Home / Fantasi / Legenda Semesta Beladiri / 4. Formasi Pelindung

Share

4. Formasi Pelindung

Author: Ershita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Darah pun tampak mengalir dari luka gores di lehernya menandakan pedang yang menempel di lehernya itu sangat tajam. Liar yang masih bersembunyi sambil memegang Caping Basunanda yang baru saja dia gunakan untuk memotong tangan pemimpin bandit.

Matanya terlihat memicing dan kembali melemparkan capingnya dengan kecepatan luar biasa.

SIIIUUUTTT...!

CRAAASSS....!

Kepala bandit yang baru saja berteriak tampak mencelat ke udara dan tanpa ada darah sedikit pun. Auara kematian yang Liar gunakan ternyata cukup efektif untuk membuat luka tanpa darah tetapi dengan efek rasa sakit yang mengerikan. Caping yang di lemparkan oleh Liar tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus berputar dan menebas kepala dua orang bandit lagi yang masih menyandera gadis - gadis dewasa itu.

Dengan fikirannya, Liar merubah capingnya menjadi cukup besar dan menutupi tiga orang gadis dewasa itu.

PLOK...! PLOK...! PLOK...! PLOK...!

"Luar biasa jantannya kalian sebagai kaum pria, berjumlah puluhan orang dan menganiaya tiga orang perempuan...! Terpuji.. sungguh perbuatan yang sangat terpuji dan mebanggakan bagi para iblis di neraka...!" cibir Liar dan berkelebat menyerang ke sembarang  arah dimana anggota bandit berdiri.

PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..! PRAAAAKKK..!

Suara memilukan dari tempurung kepala yang remuk terus bergema tanpa jeritan sedikit pun.

SLAAAPP...!

Pemuda berpakaian serba hitam dan berjubah kumal hitam muncul lagi di tempatnya semula.

"Itu hanya sebagian kecil saja hadiah dariku..., kalian pergi sekarang juga atau aku dengan sangat terpaksa akan mengantarkan nyawa kalian ke Dewa Yoma..." gertak Liar.

Dua puluhan anggota bandit yang tersisa tampak gemetar ketakutan melihat teman - teman mereka sudah tewas dengan kepala remuk. Mereka menatap pemuda misterius yang terlihat tidak memiliki kultivasi namun mampu melakukan apa yang bisa dilakukan oleh para kutivator.

BUUUUZZZZ...!

Aura penindasan Liar menyeruak diselimuti aura kematian dan kekacauan membuat para bandit itu langsung terkapar di tanah sambil meminta ampun. Liar yang sudah kesal karena pertanyaannya diabaikan langsung meledakkan tubuh mereka semua menjadi kabut darah dalam sekali hentakkan auranya.

BOOOMMM...!!

Tubuh orang - orang itu benar - benar meledak tanpa sisa, hanya terlihat cekungan dangkal di tempat mereka tergeletak sebelumnya. Kejadian itu ternyata tidak luput dari dua orang pengawal kereta yang masih hidup meskipun dengan tubuh penuh luka.

Mereka hanya bisa menelan savila melihat kekejaman pemuda misterius itu membunuh para bandit. Tubuh mereka menggigil ketakutan bahkan salah satu dari mereka sampai kencing di celana. Liar yang merasakan ada nafas yang masih hidup pun menghampiri sumber dari nafas tersebut.

Melihat orang yang masih hidup dan penuh luka itu bukan bagian dari para bandit, Liar pun mencoba untuk menunjukkan senyum ramah namun malah membuat keduanya pingsan karena ketakutan.

"Brengseekk...! kalian anggap aku ini bangsa iblis yang ketika tersenyum manis pun masih terlihat sangat mengerikan...!" gerutu Liar sambil menyalurkan aura kehidupannya untuk menyembuhkan luka - luka mereka.

Liar pun mengambil kembali capingnya dan melesat ke atas pohon tanpa disadari oleh ketiga gadis dewasa yang dia selamatkan. Mereka bertiga tampak mendekati kereta kuda milik mereka dan melihat dua sosok tampak terhuyung - huyung bangkit dari pingsannya sambil mengamati seluruh tubuhnya yang sudah tidak memiliki luka satu pun.

"Xiang Jin... apakah pemuda aneh itu yang menolong kita..?" tanya Xiang Gong pada rekannya.

