Usai mereka mendengar kata 'Grup Yarindo', Zakir dan Rina seketika merasa gugup."Mia, kamu tadi bilang apa?" tanya Rina dengan ekspresi bertaut."Ada kiriman surat undangan dari Grup Yarindo." Kemudian, Mia meletakkan surat undangan yang dipegangnya ke atas meja."Surat undangan ke perjamuan Federasi Serikat Dagang?" tanya Rina sambil melihat-lihat bersama ekspresi terkejut yang menghiasi wajahnya.Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, Malik akan melakukan segala cara untuk mencegah keluarga Yulianto menghadiri perjamuan Federasi Serikat Dagang. Lantas, hal apa yang membuatnya mengambil inisiatif untuk mengirimkan tiga undangan tahun ini?Gerangan ... apa yang terjadi?Zakir mengambil surat undangan di atas meja, lalu melihatnya dengan saksama. "Ada stempel Federasi Serikat Dagang di atasnya, mana mungkin palsu."Rina yang termangu sejenak pun bertanya, "Mia, waktu Grup Yarindo kirim surat undangan, dia bilang sesuatu nggak?""Ya.""Kiriman surat undangan dari orang itu atas nama Malik,
"Oke."Seorang pria berbadan gemuk menutup telepon di kantor tim kelima dari departemen proyek.Dia menyalakan korek api seraya mengisap rokok perlahan. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menatap yang lain sambil berkata, "Hei, kalian. Nona Rina telepon, nih. Dia minta kita buat mengurus orang yang namanya Teguh.""Hahaha.""Anak ini nyalinya patut diacungi jempol, sih. Berani-beraninya dia bikin Nona Rina marah. Kita harus kasih dia pelajaran.""Hm! Mending kita bikin rencana dulu gimana cara biar dia kapok!"" ... "Yang lain ikut berkumpul.Tim kelima dari departemen proyek sebenarnya adalah "Tim Pangeran." Mereka adalah anak-anak dari para pemegang saham eksekutif Grup Jagaraga, tetapi semuanya menjadi bos yang kompetensinya buruk.Grup Jagaraga telah mengadakan rapat pemegang saham, bahkan mengeluarkan uang untuk 'mendukung' orang-orang ini agar mereka tidak menimbulkan masalah.Pria gendut itu tak lain adalah Daniel Hartono, pemimpin tim kelima.Orang-orang memanggilnya si ge
Teguh mengambil segelas anggur, lalu meminum anggur itu dalam sekali teguk.Si gendut daniel dan lainnya bersorak gembira, "Nah, gitu dong! Masih ada sembilan belas gelas, minum terus, gih!"Umumnya, orang yang dapat mengonsumsi alkohol dengan baik bergantung pada usia tertentu. Namun, Teguh baru berusia sekitar tiga puluh tahun, sehingga mustahil baginya untuk minum dua puluh gelas minuman keras sekaligus."Hei, kamu harus lebih awas dengannya."Teguh mengambil segelas anggur putih lagi, dia langsung meminumnya teguk demi teguk.Tiga detik.Segelas anggur putih kedua habis dengan cepat!Ini adalah minuman beralkohol dengan konsentrasi tinggi. Kini, dua gelas sudah dituangkan ke tenggorokannya, tetapi ekspresi Teguh masih tak bergeming.Meski pandangan si gendut daniel terlekat ke arahnya, tiba-tiba segelas anggur putih ketiga ludes dengan cepat.Namun, Teguh tidak ragu-ragu sama sekali, lalu dengan cepat meminum segelas anggur putih keempat. Bagaikan air yang mengalir deras, tetapi ge
"Kalau aku nggak mau minum gimana?" ucap Teguh sambil menatap orang-orang itu dengan sorot mata dingin."Oh? Nggak mau minum?"Si gendut daniel tertawa terbahak-bahak, lalu dia menatap seorang pria di sebelahnya. "Lukman, dulu ada orang yang berani bikin malu dirimu, terus kamu lakukan apa padanya?"Pria bernama 'Lukman' berkata dengan nada meremehkan, "Hah? Anak itu sudah jadi karpet di rumahku, aku sudah kuliti dia separuh. Orang-orang yang nggak tahu mungkin punya pikiran kalau aku habis nangkap beruang kudis."Si gendut daniel mengamati pria lainnya lagi, lalu bertanya, "Zain, kalau kamu gimana?""Mungkin dia udah reinkarnasi, nggak perlu dibicarakan lagi."Setelah pria itu menjawab pertanyaan si gendut daniel, dia bertanya padanya, "Kak Daniel, kalau ada orang yang mempermalukan dirimu sendiri, kamu ingin membalas apa buatnya?""Aku … "Sementara itu, si gendut daniel menatap ke arah Teguh. Dia berkata dengan suara lantang, "Aku masih punya belas kasihan, jadi aku akan masukkan di
