"Seharusnya kau jawab pertanyaanku bu... bukannya melempar begitu banyak pertanyaan... Apa otakmu menjadi rusak setelah mempelajari Teknik Badai Jiwa?" gumam Patua Shi.BUUUZZZ!Enenrgi jiwa yang begitu kuat menerjang ke arah Patua Shi hingga dia mengeratkan gigi dan bertahan menggunakan Pertahanan Badai Jiwa. Melihat itu Liar cukup puas dan menarik kembali energi jiwanya, dia hanya tersenyum ke arah Patua Shi."Patua Shi.., waktuku sangat terbatas dan aku harus segera mempelajari teknik kedua yaitu Pertahan Badai Jiwa, karena belum tentu aku bisa mempelajarinya dengan sepat secepat Kultivasi Jiwa.."Patua Shia alias leluhur Klan Xiang hanya bisa menghela napas karena apa yang dikatakan Liar juga adalah apa yang dia inginkan. Akhirnya dengan berat hati Patua Shi kembali ke tempatnya di atas jurang. Liar sendiri memasuki kembali goa tempatnya berlatih.'Jiwa adalah segalanya dan segalanya berasal dari jiwa.
Dengan lambaian tangannya dia membawa Liar menuju ke tempat pengasingan tertutupnya. Meski cukup kesal dengan sikap Liar, namun dia sangat bangga karena jika dibandingkan dengan para anggota klan Xiang, Liar yang paling sempurna mempelajari Teknik Badai Jiwa meskipun baru menguasai teknik pertama dan teknik kedua."Liar... kau suah menguasai dua teknik dari Teknik Badai Jiwa. Aku rasa itu sudah cukup untuk bekal mengikuti kompetisi kultivator muda yang akan diadakan beberapa bulan lagi. Berikan giok ini pada Patriakmu..., ingat selesai kompetisi kau harus kembali lagi ke tempat ini" ujar Patua Shi.Liar hanya mengangguk dan di kirim keluar dari dunia independen Luluhur Klan Xiang.Liar melangkah ringan keluar dari area terlarang milik Klan Xiang, bahkan para penjaga area tersebut hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepergian Liar. Mereka masih tidak mengerti dengan Leluhur mereka kenapa mengundang bocah yang seperti bongkahan es itu ke pengasingannya.
Raungan binatang iblis Serigala Darah menghadang langkah Liar yang berada di bagian paling dalam dari hutan yang mereka masuki. Dengan gesit Liar menghindari cakar maut Serigala Darah yang mengincar kepalanya. Dengan tatapan dingin Liar mengukur kekuatan lawannya.AAAUUUUUU!Mendapati serangan dan keganasannya di abaikan manusia di depannya, Serigala Darah itu melolong panjang memanggil kawanannya. Dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka mengeluarkan lolongan yang bersahutan dan berlarian ke arah sumber suara pertama.Mata - mata bersinar merah dengan geraman menakutkan kini mengelilingi Liar dengan moncong - moncong terbuka memamerkan taring tajam dengan air liur menetes. Gerombolan serigala itu mengencangkan otot masing - masing untuk menerjang Liar.Sementara Liar masih berdiri tenang dengan tatapan yang semakin dingin dan mematikan."Ini saatnya aku mempraktikkan teknik ketiga Serangan Badai Jiwa.." batin Liar sambil sedikit merendahkan p
