Akan tetapi ...Teguh tetap bersikap tenang.Raut wajahnya datar, sama sekali tak menampakkan kebahagiaan atau kesedihan.Hanya saja.Teguh tidak berlutut, justru melangkah maju dan mengarungi ruangan besar itu. Dia bergerak ke ujung ruangan itu hingga tiba ke singgasana tempat Tedja duduk."Tedja ...""Kamu bilang aku membunuh orang yang nggak berdosa ...""Para keluarga bangsawan itu telah menghabisi banyak nyawa. Mereka juga sudah melakukan kejahatan yang nggak terhitung jumlahnya. Sebagai Raja Serigala, mana bisa aku hanya duduk diam melihat mereka berbuat jahat?""Kamu bilang aku mengumpulkan kekayaan ...""Aku nggak pernah menerima sepeser pun dari mereka. Aku nggak tertarik pada uang. Semua kekayaan yang ada, dimanfaatkan sepenuhnya untuk kebutuhan para tentara Serenara yang telah berjasa dan susah payah berjuang. Di mana letak kesalahannya?""Kamu bilang aku menyalahgunakan wewenang ...""Para pemimpin kepolisian, satu per satu dari mereka bersekongkol dengan para pedagang naka
Teguh dihantam berulang kali hingga terlempar ke udara.Teguh pun kembali bangkit untuk kesekian kalinya.Langkahnya terasa makin yakin dan tidak goyah sedikit pun dalam menghadapi Tedja."Kami, Pasukan Serigala Barat, adalah Pasukan Serigala yang berjuang demi rakyat. Kami adalah Pasukan Serigala kebanggaan.""Kehormatan nggak boleh dicuri.""Sesulit apa pun kondisinya, kami nggak akan tergoyahkan.""Kami nggak akan tunduk oleh kekuasaan mana pun."Teguh menceritakan dengan bangga dan penuh kehormatan perihal keberanian dan kejayaan Pasukan Serigala sambil melangkah maju, "Mereka mengorbankan segalanya dan berjuang dengan tekad yang kuat. Pasukan Serigala adalah orang-orang paling mulia di Serenara.""Selama bertahun-tahun ...""Mereka berjuang mati-matian demi Serenara dan menciptakan prestasi besar yang nggak terhitung jumlahnya.""Tapi, sekarang, Pasukan Serigala malah dihancurkan oleh mereka yang penuh tipu muslihat dan berniat jahat dengan tuduhan palsu nggak berdasar ...""Keadi
Sambil mengatakannya, Tedja mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan di depan kamera.Tak dapat dipungkiri ...Tedja punya kemampuan berakting dan ahli berpura-pura lemah.Hanya dengan beberapa kalimat sederhana, dia berhasil terhindar dari berbagai kesalahannya. Tedja memberi kesan layaknya sudah memperlakukan Teguh dengan baik. Dia juga telah bersikap jujur dan tak melakukan kejahatan sedikit pun.Betapa polosnya.Betapa malangnya.Betapa adilnya.Seolah-olah menjadi perwujudan sosok penguasa yang sempurna, tanpa cela sedikit pun.Beritanya cukup singkat.Namun, dalam hitungan menit, seketika tercipta kehebohan di seluruh Serenara, bahkan di seluruh dunia saking dahsyatnya.Teguh sang Raja Serigala ...Pasukan Serigala baru saja meraih kemenangan besar, semua orang berpikir bahwa reputasi Raja Serigala akan mencapai puncak baru, mungkin juga menjadi semacam "Dewa" bagi Serenara.Itu semua karena dia berhasil melakukan pencapaian yang hanya bisa diselesaikan oleh para dewa dengan tubuh
Reaksi para pemimpin juga sama.Mereka semua adalah orang-orang yang diselamatkan oleh Teguh, bahkan ada yang berulang kali berutang nyawa pada Teguh. Respons semacam ini juga termasuk hal yang wajar."Baiklah."Bayangan menyampaikan pendapatnya dengan sangat antusias, "Sudah aku putuskan, semua orang harus memimpin pasukan mereka masing-masing dan segera bergerak menuju ibu kota.""Pastikan untuk tiba sebelum pengadilan Raja Serigala dimulai dan pakai kekuatan tembakan yang kuat untuk memaksa Tedja beserta orang-orangnya menyerah.""Baik!""Memang seharusnya begitu!""Kalau gitu, ayo berangkat sekarang!" seru Teguh."Selamatkan Raja Serigala, bangkitkan lagi kejayaan Raja Serigala!"Segera saja.Pasukan serigala bergerak dengan kekuatan besar. Barisannya membentang sejauh puluhan kilometer, penuh kegagahan dan semangat yang tinggi ke arah ibu kota."Wuss!"Begitu mereka berangkat, ada seseorang yang langsung menghalangi jalan Pasukan Serigala.Dewa Perang Pertama, Damar."Bayangan ...
