'' Buat apasih Video itu?'' tanya Ucup heran.
'' Sudah, lo enggak perlu tau,'' jawab Nino,'' gue kirim videonya ke handpone gue, terus video di handpone lo gue hapus.''Ucup masih terlihat bingung dengan apa yang di lakukan oleh Nino. Ucup tidak tau apa yang sedang di rencanakan oleh Nino pada Alya, Ucup hanya di perintahkan oleh Nino untuk merekam kejadian saat Alya tadi berebut kunci dengan Nino. Dan beruntungnya Nino, ia mendapatkan Video saat Alya terjatuh dan mencium pipinya.
Kemudian Nino melihat Alya mulai menjauh dengan sepedanya, meninggalkan halaman sekolah. Nino bergegas berlari menuruni anak tangga satu persatu, Nino berlari cepat ke parkiran sekolah kemudian mengambil motornya.
Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Nino segera menyakalan motornya kemudian mengejar Alya yang sudah menjauh. Beruntung, Nino melihat Alya dari kejauhan sedang menggoes sepedanya.
'' Hai!'' sapa Nino, sedang Alya reflek menengok ke arah Nino.
'' Ngapain si lo ngikutin gue?'''' Siapa yang ngikutin lo!''Alya menghetikan sepedanya, begitu juga dengan Nino.
'' Kalau lo nggak ngikutin gue? Kenapa lo ikut berhenti.''
'' Ya, gue ... gue, Ah! bannya agak kempis,'' kilah Nino, kemudian turun dan memeriksa ban motornya.'' Enggak jelas!'' ujar Alya sambil menggoes sepedanya, bersiap pergi meninggalkan Nino yang masih tetap berpura-pura memeriksa ban motornya.'' Kenapa lo masih ngikutin gue? lo merusak pemandangan gue tau enggak.''
'' Al,'' panggil Nino,'' lo percaya nggak. Kalau gue bisa membuat lo jatuh cinta hanya dalam waktu tujuh hari.'''' Heuh?'''' Lo bakalan jatuh cinta sama gue dalam waktu tujuh hari!'' teriak Nino ke Alya.'' WHAT?'' Alya berhenti,'' maaf lo bilang apa tadi?''Nino tersenyum, kemudian memundurkan motornya sedikit, supaya sejajar dengan Alya yang berada di belakangnya.
'' Gue bisa membuat lo jatuh cinta dalam waktu tujuh hari,'' Nino memperjelas.
'' Tujuh hari?'' Alya mengulang.'' Ya, tujuh hari.''Alya menggelengkan kepalanya, ia merasa Nino terlalu pede berkata seperti itu.
'' Manusia aneh! Enggak mungkin dan nggak akan pernah terjadi,'' jelas Alya kemudian menggoes sepedanya lebih kencang dan masuk ke gang kecil.
Nino berusaha mengejar Alya yang sudah terlebih dahulu masuk ke gang. Nino berusaha mengejar, tapi karena jalanan gang yang kecil, Nino kesulitan melajukan motornya. Al hasil, Alya menghilang di celah-celah rumah-rumah warga.
'' Hahaha!'' Nino tertawa terbahak saat melihat sepeda Alya tersungkur keselokan, sedang Alya sedang terduduk di sampingnya sambil meringis kesakitan saat kakinya terluka.
'' Lo kurang ajar banget sih! bukannya bantuin malah ngetawain,'' gerutu Alya, wajahnya terlihat kesal.
'' Lo mau gue bantuin?''
'' Terserah!!'' jawab Alya ketus, sambil berusaha berdiri tapi kemudian ia meringis kembali saat kakinya terasa sakit.'' Lo jangan so kuat.'''' Lo mau ngapain?''Alya membelalakan matanya terkejut saat Nino berusaha menggandeng tangannya.
'' Loh, ko mau ngapain? ya mau bantuin lo lah,'' jawab Nino,'' Udah lo sekarang diam, lo naik ke motor gue, gue anterin lo pulang.''
Alya terdiam sejenak, ia memikirkan ajakan dari Nino, ada rasa gengsi yang muncul di benaknya.
'' Mau enggak?''
Alya masih terdiam, Alya mencoba memijakan kakinya yang terluka dan sedikit terkilir. Alya meringis, benar adanya, ia masih kesulitan untuk berjalan apalagi naik sepeda.
'' Iya gue mau. Tapi lo jangan kegeeran, gue terpaksa.''
