"Bocah!, mulutmu benar - benar harus ditertibkan, ayo tunjukkan kesombonganmu itu apa sebanding dengan kemampuanmu?" ujar salah satu tetua klan Xiang.
BUZZZ!
Tetua itu melepas ranah kultivasi Kaisar Dewa Maha Agung tahap awal. Liar hanya tersenyum sinis kemudian ikut meledakkan aura kekacauan yang terasa sangat ganas, bahkan terasa setara dengan ranah Kaisar Leluhur Dewa suci tahap awal.
"Jika ingin bertarung sebaiknya kita bertarung di luar saja, jangan rusak jerih payah Patriak kalian yang sudah membangun tempat ini.." ujar Liar sambil berjalan menuju lapangan yang ada di depan aula pertemuan.
Gelapnya malam semakin mencekam dengan semburan aura kekacauan dari tubuh Liar yang berdiri di tengah lapangan bersama tetua yang dia tantang. Sementara Patriak dan yang lainnya hanya menonton di luar lapangan. Beberapa tetua ahli formasi pun langsung membangun formasi pembatas supaya pertarungan mereka tidak menimbulkan kegaduhan.
"Aku sangat menghargai keberanianmu meskipun sangat konyol. Apa kau bersedia menunjukkan ranah kultivasimu itu ? Sebagai gantinya perkenalkan, aku Xiang Bai tetua utama klan Xiang..." ucap tetua Xiang Bai.
Dengan terpaksa Liar pun menunjukkan ranah kultivasinya meskipun sebenarnya sangat enggan.
BUZZZ!
Semua mata membelalak ketika merasakan kultivasi Liar yang sudah berada di ranah Kaisar Dewa Penguasa tahap menengah. Bahkan tetua utama klan Xiang merasakan gemetar seluruh tubuhnya dan berniat untuk mundur tetapi rasa tinggi egonya menjadikan gelap mata dan langsung menerjang ke arah liar dengan membawa pukulan mautnya.
TINJU PENGGETAR SEMESTA!
WUUSSHH!
Dengan sangat santai dan tenang Liar mengulurkan tangannya dan menangkap kepalan tinju tetua utama klan Xiang.
TAP!
Dengan cengkeraman yang sangat kuat, Liar memelintir tinju ganas yang di lepaskan oleh lawan. Tetua utama klan Xiang merasakan urat, otot dan tulang lengannya bisa hancur kapan saja. Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga melapaskannya dari cengkeraman Liar namun sia - sia belaka.
Liar yang berdiri tegap mengayunkan kaki kanannya dengan kekuatan sedang ke arah pinggang kiri tetua utama klan Xiang hingga terpental dan menghantam dinding formasi pembatas. Darah segar tampak beberapa kali menyembur dari mulutnya.
"Jika aku tidak memandang kebaikan Nona Muda kalian mungkin aku sudah merubahmu menjadi kabut darah... Apa kau masih penasaran dan akan terus melanjutkan pertarungan tidak berguna ini hingga salah satu diantara kita ada yang tewas?" ucap Liar dengan penuh penekanan.
Mendengar ucapan Liar semua orang terdiam dan mengalihkan pandangan mereka pada ketiga putri Patriak klan Xiang. Sementara tetua utama klan Xiang hanya bisa menundukkan kepala menyesali perbuatannya yang tidak tahu malu sambil merasakan rasa sakit luar biasa di dada dan pinggangnya.
Liar berjalan menghampiri tetua utama dengan sorot mata yang sangat dingin namun tidak ada niat membunuh sedikit pun. kemudian dia mengulurkan tangannya untuk membantu sang tetua utama klan Xiang untuk berdiri. Dengan perasaan yang campur aduk tetua klan Xiang segera berlutut di hadapan Liar.
"Anak muda..., mohon maafkan orang tua ini yang punya mata tetapi tidak dapat melihat puncak Tianment.." ucap tetua utama dengan tulus dan penuh penyesalan.
"Ayo bangun senior..., tidak sepantasnya senior berlutut di hadapan junior yang bahkan lebih pantas menjadi cucu senior. Perkenalkan namaku Liar dan aku berasal dari tempat yang sangat jauh untuk melihat dunia nyata ini.." jawab Liar sambil membantu tetua utama klan Xiang berdiri.
