“Salahku, aku seharusnya bangun lebih awal,” Emilio setengah memeluknya, menghiburnya dengan hangat. Setelah akhirnya Elijah berhenti menangis, dia bertanya dengan khawatir. “Bagaimana denganmu, apa kamu terluka?” Semenjak bangun, dia sangat khawatir . kekhawatirannya yang terbesar adalah Elijah tidak terlindungi dengan baik. “Aku baik-baik saja,” ia menggelengkan kepalanya, air matanya berlinangan lagi. “Anda melindungiku dengan mempertaruhkan nyawamu, bagaimana mungkin terjadi sesuatu padaku?” “Dasar bodoh! Aku ini suamimu, jika aku tidak melindungimu, siapa yang harus aku lindungi?” Emilio memberinya senyuman hangat. Elijah menangis lagi, air matanya bak banjir yang memecahkan tanggul, tidak bisa dikendalikan. Dia tiba-tiba mengangkat wajahnya dan langsung mencium bibir tipis pria dingin di depannya. Ciuman ini memiliki sentuhan rasa asin. Rasa dari air mata yang mengalir ke mulut. Kali ini, giliran Emilio yang dicium hingga ter
Ketika Emilio tidak sadarkan diri, di sisi lain Seastian juga tidak santai, padahal saat ini dia baru saja menyandang gelar pengantin baru, tidak menyusutkan keinginan serta kewajiban yang dipikul di pundaknya. Dia memerintahkan orang untuk menangkap istri serta putra pemabuk itu. Baginya menangkap kedua orang ini sungguh tidak sulit, hanya saja, ketika diinterogasi sangat sakit kepala. Seorang anak berusia enam tahun hanya bisa menangis, dia tidak mengerti apa pun, wanita itu adalah wanita galak, dia selalu menangis dan berteriak memakinya, sehingga membuatnya sakit kepala.lebih baik tidak bertanya lagi, langsung menyuruh orang untuk mengikat ibu dan anak itu ke atas atap bagunan hotel yang belum selesai di bangun. “Biarkan mereka berada di sini ditiup angin dan melihat pemandangan lebih dulu.” Sebastian selesai memberi perintah, tidak lupa ia berpesan lagi. “Ikat mereka dengan kuat, jangan biarkan mereka lepas sebelum masalah terselesaikan, j
Dia membuka matanya, pada pandangan pertama yang dilihat adalah wajah Elijah yang agak kurusan, matanya merah seperti anak kelinci. Sorot matanya sendu, seakan lelah telah menunggu cukup lama. “Elijah,” Emilio memanggilnya dengan suara serak, perlahan-lahan mengangkat tangannya, menyentuh wajahnya dengan lembut, tangan Elijah segera menangkap tangan Emilio, menempelkannya di wajah, air matanya sekali lagi mengalir keluar. “Tuan, Anda sudah bangun?” Elijah mengangkat sudut bibirnya. Tersenyum seraya berkata dengan suara seraknya. “Uhm,” Emilio menjawabnya dengan lemah. “Maaf sudah membuatmu khawatir.” Air matanya luruh bersamaan dengan rasa bahagia karena Emilio telah siuman dari komanya. Ia menggelengkan kepalanya seraya berkata. “Aku tahu anda pasti akan bangun, Anda tidak akan meninggalkan aku sendirian, kan? Tuan, Anda masih berjanji untuk memasakkan aku makanan saat tiba di rumah.” “Dasar, kau ini,” Emilio menyetil d
Pada saat ini, Jesslyn sangat panik, tidak peduli apa yang dikatakan oleh Eito, dia mengangguk, tapi semua perkataannya membuatnya kaget, permintaan yang tidak mungkin bisa dilakukan dengan mudah. Sejenak Jesslyn mundur, ia sedikit takut dengan rencana Eito, melakukan sesuatu yang sangat berbahaya itu pastilah mendapat resiko yang sangat besar. Ia tertegun sementara, lalu berbalik menatap putranya. “Dengar, meskipun aku mengancamnya, walau dia sangat berkuasa dia tidak bisa mengeluarkanmu,” Jesslyn terlihat sedikit sedih. Pandangan Eito sangat dingin, sudut bibir terangkat sebuah lekukan kejam. “Ayah dan menteri keamanan publik adalah teman lama, beberapa tahun yang lalu dia selamatkan ayah. Kalau ayah memintanya melakukan sesuatu, dia pasti menyetujuimya, sebagai seorang perwira dan juga menteri keamanan tidak sulit baginya untuk membunuh seorang tahanan di penjara.” “Maksudmu?”Mata Jesslyn membelalak, dia tidak menyangka apa yang dik
