Beranda / Fantasi / Legenda Semesta Beladiri / 16. Persiapan Kompetisi

Share

16. Persiapan Kompetisi

Penulis: Ershita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua buah tamparan Liar layangkan untuk salah satu tetua kelima pemuda itu.

"Anggap saja sebagai salam perkenalan dariku dan semoga dengan tamaparan ringanku bisa sedikit mengobati otakmu yang idiot. Para senior, ayo kita lanjutkan perjalan pulang.." ujar Liar memberikan peringantan pada tetua yang sombong dan mengajak teman - temannya untuk segera pulang.

Saat Liar dan teman - temannya baru saja melangkah, tetua yang di tampar Liar menyerang Liar dengan niat membunuh dengan tusukan pedang mengarah ke jantung Liar. Namun sungguh sial bagi tetua itu karena Liar sudah mengetahui rencana pengecutnya dan mengerahkan teknik Pertahanan Badai Jiwa.

Pedang tetua itu berhenti tepat satu jengkal dari dada Liar dan tidak bisa digerakan sedikit pun.

"Kau benar - benar orang tua idiot bahkan lebih idiot dari babi yang hanya tahu makan! Dan kau sudah memaksaku untuk memberikan pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan seumur hidupmu!" amarah Liar mulai meledak.

Liar mengacungkan jari telunjukny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Semesta Beladiri   17. Memahami Serangan Badai Jiwa

    Setelah menempuh perjalanan selama tiga minggu penuh akhirnya mereka sampai di tempat kompetisi yang sudah ramai dihadiri para peserta dari berbagai daerah. Mereka mengirimkan masing - masing sepuluh generasi muda terbaiknya untuk unjuk kebolehan.Rombongan Klan Xiang tampak menuju sebuah penginapan yang sudah mereka pesan bahkan enam bulan yang lalu sehingga mereka tidak perlu repot - repot mencari penginapan hingga berebut dengan Klan lain. Tiba - tiba liar menatap pada satu sudut ruangan dan mengerahkan energi jiwanya untuk mengunci aura yang sangat akrab baginya."Bocah beku! hentikan.. Aku Patua Shi!" ucap Patua Shi melalui transmisi suara."Bukankah banyak kamar untuk kau bersembunyi dan kenapa harus kamarku?" balas Liar kesal.Namun Patua Shi tidak menjawabnya dan auranya hilang begitu saja membuat Liar sedikit lega. Tidak mau ada yang mengganggu dalam waktu seminggu ke depan. Liar pun mendirikan formasi pertahanan dan penyerangan serta penghilang aura.Karena merasa belum men

  • Legenda Semesta Beladiri   18. Tubuh Kekacauan Misterius

    Hari yang di nanti akhirnya tiba, tempat diadakannya kompetisi sudah dipenuhi para penonton. Total dari peserta ada sekitar seribu orang dari berbagai Klan dengan berbagai kelas. Namun diantara semua Klan yang hadir, hanya Klan Xiang saja yang jumlah pesertanya kurang dari sepuluh, sedangkan yang lainnya rata - rata sepuluh orang.Saat mereka memasuki tempat khusus para peserta dan pendamping, Liar menjadi sorotan utama dan mendapatkan cibiran dari semua orang."Kau lihat Klan kelas tiga Klan Xiang, mereka hanya membawa tujuh orang termasuk sampah tak berguna yang tidak memiliki basis kultivasi""Ya kau benar..., sungguh malang nasib Klan ini hingga sampah pun mereka bawa..""Aku dengar salah satu jenius muda terbaik mereka telah tewas.. sungguh malang mereka tidak bisa menjaga harta paling berharganya.."Suara - suara cibiran dan cemoohan membuat Xiang Rong naik darah dan ingin menghajar mereka semua. Akan tetapi pundaknya dicengkeram begitu kuat oleh Liar."Kak Rong... ini bukan tem

