Pandangan semua orang tertuju ke belakang.Si gendut daniel!Melihat si gendut daniel berdiri, hadir secercah harapan di depan Maula yang segera berteriak, "Kak Daniel, tolongin aku ... ""Hei, Ndut. Lagi apa kamu?"Erwin mengaitkan jari-jarinya, lalu memutar pergelangan tangannya dengan kuat. Otot-otot dan persendiannya saling bergesekan hingga menimbulkan bunyi "kretek"."Kak Erwin, kita bicara baik-baik."Si gendut daniel melangkah maju penuh keberanian, lalu berkata dengan nada menyanjung, "Kami semua anggota Grup Jagaraga. Kamu tinggal bilang minta uang berapa, aku akan kasih ... ""Aku nggak butuh uangmu, tapi aku bawa dia."Erwin membalas.Si gendut daniel berkata dengan ekspresi suram, "Kak Erwin, nggak boleh gitu ... ""Brak!"Erwin tiba-tiba melompat, lalu menendang perut si gendut daniel hingga terlempar.Tubuh si gendut daniel berbobot lebih dari 200 kilogram langsung terpental bak burung yang sayapnya patah, lalu menghantam meja dengan keras.Meja yang tampak kokoh itu lan
Tiba-tiba, pemimpin Geng Motor Liar yang terkenal, Erwin, tampak berlutut di hadapan Teguh!Seluruh ruangan itu pun kembali sunyi, hingga samar-samar terdengar suara jantung berdegap kencang.Tak seorang pun tahu apa yang terjadi?Semua orang menatap Teguh dengan tatapan tercengang, lalu dia berkata dengan tenang, "Oh? Aku masih ingat kamu, lho. Waktu itu kamu ada di sebelah Pak Qubil ... "Tatkala mendengar perkataan Teguh, Erwin menunjukkan ekspresi yang lebih menyedihkan daripada tangisan.Terakhir kali Pak Qubil mulai bergerak, dia juga berada di tim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kehadiran Prajurit Serigala beserta ratusan buldoser menghancurkan lokasi konstruksi Kota Barbados!Mulai hari itu, Erwin mengukir wajah Teguh dalam ingatannya untuk menghindari konflik dengan iblis yang mengerikan tersebut.Namun, dia tepat berada di hadapan iblis itu sekarang!Apakah ada yang lebih menakutkan dari ini?Erwin menelan air liur, lalu berteriak, "Semuanya, berlutut!"Posisinya d
Teguh mengangguk, berpura-pura terlihat lesu.Teguh hanya berniat membalas budi. Setelah selesai, dia akan kembali ke perbatasan barat. Wanita memang lebih sulit dihadapi daripada musuh. Teguh lebih suka mengabdi pada negaranya dengan membunuh beberapa musuh lagi.Rina sangat puas saat melihat kepala Teguh tertunduk dan tampak lebih patuh."Teguh, setelah pulang kerja besok, jangan ke mana-mana. Ikut aku pergi ke perjamuan makan.""Perjamuan apa?"Teguh bertanya penasaran.Rina melirik Teguh dan menjawab, "Besok malam ada pesta makan malam yang diadakan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi. Wakil Kepala Departemen Perekonomian Provinsi Julang, Wibowo Latif, juga akan hadir.""Oh."Teguh bergumam pelan.Karena minum-minum, tubuh Teguh beraroma alkohol.Setelah mandi air hangat, dia langsung berbaring di kamarnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon si Hitam."Si Hitam, carikan informasi Wibowo Latif untukku.""Kak Teguh, Wibowo bukan siapa-siapa. Untuk apa mencari informasinya?"T
Namun, hari ini mereka justru tunduk kepada karyawan baru. Sungguh luar biasa!Sore harinya.Teguh memainkan beberapa gim dengan komputer kantor. Tak terasa, waktu pulang kerja pun sudah tiba.Si gendut daniel berinisiatif untuk beramah tamah, "Kak Teguh, aku antar kamu pulang, ya!""Nggak perlu."Setelah pulang kerja, Teguh langsung menuju tempat parkir bawah tanah.Hari ini, Rina mengendarai Mercedes-benz dan Sarah tampak duduk di kursi depan.Setelah Teguh duduk di kursi belakang, Rina segera menyalakan mobil dan meninggalkan tempat parkir bawah tanah.Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan Hotel Angkasa.Perjamuan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi kali ini diadakan di Hotel Angkasa.Ayah Rina, Zakir Yulianto, sudah menunggu di depan pintu masuk Hotel Angkasa."Nona Sarah, tunggu kami di luar."Rina memberi instruksi dan membawa Teguh untuk mengikuti Zakir.Aula Perjamuan Negara di Hotel Angkasa merupakan aula terbaik di Kota Senggigi. Aula itu terbagi menjadi tiga bagi
