Seminggu kemudian. Hari yang di tunggu pun tiba dimana pesta pernikahan Sebastian dan Ezra diselenggarakan, pesta itu sangat meriah walau tidak mengundang banyak tamu. Keluarga besar Louis ayah dari Ezra hampir semuanya datang mereka menyelamati keduanya dengan suka cita. Selesai dari pesta pernikahan keduanya pun pamit, karena dia tidak membawa Stela jadi keduanya sedikit buru-buru karena Stela sedang demam, setelah berpamitan keduanya pun meninggalkan area pesta. Emilio menyetir sendiri, mobil Maybach melaju di antara padatnya kendaraan di jalanan pusat kota. Elijah dengan santai bicara pada Emilio. “Aku penasaran dengan awal pertemuan Tuan Sebastian dan juga Nona Ezra, apa kau tahu tentang awal mula hubungan mereka berdua?” Setelah mendengar hal itu, Emilio sama sekali tidak heran, nadanya datar. “Yang aku tahu saat itu hanya sebuah kesalahpahaman semata, Sebastian dipukuli oleh orang-orang suruhan Ezra hingga dia be
Setelah Elijah selesai mengurus prosedur rawat inap, Sebastian menyeretnya untuk pergi melakukan pemeriksaan. Rayn membaca setiap laporan pemeriksaan tidak ada masalah yang berarti. “Untungnya, semuanya hanya luka ringan pada kuliy, cukup mendatangi spesialis untuk dilakukannya pembersihan, dan pengobatan pada luka.” “Dia dilindungi oleh Emilio dalam pelukannya, tentu saja tidak apa-apa.” Earnest melontarkan sebeuah kalimat debelum berbalik dan berjalan keluar dari kantor Rayn. Elijah merapatkan bibir tipisnya dengan erat, menundukkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa, wajahnya tampak canggung. “Jangan merasa kesal. Tuan Earnest memang seperti itu, tapi sisi lainnya cukup lembut dan hangat.” Rayn sedikit mengulas senyum padanya. Elijah melengkungkan bibirnya, dia tentu mengerti, Earnest pasti sangat khawatir pada putra yang begitu berbakat dalam segala bidangnya. Kalau dia memang sinis padanya dia tidak akan mengikutiny
“Salahku, aku seharusnya bangun lebih awal,” Emilio setengah memeluknya, menghiburnya dengan hangat. Setelah akhirnya Elijah berhenti menangis, dia bertanya dengan khawatir. “Bagaimana denganmu, apa kamu terluka?” Semenjak bangun, dia sangat khawatir . kekhawatirannya yang terbesar adalah Elijah tidak terlindungi dengan baik. “Aku baik-baik saja,” ia menggelengkan kepalanya, air matanya berlinangan lagi. “Anda melindungiku dengan mempertaruhkan nyawamu, bagaimana mungkin terjadi sesuatu padaku?” “Dasar bodoh! Aku ini suamimu, jika aku tidak melindungimu, siapa yang harus aku lindungi?” Emilio memberinya senyuman hangat. Elijah menangis lagi, air matanya bak banjir yang memecahkan tanggul, tidak bisa dikendalikan. Dia tiba-tiba mengangkat wajahnya dan langsung mencium bibir tipis pria dingin di depannya. Ciuman ini memiliki sentuhan rasa asin. Rasa dari air mata yang mengalir ke mulut. Kali ini, giliran Emilio yang dicium hingga ter
Ketika Emilio tidak sadarkan diri, di sisi lain Seastian juga tidak santai, padahal saat ini dia baru saja menyandang gelar pengantin baru, tidak menyusutkan keinginan serta kewajiban yang dipikul di pundaknya. Dia memerintahkan orang untuk menangkap istri serta putra pemabuk itu. Baginya menangkap kedua orang ini sungguh tidak sulit, hanya saja, ketika diinterogasi sangat sakit kepala. Seorang anak berusia enam tahun hanya bisa menangis, dia tidak mengerti apa pun, wanita itu adalah wanita galak, dia selalu menangis dan berteriak memakinya, sehingga membuatnya sakit kepala.lebih baik tidak bertanya lagi, langsung menyuruh orang untuk mengikat ibu dan anak itu ke atas atap bagunan hotel yang belum selesai di bangun. “Biarkan mereka berada di sini ditiup angin dan melihat pemandangan lebih dulu.” Sebastian selesai memberi perintah, tidak lupa ia berpesan lagi. “Ikat mereka dengan kuat, jangan biarkan mereka lepas sebelum masalah terselesaikan, j
