"Uhm ..."Teguh berkedip pada Bayangan dan menjawab dengan lantang. "Kapten Widya, sejak pagi tadi saya bersama Bayangan.""Benar."Bayangan langsung menimpali dengan santai. "Kak Teguh mengobrol sama aku dari pagi tadi!""Kamu yakin?""Tentu saja."Bayangan mengangguk.Widya terdiam cukup lama.Ketika terjadi sesuatu pada Geng Naga Hijau, dia kebetulan sedang menyelidiki markas Geng Naga Hijau. Namun, malah dijebak oleh orang-orang Geng Naga Hijau dan menghirup wewangian yang membuatnya hilang kesadaran.Sesaat sebelum pingsan, Widya melihat seseorang yang perawakannya mirip dengan Teguh, menyelinap ke markas Geng Naga Hijau.Karena itulah, setelah siuman dia segera mencari Teguh.Sayangnya, Widya tidak memiliki cukup bukti untuk membuktikan bahwa Teguh adalah orang yang dilihatnya."Teguh, sebaiknya jangan main-main sama dunia kriminal. Pak Dhika, bahkan nggak bisa menolongmu lolos dari jeratan hukum."Setelah memperingatkan, Widya segera melesat pergi dengan mobil polisinya.Bayanga
Kawasan proyek pembangunan di Kota Barbados.Grup Jagaraga adalah penanggung jawab seluruh pembangunan proyek di Kota Barbados dan Grup Selekta adalah pemberi modalnya.Luis Cendana, direktur Grup Selekta telah disuap Malik Casugraha, direktur Grup Yarindo untuk bergabung melawan Grup Jagaraga.Luis menelepon Malik di kantor presdir. "Pak Malik, ini saya!"Malik di ujung panggilan telepon langsung menjawab. "Pak Luis, gimana perkembangannya?""Grup Jagaraga memang pengin cepat-cepat nyelesaiin proyek di Kota Barbados dan mereka lagi ngumpulin dana. Tapi saya sudah nunda kemajuan proyek Grup Jagaraga sesuai keinginan Pak Malik!" jawab Luis."Hahaha."Malik tertawa riang. "Kerja bagus Pak Luis. Biar segera kutransfer uang yang kujanjiin ke rekeningmu.""Senang bekerja sama dengan Anda!"Sesaat setelah menutup telepon, Luis meraih sebatang rokok dari laci meja dan langsung menyulutnya.Kemudian, mengklik layar komputer yang menampilkan foto Rina.Sambil memandangi foto wanita cantik itu,
"Tunggu aja pembalasan dari Pak Qubil!"Kendatipun diancam Luis, Teguh tetap tenang.Lima menit pun berlalu begitu saja.Luis melirik jam Rolex miliknya dan mencibir. "Hei bocah, sudah lewat dari lima menit, nih.""Karena kamu nggak bisa gagalin proyek pembangunan di Kota Barbados, hari ini akan menjadi hari kematianmu!""Masuk!"Bersamaan dengan teriakan Luis, para petugas keamanan yang sudah lama menunggu di lorong bergegas masuk ke ruang kerjanya."Buruan!""Bawa dia ke hadapan Pak Qubil sekarang!"Beberapa petugas keamanan segera menyingsingkan lengan bajunya, bersiap menyeret Teguh.Tepat pada saat itu, terdengar suara gemuruh yang sangat keras.Luis dan para petugas keamanan merasakan guncangan dan mengernyit. "Apa yang terjadi?"Tiba-tiba, seorang petugas keamanan datang tergopoh-gopoh menghampiri Luis. "Pak Luis, ada banyak buldoser di luar!""Apa?"Air muka Luis terlihat muram. "Cepat! Periksa apa yang terjadi!" serunya.Beberapa petugas keamanan bergegas memeriksa dan hal mer
Kedatangan para Prajurit Serigala yang bersenjata lengkap membuat Pak Qubil dan yang lainnya kaget bukan main."A ... apa yang sebenarnya terjadi?""Dari mana datangnya para Prajurit Serigala ini?"...Di hadapan tatapan tajam dari orang-orang di sana, para Prajurit Serigala tetap berbaris sambil mengangkat senjata, bersiap menembak Pak Qubil dan anak buahnya."Klang ..."Orang-orang berpakaian serbahitam yang dibawa Pak Qubil sangat ketakutan, sampai-sampai senjata mereka terjatuh dari genggaman.Beberapa di antara mereka, bahkan sampai terkencing-kencing karena takut.Mereka telah berkeliaran di sekitar Kota Barbados selama bertahun-tahun, membunuh orang tanpa rasa takut, tetapi kejadian malam ini benar-benar membuat orang-orang berpakaian serbahitam takut.Bayangan menghampiri Teguh dan memberi hormat.Cetar!Pak Qubil dan Luis bagai tersambar petir, mereka mematung di tempat.Para Prajurit Serigala itu ternyata datang untuk membantu Teguh.Dengan ini ... Mereka berhasil membalikkan
