Share

Episode 9.

Author: Clarissa
last update Last Updated: 2021-08-26 12:51:43

Matahari pagi menampakan sinarnya lewat celah jendela,mata Ivan masih sedikit mengantuk. Ia masih malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Namun suara ketukan pintu memaksanya untuk bangkit.

"tok...tok...tok," seorang mengetuk pintu kamarnya. 

"pak,pak Ivan," suara itu terdengar tidak asing ditelinga Ivan. Suara yang sangat dikenalnya,yaitu suara Nadira.

Matanya langsung terbuka "Nadira..." ucapnya.

"pak,ini sudah siang!!!" teriak Nadira masih mengetuk pintu kamarnya.

Ivan lalu bangun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju pintu,lalu membukanya.

"Dira,ngapain kamu pagi-pagi sekali sudah kesini??" tanya Ivan yang masih mengenakan celana kolor pendek dan kaos oblong putih.

"saya cuma mau ngingetin bapak,kalau hari ini jadwal bapak bermain golf bersama Pak Riki." jawab Dira. 

Ivan tidak memperhatikan ucapan Dira,yang ia perhatikan ialah pakaian Dira. Pagi itu Dira mengenakan bluos dengan kerah  berbentuk V, yang sedikit memperlihatkan bagian dada Nadira. Membuat Ivan sedikit gelisah.

Malu jika nanti celananya terlihat sesak dibagian sekitar pahanya,Ivan lalu menyuruh Dira untuk menunggunya diruang tamu. Dengan gesitnya ia pergi ke kamar mandi,ia tidak bisa membayangkan jika Nadira tahu apa yang dilakukan sebagian pria dipagi hari,yaitu berlama-lama dikamar mandi.

Selesai mandi pagi dan mengenakan pakaian,Ivan lalu turun menemui Nadira. Dengan sedikit rasa gemetar,ia mulai mendekatinya. 

"jadwal saya bermain golf jam berapa???" tegasnya.  Sontak membuat Dira kaget,ia lalu melirik ke arah bosnya. 

"pukul 07.30 pak,dan sekarang baru jam 07.00" jelasnya.

"kamu sudah sarapan??" tanya Ivan sebagai bentuk penyesalannya karena berbicara keras kepada Nadira.

"belum pak,kalau bapak mau sarapan silahkan sarapan terlebih dahulu." balas Dira. Masih dengan nada yang santun meski hatinya geram.

"saya mau kamu juga ikutan sarapan bersama saya!" tegas Ivan . Dira masih bingung dengan sifat Ivan yang suka memaksa .

"ayo kita berangkat sekarang,nanti kita mampir ke kedai makanan untuk membeli sarapan." ucapnya lalu berjalan menuju parkiran rumahnya. 

Melihat bosnya bertingkah seperti itu,Dira hanya terdiam membuntuti Ivan dari belakang. "orang aneh," decakya dalam hati.

Kali ini,mereka diantar oleh supir pribadi Ivan,yakni Mang Saswi. Mereka duduk bersama dikursi belakang,dengan wajah Ivan yang serius dan menakutkan,dira merasa sedikit canggung, duduk berdekatan dengan bosnya yang terkenal galak.

"mang nanti kita berhenti di tukang bubur dipertigaan ya," perintah Ivan.

Pria paru baya itupun menyanggupi permintaan Ivan, "baik pak," ucap mang Saswi.

Bola mata Dira melirik kearah Ivan sambil tersenyum,ia berfikir bahwa bosnya yang galak juga masih suka makan dipingir jalan. 

Tidak lama mereka sampai ditukang bubur dipertigaan jalan,yang jaraknya cukup dekat dengan kediaman Ivan. Dengan rasa percaya diri,Ivan turun dan memesan dua bubur ayam kesukaannya. Ia memesan untuk dirinya,Nadira. Sementara mang Saswi menunggu mereka didalam mobil.

Nadira ikut menyusul Ivan mengahampiri tukang bubur itu.   Ia menunggu didekat trotoar,ditempat itu juga disediakan tikar untuk duduk. Memang tidak begitu lebar,namun cukup untuk mereka berdua.