Harimau Cakar Besi menerkam dengan ganas ke arah Xiang Rong yang sudah mulai kehabisan tenaga. Hingga dangan mudah tubuhnya di tekan ke tanah oleh kaki depan Harimau Cakar Besi dan tidak bisa bergerak lagi. Harimau Cakar Besi menyeringai kejam dan mengangkat tinggi cakar kanannya.Ujung - ujung cakarnya diselimuti cahaya merah redup dan siap dilayangankan untuk mengoyak tubuh mangsa.WUUUUTTT!Cakar ganas itu menderu ke arah tubuh Xiag Rong yang hanya bisa memejamkan mata pasrah untuk menerima kematian. Namun saat cakar itu dua jari lagi sempurna menembus dan mengoyak tubuh Xiang Rong, sebuah hembusan angin penuh energi kekacauan berdesing membawa sumon telapak tangan sebesar daun pintu menampar kepala Harimau Cakar Besi.PAAANNGG!PYYAAARR!Harimau besi terlempar dengan kepala pecah dan isi kepalanya berhamburan ke segala arah. Xiang Rong yang sudah memejamkan mata pun terkejut dan membuka matanya yang langsung terbelalak melihat Harimau Cakar Besi tergeletak tidak jauh darinya deng
Dua buah tamparan Liar layangkan untuk salah satu tetua kelima pemuda itu."Anggap saja sebagai salam perkenalan dariku dan semoga dengan tamaparan ringanku bisa sedikit mengobati otakmu yang idiot. Para senior, ayo kita lanjutkan perjalan pulang.." ujar Liar memberikan peringantan pada tetua yang sombong dan mengajak teman - temannya untuk segera pulang.Saat Liar dan teman - temannya baru saja melangkah, tetua yang di tampar Liar menyerang Liar dengan niat membunuh dengan tusukan pedang mengarah ke jantung Liar. Namun sungguh sial bagi tetua itu karena Liar sudah mengetahui rencana pengecutnya dan mengerahkan teknik Pertahanan Badai Jiwa.Pedang tetua itu berhenti tepat satu jengkal dari dada Liar dan tidak bisa digerakan sedikit pun. "Kau benar - benar orang tua idiot bahkan lebih idiot dari babi yang hanya tahu makan! Dan kau sudah memaksaku untuk memberikan pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan seumur hidupmu!" amarah Liar mulai meledak.Liar mengacungkan jari telunjukny
Setelah menempuh perjalanan selama tiga minggu penuh akhirnya mereka sampai di tempat kompetisi yang sudah ramai dihadiri para peserta dari berbagai daerah. Mereka mengirimkan masing - masing sepuluh generasi muda terbaiknya untuk unjuk kebolehan.Rombongan Klan Xiang tampak menuju sebuah penginapan yang sudah mereka pesan bahkan enam bulan yang lalu sehingga mereka tidak perlu repot - repot mencari penginapan hingga berebut dengan Klan lain. Tiba - tiba liar menatap pada satu sudut ruangan dan mengerahkan energi jiwanya untuk mengunci aura yang sangat akrab baginya."Bocah beku! hentikan.. Aku Patua Shi!" ucap Patua Shi melalui transmisi suara."Bukankah banyak kamar untuk kau bersembunyi dan kenapa harus kamarku?" balas Liar kesal.Namun Patua Shi tidak menjawabnya dan auranya hilang begitu saja membuat Liar sedikit lega. Tidak mau ada yang mengganggu dalam waktu seminggu ke depan. Liar pun mendirikan formasi pertahanan dan penyerangan serta penghilang aura.Karena merasa belum men
Hari yang di nanti akhirnya tiba, tempat diadakannya kompetisi sudah dipenuhi para penonton. Total dari peserta ada sekitar seribu orang dari berbagai Klan dengan berbagai kelas. Namun diantara semua Klan yang hadir, hanya Klan Xiang saja yang jumlah pesertanya kurang dari sepuluh, sedangkan yang lainnya rata - rata sepuluh orang.Saat mereka memasuki tempat khusus para peserta dan pendamping, Liar menjadi sorotan utama dan mendapatkan cibiran dari semua orang."Kau lihat Klan kelas tiga Klan Xiang, mereka hanya membawa tujuh orang termasuk sampah tak berguna yang tidak memiliki basis kultivasi""Ya kau benar..., sungguh malang nasib Klan ini hingga sampah pun mereka bawa..""Aku dengar salah satu jenius muda terbaik mereka telah tewas.. sungguh malang mereka tidak bisa menjaga harta paling berharganya.."Suara - suara cibiran dan cemoohan membuat Xiang Rong naik darah dan ingin menghajar mereka semua. Akan tetapi pundaknya dicengkeram begitu kuat oleh Liar."Kak Rong... ini bukan tem