Kembali semua orang dibuat terkejut dengan sikap Liar yang begitu tegar dan berhati lapang meskipun wajahnya selalu terlihat dingin. Dengan sangat hati - hati Liar memapah tetua utama hingga ke ruang pengobatan diikuti semua orang yang menyaksikan pertarungan singkatnya.
Kekalahan tetua utama dalam satu pukulan pun menyebar ke seluruh anggota klan Xiang. Liar segera menyalurkan aura kehidupan miliknya untuk menyembuhkan tetua utama. Dan dalam sekejap luka dalam yang dideritanya sembuh secara sempurna bahkan luka tersembunyinya pun sembuh total. Bahkan wajahnya terlihat sepuluh tahun lebih muda dan basis kultivasinya menerobos ke ranah Dewa Maha Agung tahap puncak tanpa efek apa pun.
"Eh... i..iinni.. Tu.. Tuan Muda, bagaimana kau melakukannya dan artefak apa yang gunakan.." tanya tetua utama dengan nada gugup.
"Tubuh manusia adalah esensi tidak terbatas dan jiwa adalah misteri yang jauh melampaui surga. Apa yang kita harapkan dan perjuangkan maka itu adalah takdir kita yang pasti akan kita dapati.." jawab Liar acuh tak acuh.
Patriak klan Xian tampak mengerutkan kening saat mendengar jawaban Liar dan berusaha dengan keras untuk mengingat - ingat dimana dia pernah mendengar ucapan seperti itu.
"Kata - kata ini! Apa mungkin anak ini ada hubungannya dengan kultivator yang penah menggemparkan dunia beladiri? Tapi kejadian itu sudah ratusan tahun silam sebelum dia naik ke Alam Suci" batin Patriak klan Xiang.
Tanpa mereka sadari saat terjadi keributan kecil di lapangan yang ad di depan aula pertemuan, sepasang mata memperhatikan dari balik awan.
"Bakat yang luar biasa..., Xiang Hun harus bisa mengikat anak ini. Sudah lama klan Xiangku menjadi yang terlemah diantara klan yang lain meskipun cukup mentereng di pembuatan senjata..." gumam sosok tersembunyi yang merupakan leluhur dari klan Xiang.
Sementara Pratiak Xiang Hun dan yang lainnya berkumpul tidak jauh dari Liar yang baru saja menyembuhkan luka - luka tetua utama Xiang Bai. Mereka merasa malu hati setelah sebelumnya bersikap sombong dan angkuh terhadap Liar, kini mereka juga merasa tertekan oleh kenyataan yang baru saja mereka alami.
Namun tetap saja ada suara sumbang yang tiba - tiba terdengar di luar balai pengobatan yang memberikan tantangan kepada Liar.
"Bocah udik! Keluarlah dan lawan aku jika kau memang mempunyai kemampuan.." teriak sebuah suara dari salah satu generasi muda klan Xiang.
Semua orang tampak tercengang karena jelas mereka mengenali pemilik suara itu meski hanya dari suaranya.