"Aku rasa pasti dia yang menolong dan menyembuhkan kita, karena aku tidak melihat orang lain selain dia.." jawan Xiang Gong

Saat mereka masih diliputi pertanyaan tentang sosok misterius yang menyelamatkan mereka, tiba - tiba sebuah suara merdu menyapa mereka berdua.

"Ah... kalian rupanya sudah siuman dan kemana pemuda misterius itu.." tanya salah satu gadis dewasa yang pertama kali di selamatkan oleh Liar.

Kedua pengawal klan Xiang itu pun hanya bisa menggelengkan kepala karena tidak tahu sama sekali kemana pemuda aneh itu pergi. Mereka berlima pun tampak kompak memperbaiki beberapa bagian kereta mereka yang rusak sambil berharap sang penyelamat mereka itu datang menemui mereka.

Sementara Liar yang berada di atas pohon tidak jauh jauh dari mereka hanya menatap datar namun ada sedikit rasa kagum terhadap tiga gadis dewasa itu. Liar berfikir bahwa semua Nona Muda atau Tuan Muda suatu klan sama seperti mereka, ramah dan sopan serta mau menerima siapa pun sebagai teman.

Tidak lema kemudian lima orang klan Xiang itu pun selesai memperbaiki kereta mereka. Akan tetapi mereka sedikit bimbang untuk melanjutkan perjalanan karena hari sudah senja, mereka khawatir mengalami kejadian yang sama.

"Sebaiknya kalian bermalam di tempat ini... aku akan menjamin keselamatan kalian...!" gema suara yang familiar di telinga mereka.

Suara Liar yang bergema dari berbagai arah membuat mereka berlima celingukan mencari dimana sumber suara itu berasal, akan tetapi mereka tidak dapat menentukan dimana sebenarnya suara itu berasal.

Dan saat mereka masih sibuk menyiapkan segala sesuatu unruk bermalam, mereka melihat delapan titik cahaya jingga dengan radius sekitar lima puluh meter membentuk sebuah kurungan transparan.

"Formasi pelindung...!" gumam Xiang Jin.

Keempat Xiang Gong dan yang lainnya pun menatap ke atas menyaksikan dengan jelas cahaya jingga transparan mengurung tempat mereka beristirahat.

"Tak ku sangka dia masih ada di sekitar kita dan kembali mengulurkan tangan dinginnya untuk menolong kita..." gumam Xiang Mei salah satu dari Nona Muda Xiang.

Sementara Liar di atas pohon acuh tak acuh dan memilih berkultivasi untuk melanjutkan memahami penggabungan dua esensi beladiri yang dia kuasai. Liar terus menerus memutar ingatannya secara mendalam tentang teknik - tenik beladirinya. Dia juga terus menerus melakukan simulasi dalam angan angannya untuk mencari cara yang lebih praktis dalam pemahamannya.

Hingga saat tengah malam semua orang termasuk Liar dikejutkan oleh suara ledakkan yang cukup keras menghantam formasi pelindung yang didirikan oleh Liar. Rupanya segerombolan serigala api sedang membombardir formasi pelindung itu. Menyadari mereka hanya binatang spiritual tingkat empat, Liar tidak menggubrisnya dan kembali melanjutkan kultivasinya.

Berbeda dengan orang - orang dari klan Xiang, mereka terlihat sangat cemas dan khawatir kalau - kalau formasi pelindung itu hancur dan mereka akan mengalami nasib yang lebih tragis dari sebelumnnya.

Tidak mau terjadi apa - apa dengan ketiga Nona Mudanya, Xiang Jin dan Xiang Gong berniat untuk mengusir gerombolan serigala api itu. Namun kembali suara Liar bergema dan meminta mereka untuk tetap tenang memberi tahu mereka bahkan jika itu bintang spiritual tingkat tujuh tidak akan mampu menghancurkan formasi pelindung miliknya.

