"Kamu terlibat penyelundupan di Bea Cukai Kota Senggigi!""Jika sampai ketahuan, menurutmu apa yang akan terjadi nanti ...."Sebelum Teguh selesai bicara, Erik tersentak bagai kucing yang ekornya terinjak. Kemudian, mengacungkan jarinya yang gemetaran ke arah Teguh. "Kamu ... siapa kamu sebenarnya?"Hanya dengan menelepon, semua perbuatan kotornya langsung terbongkar. Teguh jelas bukan orang sembarangan.Jika perbuatannya sampai bocor ke publik, bisa dipastikan Erik akan menghabiskan sisa hidupnya dengan menjahit di penjara.Teguh memandang Erik yang bercucuran keringat sambil tersenyum ramah. "Pak Erik, bukankah saya sudah pernah bilang?""Saya hanya asisten junior di kantor Pak Zakir. Hari ini saya datang secara khusus untuk memperingatkan semua orang di sini."Teguh selesai bicara, tetapi ponsel Erik masih berdering. Nada dering ponselnya yang terus berulang membuat Erik ketakutan.Pada akhirnya, Erik pun sadar.Asisten junior di hadapannya tidak bercanda.Andai Erik tidak bersedia
"Kalau semuanya setuju dengan pendapat saya, maka proyek Menara Jayandara akan berjalan sesuai rencana!""Ya, tidak masalah."Melihat senyuman pada wajah cantik Rina, para pemegang saham yang dipimpin oleh Erik serentak menghela napas lega.Rina merasa gembira.Pertemuan itu merupakan salah satu rapat pemegang saham yang paling bersejarah baginya. Para pemegang saham yang awalnya bersikeras menolak semua rencana yang dia ajukan, kini menerima tanpa syarat."Baiklah!""Kita akhiri rapat pemegang saham hari ini."Rina merapikan berkas-berkasnya, bersiap meninggalkan ruang pertemuan.Tiba-tiba, Rina melirik ke arah Erik dan bertanya dengan penuh penasaran, "Pak Erik, kenapa bercucuran keringat begitu?""Anda sakit?""Kalau nggak enak badan, segera periksa ke rumah sakit!"Erik tersenyum kecut menanggapi perhatian Rina.Rina, buka mata dan perhatikan baik-baik! Apa aku kelihatan seperti orang sakit?Aku diintimidasi sama asisten kantormu!Meski mengumpat dalam hati, Erik masih mampu menyun
Setelah membersihkan ruangan, Teguh menyewa sepeda listrik Qiyoda yang terparkir di pinggir jalan dan pulang ke Bahari Indah dengan santai.Bahari Indah adalah kawasan elite dan kendaraan listrik umum dilarang masuk.Teguh harus memarkir sepedanya di pinggir jalan dan masuk Bahari Indah dengan berjalan kaki.Sesampainya di depan pintu vila, Teguh mendengar suara dari dalam.Sarah menyambut di depan pintu vila menatap Teguh sambil tersenyum tanpa daya."Nona Sarah, ada apa?" tanya Teguh penasaran."Rencana Nona Rina dalam rapat hari ini memengaruhi kepentingan dua keluarga lainnya. Jadi, orang-orang dari kedua keluarga itu datang mau bicara sama Nona Rina.""...."Teguh mengerutkan kening.Dia mendengar suara dua orang yang amat lantang dan tajam di dalam. Mereka terdengar terus-terusan menekan dan memojokkan Rina.Bicara apanya?Jelas-jelas mereka datang untuk mengintimidasi Rina.Hal itu membuat Teguh buru-buru membuka pintu dan masuk.Beberapa orang di dalam sontak menoleh. Mereka
Plak!Tamparan Teguh sangat kuat, hanya dengan empat tamparannya berturut-turut, wajah Farzan langsung babak belur."Berengsek! Beraninya main tangan sama putraku ...."Susi mendekati Teguh untuk protes, tetapi Teguh terus memelototinya sehingga nyalinya menciut.Susi hanya bisa menatap Rina dan berkata sambil mengatupkan gigi, "Bagus, Rina. Kamu beneran hasut orang nggak tahu diri ini buat mukul sepupumu. Waktu pulang nanti, aku akan ngadu ke Kakek. Lihat, bagaimana kamu akan menjelaskan ini!""Huh!"Rina mendengus dingin. "Kalian datang ke rumahku dan bersikap lancang, mana mungkin aku tinggal diam?""Biar kukatakan sekali lagi.""Rencana Proyek Menara Jayandara adalah keinginan kakek. Andai kakek tahu kalian berdua datang ke rumahku dan bikin ribut karena nggak puas, apa yang akan kakek pikir, 'kan?"Rina tak sungkan menyahuti Susi dengan keras."Kamu ...."Susi kehabisan kata-kata.Dia ingin mengumpat seperti biasa, tetapi Teguh masih memelototinya.Sadar akan kekalahannya, Susi ha
