Share

Bab 1870

Setelah kata terakhir 'mati' diucapkan, ribuan bunga salju yang tak pernah berhenti tiba-tiba meledak dan berubah menjadi kabut yang tak terbatas.

Badai dingin yang menusuk seketika juga melanda.

Candra menjadi geram saat melihat seseorang berani mengejar dan mengancamnya di depan pintu rumahnya.

Dia melihat orang yang datang, dengan angkuh berkata, "Aku adalah Candra dari Sekte Paviliun Abadi."

"Siapa kamu? Kenapa kamu menghalangi gerbang kami?"

"Apakah kamu tahu ..."

"Orang ini membunuh putra saya, dia adalah musuh yang nggak bisa dimaafkan."

"Jika kamu ingin menyelamatkannya ..."

"Dia adakah musuhku, juga musuh seluruh Sekte Paviliun Abadi!"

Candra melihat kekuatan orang ini sangat kuat, dengan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati, dia hanya ingin mengirim Teguh kembali ke Sekte Paviliun Abadi terlebih dahulu.

Tanpa diduga.

Datanglah orang yang mendengar bahwa Teguh memiliki kunci 'Rumah Sakti Abadi', bagaimana mungkin dia akan berhenti begitu saja.

Tidak ada gunanya banya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status