"Siapa pun kamu dan dimana pun kamu aku Xiang Mei mewakili semuanya mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah mau melindungi kami.." ujar Xing Mei

Related chapters

  • Legenda Semesta Beladiri   5. Klan Xiang

    Meskipun mendengar dengan jelas, Liar tidak menanggapi teriakan Xiang Mei, dia terus larut dan fokus dalam pemahamannya. Karena tidak ada tanggapan barang sepatah kata pun, kelima anggota klan Xiang akhirnya memilih untuk diam dan memejamkan mata mereka hingga mentari padi memaksa mereka untuk bangun.Namun saat Xiang Mei membuka mata dia dikejutkan oleh seorang pemuda berpakaian serba hitam dengan sebuah caping bambu tergantung di punggungnya sedang duduk malas di atas atap kereta mereka. Xiang Mei pun segera membangunkan yang lainnya."Ayo cepat bangun... kita harus segera melanjutkan perjalanan pulang dan berikan hormat kepada dermawan kita..!" ujar Xiang Mei dengan suara sedikit melengking membuat yang lain kaget.Dan saat mereka mengikuti pandangan Xiang Mei, mereka segera membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan mereka."Tuan Muda... terima kasih sudah menyelamatkan dan melindungi kami, aku Xiang You, di samping kananku Kak Xiang Mei dan di samping kanan Kak Xiang Mei adalah

  • Legenda Semesta Beladiri   6. Kekalahan Tetua Utama

    "Bocah!, mulutmu benar - benar harus ditertibkan, ayo tunjukkan kesombonganmu itu apa sebanding dengan kemampuanmu?" ujar salah satu tetua klan Xiang.BUZZZ!Tetua itu melepas ranah kultivasi Kaisar Dewa Maha Agung tahap awal. Liar hanya tersenyum sinis kemudian ikut meledakkan aura kekacauan yang terasa sangat ganas, bahkan terasa setara dengan ranah Kaisar Leluhur Dewa suci tahap awal."Jika ingin bertarung sebaiknya kita bertarung di luar saja, jangan rusak jerih payah Patriak kalian yang sudah membangun tempat ini.." ujar Liar sambil berjalan menuju lapangan yang ada di depan aula pertemuan.Gelapnya malam semakin mencekam dengan semburan aura kekacauan dari tubuh Liar yang berdiri di tengah lapangan bersama tetua yang dia tantang. Sementara Patriak dan yang lainnya hanya menonton di luar lapangan. Beberapa tetua ahli formasi pun langsung membangun formasi pembatas supaya pertarungan mereka tidak menimbulkan kegaduhan."Aku sangat menghargai keberanianmu meskipun sangat konyol. Ap

  • Legenda Semesta Beladiri   7. Kesombongan Membawa Petaka

    "Patriak, apa yang dilakukan bocah sombong anak dari tetua divisi senjata kita... Apa kita akan membiarkan dia melawan Tuan Muda Liar kemudian kita harus kehilangan salah satu jenius klan Xiang ini?" tanya salah satu tetua.Belum sempat Patriak Xiang Hun menjawab pertanyaan dari salah satu tetuanya, Liar sudah bergerak keluar dengan santai membuka pintu."Hanya orang tuli yang jika berbicara dengan suara yang sangat keras dan penuh kesombongan.. Ada perlu apa kau mencariku dan apa kita sudah saling mengenal sebelumnya?" ujar Liar santai dengan tatapan sangat dingin."Kau sudah berani membuat keributan di klan Xiangku jadi sudah sewajarnya sebagai salah satu anggota klan harus menertibkan siapa pun yang mumbuat keributan di dalam klan!" jawabnya tegas."Jangna bertingkah seperti orang paling bijak se-alam semesta ini, tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya seolah - olah kau sudah paling tahu dan paling punya hak. Apakah di klan ini tidak memiliki sorang Patriak atau seorang tetua seh

  • Legenda Semesta Beladiri   8. Arti Sebuah Sikap

    "Jurus pedangku tidak pernah gagal sebelumnya, tetapi kenapa kali ini tidak berdaya menghadapi bocah udik ini.. Sudah di ranah apa sebenarnya dia..." batin Xiang Fang sambil melangkah maju meskipun hatinya sangat bimbang.Melihat langkah Xiang Fang yang dipenuhi keraguan, diam - diam banyak penonton yang mengeluarkan cibiran."Anak sombong ini benar - benar tidak tahu mana yang baik untuknya. Seharusnya mendengar tetua utama Xiang Bai saja dapat dikalahkan dengan mudah olehnya, dia tidak nekat memprovokasi seorang monster. Pantas saja anak muda itu memanggilnya Keledai Batu dan aku rasa itu sangat cocok. Hahahahaha...." ujar seorang penonton sambil tergelak diikuti yang lainnya.Di sisi lain tampak seorang paruh baya berada si atas sebuah menara ikut menyaksikan pertarungan itu."Dasar anak tidak tahu diri dan katak dalam sumur yang sejati... Kali ini aku tidak akan menolongnya bahkan jika dia tewas pun aku tidak akan menuntut apa - apa. Sudah terlalu sering kau meyusahkanku sebagai o