  • Legenda Semesta Beladiri   19. Dominasi Klan Xiang

    Pengadil lapangan bahkan ikut terdiam dan tidak langsung mengumumkan hasilnya hingga suara Liar menyadarkannya."Senior! Kenapa tidak ada pengumuman apa pun?!""Eh... Oh.. iya.. Pemenangnya Klan Xiang!" teriak pengadil lapangan dengan suara menggelegar.Liar dan yang lainnya pun melesat turun ke tempat awal mereka yang langsung disambut oleh Tetua Agung Klan Xiang. Beberapa anggota Klan yang sedari tadi mengolok - olok Liar menjadi ketar ketir terlebih saat Liar menatap mereka karena juga satu arena."Bersiaplah jika kalian bertemu kami, aku tidak akan pernah melepaskan mulutmu yang seperti jamban itu.." ucap Liar dingin sambil menunjuk generasi muda yang awalnya begitu provokatif kepadanya.Tetua Klan mereka merasa tidak terima dengan ucapan Liar dan berusaha untuk menindasnya namun penindasannya tidak berarti karena dihalangi oleh leluhur Klan Xiang yang bersembunyi di lipatan dimensi."Orang tua jelek..., setelah kompetisi berakhir maka bersihkan lehermu supaya lebih mudah untuk ak

  • Legenda Semesta Beladiri   20. Bola Undian Dan Pesan Pertemanan

    Setelah kompetisi berjalan selama satu minggu, Liar dan Xiang Rong masuk ke dalam daftar lima terbaik. Diikuti jenius dari tiga Klan besar seperti Klan Jing, Klan Zhao dan Klan Chen. Liar menatap ramah jenius dari Klan Zhao yang pernah dia tolong beberapa waktu lalu."Saudara Liar.., kita bertemu lagi dan sepertinya aku harus mengalah jika berhadapan denganmu nanti.." ucapnya dengan senyum pahit."Jika kau lakukan itu dengan sengaja maka aku akan membunuhmu!" jawab Liar dingin.Jenius Klan Zhao itu hanya bisa menunduk dan berusaha membulatkan tekadnya untuk melawan Liar secara adil jika memang bertemu. Biar bagaimana pun dia sadar tidak akan mampu mengalahkan Liar yang dia tahu memiliki kemampuan jauh di atasnya.Jenius nomor satu Klan Jing pun sedikit khawatir jika harus berhadapan dengan Liar di awal pertandingan, jelas akan merugikannya dan tentunya Liar akan balas dendam dengan segala hinaan yang sudah dia lontarkan saat baru bertemu.Liar pun menatap jenius nomor satu Klan Jing d

  • Legenda Semesta Beladiri   21. Pertandingan Final

    Liar dan Jing Shen jenius nomor satu Klan Jing saling berhadapan dengan tatapan dingin dan penuh intimidasi. Pengadil lapangan pun mengaktifkan formasi pelindung supaya serangan - serangan spiritual mereka tidak keluar arena dan menyasar penonton.Namun saat pengadil lapangan akan memulai pertandingan, Jing Shen berteriak."Aku menginginkan pertarungan hidup dan mati!"Teriakkan Jing Shen membuat semua orang kaget dan tidak mengerti dengan keinginannya itu."Permohonan di tolak! Jika kau memaksa maka kau akan di coret dan tidak mendapatkan penghargaan apa pun bahkan kau akan jadi petarung generasi muda diurutan paling akhir! Dan Klan Jing akan menjadi Klan kelas empat!" tegas penguasa Kota.BOOOMM!Tetua Agug Klan Jing tampak sangat murka dengan kecerobohan jenius nomor satunya."Tuan Penguasa! Aku Tetua Agung Klan Jing sangat menghormati ketegasan Penguasa dan mulai detik ini aku tidak lagi bertanggung jawab terhadap jenius nomor satu Klan Jing. Jadi jika dia tetap ingin bertarung sa

