguard,tapi ini bodyguard cewek. Yang harus siap siaga menjaga majikannya.Nadira datang ke kediaman Ivander Singgih menggunakan mobil kantor. Karena beberapa hari yang lalu dirinya difasilitasi sebuah mobil untuk diri

  • Love Story Nadira   Episode 4

    Pukul 06.00 sore Dira baru sampai dirumahnya. Tubuhnya terasa capek dan lelah."Dira pulang...."ucapnya dengan menyender dikursi ruang tengahnya."sayang kamu sudah pulang...??" sapa ibunya."iya bu,Dira baru pulang..." jawab Dira dengan mengecup tangan ibunya."Gimana kerjanya,,?""boss kamu baik gak sama kamu??" tanya Sinta ibu Dira."Dira kerja sebagai sekertaris dari seorang Presdir bernama Ivander bu...""dia orangnya baik kok..." sedikit menutupi sikap Ivan yang sebenarnya membuatnya sedikit marah."syukur deh,ibu seneng dengarnya..."ucapnya."Dira mandi dulu ya bu,,""badan Dira bau asem,pengin berendam.." ucap Dira seraya pergi meninggalkan ibunya."ya udah,jangan lupa bentar lagi makan malam siap.." ujar ibunya."iya bu..."Dira lalu menuju kamar mandi. Seharian berjuang demi menjadi sekertaris seorang CEO,membuatnya cukup kelelahan dihari pertamanya bekerja."Gue g

DMCA.com Protection Status