Ivan menunjukan jari telunjuknya ke arah tikar, memberi kode kepada Dira untuk duduk disitu. Untung saja ia memakai celana panjang,sehingga ia tidak kesusahaan duduk ditikar. Ivan lalu duduk persis didepan Nadira,lagi-lagi ia harus berhadapan dengan bagian dada Nadira. Ia merasa geli,ia lalu bergeser kesamping,sehingga tidak begitu terlihat.

"Bapak suka makan disini?" tanya Nadira mengawali obrolan mereka. 

"iya,dulu waktu kecil saya sering di ajak Opa saya makan disini." ucap Ivan sambil menoleh kesekitar tempat itu.

"jadi tempat ini begitu berkesan bagi bapak dong???" lanjut Dira.

"ya begitulah,apa kamu juga suka makan ditempat seperti ini???" tanya Ivan.

"iya dulu,waktu saya masih kecil. Ketika ayah saya cuti kerja,ia sering mengajak saya untuk makan dipinggir jalan seperti ini,"

"Awalnya kurang suka,tapi ayah bilang kalau makanan  dipinggir jalan tidak kalah dengan yang ada di restaurant."

"hanya tampilannya saja yang berbeda," ucapnya.

"ayahmu benar,selain itu secara tidak langsung kita membantu meningkatkan penjualan mereka dengan menjadi konsumen mereka." sambung Ivan.

Tidak lama tukang bubur ayam menghampiri mereka,dan meletakan pesanan mereka tepat didepan Ivan dan Dira.

Mereka menyantap bubur secara bersamaan,dan ini momen pertama kalinya untuk Nadira. Makan bersama bosnya yang super ngeselin.

Sambil menikmati sarapannya,Ivan berkali-kali melirik ke arah Nadira. Setelah sekian lama dirinya tidak pernah makan bersama dengan seorang perempuan,kecuali ibunya. Itupun dulu saat mereka masih tinggal bersama. Kini beda cerita,ia kini sudah hidup mandiri. Di usianya yang matang,seharusnya ia sudah mempunyai pendamping hidup. Tapi sampai sekarang dirinya masih betah hidup menjomblo,tanpa pasangan.

Dira masih melahap bubur ayam yang ada didepannya,ia teringat dengan ucapan Inez tentang kuliahnya. Dengan hati yang penuh dengan rasa was-was,Dira lalu memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatinya.

"Pak Ivan,saya boleh bertanya sesuatu??" tanya Dira begitu serius.

"ya mau tanya apa??" balas Ivan.

"ini soal kuliah saya Pak," 

"selama satu minggu ini saya bolos kuliah Pak" tuturnya.

Dengan santainya Ivan menjawab perkataan Dira, "lalu apa yang harus saya lakukan??" .

"apa perjanjian kerja full satu minggu tidak bisa diubah pak??"

"supaya saya tetap bisa kuliah," Dira menatap bosnya dengan tatapan penuh harapan.

"bapak sudah taukan kalau saya seorang mahasiswa??" 

" tolong pak,saya mohon.."

"saya juga punya masa depan pak," regek Nadira sembari memanyukan bibirnya yang seksi.

Merasa tidak sanggup melihat tatapan Nadira yang membuatnya meleleh seperti coklat batangan yang dipanaskan,akhirnya Ivan menyanggupi permintaan Nadira.

"baiklah,mulai  minggu besok jam kerja kamu cuma sampai hari jum'at." 

"dan untuk masalah waktu kuliah,kamu atur sendiri," 

"tapi ingat,kerjaan kamu dikantor harus tetap terkendali." tegas Ivan.

Mendengar semua jawaban Ivan tentang  permintaannya,Dira begitu senang. Ia tersenyum kegirangan. 

Saking senangnya ia lalu memeluk Ivan dengan erat,ia lupa bahwa seharusnya dia tidak bertingkah seperti itu.

"yeeeee,"

"makasih ya pak,saya senang sekali." Dira memeluk Ivan dengan eratnya. Ivan sungguh tidak percaya,kalau Dira segembira itu,sampai-sampai tidak menyadari dengan pelukannya.

Namun Ivan hanya terdiam,malahan ia menikmati pelukan Dira. Ini benar-benar hal yang diluar dugaannya,mendapat hadiah pelukan dipagi hari.

Disela-sela pelukannya,Dira baru menyadari apa yang telah ia lakukan. Ia lalu melepaskan pelukannya dan kembali keposisi duduknya. Wajahnya memerah,semerah buah topat. Ia juga merasa malu dengan tingkahnya yang kurang sopan.

