Share

Bab. 154

Ibu Areum seorang wanita dan seorang ibu. Dia tahu betapa pentingnya rahim bagi seorang wanita, terutama wanita yang belum menikah dan belum punya anak. Namun, kehilangan kemampuan untuk hamil itu harus lebih kuat daripada kehilangan nyawa.

Ibu Areum menangis dan menandatangani formulir persetujuan bedah. Nyawa Areum baru bisa diselamatkan dengan memotong sebagian rahimnya dan satu tuba falopinya.

Setelah operasi, Areum tidak sadarkan diri selama tiga hari. Setelah dia bangun, kalimat pertama yang dia tanyakan adalah. "Anakku. Bagaimana keadaan anakku? "

“Saat itu, aku hanya berdiri di depannya dan tidak mengatakan apapun sambil menatap matanya.”

Aaron melanjutkan ceritanya.

“Kakakku hamil. Aku tahu hal ini. Saat itu kamu keluar kota melakukan perjalanan bisnis. Aku yang menemani kakakku ke rumah sakit.”

Aaron sampai hari ini masih ingat, pagi hari itu ketika Areum bilang mau keluar ke rumah sakit. Aaron tidak tenang jadi dia pun mengikuti kakaknya. Hanya saja yang tidak disangk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status