Widya menatap Dhika dan berkata dengan dingin, "Anda ngapain ke sini?""Kalau aku nggak datang ke sini malam ini, apa kamu berencana untuk menegakkan hukum dengan kekerasan?"Saat itu, Dhika merasa gugup dalam hatinya.Jika dia terlambat setengah langkah saja malam ini, dia khawatir dia akan berada dalam masalah besar.Jangankan berbicara tentang menjodohkan putrinya dengan Raja Serigala, hanya dengan fakta bahwa putrinya telah menghabisi Raja Serigala saja, satu juta Pasukan Serigala tidak akan pernah melepaskannya.Ketika memikirkan hal ini, dahi Dhika berkeringat dingin, dan kemeja mahal yang melekat di tubuhnya juga basah."Kenapa kalian masih bengong? Cepat lepasin dia!"Dhika memarahi dua petugas penegak hukum yang ada di sampingnya."Melepasnya?"Widya menatap Dhika dan berkata dengan tidak puas, "Dia sudah dicurigai melakukan perkelahian bersenjata dengan sengaja. Selain itu, dia juga melakukan penyerangan dan pemukulan yang menyebabkan korbannya cacat.""Omong kosong!"Dhika b
Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali.Ketika Teguh bangun, dia menyadari bahwa Rina sudah tidak ada di rumah.Dia pergi keluar dan membeli sedikit sarapan di pinggir jalan dan memakannya dalam perjalanan ke Grup Jagaraga.Sesampainya di Grup Jagaraga, dia mengeluarkan sepotong kain yang sangat bagus, dan mulai membersihkan serta mengelap ruang kerja presiden direktur.Ini adalah pekerjaan yang disiapkan Rina untuknya.Setelah selesai dengan pekerjaan kantornya, Teguh sedang bersiap-siap untuk duduk di sofa dan menonton berita militer, tetapi dia mendengar suara "Buk!".Dia melihat Rina yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan masuk ke kantor, namun wajah cantiknya terlihat agak kesal.Sekretaris Mia mengekor di belakangnya, lalu menyajikan segelas teh hitam untuknya.Teh hitam ini memiliki khasiat untuk mengurangi penumpukan lemak di perut. Jadi, Rina selalu minum beberapa cangkir tiap harinya."Crang!"Tangan Rina menyenggol teh hitam itu hingga tumpah ke lantai. "Kalian semua keluar,
Seluruh ruang pertemuan dipenuhi tawa yang bergema.Semua pemegang saham menatap Teguh yang duduk di kursi utama, seolah-olah dia adalah orang bodoh.Siapa itu Erik Wandana?Dia adalah pemegang saham kedua terbesar di Grup Jagaraga selain keluarga Yulianto.Meskipun ada orang di Kota Senggigi yang bisa menghancurkan Erik, orang itu jelas bukan asisten junior yang ada di depannya."Sst!"Teguh memberikan isyarat untuk tetap diam, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Buat Erik Wandana, pemegang saham Grup Jagaraga, kehilangan pijakannya di Kota Senggigi!""Keparat!"Erik sangat marah.Meskipun di mata Erik, Teguh mungkin terlihat seperti pembuat onar, perasaan tidak senangnya terhadap pengabaian seorang asisten junior jelas terlihat di wajahnya.Dia menatap Teguh dengan tatapan sadis. "Anak muda, kalau kamu nggak bisa membuatku kehilangan pijakan di Kota Senggigi hari ini, maka aku yang akan membuatmu merangkak keluar dari sini.""Ding, ding, ding!"Sebelum Erik sempat menyelesaik
"Kamu terlibat penyelundupan di Bea Cukai Kota Senggigi!""Jika sampai ketahuan, menurutmu apa yang akan terjadi nanti ...."Sebelum Teguh selesai bicara, Erik tersentak bagai kucing yang ekornya terinjak. Kemudian, mengacungkan jarinya yang gemetaran ke arah Teguh. "Kamu ... siapa kamu sebenarnya?"Hanya dengan menelepon, semua perbuatan kotornya langsung terbongkar. Teguh jelas bukan orang sembarangan.Jika perbuatannya sampai bocor ke publik, bisa dipastikan Erik akan menghabiskan sisa hidupnya dengan menjahit di penjara.Teguh memandang Erik yang bercucuran keringat sambil tersenyum ramah. "Pak Erik, bukankah saya sudah pernah bilang?""Saya hanya asisten junior di kantor Pak Zakir. Hari ini saya datang secara khusus untuk memperingatkan semua orang di sini."Teguh selesai bicara, tetapi ponsel Erik masih berdering. Nada dering ponselnya yang terus berulang membuat Erik ketakutan.Pada akhirnya, Erik pun sadar.Asisten junior di hadapannya tidak bercanda.Andai Erik tidak bersedia