"Patriak, apa yang dilakukan bocah sombong anak dari tetua divisi senjata kita... Apa kita akan membiarkan dia melawan Tuan Muda Liar kemudian kita harus kehilangan salah satu jenius klan Xiang ini?" tanya salah satu tetua.Belum sempat Patriak Xiang Hun menjawab pertanyaan dari salah satu tetuanya, Liar sudah bergerak keluar dengan santai membuka pintu."Hanya orang tuli yang jika berbicara dengan suara yang sangat keras dan penuh kesombongan.. Ada perlu apa kau mencariku dan apa kita sudah saling mengenal sebelumnya?" ujar Liar santai dengan tatapan sangat dingin."Kau sudah berani membuat keributan di klan Xiangku jadi sudah sewajarnya sebagai salah satu anggota klan harus menertibkan siapa pun yang mumbuat keributan di dalam klan!" jawabnya tegas."Jangna bertingkah seperti orang paling bijak se-alam semesta ini, tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya seolah - olah kau sudah paling tahu dan paling punya hak. Apakah di klan ini tidak memiliki sorang Patriak atau seorang tetua seh
"Jurus pedangku tidak pernah gagal sebelumnya, tetapi kenapa kali ini tidak berdaya menghadapi bocah udik ini.. Sudah di ranah apa sebenarnya dia..." batin Xiang Fang sambil melangkah maju meskipun hatinya sangat bimbang.Melihat langkah Xiang Fang yang dipenuhi keraguan, diam - diam banyak penonton yang mengeluarkan cibiran."Anak sombong ini benar - benar tidak tahu mana yang baik untuknya. Seharusnya mendengar tetua utama Xiang Bai saja dapat dikalahkan dengan mudah olehnya, dia tidak nekat memprovokasi seorang monster. Pantas saja anak muda itu memanggilnya Keledai Batu dan aku rasa itu sangat cocok. Hahahahaha...." ujar seorang penonton sambil tergelak diikuti yang lainnya.Di sisi lain tampak seorang paruh baya berada si atas sebuah menara ikut menyaksikan pertarungan itu."Dasar anak tidak tahu diri dan katak dalam sumur yang sejati... Kali ini aku tidak akan menolongnya bahkan jika dia tewas pun aku tidak akan menuntut apa - apa. Sudah terlalu sering kau meyusahkanku sebagai o
Hari itu menjadi hari yang penuh pelajaran bagi para anggota muda klan Xiang, mereka menerima rasa malu yang sangat luar biasa di atas kesombongan yang selama ini mereka banggakan. Bahkan para tetua pun merasa wajah mereka sudah di tampar begitu keras oleh seorang pemuda misterius yang dibawa oleh Nona Muda klan Xiang.Keesokan harinya saat Liar berjalan menuju tempat Patriak Hun, tidak ada seorang pemuda pun yang tidak menundukkan kepala ketika berpapasan dengannya. Nama Liar mejadi momok sekaligus idola baru di hati para pemuda dan tetua Klan Xiang.TOK.. TOK..TOK...!"Senior, ini aku Liar!""Masuklah Nak..." sahut Patriak Hun dengan suara yang menyenangkan.Liar memasuki ruangan Patriak Hun dan langsung memberikan hormat."Junior menemui Senior Hun!""Tidak perlu sopan seperti itu, duduklah. Ada hal yang ingin aku bicarakan. Hari ini aku akan mengantarmu ke tanah terlarang klan Xiang sesuai permintaan Leluhur Klan Xiang kami. Aku harap kau tidak mengecewakan leluhur dan mau menerim
Dengan lambaian tangannya, satu set poci dan dan cangkirnya tersedia di hadapan mereka. Sambil menikmati minuman spiritual, Leluhur Klan Xiang mulai membuka percakapan."Liar..., aku tahu kau orang yang tegas dan lurus. Namun perlu kau ketahui jika murid yang kau bunuh kemarin adalah salah satu jenius kami. Dan dengan terbunuhnya bocah sombong sialan itu, Klan Xiang kehilangan satu jenius terbaiknya. Untuk itu aku harap kau mau mewakili klanku untuk berpartisipasi dalam kompetisi antar klan di wilayah Houchun ini.."Liar tampak terdiam sambil menundukkan kepalanya, hatinya berkecamuk dipenuhi rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu impulsif."Patua Shi.., aku tahu aku yang salah dalam hal itu karena terlalu impulsif. Kau tidak usah khawatir, aku bersedia ikut mewakili klanmu mengikuti kompetisi. Tetapi ada syaratnya dan itu sangat mudah, kau cukup memberikan nama untukku.." tegas Liar tetap dengan tampang dinginnya."Hahahaha... baiklah... baiklah..., demi menyembunyikan identitasm