Tampaknya setelah ini Teguh harus mengunjungi rumah keluarga Casugraha.Teguh mengingatkan dengan tatapan dingin pada Luis yang bersujud. "Bawa pembayaran terakhir ke Grup Jagaraga besok dan selesaiin pekerjaan penutupan proyek Kota Barbados. Kalau nggak, kepalamu yang jadi bayarannya!""Ba ... baik ..."Luis langsung setuju, masih bisa hidup saja sudah bersyukur. Masa bodoh tentang untung dan rugi.Pak Qubil juga mengangguk setuju. "Tuan tidak perlu khawatir, saya sendiri yang akan memastikan Luis bertanggung jawab dan menebus semua kesalahannya."Sekarang keduanya sangat menghormati Teguh, bahkan mereka tidak berani mendongakkan kepala untuk menatap Teguh.Setelah Teguh dan yang lainnya pergi, barulah mereka saling membantu berdiri.Begitu Pak Qubil berhasil berdiri, dia langsung menampar Luis dan memarahinya. "Luis, jika kamu mau mati, jangan seret aku juga. Kalau besok Nona Rina nggak maafin kamu, kucincang tubuhmu buat pakan ikan di laut!"Luis menerima tamparan dari Pak Qubil tan
Luis buru-buru menyanggah, "Nona Rina, Anda salah paham.""Sebelumnya, saya tidak sadar telah bersalah besar dan dengan bodohnya mempersulit Anda. Seseorang telah beri saya pelajaran semalam, jadi beri saya kesempatan untuk minta maaf!""Ini adalah sisa pembayaran untuk proyek pembangunan di Kota Barbados. Saya akan berikan semuanya pada Anda tanpa menguranginya sepeser pun."Luis melambaikan tangan ke belakangnya dan empat pengawalnya segera datang membawa empat koper uang.Saat kopernya dibuka.Di dalamnya terdapat tumpukan uang kertas pecahan seratus dolar.Luis membuka tas kerjanya dan mengeluarkan sebuah dokumen. "Nona Rina, ini adalah tanah yang Grup Jagaraga incar terakhir kali dan saya telah menyewa notaris untuk mengurus pemindahan kepemilikan tanah atas nama Grup Jagaraga. Anggap saja sebagai kompensasi dan permintaan maaf saya!""Jika Anda telah menerima permintaan maaf saya, mohon sampaikan hal-hal baik tentang saya di hadapan orang penting itu ya!"Setelah meminta maaf, Lu
Luis sudah muak mendengar suara Malik."Pak Malik, kalau Anda sudah bosan hidup, lain kali jangan libatin saya lagi bisa, 'kan?""Sebaiknya jangan hubungi saya lagi atau saya cincang jadi daging giling!""Hei, keparat hati-hati aja!"Luis akhirnya meluapkan semua kekesalannya terhadap Malik. Dia tak memberinya kesempatan untuk bicara, bahkan memaki dengan kata-kata kasar.Setelah meluapkan emosinya, Luis langsung menutup teleponnya.Air muka Malik berubah muram, saat menyadari teleponnya diputus."Luis, sialan kamu ..."Malik geram dengan perlakuan Luis, hingga dia membanting ponselnya keras-keras ke lantai.Sekretarisnya buru-buru mendekat dan coba menenangkan. "Pak Malik, tenangkan dirimu!""Kenapa aku harus tenang?"Malik menggebrak meja kerjanya dengan kesal. "Cepat kirim orang buat cari tahu ada apa sama Luis kemarin!""Baik."Sekretarisnya segera mengutus seseorang untuk menyelidiki dan tak berselang lama mereka mendapatkan jawabannya. "Pak Malik, tadi malam proyek pembangunan Ko
Suatu rencana jahat telah disiapkan untuk Teguh.Sayangnya, Teguh tidak tahu apa-apa mengenai rencana jahat itu.Dia bangun di Vila Sultan Permai seluas 2000 meter persegi, lalu bergegas ke kamar mandi yang sangat mewah dan bersiap untuk berangkat ke Grup Jagaraga.Teguh membeli beberapa roti yang baru keluar dari oven di warung pinggir jalan dan memakannya sambil menyetir ke kantor Grup Jagaraga.Di tengah jalan dia mendapati kerumunan orang.Dia mendekat untuk melihat lebih jelas.Ternyata mereka mengerumuni seorang pria tua yang tergeletak di tanah. Pria tua itu tampak tak terluka sama sekali.Di antara banyaknya orang yang berkerumunan, tak seorang pun dari mereka yang mau membantu pria tersebut.Teguh menerobos kerumunan dan langsung berjongkok di depan pria tua.Saat hendak memeriksa denyut nadi pria tua itu, seorang pejalan kaki mengingatkannya. "Nak, pria tua ini sepertinya sudah meninggal, kamu nggak takut dituntut sama keluarganya?"Teguh tak mengindahkan perkataan orang-oran