Luis buru-buru menyanggah, "Nona Rina, Anda salah paham.""Sebelumnya, saya tidak sadar telah bersalah besar dan dengan bodohnya mempersulit Anda. Seseorang telah beri saya pelajaran semalam, jadi beri saya kesempatan untuk minta maaf!""Ini adalah sisa pembayaran untuk proyek pembangunan di Kota Barbados. Saya akan berikan semuanya pada Anda tanpa menguranginya sepeser pun."Luis melambaikan tangan ke belakangnya dan empat pengawalnya segera datang membawa empat koper uang.Saat kopernya dibuka.Di dalamnya terdapat tumpukan uang kertas pecahan seratus dolar.Luis membuka tas kerjanya dan mengeluarkan sebuah dokumen. "Nona Rina, ini adalah tanah yang Grup Jagaraga incar terakhir kali dan saya telah menyewa notaris untuk mengurus pemindahan kepemilikan tanah atas nama Grup Jagaraga. Anggap saja sebagai kompensasi dan permintaan maaf saya!""Jika Anda telah menerima permintaan maaf saya, mohon sampaikan hal-hal baik tentang saya di hadapan orang penting itu ya!"Setelah meminta maaf, Lu
Luis sudah muak mendengar suara Malik."Pak Malik, kalau Anda sudah bosan hidup, lain kali jangan libatin saya lagi bisa, 'kan?""Sebaiknya jangan hubungi saya lagi atau saya cincang jadi daging giling!""Hei, keparat hati-hati aja!"Luis akhirnya meluapkan semua kekesalannya terhadap Malik. Dia tak memberinya kesempatan untuk bicara, bahkan memaki dengan kata-kata kasar.Setelah meluapkan emosinya, Luis langsung menutup teleponnya.Air muka Malik berubah muram, saat menyadari teleponnya diputus."Luis, sialan kamu ..."Malik geram dengan perlakuan Luis, hingga dia membanting ponselnya keras-keras ke lantai.Sekretarisnya buru-buru mendekat dan coba menenangkan. "Pak Malik, tenangkan dirimu!""Kenapa aku harus tenang?"Malik menggebrak meja kerjanya dengan kesal. "Cepat kirim orang buat cari tahu ada apa sama Luis kemarin!""Baik."Sekretarisnya segera mengutus seseorang untuk menyelidiki dan tak berselang lama mereka mendapatkan jawabannya. "Pak Malik, tadi malam proyek pembangunan Ko
Suatu rencana jahat telah disiapkan untuk Teguh.Sayangnya, Teguh tidak tahu apa-apa mengenai rencana jahat itu.Dia bangun di Vila Sultan Permai seluas 2000 meter persegi, lalu bergegas ke kamar mandi yang sangat mewah dan bersiap untuk berangkat ke Grup Jagaraga.Teguh membeli beberapa roti yang baru keluar dari oven di warung pinggir jalan dan memakannya sambil menyetir ke kantor Grup Jagaraga.Di tengah jalan dia mendapati kerumunan orang.Dia mendekat untuk melihat lebih jelas.Ternyata mereka mengerumuni seorang pria tua yang tergeletak di tanah. Pria tua itu tampak tak terluka sama sekali.Di antara banyaknya orang yang berkerumunan, tak seorang pun dari mereka yang mau membantu pria tersebut.Teguh menerobos kerumunan dan langsung berjongkok di depan pria tua.Saat hendak memeriksa denyut nadi pria tua itu, seorang pejalan kaki mengingatkannya. "Nak, pria tua ini sepertinya sudah meninggal, kamu nggak takut dituntut sama keluarganya?"Teguh tak mengindahkan perkataan orang-oran
Jika di perbatasan Kota Senggigi terjadi sesuatu pada Pak Wibowo, mungkin "Topi Kasa Hitam" tidak bisa menjamin keselamatannya!Sambil menunggu dengan cemas, tiba-tiba pintu rumah sakit terbuka.Sekelompok orang bergegas masuk, lalu bertanya, "Pak Wibowo, Anda udah merasa baikan?""Saya punya gingseng liar tua yang udah saya kumpulkan bertahun-tahun di rumah. Sebentar lagi saya telepon istri saya biar dibawakan kemari.""Pak, ada yang buat Anda nggak nyaman? Nanti saya mintakan istri saya datang kemari, biar saya yang usap bahu sama punggung Anda."" ... "Melihat semua orang begitu memperhatikannya, Wibowo Latif tersenyum lembut sambil berkata, "Aku, Wibowo, benar-benar menghargai kebaikanmu."Tak lama kemudian, beberapa ahli datang membawa hasil pemeriksaan.Orang-orang berbadan besar itu berkumpul, lalu bertanya cemas, "Gimana kondisinya?"Ahli tersebut memperlihatkan hasil pemeriksaan kepada Wibowo, lalu berkata dengan ekspresi bingung di wajahnya, "Pak Wibowo, penyakit Anda sudah