"maaf pak,saya tidak bermaksud seperti itu," tegas Nadira.

Sebenarnya Ivan menyukai momen-momen seperti ini,tapi ia berdalih,ia lalu menatap Nadira dengan tatapan sinis dengan alis yang saling menyatu. Ia lalu pergi menghampiri tukang bubur,dan membayar semua pesanannya,ia lalu masuk kedalam mobil.

Disisi lain,Dira masih tercengang dengan tingkah bosnya. Ia lalu bangkit menyusul bos anehnya itu.

Related chapters

  • Love Story Nadira   Episode 10.

    Satu bulan sudah berlalu sejak dirinya bekerja dengan CEO yang bernama Ivan. Tepat hari ini,Nadira akan mendapatkan gaji pertamanya. Pagi itu ia berangkat lebih awal,ia harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum ia rampungkan. Dengan sepatu berhak tinggi layaknya seorang sekertaris pada umumnya,ia berjalan menuju meja kerjanya. Rupanya pagi itu masih sepi,hanya ada beberapa karyawan yang juga berangkat lebih awal,sepertinya. Dan juga sang Presdir Ivander Singgih, dirinya sengaja berangkat lebih pagi dari para karyawan lainnya,karena ada sesuatu yang harus ia lakukan,yakni mengamati para karyawannya. Ia memasuki kantor lalu berjalan menuju ruang kerjanya.Sebelum masuk keruang kerjanya,dari kejauhan ia sudah melihat sekertarisnya duduk didepan komputernya. Ivan menatapnya dari kejauhan,terlihat soso Nadira yang ceria dan cerdas. Ia terlihat begitu piawai dalam bekerja,membuat Ivan selalu terkesan. Masih dalam posisi yang sama,matanya en

    Last Updated : 2021-08-27
  • Love Story Nadira   Episode 11

    Ivan berlari ke arah parkiran,ia melihat kesekeliling tempat itu namun nihil. Nadira tidak ada diparkiran,karena suara Dira hilang dan tidak terdengar lagi. Ia lalu kembali berlari dan menuju lorong.Dari kejauhan,ia melihat kolam ikan yang dipinggirannya terdapat sepatu Nadira. Dengan paniknya,ia berlari menghampirinya. Masih dengan posisi yang sama,Nadira merintih kesakitan."aw,kaki gue sakit banget,"desahnya sambil menggigit bibirnya sendiri.Seperti seorang Pangeran yang datang menolong seorang Putri,dengan sigapnya Ivan melepas sepatu dan jasnya, lalu masuk kedalam kolam."kamu gak papa Dir?" Ivan lalu membopong tubuh Dira,yang basah kuyup. Dengan kedua tangannya ia memegangi pundak Dira."kaki saya kram Pak,""sakit sekali," rintih wanita 19 tahun itu.Dengan kuatnya,ivan membopong Dira menggunakan kedua tangannya. Meski merasa tidak enak,Dira tetap menuruti apa yang dilakukan Ivan."pegangan dilehe

    Last Updated : 2021-08-28
  • Love Story Nadira   Episode 12

    Dengan baju yang sedikit masih basah,Ivan menuruni anak tangga menuju ruang tamu. Mengingat baju Ivan yang basah,Ibu Dira berinisiatif meminjamkan baju mendiang suaminya kepada Ivan. Ia mendekat dan menghampirinya. "nak Ivan,gantilah pakainmu dengan ini !" ucapnya. Dengan senang hati Ivan menuruti permintaannya,memang sifat Ivan egois,namun dia paling tidak bisa jika harus menolak permintaan seorang ibu. Ivan mengenakan kemeja warna putih dan celana linen warna abu tua. Tinggi badan Ivan yang hampir sama dengan mendiang ayah Dira,sehingga ukurannya sangat pas dibadan Ivan. Setelah mengganti bajunya dikamar tamu,Ivan lalu kembali keruang tamu. Ia melihat kesekitar interior rumah Dira,rumahnya cukup besar. Banyak hiasan dinding yang menghiasi tembok rumah Dira. Terlihat ada sebuah foto besar,seperti sebuah foto keluarga. Difoto itu ada Dira dan ibu Sinta mengenakan kebaya warna biru,dan ayah Dira yang memakai seragam pilot. "ternyata