Graha Mulya.Tempat itu terlihat seperti bar minuman beralkohol pada umumnya, tetapi dalam bar itu tersembunyi markas bawah tanah Geng Naga Hijau.Pelanggannya biasanya adalah para gangster jalanan, tetapi hari ini datang sekelompok "tamu tak diundang."Biro Penegak Hukum!Tim Biro Penegak Hukum yang dipimpin Widya menemukan rahasia Graha Mulya. Hal itu terkuak ketika mereka menyelidiki perkelahian yang terjadi terakhir kali.Pemilik Graha Mulya dan ketua Geng Naga Hijau adalah orang yang sama.Dia mengenakan setelan jas formal yang rapi tanpa tato pada tubuhnya. Dari luar terlihat seperti seseorang yang baik.Namun, diam-diam dia adalah orang yang sangat kejam. Kekejamannya, bahkan membuat para gangster jalanan gentar."Kapten Widya, bar kami cuma bar biasa. Mungkinkah Anda cuma salah paham?" Narjua mengikuti Widya sambil menyunggingkan senyum ramah."Kami menerima informasi terbaru kalau para pelaku dalam insiden perkelahian terakhir adalah orang-orang dari Graha Mulya!""Masalah ini
Dalam sekejap, lusinan orang telah terkapar di lantai.Pukulan Teguh sangat keras, sampai-sampai mereka yang terkena pukulan tidak sanggup bangkit.Keringat dingin membasahi Narjua saat merasakan tatapan sengit dari Teguh. "Aku ... aku peringatin kamu jangan macam-macam. Keluarga Casugraha dari Grup Yarindo ada di pihakku ....""Aku sudah tahu."Teguh menghampiri Narjua sambil mencibir. "Memang itu tujuanku. Aku sengaja manfaatin kalian, Geng Naga Hijau sebagai hadiah penyambutan keluarga Casugraha."Pembicaraan selesai.Teguh tiba-tiba meraih kepala Narjua dan menghantamkan ke lantai."Ah ....!"Narjua, ketua Geng Naga Hijau yang bermartabat akhirnya tewas sesederhana itu.Teguh mendekati Widya, lalu mengeluarkan HT miliknya dan menekan tombol darurat untuk meminta bantuan.Teguh baru pergi dari Graha Mulya setelah Tim Biro Penegak Hukum datang.Dalam perjalanan pulang dari Grup Jagaraga, Rina menerima pesan.Orang yang menyerangnya waktu itu rupanya berasal dari pasukan bawah tanah G
Rina mengernyit, lalu ikut mengendus udara sambil memandang Sarah dengan bingung.Rina bukan prajurit, jadi dia tidak mencium bau darah.Teguh lantas berseloroh, "Mungkin waktu lewat pasar unggas tadi, sepatuku nggak sengaja nginjak darah ayam!""Hmm, bisa jadi begitu!"Sarah teringat saat terakhir kali mereka bertemu pembunuh. Keraguannya terhadap Teguh pun hilang seketika.Mana mungkin pria penakut sepertinya bisa menjadi pembunuh?Teguh menghela napas lega.Dia tidak ingin Rina mengetahui kejadian sebenarnya karena bisa merepotkan!Setelah Rina dan Sarah pergi, Teguh tidak tinggal diam dan langsung mencari Bayangan.Bengkel Mobil Bayangan.Bengkel itu adalah tempat tinggal Bayangan di Kota Senggigi.Sebelum menjadi kapten Pasukan Penjaga Bayangan, dia pernah menjadi petugas teknis di Pasukan Serigala.Bayangan bisa memperbaiki tank di darat, pesawat di angkasa, kapal induk di laut, dan kapal selam di dasar laut. Keterampilannya dalam memperbaiki benar-benar tiada tanding. Dia bahkan
"Uhm ..."Teguh berkedip pada Bayangan dan menjawab dengan lantang. "Kapten Widya, sejak pagi tadi saya bersama Bayangan.""Benar."Bayangan langsung menimpali dengan santai. "Kak Teguh mengobrol sama aku dari pagi tadi!""Kamu yakin?""Tentu saja."Bayangan mengangguk.Widya terdiam cukup lama.Ketika terjadi sesuatu pada Geng Naga Hijau, dia kebetulan sedang menyelidiki markas Geng Naga Hijau. Namun, malah dijebak oleh orang-orang Geng Naga Hijau dan menghirup wewangian yang membuatnya hilang kesadaran.Sesaat sebelum pingsan, Widya melihat seseorang yang perawakannya mirip dengan Teguh, menyelinap ke markas Geng Naga Hijau.Karena itulah, setelah siuman dia segera mencari Teguh.Sayangnya, Widya tidak memiliki cukup bukti untuk membuktikan bahwa Teguh adalah orang yang dilihatnya."Teguh, sebaiknya jangan main-main sama dunia kriminal. Pak Dhika, bahkan nggak bisa menolongmu lolos dari jeratan hukum."Setelah memperingatkan, Widya segera melesat pergi dengan mobil polisinya.Bayanga