Darah pun tampak mengalir dari luka gores di lehernya menandakan pedang yang menempel di lehernya itu sangat tajam. Liar yang masih bersembunyi sambil memegang Caping Basunanda yang baru saja dia gunakan untuk memotong tangan pemimpin bandit.
Matanya terlihat memicing dan kembali melemparkan capingnya dengan kecepatan luar biasa.
SIIIUUUTTT...!
CRAAASSS....!
Kepala bandit yang baru saja berteriak tampak mencelat ke udara dan tanpa ada darah sedikit pun. Auara kematian yang Liar gunakan ternyata cukup efektif untuk membuat luka tanpa darah tetapi dengan efek rasa sakit yang mengerikan. Caping yang di lemparkan oleh Liar tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus berputar dan menebas kepala dua orang bandit lagi yang masih menyandera gadis - gadis dewasa itu.
Dengan fikirannya, Liar merubah capingnya menjadi cukup besar dan menutupi tiga orang gadis dewasa itu.
PLOK...! PLOK...! PLOK...! PLOK...!
"Luar biasa jantannya kalian sebagai kaum pria, berjumlah puluhan orang dan menganiaya tiga orang perempuan...! Terpuji.. sungguh perbuatan yang sangat terpuji dan mebanggakan bagi para iblis di neraka...!" cibir Liar dan berkelebat menyerang ke sembarang arah dimana anggota bandit berdiri.
PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..!
Suara memilukan dari tempurung kepala yang remuk terus bergema tanpa jeritan sedikit pun.
SLAAAPP...!
Pemuda berpakaian serba hitam dan berjubah kumal hitam muncul lagi di tempatnya semula.
"Itu hanya sebagian kecil saja hadiah dariku..., kalian pergi sekarang juga atau aku dengan sangat terpaksa akan mengantarkan nyawa kalian ke Dewa Yoma..." gertak Liar.
Dua puluhan anggota bandit yang tersisa tampak gemetar ketakutan melihat teman - teman mereka sudah tewas dengan kepala remuk. Mereka menatap pemuda misterius yang terlihat tidak memiliki kultivasi namun mampu melakukan apa yang bisa dilakukan oleh para kutivator.
BUUUUZZZZ...!
Aura penindasan Liar menyeruak diselimuti aura kematian dan kekacauan membuat para bandit itu langsung terkapar di tanah sambil meminta ampun. Liar yang sudah kesal karena pertanyaannya diabaikan langsung meledakkan tubuh mereka semua menjadi kabut darah dalam sekali hentakkan auranya.
BOOOMMM...!!
Tubuh orang - orang itu benar - benar meledak tanpa sisa, hanya terlihat cekungan dangkal di tempat mereka tergeletak sebelumnya. Kejadian itu ternyata tidak luput dari dua orang pengawal kereta yang masih hidup meskipun dengan tubuh penuh luka.
Mereka hanya bisa menelan savila melihat kekejaman pemuda misterius itu membunuh para bandit. Tubuh mereka menggigil ketakutan bahkan salah satu dari mereka sampai kencing di celana. Liar yang merasakan ada nafas yang masih hidup pun menghampiri sumber dari nafas tersebut.
Melihat orang yang masih hidup dan penuh luka itu bukan bagian dari para bandit, Liar pun mencoba untuk menunjukkan senyum ramah namun malah membuat keduanya pingsan karena ketakutan.
"Brengseekk...! kalian anggap aku ini bangsa iblis yang ketika tersenyum manis pun masih terlihat sangat mengerikan...!" gerutu Liar sambil menyalurkan aura kehidupannya untuk menyembuhkan luka - luka mereka.
Liar pun mengambil kembali capingnya dan melesat ke atas pohon tanpa disadari oleh ketiga gadis dewasa yang dia selamatkan. Mereka bertiga tampak mendekati kereta kuda milik mereka dan melihat dua sosok tampak terhuyung - huyung bangkit dari pingsannya sambil mengamati seluruh tubuhnya yang sudah tidak memiliki luka satu pun.
"Xiang Jin... apakah pemuda aneh itu yang menolong kita..?" tanya Xiang Gong pada rekannya.
"Aku rasa pasti dia yang menolong dan menyembuhkan kita, karena aku tidak melihat orang lain selain dia.." jawan Xiang Gong
Saat mereka masih diliputi pertanyaan tentang sosok misterius yang menyelamatkan mereka, tiba - tiba sebuah suara merdu menyapa mereka berdua.