Tereserah apapun alasan lo, yang penting lo mau gue anterin lo pulang, batin Nino.
'' Kenapa lo diam?'' tanya Alya saat Nino terdiam .'' Lo jangan mikir ngeres yah?''
'' Enggak! kenapa si lo suudzan mulu sama gue?'''' Ya ... muka lo, muka mesum.'''' Heuh? Ya Tuhan. Tega banget lo ngomong kaya gitu.'' Nino menatap tajam Alya.'' Lo mau gue anterin nggak?'''' Iya gue mau,'' jawab Alya pelan.'' Maaf.'''' Gitu dong. Masa wajah tampan kaya gini di bilang muka mesum,'' kata Nino menggerutu, sambil membantu Alya naik ke motor. Sedang Alya yang mendengar Nino menggerutu, tersenyum tipis.'' Sepeda gue gimana?'' tanya Alya, saat ia bingung bagaimana membawa sepedanya.Nino berpikir sejenak, ia sedang memikirkan bagaimana caranya mengantarkan Alya pulang, tanpa harus meninggalkan sepedanya.
'' Mas,'' panggil Nino saat ada seseorang lewat di hadapannya.
'' Ada apa Mas manggil saya?'''' Mas mau uang enggak?'''' Ya ... mau, masa mau di kasih uang nggak mau.'' jawab pria itu sambil cengengesan.'' Kalau Mas mau uang, Mas bawa sepeda ini, nanti Mas ikuti saya dari belakang.'' pinta Nino yang kemudian di ikuti oleh pria itu.Alya masih sungkan saat di bonceng oleh Nino. Alya masih menjaga jarak saat di bonceng oleh Nino.
'' Stop!'' teriak Alya,'' Ini rumah gue.''
Nino reflek berhenti di sebuah rumah yang cukup sederhana, tapi terlihat modern dan nyaman.
'' Ini rumah lo?'' tanya Nino, Alya mengangguk kemudian turun dari motor sambil meringis. '' Gue bantuin.''
Dengan sigap Nino turun dari motornya, kemudian memampah Alya sampai keteras rumah. Nino sekali lagi memperhatikan kesetiap sudut halaman rumah Alya, terlihat nyaman dengan tanaman yang hampir menghiasi setiap sudut rumahnya.
'' Mas, ini sepedanya,'' kata pria tadi yang mengalihkan perhatian Nino dan Alya.
'' Mas, taruh di situ aja nggak apa-apa. Oyah mas, ini uangnya,'' ucap Nino sambil mengeluarkan satu lembar uang lima puluh ribu, sedang pria tadi wajahnya terlihat berseri saat menatap uang itu.'' Terima kasih ya Mas. Kalau begitu saya permisi,'' kata pria itu kemudian pergi.'' Alya kamu kenapa?'' tanya Bu Sania saat melihat Alya meringis kesakitan.
'' Alya jatuh dari sepeda Bunda.'''' Ko bisa. Kamu pasti nggak hati-hati, sebentar Bunda mau ambil obatnya,'' ujar Bu Sania sambil berdiri, bersiap meninggalkan Alya yang masih meringis.Sedang Nino masih tetap berdiri mematung di dekat sepeda Alya. Nino memperhatikan percakapan antara Alya dan Ibunya.
'' Loh, kamu temannya Alya?''
'' Iya Tante,'' jawab Nino kemudian menghampiri.'' Saya Nino Tante, saya yang mengantarkan Alya pulang.''
'' Oh gitu ... terima kasih yah kamu mau mengantarkan Alya pulang.'' kata Bu Sania,'' kamu duduk di sini, Tante mau mengambil obat sama minuman buat kalian.''
Nino tersenyum, sedang Bu Sania berjalan ke dalam rumah. Nino duduk kursi di samping Alya, Nino tersenyum bersamaan dengan ide jahil yang muncul di kepalanya.
'' Nyokap lo baik juga yah. Nggak Kaya ....''
Alya melupakan sejenak rasa sakitnya saat Nino berkata seperti itu. Wajah yang tadinya meringis, sekarang berubah lebih tegang.
'' Maksud lo apa? Nggak kaya gue maksudnya. Emang gue kenapa?'' tanya Alya menghunus tepat di netra mata Nino.
'' Ya nggak ... lo sensi banget jadi orang.''Alya kembali menghela napas, entah kenapa saat ini ia mudah sekali terpancing emosinya oleh Nino.