Usai mereka mendengar kata 'Grup Yarindo', Zakir dan Rina seketika merasa gugup."Mia, kamu tadi bilang apa?" tanya Rina dengan ekspresi bertaut."Ada kiriman surat undangan dari Grup Yarindo." Kemudian, Mia meletakkan surat undangan yang dipegangnya ke atas meja."Surat undangan ke perjamuan Federasi Serikat Dagang?" tanya Rina sambil melihat-lihat bersama ekspresi terkejut yang menghiasi wajahnya.Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, Malik akan melakukan segala cara untuk mencegah keluarga Yulianto menghadiri perjamuan Federasi Serikat Dagang. Lantas, hal apa yang membuatnya mengambil inisiatif untuk mengirimkan tiga undangan tahun ini?Gerangan ... apa yang terjadi?Zakir mengambil surat undangan di atas meja, lalu melihatnya dengan saksama. "Ada stempel Federasi Serikat Dagang di atasnya, mana mungkin palsu."Rina yang termangu sejenak pun bertanya, "Mia, waktu Grup Yarindo kirim surat undangan, dia bilang sesuatu nggak?""Ya.""Kiriman surat undangan dari orang itu atas nama Malik,
"Oke."Seorang pria berbadan gemuk menutup telepon di kantor tim kelima dari departemen proyek.Dia menyalakan korek api seraya mengisap rokok perlahan. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menatap yang lain sambil berkata, "Hei, kalian. Nona Rina telepon, nih. Dia minta kita buat mengurus orang yang namanya Teguh.""Hahaha.""Anak ini nyalinya patut diacungi jempol, sih. Berani-beraninya dia bikin Nona Rina marah. Kita harus kasih dia pelajaran.""Hm! Mending kita bikin rencana dulu gimana cara biar dia kapok!"" ... "Yang lain ikut berkumpul.Tim kelima dari departemen proyek sebenarnya adalah "Tim Pangeran." Mereka adalah anak-anak dari para pemegang saham eksekutif Grup Jagaraga, tetapi semuanya menjadi bos yang kompetensinya buruk.Grup Jagaraga telah mengadakan rapat pemegang saham, bahkan mengeluarkan uang untuk 'mendukung' orang-orang ini agar mereka tidak menimbulkan masalah.Pria gendut itu tak lain adalah Daniel Hartono, pemimpin tim kelima.Orang-orang memanggilnya si ge
Teguh mengambil segelas anggur, lalu meminum anggur itu dalam sekali teguk.Si gendut daniel dan lainnya bersorak gembira, "Nah, gitu dong! Masih ada sembilan belas gelas, minum terus, gih!"Umumnya, orang yang dapat mengonsumsi alkohol dengan baik bergantung pada usia tertentu. Namun, Teguh baru berusia sekitar tiga puluh tahun, sehingga mustahil baginya untuk minum dua puluh gelas minuman keras sekaligus."Hei, kamu harus lebih awas dengannya."Teguh mengambil segelas anggur putih lagi, dia langsung meminumnya teguk demi teguk.Tiga detik.Segelas anggur putih kedua habis dengan cepat!Ini adalah minuman beralkohol dengan konsentrasi tinggi. Kini, dua gelas sudah dituangkan ke tenggorokannya, tetapi ekspresi Teguh masih tak bergeming.Meski pandangan si gendut daniel terlekat ke arahnya, tiba-tiba segelas anggur putih ketiga ludes dengan cepat.Namun, Teguh tidak ragu-ragu sama sekali, lalu dengan cepat meminum segelas anggur putih keempat. Bagaikan air yang mengalir deras, tetapi ge
"Kalau aku nggak mau minum gimana?" ucap Teguh sambil menatap orang-orang itu dengan sorot mata dingin."Oh? Nggak mau minum?"Si gendut daniel tertawa terbahak-bahak, lalu dia menatap seorang pria di sebelahnya. "Lukman, dulu ada orang yang berani bikin malu dirimu, terus kamu lakukan apa padanya?"Pria bernama 'Lukman' berkata dengan nada meremehkan, "Hah? Anak itu sudah jadi karpet di rumahku, aku sudah kuliti dia separuh. Orang-orang yang nggak tahu mungkin punya pikiran kalau aku habis nangkap beruang kudis."Si gendut daniel mengamati pria lainnya lagi, lalu bertanya, "Zain, kalau kamu gimana?""Mungkin dia udah reinkarnasi, nggak perlu dibicarakan lagi."Setelah pria itu menjawab pertanyaan si gendut daniel, dia bertanya padanya, "Kak Daniel, kalau ada orang yang mempermalukan dirimu sendiri, kamu ingin membalas apa buatnya?""Aku … "Sementara itu, si gendut daniel menatap ke arah Teguh. Dia berkata dengan suara lantang, "Aku masih punya belas kasihan, jadi aku akan masukkan di