  • Legenda Semesta Beladiri   9. Arti Sebuah Sikap II

    Hari itu menjadi hari yang penuh pelajaran bagi para anggota muda klan Xiang, mereka menerima rasa malu yang sangat luar biasa di atas kesombongan yang selama ini mereka banggakan. Bahkan para tetua pun merasa wajah mereka sudah di tampar begitu keras oleh seorang pemuda misterius yang dibawa oleh Nona Muda klan Xiang.Keesokan harinya saat Liar berjalan menuju tempat Patriak Hun, tidak ada seorang pemuda pun yang tidak menundukkan kepala ketika berpapasan dengannya. Nama Liar mejadi momok sekaligus idola baru di hati para pemuda dan tetua Klan Xiang.TOK.. TOK..TOK...!"Senior, ini aku Liar!""Masuklah Nak..." sahut Patriak Hun dengan suara yang menyenangkan.Liar memasuki ruangan Patriak Hun dan langsung memberikan hormat."Junior menemui Senior Hun!""Tidak perlu sopan seperti itu, duduklah. Ada hal yang ingin aku bicarakan. Hari ini aku akan mengantarmu ke tanah terlarang klan Xiang sesuai permintaan Leluhur Klan Xiang kami. Aku harap kau tidak mengecewakan leluhur dan mau menerim

  • Legenda Semesta Beladiri   10. Teknik Badai Jiwa

    Dengan lambaian tangannya, satu set poci dan dan cangkirnya tersedia di hadapan mereka. Sambil menikmati minuman spiritual, Leluhur Klan Xiang mulai membuka percakapan."Liar..., aku tahu kau orang yang tegas dan lurus. Namun perlu kau ketahui jika murid yang kau bunuh kemarin adalah salah satu jenius kami. Dan dengan terbunuhnya bocah sombong sialan itu, Klan Xiang kehilangan satu jenius terbaiknya. Untuk itu aku harap kau mau mewakili klanku untuk berpartisipasi dalam kompetisi antar klan di wilayah Houchun ini.."Liar tampak terdiam sambil menundukkan kepalanya, hatinya berkecamuk dipenuhi rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu impulsif."Patua Shi.., aku tahu aku yang salah dalam hal itu karena terlalu impulsif. Kau tidak usah khawatir, aku bersedia ikut mewakili klanmu mengikuti kompetisi. Tetapi ada syaratnya dan itu sangat mudah, kau cukup memberikan nama untukku.." tegas Liar tetap dengan tampang dinginnya."Hahahaha... baiklah... baiklah..., demi menyembunyikan identitasm

  • Legenda Semesta Beladiri   11. Kultivasi Badai Jiwa

    Liar kembali memasuki kultivasinya dan lebih dalam lagi. Kali ini dia mengerahkan seluruh kemampuan jiwanya dan membakarnya hingga ke titik tertinggi. Jiwanya terus bergetar dan berdengung saat kembali menjalankan Kultivasi Badai Jiwa yang merupakan teknik pertama dari Teknik Bada Jiwa.Sedikit demi sedikit Liar mulai menggabungkan dengan teknik pemahaman jiwa yang diberikan oleh pamannya. Liar menarik napas dalam kemudian menggunakan teknik pernapasan naga yang diwarisinya dari Sang Ibu. Dengan memadukan dua teknik kuno itu, Liar berhasil mengendalikan gejolak jiwanya serta membuatnya sangat tenang namun kekuatannya terus meningkat.Liar terus mengamati gumpalan energi yang mulai terbentuk di ruang jiwanya. Energi tersebut hanya sebesar kelereng awalnya dan kini sudah sebesar kepalan tangan bayi."Energi jiwa yang sangat unik, energi ini mengandung unsur kekerasan, unsur kekacauan dan unsur ketajaman. Mungkinkah unsur ketajaman ini yang bisa membuat seseorang mampu meguasai Dao Ped