"Ah... kalian rupanya sudah siuman dan kemana pemuda misterius itu.." tanya salah satu gadis dewasa yang pertama kali di selamatkan oleh Liar.
Kedua pengawal klan Xiang itu pun hanya bisa menggelengkan kepala karena tidak tahu sama sekali kemana pemuda aneh itu pergi. Mereka berlima pun tampak kompak memperbaiki beberapa bagian kereta mereka yang rusak sambil berharap sang penyelamat mereka itu datang menemui mereka.
Sementara Liar yang berada di atas pohon tidak jauh jauh dari mereka hanya menatap datar namun ada sedikit rasa kagum terhadap tiga gadis dewasa itu. Liar berfikir bahwa semua Nona Muda atau Tuan Muda suatu klan sama seperti mereka, ramah dan sopan serta mau menerima siapa pun sebagai teman.
Tidak lema kemudian lima orang klan Xiang itu pun selesai memperbaiki kereta mereka. Akan tetapi mereka sedikit bimbang untuk melanjutkan perjalanan karena hari sudah senja, mereka khawatir mengalami kejadian yang sama.
"Sebaiknya kalian bermalam di tempat ini... aku akan menjamin keselamatan kalian...!" gema suara yang familiar di telinga mereka.
Suara Liar yang bergema dari berbagai arah membuat mereka berlima celingukan mencari dimana sumber suara itu berasal, akan tetapi mereka tidak dapat menentukan dimana sebenarnya suara itu berasal.
Dan saat mereka masih sibuk menyiapkan segala sesuatu unruk bermalam, mereka melihat delapan titik cahaya jingga dengan radius sekitar lima puluh meter membentuk sebuah kurungan transparan.
"Formasi pelindung...!" gumam Xiang Jin.
Keempat Xiang Gong dan yang lainnya pun menatap ke atas menyaksikan dengan jelas cahaya jingga transparan mengurung tempat mereka beristirahat.
"Tak ku sangka dia masih ada di sekitar kita dan kembali mengulurkan tangan dinginnya untuk menolong kita..." gumam Xiang Mei salah satu dari Nona Muda Xiang.
Sementara Liar di atas pohon acuh tak acuh dan memilih berkultivasi untuk melanjutkan memahami penggabungan dua esensi beladiri yang dia kuasai. Liar terus menerus memutar ingatannya secara mendalam tentang teknik - tenik beladirinya. Dia juga terus menerus melakukan simulasi dalam angan angannya untuk mencari cara yang lebih praktis dalam pemahamannya.
Hingga saat tengah malam semua orang termasuk Liar dikejutkan oleh suara ledakkan yang cukup keras menghantam formasi pelindung yang didirikan oleh Liar. Rupanya segerombolan serigala api sedang membombardir formasi pelindung itu. Menyadari mereka hanya binatang spiritual tingkat empat, Liar tidak menggubrisnya dan kembali melanjutkan kultivasinya.
Berbeda dengan orang - orang dari klan Xiang, mereka terlihat sangat cemas dan khawatir kalau - kalau formasi pelindung itu hancur dan mereka akan mengalami nasib yang lebih tragis dari sebelumnnya.
Tidak mau terjadi apa - apa dengan ketiga Nona Mudanya, Xiang Jin dan Xiang Gong berniat untuk mengusir gerombolan serigala api itu. Namun kembali suara Liar bergema dan meminta mereka untuk tetap tenang memberi tahu mereka bahkan jika itu bintang spiritual tingkat tujuh tidak akan mampu menghancurkan formasi pelindung miliknya.
