Hening, Elijah tidak bersuara, ia tampak sangat terkejut dengan apa yang terjadi hari ini. anak yang sangat diinginkan oleh Emilio kini telah hadir dan tumbuh di dalam rahimnya. Sungguh kejutan yang tidak terduga. Emilio mengeluarkan secarik kertas pada Elijah.“Lihatlah ini adalah anak kita,” Emilio menujuk ke arah titik di dalam lembar USG milik Elijah.Air mata menetes tidak terkendali, saat tatapan matanya tertuju pada objek yang hanya sebesar biji kacang itu. Ada perasaan bahagia. Matanya berbinar saat melihat janin yang terpampang di lembar USG nya.“Apa ini anak yang ada di dalam perutku?” Elijah bertanya tidak percaya.“Ya, ini anak kita.” Emilio memeluk Elijah dan menciumi keningnya sangat lembut.“Di masa depan kamu harus menjaga kehamilanmu. Dokter bilang kandunganmu ini cukup lemah jadi harus lebih berhati-hati lagi.”“Uhm,” Elijah mengangguk. Satu tangannya mengelus lembut perutnya yang masih rata. Mencoba merasakan kehadiran anak yang akan lahir dari rahimnya.“Bagaimana
“Minum bir sampai pendarahan lambung, Rayn kejam juga sama diri sendiri, dia menimbulkan ulah yang begitu besar, menurutku paling juga hanya dua hari saja ayah dan ibunya sudah akan mengalah.” Sebastian menyalakan sebatang rokok, lalu membuang asap rokoknya dan berkata.“Sifat dia sejak kecil memang sudah seperti ini, memang licik dan pintar bermain strategi, tidak akan lepas tangan kalau tidak mencapai tujuan.” Emilio tersenyum ringan, mengenai cara kerja Rayn, dia juga merasa salut padanya, memang benar orang ahli dalam bermain strategi dan kekuasaan.“Tetapi dengan begini bahaya juga.” Raymond mengeluh.“Bahaya? Menurutku dalam hatinya sudah ada perhitungan sendiri. Pendarahan lambung tidak mematikan juga, tetapi kalau tidak ada Areum, dengan hidup yang tanpa perasaan ini, lebih tidak ada artinya untuk bertahan hidup.” Emilio selesai berbicara, lift sudah sampai ke lantai dasar. Mereka berdua keluar dari lift, langsung melihat Areum yang berdiri di pintu luar rumah sakit.Saat ini
Rainer mengetahui adiknya hilang di rumah sakit, Jane tidak bisa terhindar dari teguran Rainer, dan akhirnya mulai mencari orang di seluruh dunia lagi. pada saat yang sama, Rayn naik mobil membawa mobil Audi A8 dan sudah berhenti di bawah apartemen tempat tinggal Areum. Dia menurunkan jendela mobil, Rayn menatap pada jendela lantai atas yang sudah tertutup bahkan lampunya pun padam, diam-diam termenung di tempat. Supir berjalan keluar dari gedungnya, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, lalu berkata padanya dengan sopan ”Seharusnya nona Areum tidak ada di rumah, aku sudah pencet bel, tetapi tidak ada yang menyambut. Aku bertanya pada tetangganya, katanya setelah dia keluar di pagi ini, belum ada pulang juga.” “Kalau begitu tunggu saja.” Rayn menjawab dengan nada datar. Hari ini adalah ulang tahunnya Areum dan Aaron, hari yang begitu spesial, seharusnya Aaron sedang merayakannya bersama dengan Aaron. Rayn menyuruh supir bertanya di dalam apartemen, hanya sekedar menyimpan harapa
Dia selesai berkata, tiba-tiba tenggorokan terasa gatal, sehingga batuk ringan. Rayn tidak berani terlalu kuat batuknya, apabila terlalu menggerakkan bagian perut, lukanya akan semakin sakit. Dia baru saja sedikit lega, sedari tadi dia kelihatannya sangat sengsara dan menyesak.“Aku tuangkan air untukmu.”Areum buru-buru bangkit, namun tangannya malah ditarik oleh Rayn. “Aku tidak mau minum air.” suara Rayn sedikit serak, dia menarik lengannya, memeluk Areum ke dalam pelukannya.“Areum, kamu masih belum minta kado ulang tahun padaku lagi.” Rayn tersenyum dan berkata.“Aku minta atau tidak, kamu tetap akan memberikannya padaku, iya kan?” Areum mengangkat mata dan menatapnya, berkata dengan nada datar.“Tidak, tebak dulu apa kadonya?” Rayn mengangkat alis dan tersenyum ringan. Areum menggeleng kepala, sifatnya memang tidak suka tebak menebak.“Tidak tahu.”Rayn tersenyum lembut, tangannya masuk ke dalam saku jas besarnya, lalu mengeluarkan sebuah kotak cincin berwarna hitam. Ketika Areu