'' Maaf yah, Tante buat minumnya lama,'' tutur Bu Sania, kemudian menaruh dua gelas minuman di atas meja. Bu Sania berjongkok di depan Alya kemudian secara perlahan mengobati lukanya.
'' Nggak apa-apa Tante santai aja,'' sahut Nino sambil menatap Alya, sedang kedua alisnya ia taikan secara bersamaan.
'' Padahal Nino sudah nasihatin Alya Tante. Nino bilang, kalau naik sepeda jangan cepat-cepat, tapi Alyanya malah nggak mau dengar.''
''Heuh?''
Alya reflek mantap Nino tajam saat Nino berkata seperti itu.
'' Apa yang di katakan Nino benar Alya?'' tanya Bu Sania ke Alya.
'' Enggak Bunda, kapan dia ngomong kaya gitu, jus-'''' Tadi Alya marah sama Nino Tante,'' ucap Nino yang memotong perkataan Alya.'' Marah kenapa?'''' Alya minta di antar jemput sama Nino. Nino sih sebenarnya nggak masalah, tapi Nino nggak enak kalau belum dapat ijin dari Tante. Eh, pas Nino bilang gitu Alyanya ngambek.'''' Heuh?''
Wajah Alya mengernyit, Alya tidak mengerti maksud Nino berkata seperti itu.
'' Ya sebenarnya sih nggak apa-apa. Asalkan jangan sampai membolos,'' ujar Bu Sania kepada Nino, sedang Nino yang mendengarnya tersenyum penuh kemenangan.
''Nggak ko Tante Nino nggak pernah bolos. Nino beberapa kali dapat penghargaan sebagai siswa teladan.''
Heuh? siswa teladan dari hongkong. Benar-benar ni anak, muka tembok, bisa-bisanya dia mencari perhatian Bunda. Kalau bisa gue ikat, gue ikat sekalian terus gue lempar kekandang singa ,biar mulutnya yang manis itu di cakar, di cabik-cabik sama tu singa, batin Alya.
'' Alya?'' panggil Bu Sania saat Alya terdiam beberapa saat.
'' Iya Bunda ada apa?'''' Kamu ko malah melamun. Nino mau pulang tuh.''Alya menatap Nino yang sudah berdiri di hadapanya, wajah Nino terlihat berseri, seolah meledek Alya kalau ia sudah berhasil mengambil hati sang Bunda.
'' Oh ... ya sudah tinggal pulang saja,'' sahut Alya malas.
'' Loh ko cuman Oh?'''' Terus Alya harus gimana Bunda?''Bu Laras tersenyum, sambil sesekali menghela napas.
'' Ya kamu ucapkan terima kasih dong. Kan Nino sudah mengantar kamu pulang.''
'' Nggak apa-apa Tante. Mungkin Alyanya masih kesal sama Nino.''Bisa aja manusia rese, batin Alya.
'' Terima kasih,'' ucap Alya sambil menunjukan senyum semanis mungkin.
'' Sama-sama, lo nggak usah sungkan.'''' cepet pulang ke,'' gumam Alya.'' Heuh? kamu bilang apa?'' tanya Bu Sania.'' Enggak Bund, nggak bilang apa-apa.''Alya memberi isyarat Nino dengan matanya kalau Nino harus segera pergi, tapi Nino malah membalasnya dengan gelengan kepala.
'' Kalau begitu Nino pamit ya Tante,'' ucap Nino dengan senyum miring penuh kemenangan sambil menatap Alya.
'' Iyah, terima kasih yah Nino.''
Nino berjalan pelan meninggalkan Alya dan Bu Sania setelah berpamitan. Sedang Alya masuk kerumahnya bersama Bu Sania.
'' Kenapa tu anak beda banget yah sama di dunia nyata sama di dunia maya. Di dunia maya kayanya hidupnya sedih banget gitu, tapi kalau di dunia nyata malah nyebelin banget.'' gumam Alya saat di kamar.
Tring.
Alya membelalakan matanya terkejut, saat Nino mengirim sebuah Video yang akan membuatnya mati kutu.
'' Ninooo!!!''