"Siapa pun kamu dan dimana pun kamu aku Xiang Mei mewakili semuanya mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah mau melindungi kami.." ujar Xing Mei
Meskipun mendengar dengan jelas, Liar tidak menanggapi teriakan Xiang Mei, dia terus larut dan fokus dalam pemahamannya. Karena tidak ada tanggapan barang sepatah kata pun, kelima anggota klan Xiang akhirnya memilih untuk diam dan memejamkan mata mereka hingga mentari padi memaksa mereka untuk bangun.Namun saat Xiang Mei membuka mata dia dikejutkan oleh seorang pemuda berpakaian serba hitam dengan sebuah caping bambu tergantung di punggungnya sedang duduk malas di atas atap kereta mereka. Xiang Mei pun segera membangunkan yang lainnya."Ayo cepat bangun... kita harus segera melanjutkan perjalanan pulang dan berikan hormat kepada dermawan kita..!" ujar Xiang Mei dengan suara sedikit melengking membuat yang lain kaget.Dan saat mereka mengikuti pandangan Xiang Mei, mereka segera membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan mereka."Tuan Muda... terima kasih sudah menyelamatkan dan melindungi kami, aku Xiang You, di samping kananku Kak Xiang Mei dan di samping kanan Kak Xiang Mei adalah
"Bocah!, mulutmu benar - benar harus ditertibkan, ayo tunjukkan kesombonganmu itu apa sebanding dengan kemampuanmu?" ujar salah satu tetua klan Xiang.BUZZZ!Tetua itu melepas ranah kultivasi Kaisar Dewa Maha Agung tahap awal. Liar hanya tersenyum sinis kemudian ikut meledakkan aura kekacauan yang terasa sangat ganas, bahkan terasa setara dengan ranah Kaisar Leluhur Dewa suci tahap awal."Jika ingin bertarung sebaiknya kita bertarung di luar saja, jangan rusak jerih payah Patriak kalian yang sudah membangun tempat ini.." ujar Liar sambil berjalan menuju lapangan yang ada di depan aula pertemuan.Gelapnya malam semakin mencekam dengan semburan aura kekacauan dari tubuh Liar yang berdiri di tengah lapangan bersama tetua yang dia tantang. Sementara Patriak dan yang lainnya hanya menonton di luar lapangan. Beberapa tetua ahli formasi pun langsung membangun formasi pembatas supaya pertarungan mereka tidak menimbulkan kegaduhan."Aku sangat menghargai keberanianmu meskipun sangat konyol. Ap
"Patriak, apa yang dilakukan bocah sombong anak dari tetua divisi senjata kita... Apa kita akan membiarkan dia melawan Tuan Muda Liar kemudian kita harus kehilangan salah satu jenius klan Xiang ini?" tanya salah satu tetua.Belum sempat Patriak Xiang Hun menjawab pertanyaan dari salah satu tetuanya, Liar sudah bergerak keluar dengan santai membuka pintu."Hanya orang tuli yang jika berbicara dengan suara yang sangat keras dan penuh kesombongan.. Ada perlu apa kau mencariku dan apa kita sudah saling mengenal sebelumnya?" ujar Liar santai dengan tatapan sangat dingin."Kau sudah berani membuat keributan di klan Xiangku jadi sudah sewajarnya sebagai salah satu anggota klan harus menertibkan siapa pun yang mumbuat keributan di dalam klan!" jawabnya tegas."Jangna bertingkah seperti orang paling bijak se-alam semesta ini, tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya seolah - olah kau sudah paling tahu dan paling punya hak. Apakah di klan ini tidak memiliki sorang Patriak atau seorang tetua seh
"Jurus pedangku tidak pernah gagal sebelumnya, tetapi kenapa kali ini tidak berdaya menghadapi bocah udik ini.. Sudah di ranah apa sebenarnya dia..." batin Xiang Fang sambil melangkah maju meskipun hatinya sangat bimbang.Melihat langkah Xiang Fang yang dipenuhi keraguan, diam - diam banyak penonton yang mengeluarkan cibiran."Anak sombong ini benar - benar tidak tahu mana yang baik untuknya. Seharusnya mendengar tetua utama Xiang Bai saja dapat dikalahkan dengan mudah olehnya, dia tidak nekat memprovokasi seorang monster. Pantas saja anak muda itu memanggilnya Keledai Batu dan aku rasa itu sangat cocok. Hahahahaha...." ujar seorang penonton sambil tergelak diikuti yang lainnya.Di sisi lain tampak seorang paruh baya berada si atas sebuah menara ikut menyaksikan pertarungan itu."Dasar anak tidak tahu diri dan katak dalam sumur yang sejati... Kali ini aku tidak akan menolongnya bahkan jika dia tewas pun aku tidak akan menuntut apa - apa. Sudah terlalu sering kau meyusahkanku sebagai o
