Paginya Emilio berangkat kerja seperti biasanya, pekerjaan sudah banyak yang diselesaikan. Pada awalnya mengira akan langsung pulang ke rumah setelah selesai rapat, namun malah menunda pekerjaan setengah harinya dikarenakan konstruksi di kota tua , malam ada acara jamuan bisnis yang tidak bisa ditolak lagi, setelah dirinya tiba di rumah, waktu sudah hampir mendekati jam dua belas malam. Lampu di ruang tamu tetap masih menyala, Elijah setengah menyandar di sofa, tubuhnya tertutupi oleh sebuah selimut tipis, sepertinya sudah tertidur. Layar televisi masih menyala, namun sudah memadamkan suaranya. Emilio melirik sekilas, siaran internasional, sedang menayangkan berita internasional. Emilio meletakkan jas dengan sembarangan, meringankan langkahnya untuk berjalan menghampiri. Tangannya mengelus lembut pada wajah Elijah yang sudah tertidur manis. Elijah masih belum tertidur pulas, sehingga langsung membuka matanya, menatapnya dengan tatapan kabur. “Suamiku, sudah pulang ya?” “Iya.” Emi
Ini bukan pertama kalinya Elijah datang ke rumah Paman Forger, dan kesannya terhadap keluarga Paman Forger lumayan bagus. Jane masih sangat antusias dan menyapa mereka untuk memasuki rumah.Daisy sangat menyukai Elijah terlepas dari masa lalunya, dia selalu mengobrol bersama, kadang-kadang dia akan mengatakan sesuatu dengan sengaja atau tidak sengaja."Kamu benar-benar sangat baik dan patuh, aku tidak diberkati, aku melahirkan seorang bocah yang tidak patuh, jika aku punya putri yang baik seperti kamu, aku bisa bermimpi sambil tertawa. "Elijah tertawa tanpa mengatakan sepatah kata pun, perkataan ini benar-benar susah untuk menjawabnya. Dia tidak bodoh, Daisy bukan menginginkan putri, tetapi dia sangat jelas menginginkan seorang menantu, dan dia telah menjadi sasarannya.Benar saja, Jane segera berkata. "Ketika Rayn menikah nanti, mama memperlakukan menantu sebagai putri mama, nanti mama sudah punya putri dan putra.bibiku juga seperti mama, setiap hari menantikan Jesica menikah, mena
Setelah Rayn mendengarkannya, dia tersenyum, kemudian dia menarik Areum ke dalam pelukannya. Telapak tangannya menyentuh pipi Areum, ujung jarinya mengusap kulit pipi Areum yang halus dan lembut."Areum, jujur saja, menjadi seorang dokter benar-benar sangat melelahkan. Jika aku kehilangan pekerjaan, bagaimana jika aku menjadi seorang bapak rumah tangga? Aku makan tidak banyak, sangat mudah untuk dihidupi.Aku akan menjaga kehidupanmu, kamu berkonsentrasi pada karirmu, berusaha untuk menyelesaikan impian ibumu, dan menjadi desainer paling hebat di industri fashion."Areum merapatkan bibirnya dan menatap Rayn, kata-kata pria benar-benar hanya bisa didengarkan saja, sama sekali tidak boleh dianggap serius."Aku akan naik ke pesawat, masalah pernikahan, kita bicarakan setelah aku kembali.""Baik." Rayn mengangguk, tetapi lengannya masih melingkari pinggang Areum.Areum mengerutkan kening dan menepuk tangannya. "Bolehkah kamu melepaskanku sekarang?""Kamu menciumku dulu, baru aku melepaska
Kata-kata Rayn sangat tidak sopan dan tidak memberi Jane wajah. Cara dia berurusan dengan orang-orang dan hal-hal yang susah ditangani adalah dengan mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. Jesica pergi dengan malu, Jane menikah dengan Rainer selama dua puluh tahun, ini adalah pertama kalinya dia ribut dengan Rainer. Jayden sangat marah, sehingga dia memukul Rayn dengan keras dengan keras. Punggung Rayn terluka, dan dia hanya bisa berbaring telungkup di tempat tidur. Daisy sangat menyayangi putranya, dia mengoles obat untuk Rayn dengan mata merah. "Sakit, pelan sedikit, apakah aku adalah anak kandungmu?" Rayn mengerutkan kening dan berkata. "Diam, aku mau lihat apakah kamu masih berani membuat masalah lagi." Daisy berkata dengan galak, tetapi tindakan mengoles obatnya menjadi lebih pelan. "Kamu benar-benar keterlaluan, meskipun kamu tidak suka Jesica, tetapi bagaimanapun juga dia adalah sepupu kakak iparmu, kamu seharusnya kamu sedikit memberi wajah unt