Pengadil lapangan bahkan ikut terdiam dan tidak langsung mengumumkan hasilnya hingga suara Liar menyadarkannya."Senior! Kenapa tidak ada pengumuman apa pun?!""Eh... Oh.. iya.. Pemenangnya Klan Xiang!" teriak pengadil lapangan dengan suara menggelegar.Liar dan yang lainnya pun melesat turun ke tempat awal mereka yang langsung disambut oleh Tetua Agung Klan Xiang. Beberapa anggota Klan yang sedari tadi mengolok - olok Liar menjadi ketar ketir terlebih saat Liar menatap mereka karena juga satu arena."Bersiaplah jika kalian bertemu kami, aku tidak akan pernah melepaskan mulutmu yang seperti jamban itu.." ucap Liar dingin sambil menunjuk generasi muda yang awalnya begitu provokatif kepadanya.Tetua Klan mereka merasa tidak terima dengan ucapan Liar dan berusaha untuk menindasnya namun penindasannya tidak berarti karena dihalangi oleh leluhur Klan Xiang yang bersembunyi di lipatan dimensi."Orang tua jelek..., setelah kompetisi berakhir maka bersihkan lehermu supaya lebih mudah untuk ak
Tetua Pertama yang melihat Liar ada di samping Gagak Jiwa tampak tersenyum lega karena orang yang bisa menjadi sumbel malapetaka sudah kembali."Syukurlah Tuan Muda Liar sudah kembali dalam keadaan selamat, tetapi siapa lelaki paruh baya tampan di sampingnya?" batin Tetua Pertama."Tetua Pertama, lelaki itu adalah si Gagak Jiwa. Beri tahu para Tetua yang masih lurus untuk tidak memprovokasi binatang iblis yang bersama bocah beku itu.." ujar Leluhur Pertama melalui transmisi suara.Tetua Pertama tampak mengangguk mengerti dan mengirimkan suaranya melalui transmisi suara kepada beberapa Tetua. Sementara Tetua Agung yang sedari tadi bersembunyi di lipatan dimensi menjadi gemetaran melihat Liar masih hidup dan kembali bersama bintang iblis paling menakutkan."Keparat! Bocah sialan itu kenapa masih hidup dan terlihat baik - baik saja bahkan datang bersama bintang iblis yang Leluhur Pertama saja kesulitan menghadapinya..." batin Tetua Agung.Jantungnya tiba - tiba berdegub kencang saat Liar
Liar mengitari batu bulat kehijauan itu dengan sedikit mengedarkan kekuatan jiwanya. Dan seketika batu bulat besar itu merespon dengan bergetar dan mulai melayang hingga satu kaki serta memancarkan aura kekacauan dan aura kematian yang sangat pekat membuat Liar merasa sangat gembira."Tuan Muda, selubungi batu itu dengan kekuatan jiwamu dan tariklah masuk ke dalam lautan energi dantianmu.." ujar pecahan jiwa tua tiba - tiba.Tanpa menunggu instruksi berikutnya, Liar menyelimuti batu bulat kehijauan itu dengan kekuatan jiwanya dan meletakan batu itu di dalam dantianya. Liar pun mengambil sikap Lotus dan memasuki lautan energinya untuk melihat ada reaksi apa yang akan di timbulkannya.Dan benar saja, energi gabungan dari seni Kultivasi dan seni Pendekar tiba - tiba bergetar dan berputar sangat cepat.WUUUUNNG!SIIIUUTT!BUUUZZ!Batu bulat kehijauan itu terhisap ke dalam pusat energi milik Liar dan sekarang berada di tengah pusat energi itu seolah - olah menjadi intinya. Hal itu membuat