Hari itu menjadi hari yang penuh pelajaran bagi para anggota muda klan Xiang, mereka menerima rasa malu yang sangat luar biasa di atas kesombongan yang selama ini mereka banggakan. Bahkan para tetua pun merasa wajah mereka sudah di tampar begitu keras oleh seorang pemuda misterius yang dibawa oleh Nona Muda klan Xiang.Keesokan harinya saat Liar berjalan menuju tempat Patriak Hun, tidak ada seorang pemuda pun yang tidak menundukkan kepala ketika berpapasan dengannya. Nama Liar mejadi momok sekaligus idola baru di hati para pemuda dan tetua Klan Xiang.TOK.. TOK..TOK...!"Senior, ini aku Liar!""Masuklah Nak..." sahut Patriak Hun dengan suara yang menyenangkan.Liar memasuki ruangan Patriak Hun dan langsung memberikan hormat."Junior menemui Senior Hun!""Tidak perlu sopan seperti itu, duduklah. Ada hal yang ingin aku bicarakan. Hari ini aku akan mengantarmu ke tanah terlarang klan Xiang sesuai permintaan Leluhur Klan Xiang kami. Aku harap kau tidak mengecewakan leluhur dan mau menerim
Dengan lambaian tangannya, satu set poci dan dan cangkirnya tersedia di hadapan mereka. Sambil menikmati minuman spiritual, Leluhur Klan Xiang mulai membuka percakapan."Liar..., aku tahu kau orang yang tegas dan lurus. Namun perlu kau ketahui jika murid yang kau bunuh kemarin adalah salah satu jenius kami. Dan dengan terbunuhnya bocah sombong sialan itu, Klan Xiang kehilangan satu jenius terbaiknya. Untuk itu aku harap kau mau mewakili klanku untuk berpartisipasi dalam kompetisi antar klan di wilayah Houchun ini.."Liar tampak terdiam sambil menundukkan kepalanya, hatinya berkecamuk dipenuhi rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu impulsif."Patua Shi.., aku tahu aku yang salah dalam hal itu karena terlalu impulsif. Kau tidak usah khawatir, aku bersedia ikut mewakili klanmu mengikuti kompetisi. Tetapi ada syaratnya dan itu sangat mudah, kau cukup memberikan nama untukku.." tegas Liar tetap dengan tampang dinginnya."Hahahaha... baiklah... baiklah..., demi menyembunyikan identitasm
Liar kembali memasuki kultivasinya dan lebih dalam lagi. Kali ini dia mengerahkan seluruh kemampuan jiwanya dan membakarnya hingga ke titik tertinggi. Jiwanya terus bergetar dan berdengung saat kembali menjalankan Kultivasi Badai Jiwa yang merupakan teknik pertama dari Teknik Bada Jiwa.Sedikit demi sedikit Liar mulai menggabungkan dengan teknik pemahaman jiwa yang diberikan oleh pamannya. Liar menarik napas dalam kemudian menggunakan teknik pernapasan naga yang diwarisinya dari Sang Ibu. Dengan memadukan dua teknik kuno itu, Liar berhasil mengendalikan gejolak jiwanya serta membuatnya sangat tenang namun kekuatannya terus meningkat.Liar terus mengamati gumpalan energi yang mulai terbentuk di ruang jiwanya. Energi tersebut hanya sebesar kelereng awalnya dan kini sudah sebesar kepalan tangan bayi."Energi jiwa yang sangat unik, energi ini mengandung unsur kekerasan, unsur kekacauan dan unsur ketajaman. Mungkinkah unsur ketajaman ini yang bisa membuat seseorang mampu meguasai Dao Ped
"Seharusnya kau jawab pertanyaanku bu... bukannya melempar begitu banyak pertanyaan... Apa otakmu menjadi rusak setelah mempelajari Teknik Badai Jiwa?" gumam Patua Shi.BUUUZZZ!Enenrgi jiwa yang begitu kuat menerjang ke arah Patua Shi hingga dia mengeratkan gigi dan bertahan menggunakan Pertahanan Badai Jiwa. Melihat itu Liar cukup puas dan menarik kembali energi jiwanya, dia hanya tersenyum ke arah Patua Shi."Patua Shi.., waktuku sangat terbatas dan aku harus segera mempelajari teknik kedua yaitu Pertahan Badai Jiwa, karena belum tentu aku bisa mempelajarinya dengan sepat secepat Kultivasi Jiwa.."Patua Shia alias leluhur Klan Xiang hanya bisa menghela napas karena apa yang dikatakan Liar juga adalah apa yang dia inginkan. Akhirnya dengan berat hati Patua Shi kembali ke tempatnya di atas jurang. Liar sendiri memasuki kembali goa tempatnya berlatih.'Jiwa adalah segalanya dan segalanya berasal dari jiwa.