    Last Updated : 2021-09-04
  • Love Story Nadira   EPISODE 1

    Hari ini 14 februari 2019,bertepatan dengan hari ulang tahun Nadira ke 18. Tapi semua ini seperti malapetaka baginya. Ikbal kekasih yang selalu dia puja ,pagi tadi tiba-tiba memutuskannya. Entah apa penyebabnya,Nadira pun masih tidak percaya dengan keputusan Ikbal.Tidak hanya Ikbal yang pergi meninggalkan Nadira,siang tadi ada seorang polisi yang megabari Nadira,kalau Ayah Nadira mengalami kecelakaan pesawat saat bertugas ke Singapore.Ayah Nadira,Burhan Wijaya adalah seorang pilot disebuah maskapai pernebangan International. Sudah 20 tahun beliau mengabdi diperusahaan tersebut.Hati Nadira hancur,ayah yang selalu menjadi pelindung baginya,kini telah pergi meninggalkan Nadira dan ibunya untuk selama-lamanya.Demi ibunya,Nadira mencoba untuk tegar. Nadira tidak ingin membuat ibunya bertambah sedih. Apalagi dia anak satu-satunya.Malam ini seperti mimpi buruk bagi Nadira. Dia masih berdiam diri dikam

    Last Updated : 2021-08-10
  • Love Story Nadira   Episode 2

    Tiga bulan telah berlalu sejak kepergian ayahnya. Dira kini menjalani hidup seperti biasanya. Bangun pagi,pergi ke kampus dan berkumpul dengan teman-temannya.Statusnya yang berubah menjadi jomblowati,membuatnya lebih bebas untuk berteman dengan siapa saja. Tanpa Ikbal,Dira juga masih bisa hidup,masih bisa bernafas.Hanya saja akhir-akhir ini Dira mulai befikir,bagaimana Dira bisa menghasilkan uang. Dia ingin bekerja membantu mencukupi kebutuhan dia dan ibunya.Ibu dira hanya ibu rumah tangga biasa,sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari Dira dan ibunya mengandalkan santunan dari tempat ayahnya bekerja dulu. Memang tidak sedikit,tapi jika dipakai terus menerus pasti akan habis."Dir..kamu ngelamunin apa sih?""kok dari tadi aku lihat kamu seperti kebingungan gitu...??" tanya Inez .Inez adalah sahabat karibnya Nadira dari jaman SMA dulu,jadi mereka sudah terbiasa saling berbagi cerita satu sama lain. Inez sangat perhatian

    Last Updated : 2021-08-11
  • Love Story Nadira   Episode 3

    Lima menit telah berlalu,sang CEO tidak kunjung datang. Nadira mulai cemas,dan was-was. Dilihat jam ditangannya menunjukan pukul 09.10,itu tandanya 10 menit sudah dia berada dikantor Investor itu."gimana sih,kok lama banget..." ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan itu."Ivander singgih,namanya kok kaya orang jaman dulu ya...""tapi keren juga..." ucap Nadira sambil menyentuh papan nama tersebut.Karena sudah cukup lama dirinya berada dirungan itu,dan Presdirpun tidak kunjung datang. Akhirnya Dira memutuskan untuk keluar dari ruangan untuk menemui om Dino.Saat hendak menuju ruangan om Dino,Nadira tidak sengaja bertabrakan dengan seorang cowok yang memakai kaca mata hitam,dan setelan jas warna abu tua."aw..."ucap Nadira kesakitan. Tubuhnya sedikit terpental ketembok,karena pria tersebut bertubuh besar dan tinggi."hey..kalau jalan lihat-lihat !!.." ucap cowok itu dengan sinis."sorr