Setelah memasuki musim panas, cuaca semakin cerah. Di taman kecil rumah sakit, Emilio tengah duduk sendirian di bangku, berjemur di bawah sinar matahari sore yang hangat bersinar padanya, membuat tubuhnya menjadi hangat. Di sisi lain tempatnya duduk, beberapa anak sedang bermain karena ada ayunan serta tempat bermain di taman rumah sakit. Seorang lelaki kecil yang mengenakan baju pasien berlari terlalu cepat dia pun terjatuh menangis di jalan. Emilio langsung berdiri dari kursi ia berjalan, ingin membantunya. Namun, sebelum dia sampai, seorang pria dewasa telah menggendong lelaki kecil itu, membujuknya sambil menyeka air matanya. Lelaki kecil memeluk lehernya si pria dan segera berhenti menangis, wajahnya sangat mirip dengan pria, sangat jelas mereka adalah orang ayah dan anak. Langkah Emilio terhenti di tempatnya, mengangkat sudut bibirnya lalu tersenyum, tiba-tiba saja terlintas jika melahirkan seorang putra lagi bersama dengan Elijah tidak b
“Rindu denganku?” bibir Emilio menempel di telinga Elijah, napasnya yang hangat, suaranya serak membuat gejolak di dalam dirinya bangkit. “Aku menjagamu di rumah sakit setiap hari, mataku bahkan tidak pernah meninggalkanmu, bagaimana mungkin aku rindu padamu?” Elijah tersenyum tak berdaya. “Aku sudah hampir gila karena merindukanmu,” tangan Emilio yang panas menyentuh pinggangnya dengan lembut, membuat Elijah menahan diri untuk tidak tenggelam dalam setiap kata-katanya. “Tuan, jangan bergurau seperti ini, sudah waktunya aku mengambil Stela untuk tidur siang denganku.” Elijah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Emilio. Elijah mencari kemeja dengan asal lalu melemparnya ke arah Emilio yang masih berdiri di tempatnya. Saat Elijah berbalik pergi, tiba-tiba sebuah lengan kuat yang tiba-tiba saja menutup pintu, hingga suara nyaring terdengar di telinga. “Tuan...” Elijah berbalik bingung, di tengah pikirannya yanag
Di dalam ruang rapat Emilio tampak serius melihat dokumen yang dipegang olehnya, satu demi satu dilihatnya, seperti ada yang tidak sesuai dengan kesepakatannya. Emilio menghela napasnya, ia memijat dahinya berharap rasa sakitnya dapat berkurang. Sebastian yang menyadarinya pun, menghentikan jalannya rapat. Ia berbalik ke arah Emilio. ia setengah berbisik padanya. Mendapat penolakan darinya Sebastian kembali melanjutkan rapatnya hingga selesai. Rapat telah usai, Emilio dan juga Sebastian keluar lebih dulu dari pada yang lain. Emilio langsung menuju ruangannya. Di tengah perjalanannya tiba-tiba saja Emilio kehilangan keseimbangannya. Matanya tiba-tiba saja berkunang. “Presdir,” Sebastian segera menangkap tubuh Emilio, dan membawanya masuk ke ruangannya. Sebastian membaringkannya di sofa. “Apa kau merasa pusing, apa aku perlu membawamu ke rumah sakit?” Sebastian bertanya dengan cemas. “Tidak perlu, ini hanya sakit sed
Setelah mendapat Elijah masuk rumah sakit Emilio datang ke rumah sakit dengan tergesa-gesa. Sejak berada di dalam mobil Emilio sudah sangat gelisah bagaimana tidak, istri kecilnya tiba-tiba saja masuk ke rumah sakit. Turun dari mobil Emilio segera berlari, walau kepalanya pening, tapi dia tetap berlari mencari keberadaan istrinya. Saat memasuki lobi, dia bertemu dengan Jose yang sedang menunggu. Jose segera menghampiri Emilio. “Tuan muda,” panggilnya. “Di mana?” tanyanya cemas. “Nyonya sedang ada di dalam Tuan, lukanya sedang bersihkan dan diobati.” “Apa yang terjadi sebenarnya?” “Saya kurang tahu, hanya saja saya melihat Nyonya tengah berselisih dengan seorang pria, mungkin sebaya dengan Nyonya.” “Seorang pria?” “Ya, Tuan. Mereka berseteru, pria itu bahkan menyeret Nyonya hingga terluka seperti ini. maafkan saya Tuan. Saya tidak menjaga Nyonya dengan baik.” Emilio menghela napas lega,