“Kamu jangan selemah itu dihadapanku, demi seorang wanita, membuat diri sendiri di ambang kematian seperti ini, sungguh tidak berguna.”Rayn tersenyum dengan datar, dalam senyumnya ada rasa sakit yang begitu dalam, rasa sakit yang menusuk sampai ke tulang. Dibandingkan dengan rasa sakit yang dialami Areum ketika itu, lukanya ini sama sekali tidak ada apa-apanya. Ketika itu, jelas-jelas yang salah adalah dia, namun yang menerimanya malah hanya Areum sendiri.Gadis yang paling ia cintai, pernah mencoba bunuh diri dengan menelan obat obat karenanya, ini merupakan hal yang membuatnya tidak bisa memaafkan dirinya seumur hidupnya. Rayn berpikir, seumur hidupnya, dia sudah berhutang terlalu banyak pada Areum, bahkan mungkin dia tidak akan sanggup menebus semuanya. Di kehidupan yang akan datang, ia ingin bertemu dengannya lagi, mencintainya lagi.“Kak, aku merasa sedikit lelah, bisa kah kamu berhenti bicara?” Suara Rayn terdengar tidak bertenaga, berkata dengan lemah. Rainer memelototinya de
Ketika Emilio mendengarnya ia hanya terdiam, ia tersenyum lembut tanpa mengatakan apapun. Sementara Elijah membawa hadiah yang sudah dia siapkan. Emilio menyiapkan sebuah lukisan antik untuk Earnest, lukisan yang sudah berumur itu begitu indah. “Bagaimana bisa kamu mendapatkan ini?” Earnest tercengang. “kamu memang berbeda, dan terbaik.” “Ayah terlalu memuji.” Emilio berkata dengan rendah hati. Earnest meletakkan lukisan antiknya, berkata dengan serius. “Kamu tidak perlu rendah hati, aku tidak akan memujimu hanya karena kamu adalah putraku.” “Ayah, Anda dan Emilio benar-benar ayah dan anak, Emilio juga tidak pernah memuji Stela dengan mudah. Ketika Stela ikut lomba melukis, yang ikut serta adalah anak-anak yang lebih tua beberapa tahun darinya, Stela mendapatkan juara dua sudah pencapaian yang lumayan, namun Emilio malah menyuruhnya berusaha lebih keras lagi dengan wajah yang begitu tegas. Haih, menjadi anak keluarga Xavier sungguh tidak mudah.” Elijah berkata sambil tersenyum. Se
Emilio menyeruput tehnya, dengan santai lalu berkata dengan datar. “Istriku tengah mengandung anakku sendiri, jadi tidak ada alasan jika kalian menentangnya. Toh aku akan memiliki penerusku sendiri, darah dagingku yang selama ini aku nantikan.” “Syukurlah, jika dia tengah mengandung anakmu. Setidaknya kamu menikahinya dan dapat memliki seorang anak yang milikmu sendiri.” Earnest mengangguk, namun segera bicara lagi. “Istrimu sudah sangat baik dalam semua hal, hanya saja masa lalu tragis itu akan selalu membayanginya. Apa dia sudah berdamai dengan masa lalunya?” Setelah Emilio mendengarnya, wajahnya yang awalnya hangat langsung muram dan berkata, “Elijah masih sangat muda, tidak perlu cemas, dia pasti bisa melewatinya. Kalau pun tidak bisa aku akan tetap menemaninya hingga dia benar-benar sembuh dan berdamai dengan keadaan.” “Terserah kalian.” Earnest berkata dengan datar. Bagaimana pun itu kehidupan putra juga menantunya. Emilio tidak mempermasalahkan kehidupan rumah tangga yang sep
“Elijah sedang hamil, dia terlihat bahagia saat menceritakannya.” Areum tersenyum tapi di balik senyumnya itu ada rasa iri dan rasa sakit karena kecelakaan itu telah membunuh harapannya memiliki seorang anak. Sebastian menyadari itu dia pun mencoba untuk menghiburnya.“Suatu saat kamu juga akan mendapatkan bahagia itu, aku harap kamu tidak menyalahkan dirimu sendiri.” Rayn menatapnya dengan tatapan hangat yang penuh kasih sayang terhadapnya.“Uhm,” Areum mengangguk pelan. Setelah Areum selesai berbicara, ia mengambil smoothie buah di atas meja dan mengambil sendok kecil untuk memakannya. Gayanya ketika makan terlihat elegan dan indah. Rayn tidak menonton TV nya lagi, hanya menatap Areum dengan dalam, lalu mengingatkannya.“Tidak baik makan yang terlalu dingin.”“Oh. Kalau begitu aku tidak memakannya lagi.”Areum tidak pernah berdebat untuk hal sepele dengannya, ia dengan patuh menaruh smoothie buah di atas meja yang ada di depannya. Namun, begitu ia meletakkan sendoknya, Rayn langsung