    Last Updated : 2021-08-13
  • Love Story Nadira   Episode 4

    Pukul 06.00 sore Dira baru sampai dirumahnya. Tubuhnya terasa capek dan lelah."Dira pulang...."ucapnya dengan menyender dikursi ruang tengahnya."sayang kamu sudah pulang...??" sapa ibunya."iya bu,Dira baru pulang..." jawab Dira dengan mengecup tangan ibunya."Gimana kerjanya,,?""boss kamu baik gak sama kamu??" tanya Sinta ibu Dira."Dira kerja sebagai sekertaris dari seorang Presdir bernama Ivander bu...""dia orangnya baik kok..." sedikit menutupi sikap Ivan yang sebenarnya membuatnya sedikit marah."syukur deh,ibu seneng dengarnya..."ucapnya."Dira mandi dulu ya bu,,""badan Dira bau asem,pengin berendam.." ucap Dira seraya pergi meninggalkan ibunya."ya udah,jangan lupa bentar lagi makan malam siap.." ujar ibunya."iya bu..."Dira lalu menuju kamar mandi. Seharian berjuang demi menjadi sekertaris seorang CEO,membuatnya cukup kelelahan dihari pertamanya bekerja."Gue g

    Last Updated : 2021-08-16
  • Love Story Nadira   Episode 5

    Sudah 5 hari Dira bekerja bersama Ivan.Jam kerjanyapun sudah Ivan rubah. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 05.00 . Dia merasa kasihan dengan sekertarisnya itu. Dia merasa terlalu kejam jika memperlakukan karyawannya seperti sekuriti kantor.Besok adalah hari sabtu,dimana dirinya harus datang dan bekerja dirumah bossnya.Dira mengusahakan dirinya untuk bangun lebih pagi. Supaya lebih tepat waktu. Apalagi dia tahu kalau bosnya itu sangat disiplin. Jadi dia tidak ingin kalah dari waktu,ujarnya.Hari ini tugasnya menemani sang Presdir olahraga berkeliling taman kota.Pukul 05.30 pagi dia sudah keluar dari rumahnya,dan sudah berpamitan dengan ibunya . Terasa aneh memang,olahraga saja harus ada sekertarisnya.Mungkin lebih mirip bodyguard,tapi ini bodyguard cewek. Yang harus siap siaga menjaga majikannya.Nadira datang ke kediaman Ivander Singgih menggunakan mobil kantor. Karena beberapa hari yang lalu dirinya difasilitasi sebuah mobil untuk diri

    Last Updated : 2021-08-17

Latest chapter

  • Love Story Nadira   Episode 12

    Dengan baju yang sedikit masih basah,Ivan menuruni anak tangga menuju ruang tamu. Mengingat baju Ivan yang basah,Ibu Dira berinisiatif meminjamkan baju mendiang suaminya kepada Ivan. Ia mendekat dan menghampirinya. "nak Ivan,gantilah pakainmu dengan ini !" ucapnya. Dengan senang hati Ivan menuruti permintaannya,memang sifat Ivan egois,namun dia paling tidak bisa jika harus menolak permintaan seorang ibu. Ivan mengenakan kemeja warna putih dan celana linen warna abu tua. Tinggi badan Ivan yang hampir sama dengan mendiang ayah Dira,sehingga ukurannya sangat pas dibadan Ivan. Setelah mengganti bajunya dikamar tamu,Ivan lalu kembali keruang tamu. Ia melihat kesekitar interior rumah Dira,rumahnya cukup besar. Banyak hiasan dinding yang menghiasi tembok rumah Dira. Terlihat ada sebuah foto besar,seperti sebuah foto keluarga. Difoto itu ada Dira dan ibu Sinta mengenakan kebaya warna biru,dan ayah Dira yang memakai seragam pilot. "ternyata

  • Love Story Nadira   Episode 11

    Ivan berlari ke arah parkiran,ia melihat kesekeliling tempat itu namun nihil. Nadira tidak ada diparkiran,karena suara Dira hilang dan tidak terdengar lagi. Ia lalu kembali berlari dan menuju lorong.Dari kejauhan,ia melihat kolam ikan yang dipinggirannya terdapat sepatu Nadira. Dengan paniknya,ia berlari menghampirinya. Masih dengan posisi yang sama,Nadira merintih kesakitan."aw,kaki gue sakit banget,"desahnya sambil menggigit bibirnya sendiri.Seperti seorang Pangeran yang datang menolong seorang Putri,dengan sigapnya Ivan melepas sepatu dan jasnya, lalu masuk kedalam kolam."kamu gak papa Dir?" Ivan lalu membopong tubuh Dira,yang basah kuyup. Dengan kedua tangannya ia memegangi pundak Dira."kaki saya kram Pak,""sakit sekali," rintih wanita 19 tahun itu.Dengan kuatnya,ivan membopong Dira menggunakan kedua tangannya. Meski merasa tidak enak,Dira tetap menuruti apa yang dilakukan Ivan."pegangan dilehe

  • Love Story Nadira   Episode 10.

