Kalau bukan karena ingin bertemu dengan Wibowo, Zakir si gengsi itu pasti sudah pergi.Di saat itu juga, Malik mendekat dan berkata dengan enggan, "Zakir, ayo masuk ke aula dalam!""Apa?"Zakir tertegun sejenak dan bertanya dengan tidak percaya, "Kami boleh masuk?""Ya."Malik kembali bertanya dengan nada tidak senang, "Kalian mau masuk atau nggak?"Tepat ketika Zakir hendak menjawab, dia mendengar Teguh berkata, "Nggak."Zakir tertegun sejenak, lalu dia menegurnya, "Teguh, apa otakmu bermasalah?"Rina juga ikut memarahinya, "Teguh, tutup mulutmu! Kamu nggak perlu ikut campur!"Teguh mengabaikan Zakir dan Rina, lalu dia menatap Malik. "Pak Malik, apa kamu lupa dengan kata-kataku tadi? Sudah kubilang, begitu aku duduk, kamu nggak akan bisa mengundangku untuk masuk dengan mudah.""Terserah kamu mau atau nggak. Kami mau masuk!"Tidak semua orang bisa duduk di meja aula dalam. Yang bisa berada di sana adalah pengusaha ternama di Kota Senggigi. Jika mereka masuk ke aula dalam, mereka bisa l
Saat itu juga, Teguh menatap Wibowo.Wibowo tertegun sejenak.Sebagai senior yang telah bekerja selama beberapa dekade, dia paham dengan maksud Teguh.Meski Teguh menyelamatkan nyawanya, dia memilih untuk pergi diam-diam. Hal itu berarti pria ini tidak peduli dengan reputasi.Benar juga.Ahli yang punya kemampuan khusus seringkali lebih ingin menyembunyikan identitasnya supaya tidak diketahui oleh banyak orang.Memikirkan hal ini, Wibowo segera mengalihkan sorot matanya, "Nggak apa-apa! Cepat duduk!"Merasakan antusiasme Wibowo, Zakir dan Rina merasa tersanjung dan ingin duduk di samping Wibowo.Itu adalah kursi paling dekat dengan Wibowo dan khusus disiapkan oleh Malik untuk Keluarga Casugraha. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain duduk di sana.Dia langsung berkata, "Pak Wibowo, ini adalah kursi untuk keluarga Casugraha ... "Wibowo melirik Malik dan berkata dengan santai, "Pak Zakir dan aku adalah kenalan lama, jadi kami ingin mengobrol. Kamu duduk di tempat lain saja!""Tapi ...
Usai kembali ke Bahari Indah, Rina langsung pergi mandi. Setelahnya, dia pun menelepon Shinta, sahabatnya, "Shin, keluarga kami resmi bergabung dengan Federasi Serikat Dagang!""Terus ... "Rina menceritakan segala penghinaan yang dilakukan Malik kepada keluarganya."Baguslah kalau begitu!"Shinta ikut senang dengan sahabatnya. "Begitu keluarga kalian bergabung dengan Federasi Serikat Dagang, kalian akan punya sumber daya yang lebih banyak!""Ya!"Rina sepertinya mengingat sesuatu dan berkata, "Saat Luis dari Grup Selekta sengaja menunggak pembayaran akhir lokasi konstruksi Kota Barbados waktu dulu, ada orang yang diam-diam memberi pelajaran kepada Luis. Apa yang membantu keluarga kami untuk dapat bantuan Pak Wibowo kali ini juga orang yang sama, ya?"Shinta bertanya dengan ragu, "Rin, jangan-jangan selama ini orang yang diam-diam membantumu itu ada di sekitarmu?""Ada di sekitarku?"Rina tertegun sejenak dan bertanya, "Siapa?"Shinta berkata sambil tersenyum, "Misalnya, suamimu saat i
Keesokan harinya.Saat Teguh bangun, Rina sudah keluar.Teguh membeli kue dari warung di pinggir jalan dan memakannya dalam perjalanan menuju Grup Jagaraga.Begitu dia tiba di tim kelima dari departemen proyek, si gendut daniel dan lainnya segera mengelilinginya sambil membawakan segala macam makanan dan minuman yang lezat.Sepanjang hari itu.Si gendut daniel dan lainnya mengikuti Teguh, Satu per satu dari mereka memanggilnya "Bos" dengan nada manis.Sebelum pulang kerja, Rina mampir ke ruang tim kelima dari departemen proyek untuk memanggil Teguh."Teguh, aku mau pergi ke Federasi Serikat Dagang untuk menandatangani kontrak anggota malam ini. Sekalian aku juga mau traktir para pemimpin Serikat Dagang untuk makan malam. Jadi, kamu makan di luar saja."Rina memberi beberapa lembar uang kepada Teguh. Lalu, dia pun berbalik dan pergi.Saat Teguh berbalik sambil memegang uang, dia melihat si gendut daniel dan lainnya sedang berbaris di dekat pintu. Mereka menatapnya dengan wajah penasaran
