"Hentikan ocehanmu!"Amarah Bayangan seketika memuncak.Bayangan langsung melancarkan pukulannya dan membuat utusan tersebut terjatuh, kemudian menyerangnya dengan membabi buta."Beraninya kalian membunuh Pasukan Serigala, bahkan pemimpin mereka ...""Bugh, bugh, bugh!""Mereka semua adalah pejuang yang berjasa dan telah berjuang demi Serenara!""Plak, plak, plak!""Sekarang, kalian ingin memanggil Raja Serigala kembali ke ibu kota. Apa kalian berencana untuk menyerang Raja Serigala juga?""Dor, dor, dor!""Tuan meminta kalian untuk diselidiki, jadi kalian harus mengikuti penyelidikannya!""Bugh, bugh, bugh!"Bayangan makin naik pitam saat menghajarnya.Pada saat ini, amarah Bayangan meledak sepenuhnya.Tak peduli siapa dan di mana tempatnya, dia hanya ingin memukul utusan itu dengan keras.Para pengikut yang datang bersama utusan dari ibu kota pun merasa takut melihat ekspresi Bayangan dan tidak berani mendekat untuk melerainya."Bayangan, hentikan!"Karena itu adalah perintah Teguh,
"Di kehidupan berikutnya ...""Aku pasti akan memberikanmu anak."Suara itu terdengar lembut.Bagai lembutnya semilir angin, janjinya begitu mendalam.Teguh tersentak keras, lalu menatap Shiinta dengan tajam.Shinta sudah menangis lama tanpa henti, tetapi dia masih bisa tersenyum ketika menatap Teguh.Shinta sangat memahami sosok Teguh.Perbatasan Barat ...Menjadi tempat di mana keagungan Raja Serigala bersinar terang, termasuk para saudara sehidup sematinya.Dari sanalah Raja Serigala berasal.Sebagai Nyonya Raja Serigala, Shinta mendukung keputusan Raja Serigala tanpa syarat, terlepas dari hasilnya entah benar atau salah"Kamu ..."Hati Teguh merasa terguncang, bahkan tak tahu harus berkata apa, "Kamu kenapa lagi, sih?"Shinta hanya tersenyum sambil menahan air mata. "Aku nggak akan menyesalinya," lirih Shinta.Tiba-tiba, semuanya terdiam.Damar juga terbawa suasana, kemudian bicara dengan maksud menenangkan, "Kalian ini sedang apa, deh? Teguh cuma pergi sebentar, ini nggak serius b
Akan tetapi ...Teguh tetap bersikap tenang.Raut wajahnya datar, sama sekali tak menampakkan kebahagiaan atau kesedihan.Hanya saja.Teguh tidak berlutut, justru melangkah maju dan mengarungi ruangan besar itu. Dia bergerak ke ujung ruangan itu hingga tiba ke singgasana tempat Tedja duduk."Tedja ...""Kamu bilang aku membunuh orang yang nggak berdosa ...""Para keluarga bangsawan itu telah menghabisi banyak nyawa. Mereka juga sudah melakukan kejahatan yang nggak terhitung jumlahnya. Sebagai Raja Serigala, mana bisa aku hanya duduk diam melihat mereka berbuat jahat?""Kamu bilang aku mengumpulkan kekayaan ...""Aku nggak pernah menerima sepeser pun dari mereka. Aku nggak tertarik pada uang. Semua kekayaan yang ada, dimanfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan para tentara Serenara yang telah berjasa dan susah payah berjuang. Di mana letak kesalahannya?""Kamu bilang aku menyalahgunakan wewenang ...""Para pemimpin kepolisian, satu per satu dari mereka bersekongkol dengan para pedagang naka
Teguh dihantam berulang kali hingga terlempar ke udara.Teguh pun kembali bangkit untuk kesekian kalinya.Langkahnya terasa makin yakin dan tidak goyah sedikit pun dalam menghadapi Tedja."Kami, Pasukan Serigala Barat, adalah Pasukan Serigala yang berjuang demi rakyat. Kami adalah Pasukan Serigala kebanggaan.""Kehormatan nggak boleh dicuri.""Sesulit apa pun kondisinya, kami nggak akan tergoyahkan.""Kami nggak akan tunduk oleh kekuasaan mana pun."Teguh menceritakan dengan bangga dan penuh kehormatan perihal keberanian dan kejayaan Pasukan Serigala sambil melangkah maju, "Mereka mengorbankan segalanya dan berjuang dengan tekad yang kuat. Pasukan Serigala adalah orang-orang paling mulia di Serenara.""Selama bertahun-tahun ...""Mereka berjuang mati-matian demi Serenara dan menciptakan prestasi besar yang nggak terhitung jumlahnya.""Tapi, sekarang, Pasukan Serigala malah dihancurkan oleh mereka yang penuh tipu muslihat dan berniat jahat dengan tuduhan palsu nggak berdasar ...""Keadi