  • Legenda Semesta Beladiri   22. Kematian Jing Shen

    Setelah pil yang di telannya melewati tenggorakan dan meleleh, tubuh Jing Shen tampak membengkak dengan aura iblis terasa begitu menyesakkan. Bahkan Penguasa Kota berdiri dari tempat duduknya dan melesat ke arah arena pertarungan untuk menyelamatkan Liar.Akan tetapi sebelum Penguasa Kota masuk dalam arena pertandingan, Liar sudah mengangkat tangannya."Tuan Penguasa, biarkan junior ini menghadapi iblis terkutuk itu! Jika aku tewas tolong kebumikan jasadku dengan layak!" ucap Liar tegas membuat Penguasa Kota terkejut."Liar, kau jangan gegabah! Cepat keluar dari arena pertandingan! Kau sudah menjadi pemenangnya!" teriak Tetua Agung Klan Xiang khawatir.Namun Liar tidak perduli dan membuat segel tangan untuk memperkuat formasi bahkan dengan kekuatan jiwanya dia melemparkan pengadil lapangan keluar arena. Setelah formasi diperkuat tidak ada seorang pun yang bisa memasukinya karena liar menyatukan dengan teknik Pertahanan Badai Jiwa.Tetua Agung Klan Xiang dan Penguasa Kota berusaha meng

  • Legenda Semesta Beladiri   23. Liar Dibawa Kabur

    Namun ketika Penguasa Kota sudah hampir menggapai tubuh Liar, terlihat dua bayangan yang juga menyerbu ke arah tubuh Liar. Akan tetapi tiba - tiba waktu seolah berhenti dan satu sosok misterius menangkap tubuh Liar dengan lembut serta menyambar Tombak Petir Hitam milik Liar.Sosok misterius itu melayang ke udara lagi dan Penguasa Kota serta sosok lainnya yang adalah leluhur Klan Xiang pun bisa bergerak kembali."Tuan tolong kembalikan cucuku!" ucap Leluhur Klan Xiang memohon.Sosok misterius itu menatap tajam ke arah Leluhur Klan Xiang dan Penguasa Kota."Sudah aku katakan.., aku akan menjadikan bocah ini sebagai murid pribadiku! Dan sebagai kompensasinya pun aku sudah menjelaskan padamu orang tua... Selamat tingal semuanya..!" ujar sosok misterius itu dan menghilang begitu saja seperti ditelan cakrawala.Leluhur Klan Xiang dan Penguasa Kota hanya saling tatap, sementara para generasi muda Klan Xiang merasa syok pahlawan Klan mereka dibawa kabur oleh sosok misterius tanpa bisa berbuat

  • Legenda Semesta Beladiri   24. Leluhur Tertinggi Sekte Nagasura

    Kesadaran Liar terus memancarkan aura jingga yang sangat misterius dan terlihat seperti sebuah logam yang sangat indah dan keras. Tubuh kesadarannya berkilau redup dan terasa memancarkan aura yang sangat tajam. Sementara di dalam dantiannya, dua energi dari seni Kultivasi dan Pendekar juga terus memancarkan kekuatan yang menakjubkan dan sangat kokoh. Di dalam kedua energi itu terlihat seperti kumpulan triliunan partikel yang bergerak berlawanan arah meskipun saling terjalin dan terjalin secara harmonis.Sesekali terlihat pusaran kecil seperti badai setiap kali kedua sumber energi itu berdenyut. Semakin lama denyutan yang terjadi semakin sering dan secara berlahan namun pasti gabungan kedua energi itu berubah bentuk menyerupai sayap kupu kupu dengan triliunan warna dari triliunan partikel energi di dalamnya.Sosok misterius yang membawa Liar tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya menjaga Liar. Meski tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan calon murid pribadinya, namun dia masih s