Satu bulan kemudian. Di bandara. Areum dan Hans sedang berdiri di depan pemeriksaan keamanan. “Ekspresi wajahmu sangat tidak baik, apa kamu sakit?” Hans bertanya. “Mungkin semalam aku tidak tidur dengan baik.” Areum berkata dengan asal. Wanita setiap bulannya akan merasa tidak nyaman beberapa hari. Mungkin karena hubungan kekebalan tubuh, gejala sakit Areum lebih parah, terutama setelah kecelakaan mobil dan mengalami keguguran, terkadang akan sakit hingga tidak bisa bangun. Saat ini, ekspresi wajah Areum terlihat sedikit pucat. “Maaf, jika tahu tubuhmu tidak nyaman, aku tidak akan memintamu untuk mengantarku.” Hans berkata dengan nada prihatin. “Aku baik-baik saja.” Areum tersenyum lembut, “Aku menemanimu untuk memasukkan barang bawaanmu ke bagasi.” Kali ini, Hans pergi ke luar negeri untuk bersiap menetap di luar negeri, jadi, barang yang dibawa olehnya pasti banyak. Areum menemani Hans untuk memasukkan barang bawannya ke bagasi, mengganti boarding pass lagi, kemudian langsu
Tubuh Rayn sedikit terhuyung dan telapak tangannya mengepal dengan erat dan dipukulkan ke tubuhnya sendiri. Dia tidak tahu, tidak hanya tidak tahu kalau Areum keguguran tapi dia bahkan tidak tahu kalau Areum hamil. “Areum pernah hamil, kapan itu terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi?” Rayn berteriak tak terkendali sambil menatap Aaron dan Hans. “Aku bantu Areum mengurusi administrasi rawat inap dulu.” Hans menundukkan kepala, berbalik dan mau pergi tapi malah dihentikan oleh Aaron. “Pergi kemana, hari ini mumpung semuanya ada di sini. Ini waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya sejelas-jelasnya.” Nada bicara Aaron bercampur dengan cibiran. “Aaron!” Hans mengerutkan kening menatapnya, “Kakakmu pernah berkata kalau masalah waktu itu sudah berlalu. Siapapun tidak boleh membahasnya lagi.” “Kakakku hatinya terlalu lembut. Kakakku takut nantinya dia sedih dan malah menderita. Tapi, atas dasar apa rasa sakit ini hanya ditanggung oleh kakakku? Dia juga seharusnya tahu semuanya.” Aaron
Ibu Areum seorang wanita dan seorang ibu. Dia tahu betapa pentingnya rahim bagi seorang wanita, terutama wanita yang belum menikah dan belum punya anak. Namun, kehilangan kemampuan untuk hamil itu harus lebih kuat daripada kehilangan nyawa. Ibu Areum menangis dan menandatangani formulir persetujuan bedah. Nyawa Areum baru bisa diselamatkan dengan memotong sebagian rahimnya dan satu tuba falopinya. Setelah operasi, Areum tidak sadarkan diri selama tiga hari. Setelah dia bangun, kalimat pertama yang dia tanyakan adalah. "Anakku. Bagaimana keadaan anakku? " “Saat itu, aku hanya berdiri di depannya dan tidak mengatakan apapun sambil menatap matanya.” Aaron melanjutkan ceritanya. “Kakakku hamil. Aku tahu hal ini. Saat itu kamu keluar kota melakukan perjalanan bisnis. Aku yang menemani kakakku ke rumah sakit.” Aaron sampai hari ini masih ingat, pagi hari itu ketika Areum bilang mau keluar ke rumah sakit. Aaron tidak tenang jadi dia pun mengikuti kakaknya. Hanya saja yang tidak disangk
Rayn tidak bisa mengatakan apapun dan seolah ada gejolak yang besar di dadanya. Warna darah di wajahnya memudar dan terlihat sangat tidak enak dipandang. Dia terhuyung ke belakang. Seluruh dirinya sekarang tampak begitu bodoh. Hans mengenal Rayn selama bertahun-tahun. Rayn selalu saja berada di atas, begitu arogan dan sombong. Ini adalah pertama kalinya Hans melihat Rayn yang begitu menyedihkan dan kehilangan kendali diri. Satu-satunya orang yang bisa membuat Rayn lepas kendali hanyalah Areum seorang. Rayn bahkan tidak tahu kapan dan bagaimana dirinya bisa meninggalkan bangsal itu. Satu tangannya memegang dinding untuk menompang dirinya. Napas di dadanya terasa sangat sesak. Di suatu sudut di dadanya seolah telah kehilangan sesuatu sehingga membuatnya dirinya merasa sakit tak ada hentinya. Sakit semacam itu membuatnya merasakan sakit sampai bahkan tidak bisa bernapas. Rayn mengepalkan tangannya dengan erat dan berusaha tetap tenang. Kemudian, dia berjalan dengan langkah berat mas