Sambil mengatakannya, Tedja mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan di depan kamera.Tak dapat dipungkiri ...Tedja punya kemampuan berakting dan ahli berpura-pura lemah.Hanya dengan beberapa kalimat sederhana, dia berhasil terhindar dari berbagai kesalahannya. Tedja memberi kesan layaknya sudah memperlakukan Teguh dengan baik. Dia juga telah bersikap jujur dan tak melakukan kejahatan sedikit pun.Betapa polosnya.Betapa malangnya.Betapa adilnya.Seolah-olah menjadi perwujudan sosok penguasa yang sempurna, tanpa cela sedikit pun.Beritanya cukup singkat.Namun, dalam hitungan menit, seketika tercipta kehebohan di seluruh Serenara, bahkan di seluruh dunia saking dahsyatnya.Teguh sang Raja Serigala ...Pasukan Serigala baru saja meraih kemenangan besar, semua orang berpikir bahwa reputasi Raja Serigala akan mencapai puncak baru, mungkin juga menjadi semacam "Dewa" bagi Serenara.Itu semua karena dia berhasil melakukan pencapaian yang hanya bisa diselesaikan oleh para dewa dengan tubuh
Reaksi para pemimpin juga sama.Mereka semua adalah orang-orang yang diselamatkan oleh Teguh, bahkan ada yang berulang kali berutang nyawa pada Teguh. Respons semacam ini juga termasuk hal yang wajar."Baiklah."Bayangan menyampaikan pendapatnya dengan sangat antusias, "Sudah aku putuskan, semua orang harus memimpin pasukan mereka masing-masing dan segera bergerak menuju ibu kota.""Pastikan untuk tiba sebelum pengadilan Raja Serigala dimulai dan pakai kekuatan tembakan yang kuat untuk memaksa Tedja beserta orang-orangnya menyerah.""Baik!""Memang seharusnya begitu!""Kalau gitu, ayo berangkat sekarang!" seru Teguh."Selamatkan Raja Serigala, bangkitkan lagi kejayaan Raja Serigala!"Segera saja.Pasukan serigala bergerak dengan kekuatan besar. Barisannya membentang sejauh puluhan kilometer, penuh kegagahan dan semangat yang tinggi ke arah ibu kota."Wuss!"Begitu mereka berangkat, ada seseorang yang langsung menghalangi jalan Pasukan Serigala.Dewa Perang Pertama, Damar."Bayangan ...
Di Bandara Ibu Kota.Damar baru saja turun dari pesawat khusus, kemudian dia melihat sekelompok besar tentara yang sudah bersiap dan berjajar rapat di sekeliling pesawat.Pemimpinnya tidak lain adalah Dewa Perang kedua.Melihat susunan barisannya, sudah jelas mereka telah menunggu untuk waktu yang cukup lama, seolah-olah yakin bahwa Damar pasti akan datang."Damar, akhirnya kamu datang juga."Dewa Perang Kedua mendekat seraya tersenyum lebar.Damar tidak banyak bicara, melainkan langsung naik ke mobil di sampingnya dan menuju Aula Yasima di Kota Terlarang."Lapor, Kaisar, Dewa Perang Pertama meminta audiensi.""Suruh dia masuk!"Damar lekas memasuki aula.Tedja sedang memegang pena serigala yang dirancang khusus. Dia menulis beberapa huruf berukuran besar di atas selembar kertas pengumuman "Generasi Abadi".Tulisan tangannya tampak indah nan elegan, dibarengi sentuhan seni kaligrafi yang khas."Generasi Abadi", dua kata ini mempertegas ambisi Kaisar Serenara untuk menjaga kekuasaan sel
Damar teringat pada putrinya, Qila.Pada saat itu, dia segera pulang ketika mendengar beritanya. Namun, ketika berhadapan dengan jasad istrinya, mata Qila dipenuhi kebencian. Lantas, dia pun mengabaikan sang ayah bertahun-tahun.Hati Damar terasa seperti dicengkeram kuat-kuat oleh seseorang, benar-benar menyakitkan."Damar ..."Tedja melihat ekspresi wajah Damar dan langsung paham bahwa kata-katanya telah memengaruhi Dewa Perang Pertama ini. Dia pun melanjutkan, "Apa kamu sudah mempertimbangkan dengan baik?""Kaisar ..."Damar berpikir sejenak, lalu mengangkat kepalanya, "Teguh adalah Raja Serigala dan setiap Pasukan Serigala berjumlah ratusan juta itu adalah tentara terbaik yang telah mencapai prestasi luar biasa bagi Serenara.""Saya harap, Yang Mulia sudah berpikir panjang sebelum mengambil keputusan dan tak berlebihan ketika melakukan sesuatu."Jawaban ini jelas menunjukkan sikap Damar.Tedja sangat puas dan berkata seraya tersenyum ramah, "Damar, jangan khawatir. Aku tahu benar de