  • Legenda Semesta Beladiri   12. Menembus Dua Teknik

    "Seharusnya kau jawab pertanyaanku bu... bukannya melempar begitu banyak pertanyaan... Apa otakmu menjadi rusak setelah mempelajari Teknik Badai Jiwa?" gumam Patua Shi.BUUUZZZ!Enenrgi jiwa yang begitu kuat menerjang ke arah Patua Shi hingga dia mengeratkan gigi dan bertahan menggunakan Pertahanan Badai Jiwa. Melihat itu Liar cukup puas dan menarik kembali energi jiwanya, dia hanya tersenyum ke arah Patua Shi."Patua Shi.., waktuku sangat terbatas dan aku harus segera mempelajari teknik kedua yaitu Pertahan Badai Jiwa, karena belum tentu aku bisa mempelajarinya dengan sepat secepat Kultivasi Jiwa.."Patua Shia alias leluhur Klan Xiang hanya bisa menghela napas karena apa yang dikatakan Liar juga adalah apa yang dia inginkan. Akhirnya dengan berat hati Patua Shi kembali ke tempatnya di atas jurang. Liar sendiri memasuki kembali goa tempatnya berlatih.'Jiwa adalah segalanya dan segalanya berasal dari jiwa.

Latest chapter

  • Legenda Semesta Beladiri   35. Rubah Tua Yang Malang

    Tetua Pertama yang melihat Liar ada di samping Gagak Jiwa tampak tersenyum lega karena orang yang bisa menjadi sumbel malapetaka sudah kembali."Syukurlah Tuan Muda Liar sudah kembali dalam keadaan selamat, tetapi siapa lelaki paruh baya tampan di sampingnya?" batin Tetua Pertama."Tetua Pertama, lelaki itu adalah si Gagak Jiwa. Beri tahu para Tetua yang masih lurus untuk tidak memprovokasi binatang iblis yang bersama bocah beku itu.." ujar Leluhur Pertama melalui transmisi suara.Tetua Pertama tampak mengangguk mengerti dan mengirimkan suaranya melalui transmisi suara kepada beberapa Tetua. Sementara Tetua Agung yang sedari tadi bersembunyi di lipatan dimensi menjadi gemetaran melihat Liar masih hidup dan kembali bersama bintang iblis paling menakutkan."Keparat! Bocah sialan itu kenapa masih hidup dan terlihat baik - baik saja bahkan datang bersama bintang iblis yang Leluhur Pertama saja kesulitan menghadapinya..." batin Tetua Agung.Jantungnya tiba - tiba berdegub kencang saat Liar

  • Legenda Semesta Beladiri   34. Terobosan Gagak Jiwa

    Liar mengitari batu bulat kehijauan itu dengan sedikit mengedarkan kekuatan jiwanya. Dan seketika batu bulat besar itu merespon dengan bergetar dan mulai melayang hingga satu kaki serta memancarkan aura kekacauan dan aura kematian yang sangat pekat membuat Liar merasa sangat gembira."Tuan Muda, selubungi batu itu dengan kekuatan jiwamu dan tariklah masuk ke dalam lautan energi dantianmu.." ujar pecahan jiwa tua tiba - tiba.Tanpa menunggu instruksi berikutnya, Liar menyelimuti batu bulat kehijauan itu dengan kekuatan jiwanya dan meletakan batu itu di dalam dantianya. Liar pun mengambil sikap Lotus dan memasuki lautan energinya untuk melihat ada reaksi apa yang akan di timbulkannya.Dan benar saja, energi gabungan dari seni Kultivasi dan seni Pendekar tiba - tiba bergetar dan berputar sangat cepat.WUUUUNNG!SIIIUUTT!BUUUZZ!Batu bulat kehijauan itu terhisap ke dalam pusat energi milik Liar dan sekarang berada di tengah pusat energi itu seolah - olah menjadi intinya. Hal itu membuat

