Rayn tidak bisa mengatakan apapun dan seolah ada gejolak yang besar di dadanya. Warna darah di wajahnya memudar dan terlihat sangat tidak enak dipandang. Dia terhuyung ke belakang. Seluruh dirinya sekarang tampak begitu bodoh. Hans mengenal Rayn selama bertahun-tahun. Rayn selalu saja berada di atas, begitu arogan dan sombong. Ini adalah pertama kalinya Hans melihat Rayn yang begitu menyedihkan dan kehilangan kendali diri. Satu-satunya orang yang bisa membuat Rayn lepas kendali hanyalah Areum seorang. Rayn bahkan tidak tahu kapan dan bagaimana dirinya bisa meninggalkan bangsal itu. Satu tangannya memegang dinding untuk menompang dirinya. Napas di dadanya terasa sangat sesak. Di suatu sudut di dadanya seolah telah kehilangan sesuatu sehingga membuatnya dirinya merasa sakit tak ada hentinya. Sakit semacam itu membuatnya merasakan sakit sampai bahkan tidak bisa bernapas. Rayn mengepalkan tangannya dengan erat dan berusaha tetap tenang. Kemudian, dia berjalan dengan langkah berat mas
“Apa kamu tidak tahu, bagaimana temperamen Rayn? Jika keinginannya tidak tercapai dia tidak akan berhenti. Terlebih lagi, Keluarga Briar juga bukan keluarga yang gampang diganggu.Walaupun Areum tidak dibesarkan di keluarga Briar tapi namanya selalu tercantum di kartu keluarga Keluarga Briar. Leonhard tidak akan membiarkan ini semua berlalu begitu saja.Terlebih lagi, Aaron dan Areum adalah saudara kembar. Begitu Aaron mengambil alih atas Keluarga Briar maka kalian yang begitu kejamnya mengganggu dan menginjak-injak kakaknya seperti ini, mana mungkin dia akan diam saja?”Jayden mengulurkan tangan dan menunjuk ke Rainer. Kemudian, melihat Daisy, dia menghela napas tak berdaya. “Kamu, lebih baik bersiap menyiapkan acara perayaan besar bahagia untuknya dan Areum. Untuk menghindari kedua keluarga tidak jadi menikah dan malah jadi musuh.”Setelah Jayden naik ke atas, Daisy dan Rainer saling menatap. Mata Daisy memerah dan berkata kepada Rainer dengan suara gemetar, “Rain, ibu takut hal bu
Emilio menciumnya lagi. Elijah merasa perlawanannya tidak ada gunanya. Dia dicium sampai napasnya terengah-engah. Otaknya perlahan menjadi kosong, kemampuan ciuman pria di depannya ini sungguh terampil dan membuat otak Elijah perlahan jadi kacau. Lalu, sedikit demi sedikit dilahap habis oleh Emilio.Dia sama sekali melupakan pikiran yang sedari tadi mengganggu di dalam kepalanya. Perkataan buruk itu menghilang begitu saja.Setelah berakhir, Elijah berbaring lemas di ranjang, Dia hanya merasakan setiap inci tubuhnya terasa sangat sakit, dia tidak bertenaga sama sekali. Emilio mengulurkan tangan dan memegang wajah Elijah kemudian mencium bibir basah dan lembut Elijah.“Aku masak dulu ya.”Elijah berbalik membelakanginya dan mengabaikannya. Emilio merangkulnya dari belakang lalu memeluknya dengan lembut,“Apa sesuatu telah terjadi, kenapa sikapmu seperti ini?”Ellijah melawan sebentar di pelukan Emilio, lalu berkata dengan marah. “Tuan, kamu jangan mengira meniduriku lalu semua masalahn
Setelah Sebastian mengetahui Elijah masuk rumah sakit, menjinjing buah-buahan, dan datang bersam dengan Ezra untuk menjenguknya ke rumah sakit. Akan tetapi, ketika mereka datang, Elijah tetap masih tertidur.“Nyenyak sekali tidurnya. Elijah memang sudah persis seperti sleeping beauty.”Sebastian meletakkan buah-buahan ke meja dengan sembarangan, lalu berkata dengan gaya santai. “Kecilkan suaramu, jangan membangunkan Elijah. Kita bicara di luar. Biarkan istrimu yang menemaninya.”Emilio sedikit memejamkan matanya, berjalan keluar kamar pasien dengan terlebih dahulu. Sebastian mengikutinya. Keduanya berdiri di koridor depan pintu kamar pasien. Emilio berdiri di depan jendela, punggung yang tegap menyandar pada dinding yang putih, dengan biasanya mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana dan menyalakannya, asap rokok bertebaran ke arah luar jendela.“Sudah ketemu?”Emilio mengisap rokok, sambil bertanya. Sebastian mengangguk, kedua tangannya memeluk dada, dan berkata dengan senyuman