Bab terbaru

  • Legenda Semesta Beladiri   35. Rubah Tua Yang Malang

    Tetua Pertama yang melihat Liar ada di samping Gagak Jiwa tampak tersenyum lega karena orang yang bisa menjadi sumbel malapetaka sudah kembali."Syukurlah Tuan Muda Liar sudah kembali dalam keadaan selamat, tetapi siapa lelaki paruh baya tampan di sampingnya?" batin Tetua Pertama."Tetua Pertama, lelaki itu adalah si Gagak Jiwa. Beri tahu para Tetua yang masih lurus untuk tidak memprovokasi binatang iblis yang bersama bocah beku itu.." ujar Leluhur Pertama melalui transmisi suara.Tetua Pertama tampak mengangguk mengerti dan mengirimkan suaranya melalui transmisi suara kepada beberapa Tetua. Sementara Tetua Agung yang sedari tadi bersembunyi di lipatan dimensi menjadi gemetaran melihat Liar masih hidup dan kembali bersama bintang iblis paling menakutkan."Keparat! Bocah sialan itu kenapa masih hidup dan terlihat baik - baik saja bahkan datang bersama bintang iblis yang Leluhur Pertama saja kesulitan menghadapinya..." batin Tetua Agung.Jantungnya tiba - tiba berdegub kencang saat Liar

  • Legenda Semesta Beladiri   34. Terobosan Gagak Jiwa

    Liar mengitari batu bulat kehijauan itu dengan sedikit mengedarkan kekuatan jiwanya. Dan seketika batu bulat besar itu merespon dengan bergetar dan mulai melayang hingga satu kaki serta memancarkan aura kekacauan dan aura kematian yang sangat pekat membuat Liar merasa sangat gembira."Tuan Muda, selubungi batu itu dengan kekuatan jiwamu dan tariklah masuk ke dalam lautan energi dantianmu.." ujar pecahan jiwa tua tiba - tiba.Tanpa menunggu instruksi berikutnya, Liar menyelimuti batu bulat kehijauan itu dengan kekuatan jiwanya dan meletakan batu itu di dalam dantianya. Liar pun mengambil sikap Lotus dan memasuki lautan energinya untuk melihat ada reaksi apa yang akan di timbulkannya.Dan benar saja, energi gabungan dari seni Kultivasi dan seni Pendekar tiba - tiba bergetar dan berputar sangat cepat.WUUUUNNG!SIIIUUTT!BUUUZZ!Batu bulat kehijauan itu terhisap ke dalam pusat energi milik Liar dan sekarang berada di tengah pusat energi itu seolah - olah menjadi intinya. Hal itu membuat

  • Legenda Semesta Beladiri   33. Pecahan Jiwa Misterius

    BUUUZZZ!Liar bersama Gagak Jiwa dihempaskan begitu melewati portal dunia rahasia hingga nyaris terjerembab."Tempat apa ini Senior?" tanya Liar sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang terjangkau oleh pandangannya."Ini dunia rahasia yang aku sendiri tidak tahu namanya meski sudah menguasai tempat ini selama ribuan tahun. Aku akan mengantar Tuan ke suatu tempat yang selalu gagal aku masuki.." jawab Gagak Jiwa penuh semangat.Namun pembawaan Liar yang sangat dingin hanya terlihat biasa saja mendengar penjelasan Gagak Jiwa. Mereka pun menuju tempat yang dimaksud oleh Gagak Jiwa. Setelah terbang selama dua jam akhirnya mereka sampai di sebuah bukit batu yang berwarna hitam kelam.Liar tampak terkejut saat merasakan energi jiwa yang luar biasa terpancar dari sebuah celah sempit yang ada di sisi bukit. Dengan tenang Liar mendekati celah itu meskipun Gagak Jiwa melarangnya namun dia tetap melangkah dengan mantap.SWWOOOSSHH!Tiba - tiba serangan jiwa yang sangat mengerikan meng