Dia membuka matanya, pada pandangan pertama yang dilihat adalah wajah Elijah yang agak kurusan, matanya merah seperti anak kelinci. Sorot matanya sendu, seakan lelah telah menunggu cukup lama. “Elijah,” Emilio memanggilnya dengan suara serak, perlahan-lahan mengangkat tangannya, menyentuh wajahnya dengan lembut, tangan Elijah segera menangkap tangan Emilio, menempelkannya di wajah, air matanya sekali lagi mengalir keluar. “Tuan, Anda sudah bangun?” Elijah mengangkat sudut bibirnya. Tersenyum seraya berkata dengan suara seraknya. “Uhm,” Emilio menjawabnya dengan lemah. “Maaf sudah membuatmu khawatir.” Air matanya luruh bersamaan dengan rasa bahagia karena Emilio telah siuman dari komanya. Ia menggelengkan kepalanya seraya berkata. “Aku tahu anda pasti akan bangun, Anda tidak akan meninggalkan aku sendirian, kan? Tuan, Anda masih berjanji untuk memasakkan aku makanan saat tiba di rumah.” “Dasar, kau ini,” Emilio menyetil d
Pada saat ini, Jesslyn sangat panik, tidak peduli apa yang dikatakan oleh Eito, dia mengangguk, tapi semua perkataannya membuatnya kaget, permintaan yang tidak mungkin bisa dilakukan dengan mudah. Sejenak Jesslyn mundur, ia sedikit takut dengan rencana Eito, melakukan sesuatu yang sangat berbahaya itu pastilah mendapat resiko yang sangat besar. Ia tertegun sementara, lalu berbalik menatap putranya. “Dengar, meskipun aku mengancamnya, walau dia sangat berkuasa dia tidak bisa mengeluarkanmu,” Jesslyn terlihat sedikit sedih. Pandangan Eito sangat dingin, sudut bibir terangkat sebuah lekukan kejam. “Ayah dan menteri keamanan publik adalah teman lama, beberapa tahun yang lalu dia selamatkan ayah. Kalau ayah memintanya melakukan sesuatu, dia pasti menyetujuimya, sebagai seorang perwira dan juga menteri keamanan tidak sulit baginya untuk membunuh seorang tahanan di penjara.” “Maksudmu?”Mata Jesslyn membelalak, dia tidak menyangka apa yang dik
Setelah memasuki musim panas, cuaca semakin cerah. Di taman kecil rumah sakit, Emilio tengah duduk sendirian di bangku, berjemur di bawah sinar matahari sore yang hangat bersinar padanya, membuat tubuhnya menjadi hangat. Di sisi lain tempatnya duduk, beberapa anak sedang bermain karena ada ayunan serta tempat bermain di taman rumah sakit. Seorang lelaki kecil yang mengenakan baju pasien berlari terlalu cepat dia pun terjatuh menangis di jalan. Emilio langsung berdiri dari kursi ia berjalan, ingin membantunya. Namun, sebelum dia sampai, seorang pria dewasa telah menggendong lelaki kecil itu, membujuknya sambil menyeka air matanya. Lelaki kecil memeluk lehernya si pria dan segera berhenti menangis, wajahnya sangat mirip dengan pria, sangat jelas mereka adalah orang ayah dan anak. Langkah Emilio terhenti di tempatnya, mengangkat sudut bibirnya lalu tersenyum, tiba-tiba saja terlintas jika melahirkan seorang putra lagi bersama dengan Elijah tidak b
“Rindu denganku?” bibir Emilio menempel di telinga Elijah, napasnya yang hangat, suaranya serak membuat gejolak di dalam dirinya bangkit. “Aku menjagamu di rumah sakit setiap hari, mataku bahkan tidak pernah meninggalkanmu, bagaimana mungkin aku rindu padamu?” Elijah tersenyum tak berdaya. “Aku sudah hampir gila karena merindukanmu,” tangan Emilio yang panas menyentuh pinggangnya dengan lembut, membuat Elijah menahan diri untuk tidak tenggelam dalam setiap kata-katanya. “Tuan, jangan bergurau seperti ini, sudah waktunya aku mengambil Stela untuk tidur siang denganku.” Elijah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Emilio. Elijah mencari kemeja dengan asal lalu melemparnya ke arah Emilio yang masih berdiri di tempatnya. Saat Elijah berbalik pergi, tiba-tiba sebuah lengan kuat yang tiba-tiba saja menutup pintu, hingga suara nyaring terdengar di telinga. “Tuan...” Elijah berbalik bingung, di tengah pikirannya yanag