Elijah batuk ringan, matanya yang cantik sedikit kabur. “Aku sekarang merajuk padanya, hanya sekedar melampiaskan emosi saja. Kalalu aku tidak merajuk, dia malahan akan merasa bersalah. Sebenarnya, tidak perlu bertengkar juga...” Elijah terdiam sejenak lalu melanjutkan kemballi perkataannya. “Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar, jadi aku akan mencoba kembali seakan tidak ada yang terjadi padaku.” Elijah mengulas senyum. Membuat Dira semakin tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Elijah sendiri. Elijah mungkin bodoh tidak mempercayai perkataan pria yang bertemu dengannya di restoran, Elijah tidak ingin memercayainya. Dia tidak sanggup menerima kenyataan jika hal itu adalah kebenaran yang selama ini Emilio tutupi. Akan hancur seperti apa dirinya jika itu memang kebenaran yang pahit baginya. “Elijah, aku tidak tahu apa yang kamu katakan sekarang. Cobalah untuk bertanya pada tuan muda Emilio. kamu tidak mungkin menyimpannya sendirian." Elijah menundukkan kepalan
Hening, Elijah tidak bersuara, ia tampak sangat terkejut dengan apa yang terjadi hari ini. anak yang sangat diinginkan oleh Emilio kini telah hadir dan tumbuh di dalam rahimnya. Sungguh kejutan yang tidak terduga. Emilio mengeluarkan secarik kertas pada Elijah.“Lihatlah ini adalah anak kita,” Emilio menujuk ke arah titik di dalam lembar USG milik Elijah.Air mata menetes tidak terkendali, saat tatapan matanya tertuju pada objek yang hanya sebesar biji kacang itu. Ada perasaan bahagia. Matanya berbinar saat melihat janin yang terpampang di lembar USG nya.“Apa ini anak yang ada di dalam perutku?” Elijah bertanya tidak percaya.“Ya, ini anak kita.” Emilio memeluk Elijah dan menciumi keningnya sangat lembut.“Di masa depan kamu harus menjaga kehamilanmu. Dokter bilang kandunganmu ini cukup lemah jadi harus lebih berhati-hati lagi.”“Uhm,” Elijah mengangguk. Satu tangannya mengelus lembut perutnya yang masih rata. Mencoba merasakan kehadiran anak yang akan lahir dari rahimnya.“Bagaimana
“Minum bir sampai pendarahan lambung, Rayn kejam juga sama diri sendiri, dia menimbulkan ulah yang begitu besar, menurutku paling juga hanya dua hari saja ayah dan ibunya sudah akan mengalah.” Sebastian menyalakan sebatang rokok, lalu membuang asap rokoknya dan berkata.“Sifat dia sejak kecil memang sudah seperti ini, memang licik dan pintar bermain strategi, tidak akan lepas tangan kalau tidak mencapai tujuan.” Emilio tersenyum ringan, mengenai cara kerja Rayn, dia juga merasa salut padanya, memang benar orang ahli dalam bermain strategi dan kekuasaan.“Tetapi dengan begini bahaya juga.” Raymond mengeluh.“Bahaya? Menurutku dalam hatinya sudah ada perhitungan sendiri. Pendarahan lambung tidak mematikan juga, tetapi kalau tidak ada Areum, dengan hidup yang tanpa perasaan ini, lebih tidak ada artinya untuk bertahan hidup.” Emilio selesai berbicara, lift sudah sampai ke lantai dasar. Mereka berdua keluar dari lift, langsung melihat Areum yang berdiri di pintu luar rumah sakit.Saat ini
Rainer mengetahui adiknya hilang di rumah sakit, Jane tidak bisa terhindar dari teguran Rainer, dan akhirnya mulai mencari orang di seluruh dunia lagi. pada saat yang sama, Rayn naik mobil membawa mobil Audi A8 dan sudah berhenti di bawah apartemen tempat tinggal Areum. Dia menurunkan jendela mobil, Rayn menatap pada jendela lantai atas yang sudah tertutup bahkan lampunya pun padam, diam-diam termenung di tempat. Supir berjalan keluar dari gedungnya, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, lalu berkata padanya dengan sopan ”Seharusnya nona Areum tidak ada di rumah, aku sudah pencet bel, tetapi tidak ada yang menyambut. Aku bertanya pada tetangganya, katanya setelah dia keluar di pagi ini, belum ada pulang juga.” “Kalau begitu tunggu saja.” Rayn menjawab dengan nada datar. Hari ini adalah ulang tahunnya Areum dan Aaron, hari yang begitu spesial, seharusnya Aaron sedang merayakannya bersama dengan Aaron. Rayn menyuruh supir bertanya di dalam apartemen, hanya sekedar menyimpan harapa