  • Legenda Semesta Beladiri   32. Ancaman Senjata Makan Tuan

    Gagak Jiwa melakukan serangan demi serangan main - main penuh kegembiraan disertai tawa mengejek yang tidak pernah berhenti."Hahahahah! Ayo manusia - manusia sombong dan penuh iri dengki, di mana kesombongan kalian sebelumnya?" ejek Gagak Jiwa sambil terus menyerang.Pan Liang merasa sangat kesal meskipun menyadari dia tidak akan mampu meski hanya menghadapi kekuatan main - main Gagak Jiwa. Namun rasa egois dan angkuh yang sudah membatu dalam hatinya membuat dia lupa daratan dan memandang tinggi dirinya sendiri."Ayo gunakan formasi tempur kita! Aku yakin bisa membuat gagak sialan ini terluka!" teriak Pan Liang kepada teman - temannya.Mereka pun membentuk formasi tempur yang selama ini mereka banggakan dalam pertarungan berkelompok. Mereka bergerak dinamis saling silang menyusun serangan yang memang sedikit berhasil membuat Gagak Jiwa kerepotan. Akan tetapi dengan kecepatannya, Gagak Jiwa mampu membalikkan keadaan.Setiap kibasan tongkat Gagak Jiwa terus mereduksi kesadaran jiwa Pan

  • Legenda Semesta Beladiri   31. Percobaan Mematikan

    "Wooii bocah udik! Jangan sombong dan pamer di depanku!" hardik Pan Liang penuh amarah."Ooohh.. sudah sampai kalian. Heeii... senior Pan, apa masalahmu hingga terlihat sangat marah? Aku hanya istirahat sambil menunggu kalian.." jawab Liar sambil tersenyum mengejek.Pan Liang semakin meradang melihat ejekan Liar secara terang - terangan dan bersiap untuk menyerangnya namun di cegah oleh teman - temannya. Pan Liang awalnya sempat berontak namun akhirnya menyadari ucapan teman - temannya dan memilih untuk diam.Liar sendiri hanya menatap tajam mereka dengan tatapan yang sangat dingin. Dan sebagai pelampiasan kekesalannya, Liar mengetuk batu tempatnya tiduran dengan jari telunjuknya.BLAAARR!Batu besar itu pun hancur berkeping - keping membuat teman - teman Pan Liang terkejut dengan wajah pucat. Sementara Pan Liang sendiri merasa jantungnya berdebar keras namun tetap bersikap sombong dan angkuh."Apa kita hanya akan mematung di tempat ini saja? Kapan kita akan sampai di tempat tujuan...

  • Legenda Semesta Beladiri   30. Dukungan Tetua Pertama

    Liar sengaja tidak mengejar binatang iblis spiritual yang terpental namun mengeluarkan pedang bobrok yang kini terlihat lebih mengerikan. Seluruh bilahnya yang berwarna hitam pekat terlihat seperti bulu elang di permukaannya dan kedua sisi tajamnya bergerigi seperti bulu yang rusak oleh angin.Benang - benang jiwa bergoyang di setiap ujung gerigi pada mata pedangnya, sementara aura kekacauan bersinar redup tipis di tengah bilahnya membuat penampilan pedangnya terlihat mengerikan. Binatang iblis spiritual menatap Liar dengan tatapan membunuh dan penuh kebencian."Manusia tidak tahu diri! dengan kekuatan kecilmu itu kau berani menantangku, maka terimalah kematianmu!"WUUUTTT!Bola energi sebesar kelapa dengan aura kekerasan melesat ke arah Liar namun Liar sama sekali tidak panik dan merentangkan kedua tangannya dengan senyum mengejek.PERTAHANAN BADAI JIWA!BOOOMM!Bola energi itu menghantam tubuh Liar dengan telak hingga menimbulkan getaran di sekitarnya disertai asap dan debu yan begi