    Satu bulan sudah berlalu sejak dirinya bekerja dengan CEO yang bernama Ivan. Tepat hari ini,Nadira akan mendapatkan gaji pertamanya. Pagi itu ia berangkat lebih awal,ia harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum ia rampungkan. Dengan sepatu berhak tinggi layaknya seorang sekertaris pada umumnya,ia berjalan menuju meja kerjanya. Rupanya pagi itu masih sepi,hanya ada beberapa karyawan yang juga berangkat lebih awal,sepertinya. Dan juga sang Presdir Ivander Singgih, dirinya sengaja berangkat lebih pagi dari para karyawan lainnya,karena ada sesuatu yang harus ia lakukan,yakni mengamati para karyawannya. Ia memasuki kantor lalu berjalan menuju ruang kerjanya.Sebelum masuk keruang kerjanya,dari kejauhan ia sudah melihat sekertarisnya duduk didepan komputernya. Ivan menatapnya dari kejauhan,terlihat soso Nadira yang ceria dan cerdas. Ia terlihat begitu piawai dalam bekerja,membuat Ivan selalu terkesan. Masih dalam posisi yang sama,matanya en

  • Love Story Nadira   Episode 9.

    Matahari pagi menampakan sinarnya lewat celah jendela,mata Ivan masih sedikit mengantuk. Ia masih malas untuk bangun dari tempat tidurnya. Namun suara ketukan pintu memaksanya untuk bangkit. "tok...tok...tok," seorang mengetuk pintu kamarnya. "pak,pak Ivan," suara itu terdengar tidak asing ditelinga Ivan. Suara yang sangat dikenalnya,yaitu suara Nadira. Matanya langsung terbuka "Nadira..." ucapnya. "pak,ini sudah siang!!!" teriak Nadira masih mengetuk pintu kamarnya. Ivan lalu bangun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju pintu,lalu membukanya. "Dira,ngapain kamu pagi-pagi sekali sudah kesini??" tanya Ivan yang masih mengenakan celana kolor pendek dan kaos oblong putih. "saya cuma mau ngingetin bapak,kalau hari ini jadwal bapak bermain golf bersama Pak Riki." jawab Dira. Ivan tidak memperhatikan ucapan Dira,yang ia perhatikan ialah pakaian Dira. Pagi itu Dira mengenakan bluos dengan kerah berbentuk

  • Love Story Nadira   Episode 8

    Setelah mengobrol lumayan panjang dengan ibu Dira,dan membuat Dira sedikit badmood. Akhirnya sang CEO itu berpamitan. Dengan sopannya,ia berjanji akan datang kembali kerumah itu."besok-besok saya main kesini lagi bolehkan bu??" harap Ivan dengan percaya diri."tentu boleh dong nak Ivan,ibu dengan senang hati jika nak Ivan mau sering-sering main ketempat kami." ucap Sinta, "aduh Ibu,ngapain sih harus pakai kata sering-sering segala," gerundel Dira dalam hati."oh ya Dir,ini kunci mobilnya,""saya pulang naik taksi saja,"Ivan meletakan kunci mobil dimeja tepat didepan Dira duduk."gak pak,mobilnya dibawa bapak saja,""besok biar saya saja yang pakai taksi," ujarnya."nggak Dir,inikan hak kamu,""ini inventaris kamu," balas Ivan."tapi pak..." rengek Dira."gak tapi-tapi...!" gerutu Ivan."ya sudah pak," jawabnya.Ibu Dira memperhatikan mereka berdua berdebat,malahan ia se

  • Love Story Nadira   Episode 7

    Ivan menyuruh mbok Toro untuk mengambil kotak P3K. Dia lalu membersihkan luka Dira dan mengobatinya."kok sampai bisa jatuh begini Dir,,,??"tanya Ivan sambil mengoleskan obat merah ke dahinya."awww..awww...""pelan...pelan pak..."rintih Dira kesakitan. Memang lukanya tidak terlalu besar,tapi karena berada dikepala sehingga darahnya terus keluar ."ini juga udah pelan kok,tahan sebentar.." ucap Ivan.Melihat Ivan membersihkan lukanya,Dira merasa tidak enak. Boss yang selama ini dia kira egois,ternyata mempunyai hati seperti malaikat juga."nah,sudah selesai" ucap Ivan. Lalu duduk disebelah Dira."makasih pak,,"ucap Dira sembari memegangi kepalanya."lain kali kamu lebih hati-hati,coba kalau kamu sampai gegar otak?? bisa panjang urusannya" Ivan lalu membereskan kotak P3K dan menyuruh mbok Toro untuk menyimpannya kembali."iya pak,tadi saya buru-buru. Saya takut bapak nanti nyariin saya" ucap Dira."kalau