Pandangan semua orang tertuju ke belakang.Si gendut daniel!Melihat si gendut daniel berdiri, hadir secercah harapan di depan Maula yang segera berteriak, "Kak Daniel, tolongin aku ... ""Hei, Ndut. Lagi apa kamu?"Erwin mengaitkan jari-jarinya, lalu memutar pergelangan tangannya dengan kuat. Otot-otot dan persendiannya saling bergesekan hingga menimbulkan bunyi "kretek"."Kak Erwin, kita bicara baik-baik."Si gendut daniel melangkah maju penuh keberanian, lalu berkata dengan nada menyanjung, "Kami semua anggota Grup Jagaraga. Kamu tinggal bilang minta uang berapa, aku akan kasih ... ""Aku nggak butuh uangmu, tapi aku bawa dia."Erwin membalas.Si gendut daniel berkata dengan ekspresi suram, "Kak Erwin, nggak boleh gitu ... ""Brak!"Erwin tiba-tiba melompat, lalu menendang perut si gendut daniel hingga terlempar.Tubuh si gendut daniel berbobot lebih dari 200 kilogram langsung terpental bak burung yang sayapnya patah, lalu menghantam meja dengan keras.Meja yang tampak kokoh itu lan
Tiba-tiba, pemimpin Geng Motor Liar yang terkenal, Erwin, tampak berlutut di hadapan Teguh!Seluruh ruangan itu pun kembali sunyi, hingga samar-samar terdengar suara jantung berdegap kencang.Tak seorang pun tahu apa yang terjadi?Semua orang menatap Teguh dengan tatapan tercengang, lalu dia berkata dengan tenang, "Oh? Aku masih ingat kamu, lho. Waktu itu kamu ada di sebelah Pak Qubil ... "Tatkala mendengar perkataan Teguh, Erwin menunjukkan ekspresi yang lebih menyedihkan daripada tangisan.Terakhir kali Pak Qubil mulai bergerak, dia juga berada di tim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kehadiran Prajurit Serigala beserta ratusan buldoser menghancurkan lokasi konstruksi Kota Barbados!Mulai hari itu, Erwin mengukir wajah Teguh dalam ingatannya untuk menghindari konflik dengan iblis yang mengerikan tersebut.Namun, dia tepat berada di hadapan iblis itu sekarang!Apakah ada yang lebih menakutkan dari ini?Erwin menelan air liur, lalu berteriak, "Semuanya, berlutut!"Posisinya d
Teguh mengangguk, berpura-pura terlihat lesu.Teguh hanya berniat membalas budi. Setelah selesai, dia akan kembali ke perbatasan barat. Wanita memang lebih sulit dihadapi daripada musuh. Teguh lebih suka mengabdi pada negaranya dengan membunuh beberapa musuh lagi.Rina sangat puas saat melihat kepala Teguh tertunduk dan tampak lebih patuh."Teguh, setelah pulang kerja besok, jangan ke mana-mana. Ikut aku pergi ke perjamuan makan.""Perjamuan apa?"Teguh bertanya penasaran.Rina melirik Teguh dan menjawab, "Besok malam ada pesta makan malam yang diadakan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi. Wakil Kepala Departemen Perekonomian Provinsi Julang, Wibowo Latif, juga akan hadir.""Oh."Teguh bergumam pelan.Karena minum-minum, tubuh Teguh beraroma alkohol.Setelah mandi air hangat, dia langsung berbaring di kamarnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon si Hitam."Si Hitam, carikan informasi Wibowo Latif untukku.""Kak Teguh, Wibowo bukan siapa-siapa. Untuk apa mencari informasinya?"T
Namun, hari ini mereka justru tunduk kepada karyawan baru. Sungguh luar biasa!Sore harinya.Teguh memainkan beberapa gim dengan komputer kantor. Tak terasa, waktu pulang kerja pun sudah tiba.Si gendut daniel berinisiatif untuk beramah tamah, "Kak Teguh, aku antar kamu pulang, ya!""Nggak perlu."Setelah pulang kerja, Teguh langsung menuju tempat parkir bawah tanah.Hari ini, Rina mengendarai Mercedes-benz dan Sarah tampak duduk di kursi depan.Setelah Teguh duduk di kursi belakang, Rina segera menyalakan mobil dan meninggalkan tempat parkir bawah tanah.Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan Hotel Angkasa.Perjamuan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi kali ini diadakan di Hotel Angkasa.Ayah Rina, Zakir Yulianto, sudah menunggu di depan pintu masuk Hotel Angkasa."Nona Sarah, tunggu kami di luar."Rina memberi instruksi dan membawa Teguh untuk mengikuti Zakir.Aula Perjamuan Negara di Hotel Angkasa merupakan aula terbaik di Kota Senggigi. Aula itu terbagi menjadi tiga bagi