Teguh hanya bisa pasrah mengikuti Shinta ke dalam.Restoran Pasolla memang patut disebut sebagai restoran pasangan terpopuler di Kota Senggigi. Seluruh dekorasinya berkaitan dengan cinta, bahkan kursinya berwarna mawar.Kursi Teguh dan Shinta sangat mencolok, tepat di tengah-tengah restoran.Mejanya berbentuk hati.Panci di tengah meja juga berbentuk hati.Teguh dan Shinta duduk berhadapan, suasananya agak canggung.Pada akhirnya, Shinta membuka pembicaraan. "Teguh, tadi malam aku ngobrol sama Rina tentang perjamuan serikat dagang. Apa benar Pak Wibowo menghormati keluarga Yulianto karena kamu?""Begitulah!"Teguh hanya menjawab singkat sambil mengangguk."Terus, masalah di lokasi proyek pembangunan di Kota Barbados itu kamu juga yang urus?" tanya Shinta.Teguh mengangguk ringan.Shinta menuangkan anggur, lalu melanjutkan. "Kalau kamu beritahu Rina kalau kamu yang bantu dia,. Siapa tahu hubunganmu sama Rina bisa berubah.""Aku tahu kalau dia nggak suka aku."Teguh menjelaskan dengan te
Shinta menatap pria itu. "Kami nggak butuh!" ujarnya angkuh.Si wanita bersandar dengan manja ke bahu pria itu dan berterus terang, "Sayang, kalau ada orang yang bilang nggak butuh uang, maksudnya uangnya kurang banyak!""Ah!"Pria itu membuka tasnya lagi dan mengeluarkan sejumlah uang tunai. "Uang sebanyak ini sudah setara gaji kalian dua bulan. Ambil uangnya dan cepat enyah dari sini!""Kamu ..."Ini pertama kalinya bagi Shinta, nona dari keluarga kaya dipermalukan layaknya orang miskin. Sungguh tidak bisa ditoleransi.Si resepsionis buru-buru menghentikan kejadian itu. "Nona, pria ini Zidan Hartadi, putra termuda keluarga Hartadi. Dia punya uang dan kekuasaan, kamu sama pacarmu cepat-cepat pergi saja!"Begitu mendengar nama Zidan Hartadi, wajah Shinta langsung berubah pucat pasi.Siapa di antara orang asli Kota Senggigi yang tidak kenal namanya?Pria pemalas yang kerjanya hanya berfoya-foya, bermain wanita, dan berjudi.Alasan dia sangat terkenal di Kota Senggigi karena kakak laki-
Dia menarik ujung baju Teguh, membujuk, "Teguh, sudahlah nggak usah sok hebat. Kita pergi aja!""Kenapa harus pergi?"Teguh kembali duduk. "Aku mau tanya sama Melinda langsung, apa orang yang nggak punya uang atau kekuasaan sepertiku bisa makan di Restoran Pasolla."Mulut Shinta ternganga sedikit mendengarnya. Ingin rasanya dia mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa.Dia sadar, diam-diam Teguh adalah orang yang hebat. Namun, Melinda jauh lebih misterius.Konon, orang yang membantu di belakang Melinda bahkan tidak berani Pak Dhika ganggu.Shinta penasaran, beraninya Teguh bermulut besar seperti ini?Lima menit adalah waktu yang singkat, tetapi bagi Shinta bagai berabad-abad lamanya.Pada akhirnya, lima menit berlalu.Zidan melirik arloji Rolex-nya dan berkata dengan nada dingin, "Sudah lima menit. Kamu sendiri yang cari gara-gara dan sudah kuberi kesempatan, jadi jangan salahin aku!"Setelah itu, Zidan mengeluarkan ponselnya, hendak memerintahkan bawahannya untuk menghajar Teguh.Pada sa
Zidan seketika terdiam, menatap Melinda seakan kata-katanya tidak masuk akal. "Apa ... apa kamu bilang?""Kubilang ..."Nada suara Melinda menjadi makin berat dan menegaskan dengan lantang. "Kamu nggak diterima di Restoran Pasolla. Tolong pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi.""Melinda, kamu tahu lagi bicara sama siapa?"Zidan mengeluarkan senjata andalannya. "Aku Zidan Hartadi, adiknya Zaki Hartadi. Kamu berani ngusir aku dari sini?""Ini wilayahku, nggak ada gunanya bawa nama kakakmu!"Melinda langsung memerintahkan. "Satpam, bawa dia keluar!"Dua orang satpam berwajah seram datang untuk mengusir paksa Zidan."Aduh!"Zidan dilempar hingga jatuh tersungkur. "Pelacur sialan, tunggu pembalasanku!" teriaknya penuh kebencian."Mulutnya kotor, beri dia pelajaran."Beberapa satpam segera memukuli Zidan.Barulah akhirnya dia menutup mulut.Setelah pergi cukup jauh, Zidan buru-buru mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang. "Kak, aku dipukuli."Orang yang diteleponnya adalah Zaki.