Liar kembali memasuki kultivasinya dan lebih dalam lagi. Kali ini dia mengerahkan seluruh kemampuan jiwanya dan membakarnya hingga ke titik tertinggi. Jiwanya terus bergetar dan berdengung saat kembali menjalankan Kultivasi Badai Jiwa yang merupakan teknik pertama dari Teknik Bada Jiwa.Sedikit demi sedikit Liar mulai menggabungkan dengan teknik pemahaman jiwa yang diberikan oleh pamannya. Liar menarik napas dalam kemudian menggunakan teknik pernapasan naga yang diwarisinya dari Sang Ibu. Dengan memadukan dua teknik kuno itu, Liar berhasil mengendalikan gejolak jiwanya serta membuatnya sangat tenang namun kekuatannya terus meningkat.Liar terus mengamati gumpalan energi yang mulai terbentuk di ruang jiwanya. Energi tersebut hanya sebesar kelereng awalnya dan kini sudah sebesar kepalan tangan bayi."Energi jiwa yang sangat unik, energi ini mengandung unsur kekerasan, unsur kekacauan dan unsur ketajaman. Mungkinkah unsur ketajaman ini yang bisa membuat seseorang mampu meguasai Dao Ped
"Seharusnya kau jawab pertanyaanku bu... bukannya melempar begitu banyak pertanyaan... Apa otakmu menjadi rusak setelah mempelajari Teknik Badai Jiwa?" gumam Patua Shi.BUUUZZZ!Enenrgi jiwa yang begitu kuat menerjang ke arah Patua Shi hingga dia mengeratkan gigi dan bertahan menggunakan Pertahanan Badai Jiwa. Melihat itu Liar cukup puas dan menarik kembali energi jiwanya, dia hanya tersenyum ke arah Patua Shi."Patua Shi.., waktuku sangat terbatas dan aku harus segera mempelajari teknik kedua yaitu Pertahan Badai Jiwa, karena belum tentu aku bisa mempelajarinya dengan sepat secepat Kultivasi Jiwa.."Patua Shia alias leluhur Klan Xiang hanya bisa menghela napas karena apa yang dikatakan Liar juga adalah apa yang dia inginkan. Akhirnya dengan berat hati Patua Shi kembali ke tempatnya di atas jurang. Liar sendiri memasuki kembali goa tempatnya berlatih.'Jiwa adalah segalanya dan segalanya berasal dari jiwa.
Dengan lambaian tangannya dia membawa Liar menuju ke tempat pengasingan tertutupnya. Meski cukup kesal dengan sikap Liar, namun dia sangat bangga karena jika dibandingkan dengan para anggota klan Xiang, Liar yang paling sempurna mempelajari Teknik Badai Jiwa meskipun baru menguasai teknik pertama dan teknik kedua."Liar... kau suah menguasai dua teknik dari Teknik Badai Jiwa. Aku rasa itu sudah cukup untuk bekal mengikuti kompetisi kultivator muda yang akan diadakan beberapa bulan lagi. Berikan giok ini pada Patriakmu..., ingat selesai kompetisi kau harus kembali lagi ke tempat ini" ujar Patua Shi.Liar hanya mengangguk dan di kirim keluar dari dunia independen Luluhur Klan Xiang.Liar melangkah ringan keluar dari area terlarang milik Klan Xiang, bahkan para penjaga area tersebut hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepergian Liar. Mereka masih tidak mengerti dengan Leluhur mereka kenapa mengundang bocah yang seperti bongkahan es itu ke pengasingannya.
Raungan binatang iblis Serigala Darah menghadang langkah Liar yang berada di bagian paling dalam dari hutan yang mereka masuki. Dengan gesit Liar menghindari cakar maut Serigala Darah yang mengincar kepalanya. Dengan tatapan dingin Liar mengukur kekuatan lawannya.AAAUUUUUU!Mendapati serangan dan keganasannya di abaikan manusia di depannya, Serigala Darah itu melolong panjang memanggil kawanannya. Dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka mengeluarkan lolongan yang bersahutan dan berlarian ke arah sumber suara pertama.Mata - mata bersinar merah dengan geraman menakutkan kini mengelilingi Liar dengan moncong - moncong terbuka memamerkan taring tajam dengan air liur menetes. Gerombolan serigala itu mengencangkan otot masing - masing untuk menerjang Liar.Sementara Liar masih berdiri tenang dengan tatapan yang semakin dingin dan mematikan."Ini saatnya aku mempraktikkan teknik ketiga Serangan Badai Jiwa.." batin Liar sambil sedikit merendahkan p