Teguh mengambil segelas anggur, lalu meminum anggur itu dalam sekali teguk.Si gendut daniel dan lainnya bersorak gembira, "Nah, gitu dong! Masih ada sembilan belas gelas, minum terus, gih!"Umumnya, orang yang dapat mengonsumsi alkohol dengan baik bergantung pada usia tertentu. Namun, Teguh baru berusia sekitar tiga puluh tahun, sehingga mustahil baginya untuk minum dua puluh gelas minuman keras sekaligus."Hei, kamu harus lebih awas dengannya."Teguh mengambil segelas anggur putih lagi, dia langsung meminumnya teguk demi teguk.Tiga detik.Segelas anggur putih kedua habis dengan cepat!Ini adalah minuman beralkohol dengan konsentrasi tinggi. Kini, dua gelas sudah dituangkan ke tenggorokannya, tetapi ekspresi Teguh masih tak bergeming.Meski pandangan si gendut daniel terlekat ke arahnya, tiba-tiba segelas anggur putih ketiga ludes dengan cepat.Namun, Teguh tidak ragu-ragu sama sekali, lalu dengan cepat meminum segelas anggur putih keempat. Bagaikan air yang mengalir deras, tetapi ge
"Kalau aku nggak mau minum gimana?" ucap Teguh sambil menatap orang-orang itu dengan sorot mata dingin."Oh? Nggak mau minum?"Si gendut daniel tertawa terbahak-bahak, lalu dia menatap seorang pria di sebelahnya. "Lukman, dulu ada orang yang berani bikin malu dirimu, terus kamu lakukan apa padanya?"Pria bernama 'Lukman' berkata dengan nada meremehkan, "Hah? Anak itu sudah jadi karpet di rumahku, aku sudah kuliti dia separuh. Orang-orang yang nggak tahu mungkin punya pikiran kalau aku habis nangkap beruang kudis."Si gendut daniel mengamati pria lainnya lagi, lalu bertanya, "Zain, kalau kamu gimana?""Mungkin dia udah reinkarnasi, nggak perlu dibicarakan lagi."Setelah pria itu menjawab pertanyaan si gendut daniel, dia bertanya padanya, "Kak Daniel, kalau ada orang yang mempermalukan dirimu sendiri, kamu ingin membalas apa buatnya?""Aku … "Sementara itu, si gendut daniel menatap ke arah Teguh. Dia berkata dengan suara lantang, "Aku masih punya belas kasihan, jadi aku akan masukkan di
Pandangan semua orang tertuju ke belakang.Si gendut daniel!Melihat si gendut daniel berdiri, hadir secercah harapan di depan Maula yang segera berteriak, "Kak Daniel, tolongin aku ... ""Hei, Ndut. Lagi apa kamu?"Erwin mengaitkan jari-jarinya, lalu memutar pergelangan tangannya dengan kuat. Otot-otot dan persendiannya saling bergesekan hingga menimbulkan bunyi "kretek"."Kak Erwin, kita bicara baik-baik."Si gendut daniel melangkah maju penuh keberanian, lalu berkata dengan nada menyanjung, "Kami semua anggota Grup Jagaraga. Kamu tinggal bilang minta uang berapa, aku akan kasih ... ""Aku nggak butuh uangmu, tapi aku bawa dia."Erwin membalas.Si gendut daniel berkata dengan ekspresi suram, "Kak Erwin, nggak boleh gitu ... ""Brak!"Erwin tiba-tiba melompat, lalu menendang perut si gendut daniel hingga terlempar.Tubuh si gendut daniel berbobot lebih dari 200 kilogram langsung terpental bak burung yang sayapnya patah, lalu menghantam meja dengan keras.Meja yang tampak kokoh itu lan
Tiba-tiba, pemimpin Geng Motor Liar yang terkenal, Erwin, tampak berlutut di hadapan Teguh!Seluruh ruangan itu pun kembali sunyi, hingga samar-samar terdengar suara jantung berdegap kencang.Tak seorang pun tahu apa yang terjadi?Semua orang menatap Teguh dengan tatapan tercengang, lalu dia berkata dengan tenang, "Oh? Aku masih ingat kamu, lho. Waktu itu kamu ada di sebelah Pak Qubil ... "Tatkala mendengar perkataan Teguh, Erwin menunjukkan ekspresi yang lebih menyedihkan daripada tangisan.Terakhir kali Pak Qubil mulai bergerak, dia juga berada di tim, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kehadiran Prajurit Serigala beserta ratusan buldoser menghancurkan lokasi konstruksi Kota Barbados!Mulai hari itu, Erwin mengukir wajah Teguh dalam ingatannya untuk menghindari konflik dengan iblis yang mengerikan tersebut.Namun, dia tepat berada di hadapan iblis itu sekarang!Apakah ada yang lebih menakutkan dari ini?Erwin menelan air liur, lalu berteriak, "Semuanya, berlutut!"Posisinya d