Begitu perkataan Teguh selesai, Malik langsung tertawa terbahak-bahak, "Bahkan, keluarga Yulianto aja nggak memenuhi syarat-syarat buat gabung ke Serikat Dagang. Kok berani banget pecundang macam kamu membual di sini?""Ok. Aku harap Pak Malik mengingat seluruh kata dan aksimu saat ini." Setelah Teguh selesai berbicara, dia langsung duduk."Tentu saja!"Malik melirik Teguh dengan tatapan hina dan sengaja berkata dengan suara keras, "Ternyata pecundang dari keluarga Yulianto ini suka membual.""Hahahaha.""Lagian, keluarga Yulianto memang bukan anggota Federasi Serikat Dagang. Seharusnya mereka bersyukur walaupun cuma bisa duduk di depan pintu aja.""Pecundang itu paling cocok jadi petugas keamanan. Dia harus memanfaatkan tempat itu sebaik mungkin!"" ... "Semua orang menunjuk sambil membicarakan Teguh.Mendengar sindiran berulang, Zakir menggertakkan gigi penuh amarah, "Teguh, siapa yang nyuruh kamu asal bicara macam begini?"Malik meminta keluarga Yulianto untuk membawa Teguh supaya
Kalau bukan karena ingin bertemu dengan Wibowo, Zakir si gengsi itu pasti sudah pergi.Di saat itu juga, Malik mendekat dan berkata dengan enggan, "Zakir, ayo masuk ke aula dalam!""Apa?"Zakir tertegun sejenak dan bertanya dengan tidak percaya, "Kami boleh masuk?""Ya."Malik kembali bertanya dengan nada tidak senang, "Kalian mau masuk atau nggak?"Tepat ketika Zakir hendak menjawab, dia mendengar Teguh berkata, "Nggak."Zakir tertegun sejenak, lalu dia menegurnya, "Teguh, apa otakmu bermasalah?"Rina juga ikut memarahinya, "Teguh, tutup mulutmu! Kamu nggak perlu ikut campur!"Teguh mengabaikan Zakir dan Rina, lalu dia menatap Malik. "Pak Malik, apa kamu lupa dengan kata-kataku tadi? Sudah kubilang, begitu aku duduk, kamu nggak akan bisa mengundangku untuk masuk dengan mudah.""Terserah kamu mau atau nggak. Kami mau masuk!"Tidak semua orang bisa duduk di meja aula dalam. Yang bisa berada di sana adalah pengusaha ternama di Kota Senggigi. Jika mereka masuk ke aula dalam, mereka bisa l
Saat itu juga, Teguh menatap Wibowo.Wibowo tertegun sejenak.Sebagai senior yang telah bekerja selama beberapa dekade, dia paham dengan maksud Teguh.Meski Teguh menyelamatkan nyawanya, dia memilih untuk pergi diam-diam. Hal itu berarti pria ini tidak peduli dengan reputasi.Benar juga.Ahli yang punya kemampuan khusus seringkali lebih ingin menyembunyikan identitasnya supaya tidak diketahui oleh banyak orang.Memikirkan hal ini, Wibowo segera mengalihkan sorot matanya, "Nggak apa-apa! Cepat duduk!"Merasakan antusiasme Wibowo, Zakir dan Rina merasa tersanjung dan ingin duduk di samping Wibowo.Itu adalah kursi paling dekat dengan Wibowo dan khusus disiapkan oleh Malik untuk Keluarga Casugraha. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain duduk di sana.Dia langsung berkata, "Pak Wibowo, ini adalah kursi untuk keluarga Casugraha ... "Wibowo melirik Malik dan berkata dengan santai, "Pak Zakir dan aku adalah kenalan lama, jadi kami ingin mengobrol. Kamu duduk di tempat lain saja!""Tapi ...
Usai kembali ke Bahari Indah, Rina langsung pergi mandi. Setelahnya, dia pun menelepon Shinta, sahabatnya, "Shin, keluarga kami resmi bergabung dengan Federasi Serikat Dagang!""Terus ... "Rina menceritakan segala penghinaan yang dilakukan Malik kepada keluarganya."Baguslah kalau begitu!"Shinta ikut senang dengan sahabatnya. "Begitu keluarga kalian bergabung dengan Federasi Serikat Dagang, kalian akan punya sumber daya yang lebih banyak!""Ya!"Rina sepertinya mengingat sesuatu dan berkata, "Saat Luis dari Grup Selekta sengaja menunggak pembayaran akhir lokasi konstruksi Kota Barbados waktu dulu, ada orang yang diam-diam memberi pelajaran kepada Luis. Apa yang membantu keluarga kami untuk dapat bantuan Pak Wibowo kali ini juga orang yang sama, ya?"Shinta bertanya dengan ragu, "Rin, jangan-jangan selama ini orang yang diam-diam membantumu itu ada di sekitarmu?""Ada di sekitarku?"Rina tertegun sejenak dan bertanya, "Siapa?"Shinta berkata sambil tersenyum, "Misalnya, suamimu saat i