'' Alya kamu kenapa?'' tanya Bu Sania di luar kamar, saat mendengar teriakan dari Alya.'' Enggak apa-apa Bunda, ada kecoa aja.'' Tring. Mata Alya semakin terbelalak saat Nino mengirimkan video lagi. 0821 xxxxKerenkan Videonya? Apalagi kalau Video ini di tonton oleh anak satu sekolah. Ya Tuhan! Tenang Alya, tenang. Manusia aneh itu hanya menggertak, batin Alya. 0838 xxxxApanya yang keren? Gue malah jijik tau nggak. Hapus enggak Videonya. 0821 xxxxKenapa harus di hapus? Rugi kalau gue hapus, karena besok gue akan sebarin Video ini di sekolah. Alya memejamkan matanya, seketika pikirannya terasa berat saat memikirkan apa yang akan terjadi kalau benar Nino menyebarkan Video itu. Alya menarik napas, mencoba kembali mengumpulkan keberaniannya. 0838 xxxxLo pikir gue takut? Gue nggak takut. 0821 xxxxYakin? Gue pengen tau, seheboh apa di sekolah besok kalau Video ini tersebar. '' Aduh!'' Al
" Eh Al, bukunya mana? " tanya Syiffa ke Alya, " Ada nih, " Alya menunjukan bukunya ke Syiffa."Awas aja lo kalau nggak di bawa, gue jodohin lo sama si Adit.'' Alya menoleh kebelakang dan di balas oleh kedipan mata genit oleh Adit. Alya hanya mengernyitkan wajahnya melihat si adit seperti itu. " Eh Al, lo beneran sekarang jadi bendahara OSIS?'' tanya Amel dengan ekspresi sangat penasaran. Alya memang di tunjuk oleh Denis sang ketua Osis untuk menjadi bendahara Osis. Alya sebenarnya sudah menolak, kerena dia merasa banyak anak yang lain yang lebih pantas. Tapi karena Denis terus merayunya Alya dengan berat hati menerimanya. " Iya, kenapa? " jawab Alya singkat sambil menganggukan kepalanya. " Asik dong, tiap hari lo bisa ketemu terus sama ka Denis." " Emang kenapa? Gue si biasa ajah. " " Iiih Alya ka Deniskan ganteng , ketua OSIS, masa lo nggak tertarik sama sekali.'' " Enggak, " Alya kembali menggelengkan kepalany
Di kamarnya, Alya masih sulit untuk memejamkan mata. Alya masih terus teringat ucapan Nino barusan. Di pikirannya masih ada keraguan, dan belum mempercayai apa yang Nino ucapkan. Alya masih trauma dengan mantan pacarnya dahulu, Alya pernah menjalani hubungan toxic dengan mantan pacarnya. Dan itu membuat Alya sedikit trauma, Alya takut apa yang di alaminya dahulu terulang lagi. Tanpa terasa, waktu sudah hampir tengah malam, rasa lelah dan rasa kantuk sudah bercampur menjadi satu di diri Alya. Beberapa kali Alya terlihat menguap, Alya sudah tidak bisa menyembunyikan rasa kantuknya, sampai akhirnya Alya tertidur karena sudah tidak kuat menahan rasa kantuk. ****** Pagi harinya, saat Alya sedang bersiap mau berangkat sekolah, Alya mendengar suara seseorang sedang mengobrol dengan budenya. Alya membuka gorden kamar, Alya terkejut Nino sudah berada di depan dan sedang mengobrol sama budenya. "Cepet amat tu anak akrab sama Bude,padahal tadi malam sika
Di kamar, Nino kembali memikirkan Alya. Nino masih heran, kenapa Alya belum memberi jawaban. Padahal selama ini kalau Nino mau, banyak perempuan yang bersedia menjadi kekasihnya. Nino berdiri, dia berjalan ke meja belajarnya. Saat ini dia butuh seseorang yang bisa memberinya pendapat, di ingatannya muncul nama Angel teman onlinenya. Nino membuka laptop yang tergelatak di meja belajar, secara perlahan Nino menyalakan Laptop itu. NinoNinoAdrian@g***l.comKepada:saya Kemarin gue sudah mengungkapkan perasaan gue sama gadis itu.Tapi sayang, sampai sekarang gue belum mendapatkan jawabannya.Menurut lo gimana ? ketika seorang cewek mengulur-ngulur waktuuntuk memberi jawaban. AngelAngelli@g***l.comKepada: Saya Cinta itu masalah perasaan, seorang perempuan kadang tidakmudah untuk mengambil keputusan, apalagi menyangkut ma