BUUUZZZ!Liar bersama Gagak Jiwa dihempaskan begitu melewati portal dunia rahasia hingga nyaris terjerembab."Tempat apa ini Senior?" tanya Liar sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang terjangkau oleh pandangannya."Ini dunia rahasia yang aku sendiri tidak tahu namanya meski sudah menguasai tempat ini selama ribuan tahun. Aku akan mengantar Tuan ke suatu tempat yang selalu gagal aku masuki.." jawab Gagak Jiwa penuh semangat.Namun pembawaan Liar yang sangat dingin hanya terlihat biasa saja mendengar penjelasan Gagak Jiwa. Mereka pun menuju tempat yang dimaksud oleh Gagak Jiwa. Setelah terbang selama dua jam akhirnya mereka sampai di sebuah bukit batu yang berwarna hitam kelam.Liar tampak terkejut saat merasakan energi jiwa yang luar biasa terpancar dari sebuah celah sempit yang ada di sisi bukit. Dengan tenang Liar mendekati celah itu meskipun Gagak Jiwa melarangnya namun dia tetap melangkah dengan mantap.SWWOOOSSHH!Tiba - tiba serangan jiwa yang sangat mengerikan meng
Gagak Jiwa melakukan serangan demi serangan main - main penuh kegembiraan disertai tawa mengejek yang tidak pernah berhenti."Hahahahah! Ayo manusia - manusia sombong dan penuh iri dengki, di mana kesombongan kalian sebelumnya?" ejek Gagak Jiwa sambil terus menyerang.Pan Liang merasa sangat kesal meskipun menyadari dia tidak akan mampu meski hanya menghadapi kekuatan main - main Gagak Jiwa. Namun rasa egois dan angkuh yang sudah membatu dalam hatinya membuat dia lupa daratan dan memandang tinggi dirinya sendiri."Ayo gunakan formasi tempur kita! Aku yakin bisa membuat gagak sialan ini terluka!" teriak Pan Liang kepada teman - temannya.Mereka pun membentuk formasi tempur yang selama ini mereka banggakan dalam pertarungan berkelompok. Mereka bergerak dinamis saling silang menyusun serangan yang memang sedikit berhasil membuat Gagak Jiwa kerepotan. Akan tetapi dengan kecepatannya, Gagak Jiwa mampu membalikkan keadaan.Setiap kibasan tongkat Gagak Jiwa terus mereduksi kesadaran jiwa Pan
"Wooii bocah udik! Jangan sombong dan pamer di depanku!" hardik Pan Liang penuh amarah."Ooohh.. sudah sampai kalian. Heeii... senior Pan, apa masalahmu hingga terlihat sangat marah? Aku hanya istirahat sambil menunggu kalian.." jawab Liar sambil tersenyum mengejek.Pan Liang semakin meradang melihat ejekan Liar secara terang - terangan dan bersiap untuk menyerangnya namun di cegah oleh teman - temannya. Pan Liang awalnya sempat berontak namun akhirnya menyadari ucapan teman - temannya dan memilih untuk diam.Liar sendiri hanya menatap tajam mereka dengan tatapan yang sangat dingin. Dan sebagai pelampiasan kekesalannya, Liar mengetuk batu tempatnya tiduran dengan jari telunjuknya.BLAAARR!Batu besar itu pun hancur berkeping - keping membuat teman - teman Pan Liang terkejut dengan wajah pucat. Sementara Pan Liang sendiri merasa jantungnya berdebar keras namun tetap bersikap sombong dan angkuh."Apa kita hanya akan mematung di tempat ini saja? Kapan kita akan sampai di tempat tujuan...