  • Legenda Semesta Beladiri   33. Pecahan Jiwa Misterius

    BUUUZZZ!Liar bersama Gagak Jiwa dihempaskan begitu melewati portal dunia rahasia hingga nyaris terjerembab."Tempat apa ini Senior?" tanya Liar sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh area yang terjangkau oleh pandangannya."Ini dunia rahasia yang aku sendiri tidak tahu namanya meski sudah menguasai tempat ini selama ribuan tahun. Aku akan mengantar Tuan ke suatu tempat yang selalu gagal aku masuki.." jawab Gagak Jiwa penuh semangat.Namun pembawaan Liar yang sangat dingin hanya terlihat biasa saja mendengar penjelasan Gagak Jiwa. Mereka pun menuju tempat yang dimaksud oleh Gagak Jiwa. Setelah terbang selama dua jam akhirnya mereka sampai di sebuah bukit batu yang berwarna hitam kelam.Liar tampak terkejut saat merasakan energi jiwa yang luar biasa terpancar dari sebuah celah sempit yang ada di sisi bukit. Dengan tenang Liar mendekati celah itu meskipun Gagak Jiwa melarangnya namun dia tetap melangkah dengan mantap.SWWOOOSSHH!Tiba - tiba serangan jiwa yang sangat mengerikan meng

  • Legenda Semesta Beladiri   32. Ancaman Senjata Makan Tuan

    Gagak Jiwa melakukan serangan demi serangan main - main penuh kegembiraan disertai tawa mengejek yang tidak pernah berhenti."Hahahahah! Ayo manusia - manusia sombong dan penuh iri dengki, di mana kesombongan kalian sebelumnya?" ejek Gagak Jiwa sambil terus menyerang.Pan Liang merasa sangat kesal meskipun menyadari dia tidak akan mampu meski hanya menghadapi kekuatan main - main Gagak Jiwa. Namun rasa egois dan angkuh yang sudah membatu dalam hatinya membuat dia lupa daratan dan memandang tinggi dirinya sendiri."Ayo gunakan formasi tempur kita! Aku yakin bisa membuat gagak sialan ini terluka!" teriak Pan Liang kepada teman - temannya.Mereka pun membentuk formasi tempur yang selama ini mereka banggakan dalam pertarungan berkelompok. Mereka bergerak dinamis saling silang menyusun serangan yang memang sedikit berhasil membuat Gagak Jiwa kerepotan. Akan tetapi dengan kecepatannya, Gagak Jiwa mampu membalikkan keadaan.Setiap kibasan tongkat Gagak Jiwa terus mereduksi kesadaran jiwa Pan

  • Legenda Semesta Beladiri   31. Percobaan Mematikan

    "Wooii bocah udik! Jangan sombong dan pamer di depanku!" hardik Pan Liang penuh amarah."Ooohh.. sudah sampai kalian. Heeii... senior Pan, apa masalahmu hingga terlihat sangat marah? Aku hanya istirahat sambil menunggu kalian.." jawab Liar sambil tersenyum mengejek.Pan Liang semakin meradang melihat ejekan Liar secara terang - terangan dan bersiap untuk menyerangnya namun di cegah oleh teman - temannya. Pan Liang awalnya sempat berontak namun akhirnya menyadari ucapan teman - temannya dan memilih untuk diam.Liar sendiri hanya menatap tajam mereka dengan tatapan yang sangat dingin. Dan sebagai pelampiasan kekesalannya, Liar mengetuk batu tempatnya tiduran dengan jari telunjuknya.BLAAARR!Batu besar itu pun hancur berkeping - keping membuat teman - teman Pan Liang terkejut dengan wajah pucat. Sementara Pan Liang sendiri merasa jantungnya berdebar keras namun tetap bersikap sombong dan angkuh."Apa kita hanya akan mematung di tempat ini saja? Kapan kita akan sampai di tempat tujuan...

  • Legenda Semesta Beladiri   30. Dukungan Tetua Pertama

    Liar sengaja tidak mengejar binatang iblis spiritual yang terpental namun mengeluarkan pedang bobrok yang kini terlihat lebih mengerikan. Seluruh bilahnya yang berwarna hitam pekat terlihat seperti bulu elang di permukaannya dan kedua sisi tajamnya bergerigi seperti bulu yang rusak oleh angin.Benang - benang jiwa bergoyang di setiap ujung gerigi pada mata pedangnya, sementara aura kekacauan bersinar redup tipis di tengah bilahnya membuat penampilan pedangnya terlihat mengerikan. Binatang iblis spiritual menatap Liar dengan tatapan membunuh dan penuh kebencian."Manusia tidak tahu diri! dengan kekuatan kecilmu itu kau berani menantangku, maka terimalah kematianmu!"WUUUTTT!Bola energi sebesar kelapa dengan aura kekerasan melesat ke arah Liar namun Liar sama sekali tidak panik dan merentangkan kedua tangannya dengan senyum mengejek.PERTAHANAN BADAI JIWA!BOOOMM!Bola energi itu menghantam tubuh Liar dengan telak hingga menimbulkan getaran di sekitarnya disertai asap dan debu yan begi