"Kalau semuanya setuju dengan pendapat saya, maka proyek Menara Jayandara akan berjalan sesuai rencana!""Ya, tidak masalah."Melihat senyuman pada wajah cantik Rina, para pemegang saham yang dipimpin oleh Erik serentak menghela napas lega.Rina merasa gembira.Pertemuan itu merupakan salah satu rapat pemegang saham yang paling bersejarah baginya. Para pemegang saham yang awalnya bersikeras menolak semua rencana yang dia ajukan, kini menerima tanpa syarat."Baiklah!""Kita akhiri rapat pemegang saham hari ini."Rina merapikan berkas-berkasnya, bersiap meninggalkan ruang pertemuan.Tiba-tiba, Rina melirik ke arah Erik dan bertanya dengan penuh penasaran, "Pak Erik, kenapa bercucuran keringat begitu?""Anda sakit?""Kalau nggak enak badan, segera periksa ke rumah sakit!"Erik tersenyum kecut menanggapi perhatian Rina.Rina, buka mata dan perhatikan baik-baik! Apa aku kelihatan seperti orang sakit?Aku diintimidasi sama asisten kantormu!Meski mengumpat dalam hati, Erik masih mampu menyun
Setelah membersihkan ruangan, Teguh menyewa sepeda listrik Qiyoda yang terparkir di pinggir jalan dan pulang ke Bahari Indah dengan santai.Bahari Indah adalah kawasan elite dan kendaraan listrik umum dilarang masuk.Teguh harus memarkir sepedanya di pinggir jalan dan masuk Bahari Indah dengan berjalan kaki.Sesampainya di depan pintu vila, Teguh mendengar suara dari dalam.Sarah menyambut di depan pintu vila menatap Teguh sambil tersenyum tanpa daya."Nona Sarah, ada apa?" tanya Teguh penasaran."Rencana Nona Rina dalam rapat hari ini memengaruhi kepentingan dua keluarga lainnya. Jadi, orang-orang dari kedua keluarga itu datang mau bicara sama Nona Rina.""...."Teguh mengerutkan kening.Dia mendengar suara dua orang yang amat lantang dan tajam di dalam. Mereka terdengar terus-terusan menekan dan memojokkan Rina.Bicara apanya?Jelas-jelas mereka datang untuk mengintimidasi Rina.Hal itu membuat Teguh buru-buru membuka pintu dan masuk.Beberapa orang di dalam sontak menoleh. Mereka
Plak!Tamparan Teguh sangat kuat, hanya dengan empat tamparannya berturut-turut, wajah Farzan langsung babak belur."Berengsek! Beraninya main tangan sama putraku ...."Susi mendekati Teguh untuk protes, tetapi Teguh terus memelototinya sehingga nyalinya menciut.Susi hanya bisa menatap Rina dan berkata sambil mengatupkan gigi, "Bagus, Rina. Kamu beneran hasut orang nggak tahu diri ini buat mukul sepupumu. Waktu pulang nanti, aku akan ngadu ke Kakek. Lihat, bagaimana kamu akan menjelaskan ini!""Huh!"Rina mendengus dingin. "Kalian datang ke rumahku dan bersikap lancang, mana mungkin aku tinggal diam?""Biar kukatakan sekali lagi.""Rencana Proyek Menara Jayandara adalah keinginan kakek. Andai kakek tahu kalian berdua datang ke rumahku dan bikin ribut karena nggak puas, apa yang akan kakek pikir, 'kan?"Rina tak sungkan menyahuti Susi dengan keras."Kamu ...."Susi kehabisan kata-kata.Dia ingin mengumpat seperti biasa, tetapi Teguh masih memelototinya.Sadar akan kekalahannya, Susi ha
Graha Mulya.Tempat itu terlihat seperti bar minuman beralkohol pada umumnya, tetapi dalam bar itu tersembunyi markas bawah tanah Geng Naga Hijau.Pelanggannya biasanya adalah para gangster jalanan, tetapi hari ini datang sekelompok "tamu tak diundang."Biro Penegak Hukum!Tim Biro Penegak Hukum yang dipimpin Widya menemukan rahasia Graha Mulya. Hal itu terkuak ketika mereka menyelidiki perkelahian yang terjadi terakhir kali.Pemilik Graha Mulya dan ketua Geng Naga Hijau adalah orang yang sama.Dia mengenakan setelan jas formal yang rapi tanpa tato pada tubuhnya. Dari luar terlihat seperti seseorang yang baik.Namun, diam-diam dia adalah orang yang sangat kejam. Kekejamannya, bahkan membuat para gangster jalanan gentar."Kapten Widya, bar kami cuma bar biasa. Mungkinkah Anda cuma salah paham?" Narjua mengikuti Widya sambil menyunggingkan senyum ramah."Kami menerima informasi terbaru kalau para pelaku dalam insiden perkelahian terakhir adalah orang-orang dari Graha Mulya!""Masalah ini