Liar sengaja tidak mengejar binatang iblis spiritual yang terpental namun mengeluarkan pedang bobrok yang kini terlihat lebih mengerikan. Seluruh bilahnya yang berwarna hitam pekat terlihat seperti bulu elang di permukaannya dan kedua sisi tajamnya bergerigi seperti bulu yang rusak oleh angin.Benang - benang jiwa bergoyang di setiap ujung gerigi pada mata pedangnya, sementara aura kekacauan bersinar redup tipis di tengah bilahnya membuat penampilan pedangnya terlihat mengerikan. Binatang iblis spiritual menatap Liar dengan tatapan membunuh dan penuh kebencian."Manusia tidak tahu diri! dengan kekuatan kecilmu itu kau berani menantangku, maka terimalah kematianmu!"WUUUTTT!Bola energi sebesar kelapa dengan aura kekerasan melesat ke arah Liar namun Liar sama sekali tidak panik dan merentangkan kedua tangannya dengan senyum mengejek.PERTAHANAN BADAI JIWA!BOOOMM!Bola energi itu menghantam tubuh Liar dengan telak hingga menimbulkan getaran di sekitarnya disertai asap dan debu yan begi
Posisi Liar yang tepat berada di bawah dada Beruang Api langsung mendorong kedua tinjunya menghantam dada Beruang Api.BOOOMM!Tubuh Beruang Api terhempas tinggi ke udara dengan dara menyembur dari lubang besar di dadanya dan jatuh berdebum ke tanah tanpa nyawa. Liar menghampirinya dan menghancurkan kepalanya untuk mengambil inti bintang iblisnya."Sayang sekali aku tidak tertarik dengan daging beruang dan aku juga belum memiliki seorang teman pun di Sekte Nagasura selain para orang tua usil itu.." gumam Liar sambil berlalu pergi.Langkah Liar terayun semakin dalam di bagian tengah hutan yang terasa aneh karena tidak satu pun binatang iblis yang Liar jumpai. Namun baru saja Liar bergelut dengan pikirannya, tidak jauh dari hadapan Liar tampak seekor kadal hitam yang sangat besar dan menyemburkan aroma busuk.Kadal itu menoleh dan menemukan keberadaan Liar yang berjalan tenang ke arahnya. Kadal hitam besar berbau busuk itu terlihat marah dan menatap Liar penuh intimidasi dengan terus me
Tidak dinyana dan tidak diduga jiwa Liar berevolusi hingga memiliki bentuk manusia sempurna. Energi kematian dan energi kekacauan yang menyatu dengan jiwanya membentuk benang - benang jiwa yang berhamburan keluar dari tubuh jiwa Liar.Bahkan Liar sendiri merasa gugup dan sedikit tertekan berada di hadapan tubuh jiwanya sendiri. Saat tubuh jiwanya membuka mata dia berdiri dan mengacungkan jarinya pada kesadaran Liar dan ribuan benang jiwa memasuki kesadarannya."Kau adalah aku dan aku adalah kau... dengan benang - benang jiwa ini kau bisa menggabungkannya dalam setiap seranganmu bahkan dengan kekuatan fisikmu. Dengan kemampuan seni Pendekar warisan Ibumu kau tidak usah khawatir akan ketahuan oleh para Kultivator jika seranganmu mengandung kekuatan jiwa kematian dan kekacauan dan aku sebagai jiwamu juga tidak harus bersatu dengan tubuh fisikmu.." ujar tubuh jiwa Liar.Liar pun segera memasuki dantiannya dan menyebarkan benang - benang jiwa hingga membungkus dua energi yang ada di dantia
Satu minggu kemudian Liar mendapat pesan dari Tetua Agung pada giok pengirim. Dia meminta Liar untuk menemuinya sekarang juga karena ada hal penting yang akan di sampaikannya. Dengan tenang Liar keluar dan melesat ke tempat Tetua Agung."Salam Tetua Agung, junior sudah datang" sapa Liar sopan ada rasa entah kenapa membenci Tetua Agung."Ahh.. Tuan Muda, mari ikuti saya ke ruangan pribadi saya.." sambut Tetua Agung.Mereka duduk berdua dan Tetua Agung memasang formasi penghalang kemudian menjelaskan apa yang menjadi tujuannya kepada Liar secara detail. Liar menatap mata Tetua Agung dengan dingin dan tenang mendengarkan semua penjelasannya."Apa hanya itu tugasku?" tanya Liar singkat."Ya, hanya itu tugas Tuan Muda dan sisanya akan diselesaikan oleh kelompok murid Suci yang terpilih.." jawab Tetua Agung dengan senyum yang dibuat - buat untuk menutupi kelicikannya.Namun hal yang tidak disadari oleh Tetua Agung bahwa Liar sudah menembus ruang jiwanya dan membaca semua rencana Tetua Agung