Duka terus menyelimuti Nino dan sekeluarga. Ditengah persiapan pemakaman sang adik, Nino berusaha menghubungi Alya. Saat itu jiwanya yang rapuh membutuhkan dukungan orang yang dia Cintai.Namun sayang, beberapa kali Nino berusaha menghubungi Alya, Alya tidak pernah mengangkat teleponnya. Beberapa hari terakhir ini Alya memang sedang sibuk dengan kegiatan OSIS nya, dan itu penyebab Alya sulit untuk di hubungi.Hanya ada Shareen di sampingnya, sahabat masa kecilnya yang selalu menemaninya sejak kemarin. Cindy di makamkan di samping makam sang ibunda, kesedihan Nino semakin memuncak saat melihat makam sang ibunda. Nino benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa menjaga sang Adik.Nino merengek di depan makam sang ibunda " Mah, maafin Nino, Nino nggak bisa jagain Cindy. Cindy nyusul mama di sana, sekarang mama bisa berkumpul sama Cindy di sana " air mata Nino tidak bisa di halangi lagi, meluncur deras dan jatuh ke tanah." Nino gue tau lo sangat kehilangan
Nino datang kesekolah bersama Shareen dan itu membuat Alya sedikit cemburu. Alya yang pada saat itu sedang berdiri di depan gerbang sekolah bersama Rara, melihat Nino berboncengan dengan Shareen." Al gawat " Ucap Rara sembari menyenggol Alya dengan sikutnya " kayanya lo ketikung sama cewek baru itu ".Alya hanya terdiam melihat peristiwa itu, rasa cemburunya benar-benar tidak bisa di sembunyikan lagi.'' Sorry Al. lo cemburu yah ? ''tanya Rara." Nggak apa-apa " jawab Alya, terlihat cewek itu memaksakan untuk tersenyum.Alya berjalan kedalam sekolah dengan hati sedikit tergores. Alya berusaha mengendalikan gejolak hatinya yang mulai terusik.Ada sebuah pertanyaan yang muncul dalam pikirannya " mungkinkah Nino sudah melupakannya, mungkinkah Nino sudah tidak menginginkannya lagi " pikiran-pikiran itu terus menemaninya, sampai sahabat-sahabatnya menegurnya cewek itu tidak menyadarinya."Al lo mau ikut..." Syiffa tidak melanjutkan ucapan
Kegiatan Alya hari ini bisa di bilang sangat padat, keikutsertaan dia sebagai anggota OSIS mengharuskan dia untuk selalu hadir dalam semua kegiatan.Alya hanya punya sedikit waktu untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.Alya menjadi salah satu panitia perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia di sekolahnya. Alya bahkan tidak mengetahui kabar tentang Papanya Nino, Papanya Nino tersangkut masalah hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik yang di tuduhkan oleh orangtuanya Dewa.Orang tuanya Dewa tidak terima. Kehamilan Cindy, sampai Cindy meninggal karena menggugurkan kandungannya tersebar ke media. Dan media membawa-bawa Nama Dewa dan keluarganya.Di sekolahDenis sang ketua OSIS mulai membuka acara dengan memberikan sambutan-sambutannya, kemudian di susul oleh Pak kepala sekolah. Pengisi acara mulai tampil silih berganti meramaikan panggung pertunjukan.Mulai dari pembacaan Puisi, ada yang menyumbangkan lagu ,sampai pertunjukan teater tentang p
Setelah menjalani beberapa kali sidang, akhirnya di putuskan bahwa papanya Nino tidak bersalah. Itu karena di sebabkan kurangnya bukti yang di ajukan oleh pihak pelapor.Selain itu, munculnya beberapa korban yang ikut memberatkan Dewa, juga ikut meringankan tuduhan yang di sangkakan ke papanya Nino.Ternyata bukan hanya Cindy yang sudah di hamili oleh Dewa, tapi juga ada dua korban lainnya.Sujud syukur terlihat di ruang pengadilan saat itu, saat papanya Nino di nyatakan tidak bersalah oleh pengadilan.Tangis haru juga ikut menemani putusan pengadilan siang itu.Sedangkan Dewa di ponis 12 tahun penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap dua orang remaja perempuan yang melaporkannya.Nino langsung menghampiri papanya dan memeluknya, di ikuti oleh Lidya dan Shereen yang selalu ada di setiap persidangan.''Selamat ya Om, Shareen yakin Om nggak bersalah" kata shareen sembari menyalami papanya Nino."Iyah Shareen, terima kasih yah kamu sudah bantu o