"Hah?""Mayat tanpa kepala ...""Ada yang meninggal, tapi masih mengenakan pakaian dari Sekte Paviliun Abadi kita!"Pasti orang bermarga Laksmana sudah kembali, segera laporkan."Baik!"Diam-diamTeguh melihat situasi ini, dengan cepat ia menuju arah kota kekaisaran, lalu membuat topeng seorang murid sekte sesuai dengan metode pengrajin keluarga Mazaya saat itu.Tiba di luar istana, Teguh baru saja selesai membuat topeng dan memakainya."Lean?""Kenapa kamu sudah kembali?"Di pintu masuk ada seorang murid sekte yang bertugas sebagai penjaga, secara refleks bertanya saat melihat teguh datang."Terjadi sesuatu."Teguh menggerakkan otot tenggorokannya dan menirukan suara Lean, "Orang bermarga Laksmana sudah kembali dan sudah membunuh salah satu teman kita.""Saya harus segera melaporkan pesan ini."Mendengar itu, murid penjaga membiarkannya lewat, "Kalau begitu cepatlah pergi.""Iya."Teguh mengangguk, lalu dengan cepat masuk ke dalam wilayah terlarang kota kekaisaran."Wush ..."Setelah
Henry baru saja menyadari, jarinya yang gemetar tanpa henti menunjuk Teguh, "Kamu bukan Lean, kamu, kamu Teguh!""Hmph ..."Teguh mendengus dingin, mengembalikan suaranya, dan berkata dengan cuek, "Kamu cukup pintar, cepat juga sadar.""Kamu, kamu ... "Henry memendam kebencian, kemudian berlutut di tanah, "Tolong, tolong ...""Jangan, jangan ... jangan bunuh aku ...""Whoosh!"Teguh mengayunkan tombaknya dan mengarahkannya di leher Henry.Hanya dengan satu gerakan untuk memenggal kepalanya."Berikan aku satu alasan buat nggak membunuhmu.""A-aku ..."Henry merasakan dinginnya ujung senjata, dengan cepat ia berkata, "Aku, aku bisa memberitahumu keberadaan Tedja.""Jangan, jangan bunuh aku ..."Meskipun begitu, hatinya sudah sangat membenci Teguh.Namun, di hadapan kematian, Henry hanya menyerah, demi menyelamatkan nyawanya.Lagi pula ...Selama manusia hidup, masih ada kemungkinan lain.Kalau saat ini dia mati, pupus sudah semuanya. Kesempatan dan harga diri hanya omong kosong belaka.
Dengan segera.Teguh memanggil beberapa Serangga Legendaris yang telah dikorbankan, menyembunyikannya di dalam beberapa harta karun yang diperolehnya dari Sekte Roh Jahat, dan mengirimkannya kepada Candra."Tuan Dewa ..."Tiba di luar pintu, Teguh menirukan suara Henry, "Murid-murid baru saja melaporkan bahwa mereka menemukan banyak harta karun di kota.""Saya mengirimkannya kepada Anda."Begitu kata-kata itu terlontarkan,"Krak! Krak! Krak!"Pintu batu di ruang rahasia terbuka ke samping.Sebuah suara tua yang terdengar dari dalam, "Masuklah.""Baik."Teguh diam-diam menahan napas, masuk ke dalam ruang rahasia sambil membawa harta karun."Hmn?"Melihat harta karun itu, terdengar suara terkejut Candra dengan sedikit kegembiraan, "Ternyata ini adalah barang yang digunakan oleh master pada periode Eliksir Emas ...""Bagus, bagus.""Dengan melanjutkan kemajuan ini, aku akan bisa melangkah lebih jauh dalam waktu dekat."Dengan segera.Candra dengan senang hati menerima harta karun tersebut
Dihadapkan dengan gerakan terkenal di tingkat akhir Alam Roh, Teguh tidak berani meremehkannya, kemudian dia segera mengayunkan Tombak Raja Tirani untuk menyerangnya.Sebuah cahaya yang memesona melintas dan tepat menghantam bayangan cakar di ruang hampa itu."Blar!"Sebuah ledakan terdengar, dua gerakan besar lenyap begitu saja.Teguh sedikit tergoyah.Kemudian Candra mengernyitkan keningnya.Babak pertama, kedua orang itu ternyata berkelahi dengan imbang."Telapak Anti Kejahatan!"Candra menghela napas dingin, kemudian kembali menyerang.Kali ini, hanya dengan meloncat ke atas, angin kencang yang berhembus telah membuat suara gemuruh di sekitarnya, seperti menangis dan mengeluh, menunjukkan kemarahan yang membara di dalam hatinya.Teguh juga tidak takut.Tombak Raja Tirani digunakan dengan mudah, membentuk garis pertahanan yang ketat.Dalam situasi ini,Keduanya saling berhadapan, berbagai gerakan terus bermunculan dan membuat keduanya kebingungan.Candra bertekad untuk membalas dend