  • Love Story Nadira   Episode 6

    Dira tersenyum,bahkan dia hampir tertawa melihat tingkah bosnya yang super duper panik. Dia tidak menyangka kalau Ivan akan sekaget itu."Kok kamu malahan ketawa??""ada yang lucu dengan saya??" ucap Ivan menghampiri Dira tanpa senyum .Dira merasa kurang sopan mentertawai bosnya,dia lalu dengan sigap menutup mulutnya dengan tangan."gak pak,gak ada yang lucu kok.." jawabnya."jadi,kenapa kamu berhenti??""kamu hampir saja membuat saya menjadi terdakwa!" ucap Ivan. Apa tidak salah dengan ucapan Ivan,apa hubungannya ban bocor dengan terdakwa.Dira mulai bingung dengan ucapan aneh bosnya."kok terdakwa sih pak?""inikan cuma ban bocor pak,bapak gak akan jadi terdakwa kok pak..." ucap Dira mengerutkan kening"begini nih,kalau punya sekertaris yang gak pengalaman""tadi saya kira kamu jatuh,nah kalau kamu beneran jatuh pas kerja bareng saya,otomatis yang tanggung jawab siapa??""saya kan..!!""t

  • Love Story Nadira   Episode 5

    Sudah 5 hari Dira bekerja bersama Ivan.Jam kerjanyapun sudah Ivan rubah. Dari jam 07.00 pagi sampai jam 05.00 . Dia merasa kasihan dengan sekertarisnya itu. Dia merasa terlalu kejam jika memperlakukan karyawannya seperti sekuriti kantor.Besok adalah hari sabtu,dimana dirinya harus datang dan bekerja dirumah bossnya.Dira mengusahakan dirinya untuk bangun lebih pagi. Supaya lebih tepat waktu. Apalagi dia tahu kalau bosnya itu sangat disiplin. Jadi dia tidak ingin kalah dari waktu,ujarnya.Hari ini tugasnya menemani sang Presdir olahraga berkeliling taman kota.Pukul 05.30 pagi dia sudah keluar dari rumahnya,dan sudah berpamitan dengan ibunya . Terasa aneh memang,olahraga saja harus ada sekertarisnya.Mungkin lebih mirip bodyguard,tapi ini bodyguard cewek. Yang harus siap siaga menjaga majikannya.Nadira datang ke kediaman Ivander Singgih menggunakan mobil kantor. Karena beberapa hari yang lalu dirinya difasilitasi sebuah mobil untuk diri

  • Love Story Nadira   Episode 4

    Pukul 06.00 sore Dira baru sampai dirumahnya. Tubuhnya terasa capek dan lelah."Dira pulang...."ucapnya dengan menyender dikursi ruang tengahnya."sayang kamu sudah pulang...??" sapa ibunya."iya bu,Dira baru pulang..." jawab Dira dengan mengecup tangan ibunya."Gimana kerjanya,,?""boss kamu baik gak sama kamu??" tanya Sinta ibu Dira."Dira kerja sebagai sekertaris dari seorang Presdir bernama Ivander bu...""dia orangnya baik kok..." sedikit menutupi sikap Ivan yang sebenarnya membuatnya sedikit marah."syukur deh,ibu seneng dengarnya..."ucapnya."Dira mandi dulu ya bu,,""badan Dira bau asem,pengin berendam.." ucap Dira seraya pergi meninggalkan ibunya."ya udah,jangan lupa bentar lagi makan malam siap.." ujar ibunya."iya bu..."Dira lalu menuju kamar mandi. Seharian berjuang demi menjadi sekertaris seorang CEO,membuatnya cukup kelelahan dihari pertamanya bekerja."Gue g

DMCA.com Protection Status