  • Legenda Semesta Beladiri   29. Binatang Iblis Spiritual

    Posisi Liar yang tepat berada di bawah dada Beruang Api langsung mendorong kedua tinjunya menghantam dada Beruang Api.BOOOMM!Tubuh Beruang Api terhempas tinggi ke udara dengan dara menyembur dari lubang besar di dadanya dan jatuh berdebum ke tanah tanpa nyawa. Liar menghampirinya dan menghancurkan kepalanya untuk mengambil inti bintang iblisnya."Sayang sekali aku tidak tertarik dengan daging beruang dan aku juga belum memiliki seorang teman pun di Sekte Nagasura selain para orang tua usil itu.." gumam Liar sambil berlalu pergi.Langkah Liar terayun semakin dalam di bagian tengah hutan yang terasa aneh karena tidak satu pun binatang iblis yang Liar jumpai. Namun baru saja Liar bergelut dengan pikirannya, tidak jauh dari hadapan Liar tampak seekor kadal hitam yang sangat besar dan menyemburkan aroma busuk.Kadal itu menoleh dan menemukan keberadaan Liar yang berjalan tenang ke arahnya. Kadal hitam besar berbau busuk itu terlihat marah dan menatap Liar penuh intimidasi dengan terus me

  • Legenda Semesta Beladiri   28. Transformasi Jiwa

    Tidak dinyana dan tidak diduga jiwa Liar berevolusi hingga memiliki bentuk manusia sempurna. Energi kematian dan energi kekacauan yang menyatu dengan jiwanya membentuk benang - benang jiwa yang berhamburan keluar dari tubuh jiwa Liar.Bahkan Liar sendiri merasa gugup dan sedikit tertekan berada di hadapan tubuh jiwanya sendiri. Saat tubuh jiwanya membuka mata dia berdiri dan mengacungkan jarinya pada kesadaran Liar dan ribuan benang jiwa memasuki kesadarannya."Kau adalah aku dan aku adalah kau... dengan benang - benang jiwa ini kau bisa menggabungkannya dalam setiap seranganmu bahkan dengan kekuatan fisikmu. Dengan kemampuan seni Pendekar warisan Ibumu kau tidak usah khawatir akan ketahuan oleh para Kultivator jika seranganmu mengandung kekuatan jiwa kematian dan kekacauan dan aku sebagai jiwamu juga tidak harus bersatu dengan tubuh fisikmu.." ujar tubuh jiwa Liar.Liar pun segera memasuki dantiannya dan menyebarkan benang - benang jiwa hingga membungkus dua energi yang ada di dantia

  • Legenda Semesta Beladiri   27. Konspirasi Tetua Agung

    Satu minggu kemudian Liar mendapat pesan dari Tetua Agung pada giok pengirim. Dia meminta Liar untuk menemuinya sekarang juga karena ada hal penting yang akan di sampaikannya. Dengan tenang Liar keluar dan melesat ke tempat Tetua Agung."Salam Tetua Agung, junior sudah datang" sapa Liar sopan ada rasa entah kenapa membenci Tetua Agung."Ahh.. Tuan Muda, mari ikuti saya ke ruangan pribadi saya.." sambut Tetua Agung.Mereka duduk berdua dan Tetua Agung memasang formasi penghalang kemudian menjelaskan apa yang menjadi tujuannya kepada Liar secara detail. Liar menatap mata Tetua Agung dengan dingin dan tenang mendengarkan semua penjelasannya."Apa hanya itu tugasku?" tanya Liar singkat."Ya, hanya itu tugas Tuan Muda dan sisanya akan diselesaikan oleh kelompok murid Suci yang terpilih.." jawab Tetua Agung dengan senyum yang dibuat - buat untuk menutupi kelicikannya.Namun hal yang tidak disadari oleh Tetua Agung bahwa Liar sudah menembus ruang jiwanya dan membaca semua rencana Tetua Agung

DMCA.com Protection Status