"Kalau begitu ..."Dia menatap dengan tajam, berteriak, "Tangkaplah pencurinya dulu, lalu tangkap rajanya.""Aku akan membunuhmu lebih dahulu, pertempuran ini tetap akan aku menangkan!"Di sela-sela ucapannya.Candra sekali lagi bertindak.Energi yang kuat bagai salju yang turun dengan lebat, mulai menutupi langit.Dalam sekejap, dia sudah berada di depan Teguh."Swoosh!"Teguh yang selalu waspada, tidak memberikan kesempatan untuk menyerangnya secara diam-diam.Tombak Raja Tirani di tangannya, membentuk busur dingin di udara dan tepat menghadang pukulan Candra.Tetapi yang membuat Teguh terkejut adalah.ketika tombak itu menyerang, tiba-tiba muncul riak-riak energi di depannya.Tidak baik, ada masalah!Candra yang barusan hanyalah ilusi."Kamu sudah tertipu!"Ternyata, terdengar suara dari sampingnya.Teguh segera menengok.Candra mengejeknya dengan tertawa dingin, lalu berlari ke arah samping."Mau lari ke mana kamu!"Teguh berpikir dan segera mengejar dengan senjatanya.Namun.Belum
Para murid Sekte Paviliun Abadi juga berangkat.Meskipun Bayangan dan lainnya tidak mau menyerah, mereka tidak mampu untuk menyerang. Terlebih lagi saat Teguh ditangkap, sangat sulit untuk mereka melawan.Hanya bisa bertahan masih lebih baik."Semuanya kembalilah."Pada saat kritis, satu kalimat dari Tedja membuat Bayangan dan lainnya berhenti."Karena Teguh berani mempertaruhkan nyawanya, dia pasti memiliki keyakinan.""Kita tunggu rencana selanjutnya.""Sebenarnya itu nggak bisa ...""Kita harus meminta bantuan dari berbagai sekte dan mencari solusi."Untuk sementara waktu, Bayangan, Karisa dan yang lainnya terpaksa harus menyerah dan menunggu kabar selanjutnya.Saat Teguh mendengar kata-kata 'Sekte Paviliun Abadi', ia tiba-tiba terkejut.Bukankah sekte ini adalah sekte yang dulu dijelaskan oleh Sesepuh Agung dari Sekte Tajuk Semesta dan Billy?Benar juga, bukan berarti musuh tidak bersatu.Namun.Teguh pura-pura tidak tahu apa-apa.Di daratan, mereka mencoba berbagai cara untuk meli
Setelah kata terakhir 'mati' diucapkan, ribuan bunga salju yang tak pernah berhenti tiba-tiba meledak dan berubah menjadi kabut yang tak terbatas.Badai dingin yang menusuk seketika juga melanda.Candra menjadi geram saat melihat seseorang berani mengejar dan mengancamnya di depan pintu rumahnya.Dia melihat orang yang datang, dengan angkuh berkata, "Aku adalah Candra dari Sekte Paviliun Abadi.""Siapa kamu? Kenapa kamu menghalangi gerbang kami?""Apakah kamu tahu ...""Orang ini membunuh putra saya, dia adalah musuh yang nggak bisa dimaafkan.""Jika kamu ingin menyelamatkannya ...""Dia adakah musuhku, juga musuh seluruh Sekte Paviliun Abadi!"Candra melihat kekuatan orang ini sangat kuat, dengan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati, dia hanya ingin mengirim Teguh kembali ke Sekte Paviliun Abadi terlebih dahulu.Tanpa diduga.Datanglah orang yang mendengar bahwa Teguh memiliki kunci 'Rumah Sakti Abadi', bagaimana mungkin dia akan berhenti begitu saja.Tidak ada gunanya banya
"Duar!"Setelah bentrokan yang dahsyat, energi pedang menghilang, dan Candra terlempar ke belakang.Saat itu juga ...Teguh, yang berpura-pura tidak berdaya, tiba-tiba bergerak."Wush!"Dia menunggu momen ketika Candra mengerahkan seluruh pikiran dan kekuatannya untuk melawan musuh, lalu menyerang secara mendadak.Dengan Tombak Raja Tirani di tangannya, Teguh menyerang tanpa ampun dari belakang."Serangan Penghancur"Gerakan itu menggabungkan kesembilan tingkatan Maksud Tombak, menciptakan getaran dahsyat di sekitar mereka, membawa aura membunuh yang kuat.Angin kencang bertiup, dan aura membunuh itu makin terasa.Candra merasakan serangan mendadak Teguh yang datang dari belakang.Dia ingin berbalik untuk bertahan.Namun, dia berada di tengah transisi dari serangan yang satu ke yang lain, sehingga tidak ada waktu untuk bertindak lebih jauh."Ngung!"Secara refleks, dia hanya bisa mengumpulkan semua energinya untuk membentuk penghalang kuat di belakang punggungnya, berusaha menahan sera