Teguh mengangguk, berpura-pura terlihat lesu.Teguh hanya berniat membalas budi. Setelah selesai, dia akan kembali ke perbatasan barat. Wanita memang lebih sulit dihadapi daripada musuh. Teguh lebih suka mengabdi pada negaranya dengan membunuh beberapa musuh lagi.Rina sangat puas saat melihat kepala Teguh tertunduk dan tampak lebih patuh."Teguh, setelah pulang kerja besok, jangan ke mana-mana. Ikut aku pergi ke perjamuan makan.""Perjamuan apa?"Teguh bertanya penasaran.Rina melirik Teguh dan menjawab, "Besok malam ada pesta makan malam yang diadakan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi. Wakil Kepala Departemen Perekonomian Provinsi Julang, Wibowo Latif, juga akan hadir.""Oh."Teguh bergumam pelan.Karena minum-minum, tubuh Teguh beraroma alkohol.Setelah mandi air hangat, dia langsung berbaring di kamarnya. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon si Hitam."Si Hitam, carikan informasi Wibowo Latif untukku.""Kak Teguh, Wibowo bukan siapa-siapa. Untuk apa mencari informasinya?"T
Namun, hari ini mereka justru tunduk kepada karyawan baru. Sungguh luar biasa!Sore harinya.Teguh memainkan beberapa gim dengan komputer kantor. Tak terasa, waktu pulang kerja pun sudah tiba.Si gendut daniel berinisiatif untuk beramah tamah, "Kak Teguh, aku antar kamu pulang, ya!""Nggak perlu."Setelah pulang kerja, Teguh langsung menuju tempat parkir bawah tanah.Hari ini, Rina mengendarai Mercedes-benz dan Sarah tampak duduk di kursi depan.Setelah Teguh duduk di kursi belakang, Rina segera menyalakan mobil dan meninggalkan tempat parkir bawah tanah.Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan Hotel Angkasa.Perjamuan Federasi Serikat Dagang Kota Senggigi kali ini diadakan di Hotel Angkasa.Ayah Rina, Zakir Yulianto, sudah menunggu di depan pintu masuk Hotel Angkasa."Nona Sarah, tunggu kami di luar."Rina memberi instruksi dan membawa Teguh untuk mengikuti Zakir.Aula Perjamuan Negara di Hotel Angkasa merupakan aula terbaik di Kota Senggigi. Aula itu terbagi menjadi tiga bagi
Begitu perkataan Teguh selesai, Malik langsung tertawa terbahak-bahak, "Bahkan, keluarga Yulianto aja nggak memenuhi syarat-syarat buat gabung ke Serikat Dagang. Kok berani banget pecundang macam kamu membual di sini?""Ok. Aku harap Pak Malik mengingat seluruh kata dan aksimu saat ini." Setelah Teguh selesai berbicara, dia langsung duduk."Tentu saja!"Malik melirik Teguh dengan tatapan hina dan sengaja berkata dengan suara keras, "Ternyata pecundang dari keluarga Yulianto ini suka membual.""Hahahaha.""Lagian, keluarga Yulianto memang bukan anggota Federasi Serikat Dagang. Seharusnya mereka bersyukur walaupun cuma bisa duduk di depan pintu aja.""Pecundang itu paling cocok jadi petugas keamanan. Dia harus memanfaatkan tempat itu sebaik mungkin!"" ... "Semua orang menunjuk sambil membicarakan Teguh.Mendengar sindiran berulang, Zakir menggertakkan gigi penuh amarah, "Teguh, siapa yang nyuruh kamu asal bicara macam begini?"Malik meminta keluarga Yulianto untuk membawa Teguh supaya
Kalau bukan karena ingin bertemu dengan Wibowo, Zakir si gengsi itu pasti sudah pergi.Di saat itu juga, Malik mendekat dan berkata dengan enggan, "Zakir, ayo masuk ke aula dalam!""Apa?"Zakir tertegun sejenak dan bertanya dengan tidak percaya, "Kami boleh masuk?""Ya."Malik kembali bertanya dengan nada tidak senang, "Kalian mau masuk atau nggak?"Tepat ketika Zakir hendak menjawab, dia mendengar Teguh berkata, "Nggak."Zakir tertegun sejenak, lalu dia menegurnya, "Teguh, apa otakmu bermasalah?"Rina juga ikut memarahinya, "Teguh, tutup mulutmu! Kamu nggak perlu ikut campur!"Teguh mengabaikan Zakir dan Rina, lalu dia menatap Malik. "Pak Malik, apa kamu lupa dengan kata-kataku tadi? Sudah kubilang, begitu aku duduk, kamu nggak akan bisa mengundangku untuk masuk dengan mudah.""Terserah kamu mau atau nggak. Kami mau masuk!"Tidak semua orang bisa duduk di meja aula dalam. Yang bisa berada di sana adalah pengusaha ternama di Kota Senggigi. Jika mereka masuk ke aula dalam, mereka bisa l