  • Legenda Semesta Beladiri   29. Binatang Iblis Spiritual

    Posisi Liar yang tepat berada di bawah dada Beruang Api langsung mendorong kedua tinjunya menghantam dada Beruang Api.BOOOMM!Tubuh Beruang Api terhempas tinggi ke udara dengan dara menyembur dari lubang besar di dadanya dan jatuh berdebum ke tanah tanpa nyawa. Liar menghampirinya dan menghancurkan kepalanya untuk mengambil inti bintang iblisnya."Sayang sekali aku tidak tertarik dengan daging beruang dan aku juga belum memiliki seorang teman pun di Sekte Nagasura selain para orang tua usil itu.." gumam Liar sambil berlalu pergi.Langkah Liar terayun semakin dalam di bagian tengah hutan yang terasa aneh karena tidak satu pun binatang iblis yang Liar jumpai. Namun baru saja Liar bergelut dengan pikirannya, tidak jauh dari hadapan Liar tampak seekor kadal hitam yang sangat besar dan menyemburkan aroma busuk.Kadal itu menoleh dan menemukan keberadaan Liar yang berjalan tenang ke arahnya. Kadal hitam besar berbau busuk itu terlihat marah dan menatap Liar penuh intimidasi dengan terus me

  • Legenda Semesta Beladiri   28. Transformasi Jiwa

    Tidak dinyana dan tidak diduga jiwa Liar berevolusi hingga memiliki bentuk manusia sempurna. Energi kematian dan energi kekacauan yang menyatu dengan jiwanya membentuk benang - benang jiwa yang berhamburan keluar dari tubuh jiwa Liar.Bahkan Liar sendiri merasa gugup dan sedikit tertekan berada di hadapan tubuh jiwanya sendiri. Saat tubuh jiwanya membuka mata dia berdiri dan mengacungkan jarinya pada kesadaran Liar dan ribuan benang jiwa memasuki kesadarannya."Kau adalah aku dan aku adalah kau... dengan benang - benang jiwa ini kau bisa menggabungkannya dalam setiap seranganmu bahkan dengan kekuatan fisikmu. Dengan kemampuan seni Pendekar warisan Ibumu kau tidak usah khawatir akan ketahuan oleh para Kultivator jika seranganmu mengandung kekuatan jiwa kematian dan kekacauan dan aku sebagai jiwamu juga tidak harus bersatu dengan tubuh fisikmu.." ujar tubuh jiwa Liar.Liar pun segera memasuki dantiannya dan menyebarkan benang - benang jiwa hingga membungkus dua energi yang ada di dantia

  • Legenda Semesta Beladiri   27. Konspirasi Tetua Agung

    Satu minggu kemudian Liar mendapat pesan dari Tetua Agung pada giok pengirim. Dia meminta Liar untuk menemuinya sekarang juga karena ada hal penting yang akan di sampaikannya. Dengan tenang Liar keluar dan melesat ke tempat Tetua Agung."Salam Tetua Agung, junior sudah datang" sapa Liar sopan ada rasa entah kenapa membenci Tetua Agung."Ahh.. Tuan Muda, mari ikuti saya ke ruangan pribadi saya.." sambut Tetua Agung.Mereka duduk berdua dan Tetua Agung memasang formasi penghalang kemudian menjelaskan apa yang menjadi tujuannya kepada Liar secara detail. Liar menatap mata Tetua Agung dengan dingin dan tenang mendengarkan semua penjelasannya."Apa hanya itu tugasku?" tanya Liar singkat."Ya, hanya itu tugas Tuan Muda dan sisanya akan diselesaikan oleh kelompok murid Suci yang terpilih.." jawab Tetua Agung dengan senyum yang dibuat - buat untuk menutupi kelicikannya.Namun hal yang tidak disadari oleh Tetua Agung bahwa Liar sudah menembus ruang jiwanya dan membaca semua rencana Tetua Agung

DMCA.com Protection Status