Di Bandara Ibu Kota.Damar baru saja turun dari pesawat khusus, kemudian dia melihat sekelompok besar tentara yang sudah bersiap dan berjajar rapat di sekeliling pesawat.Pemimpinnya tidak lain adalah Dewa Perang kedua.Melihat susunan barisannya, sudah jelas mereka telah menunggu untuk waktu yang cukup lama, seolah-olah yakin bahwa Damar pasti akan datang."Damar, akhirnya kamu datang juga."Dewa Perang Kedua mendekat seraya tersenyum lebar.Damar tidak banyak bicara, melainkan langsung naik ke mobil di sampingnya dan menuju Aula Yasima di Kota Terlarang."Lapor, Kaisar, Dewa Perang Pertama meminta audiensi.""Suruh dia masuk!"Damar lekas memasuki aula.Tedja sedang memegang pena serigala yang dirancang khusus. Dia menulis beberapa huruf berukuran besar di atas selembar kertas pengumuman "Generasi Abadi".Tulisan tangannya tampak indah nan elegan, dibarengi sentuhan seni kaligrafi yang khas."Generasi Abadi", dua kata ini mempertegas ambisi Kaisar Serenara untuk menjaga kekuasaan sel
Damar teringat pada putrinya, Qila.Pada saat itu, dia segera pulang ketika mendengar beritanya. Namun, ketika berhadapan dengan jasad istrinya, mata Qila dipenuhi kebencian. Lantas, dia pun mengabaikan sang ayah bertahun-tahun.Hati Damar terasa seperti dicengkeram kuat-kuat oleh seseorang, benar-benar menyakitkan."Damar ..."Tedja melihat ekspresi wajah Damar dan langsung paham bahwa kata-katanya telah memengaruhi Dewa Perang Pertama ini. Dia pun melanjutkan, "Apa kamu sudah mempertimbangkan dengan baik?""Kaisar ..."Damar berpikir sejenak, lalu mengangkat kepalanya, "Teguh adalah Raja Serigala dan setiap Pasukan Serigala berjumlah ratusan juta itu adalah tentara terbaik yang telah mencapai prestasi luar biasa bagi Serenara.""Saya harap, Yang Mulia sudah berpikir panjang sebelum mengambil keputusan dan tak berlebihan ketika melakukan sesuatu."Jawaban ini jelas menunjukkan sikap Damar.Tedja sangat puas dan berkata seraya tersenyum ramah, "Damar, jangan khawatir. Aku tahu benar de
Malam yang gelap.Begitu gelapnya, sampai tak bisa melihat tangan sendiri ketika diulurkan."Jederrrr!"Tiba-tiba, sebuah kilat menyambar langit. Kilatannya menerangi bumi dengan tajam, suara ledakannya meruntuhkan senyapnya malam yang gulita, dan membuat telinga berdengung.Dalam sekejap, guyuran hujan deras datang begitu saja.Hujan itu datang begitu tiba-tiba.Tak luput, begitu lebat.Dalam waktu singkat, air hujan yang jatuh di bagian atap menyatu hingga membentuk tirai air. Hujan yang turun pun langsung membentuk aliran bak sungai.Guntur terus berlanjut.Hujan turun dengan derasnya.Membuat seluruh ibu kota dihantam hujan badai yang sangat dahsyat.Pada saat yang sama ...Di Kota Senggigi.Tepatnya di kediaman keluarga Yulianto ...Di sini terang benderang.Yoga dan Rina sedang bekerja sama dengan banyak orang yang sependapat, yaitu mempersiapkan petisi dari sepuluh ribu orang.Tanpa disengaja.Karena haus, kedua orang itu mengambil teh yang ada di sebelah mereka dan meminumnya.
"Kita pergi, lalu culik orangnya saat Kaisar mengadili hari besok. Menurut kalian, gimana sama ide ini?"Bayangan menatap semua Senapati.Miko mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Kalau gitu, bukannya membawa Pasukan Serigala masuk lagi justru membuktikan rumor kalau Raja Serigala memberontak? Lantas, si Tedja Sialan itu dapat kesempatan bagus?"Bayangan berkata dengan suara bernada dingin, "Makanya, orang yang ikut harus keluar dari Pasukan Serigala dan bergabung dalam aksi ini dengan identitas pribadi.""Aku sendiri yang akan menjadi penanggung jawab tugas ini dan kalian hanya perlu memimpin Pasukan Serigala dengan baik. Jadi, pilihlah orang yang benar-benar bisa dipercaya untuk ikut denganku menuju ibu kota."Delapan Senapati saling bertatapan, kemudian angkat suara, "Aku rasa rencana ini bisa berhasil. Mari kita lakukan seperti itu.""Jangan menunda-nunda, segera siapkan diri."Setelah itu, sekelompok pria yang benar-benar setia dipilih untuk melaksanakan misi penyelamatan ini.Se