"Kalau begitu ..."Dia menatap dengan tajam, berteriak, "Tangkaplah pencurinya dulu, lalu tangkap rajanya.""Aku akan membunuhmu lebih dahulu, pertempuran ini tetap akan aku menangkan!"Di sela-sela ucapannya.Candra sekali lagi bertindak.Energi yang kuat bagai salju yang turun dengan lebat, mulai menutupi langit.Dalam sekejap, dia sudah berada di depan Teguh."Swoosh!"Teguh yang selalu waspada, tidak memberikan kesempatan untuk menyerangnya secara diam-diam.Tombak Raja Tirani di tangannya, membentuk busur dingin di udara dan tepat menghadang pukulan Candra.Tetapi yang membuat Teguh terkejut adalah.ketika tombak itu menyerang, tiba-tiba muncul riak-riak energi di depannya.Tidak baik, ada masalah!Candra yang barusan hanyalah ilusi."Kamu sudah tertipu!"Ternyata, terdengar suara dari sampingnya.Teguh segera menengok.Candra mengejeknya dengan tertawa dingin, lalu berlari ke arah samping."Mau lari ke mana kamu!"Teguh berpikir dan segera mengejar dengan senjatanya.Namun.Belum
Para murid Sekte Paviliun Abadi juga berangkat.Meskipun Bayangan dan lainnya tidak mau menyerah, mereka tidak mampu untuk menyerang. Terlebih lagi saat Teguh ditangkap, sangat sulit untuk mereka melawan.Hanya bisa bertahan masih lebih baik."Semuanya kembalilah."Pada saat kritis, satu kalimat dari Tedja membuat Bayangan dan lainnya berhenti."Karena Teguh berani mempertaruhkan nyawanya, dia pasti memiliki keyakinan.""Kita tunggu rencana selanjutnya.""Sebenarnya itu nggak bisa ...""Kita harus meminta bantuan dari berbagai sekte dan mencari solusi."Untuk sementara waktu, Bayangan, Karisa dan yang lainnya terpaksa harus menyerah dan menunggu kabar selanjutnya.Saat Teguh mendengar kata-kata 'Sekte Paviliun Abadi', ia tiba-tiba terkejut.Bukankah sekte ini adalah sekte yang dulu dijelaskan oleh Sesepuh Agung dari Sekte Tajuk Semesta dan Billy?Benar juga, bukan berarti musuh tidak bersatu.Namun.Teguh pura-pura tidak tahu apa-apa.Di daratan, mereka mencoba berbagai cara untuk meli
Setelah kata terakhir 'mati' diucapkan, ribuan bunga salju yang tak pernah berhenti tiba-tiba meledak dan berubah menjadi kabut yang tak terbatas.Badai dingin yang menusuk seketika juga melanda.Candra menjadi geram saat melihat seseorang berani mengejar dan mengancamnya di depan pintu rumahnya.Dia melihat orang yang datang, dengan angkuh berkata, "Aku adalah Candra dari Sekte Paviliun Abadi.""Siapa kamu? Kenapa kamu menghalangi gerbang kami?""Apakah kamu tahu ...""Orang ini membunuh putra saya, dia adalah musuh yang nggak bisa dimaafkan.""Jika kamu ingin menyelamatkannya ...""Dia adakah musuhku, juga musuh seluruh Sekte Paviliun Abadi!"Candra melihat kekuatan orang ini sangat kuat, dengan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati, dia hanya ingin mengirim Teguh kembali ke Sekte Paviliun Abadi terlebih dahulu.Tanpa diduga.Datanglah orang yang mendengar bahwa Teguh memiliki kunci 'Rumah Sakti Abadi', bagaimana mungkin dia akan berhenti begitu saja.Tidak ada gunanya banya
"Duar!"Setelah bentrokan yang dahsyat, energi pedang menghilang, dan Candra terlempar ke belakang.Saat itu juga ...Teguh, yang berpura-pura tidak berdaya, tiba-tiba bergerak."Wush!"Dia menunggu momen ketika Candra mengerahkan seluruh pikiran dan kekuatannya untuk melawan musuh, lalu menyerang secara mendadak.Dengan Tombak Raja Tirani di tangannya, Teguh menyerang tanpa ampun dari belakang."Serangan Penghancur"Gerakan itu menggabungkan kesembilan tingkatan Maksud Tombak, menciptakan getaran dahsyat di sekitar mereka, membawa aura membunuh yang kuat.Angin kencang bertiup, dan aura membunuh itu makin terasa.Candra merasakan serangan mendadak Teguh yang datang dari belakang.Dia ingin berbalik untuk bertahan.Namun, dia berada di tengah transisi dari serangan yang satu ke yang lain, sehingga tidak ada waktu untuk bertindak lebih jauh."Ngung!"Secara refleks, dia hanya bisa mengumpulkan semua energinya untuk membentuk penghalang kuat di belakang punggungnya, berusaha menahan sera
Sekte Paviliun Abadi.Di aula utama ...Para master dan tetua Sekte Paviliun Abadi berkumpul di ruangan itu.Mereka telah menerima pesan dari Bayangan.Rumah Abadi Surgawi ...Tempat itu adalah kediaman dewa yang sesungguhnya.Menurut legenda, terdapat berbagai macam harta karun di dalam kediaman itu.Jika Sekte Paviliun Abadi berhasil mendapatkan semuanya, mereka bisa bangkit menjadi sekte terkuat di Dunia Kultivasi.Oleh karena itu ...Semua orang berkumpul di aula ini untuk membahasnya."Master, Dewa Pelindung diserang oleh musuh di perjalanan pulang dan meminta bantuan!"Pada saat itu, seorang murid masuk dan menyampaikan berita tersebut.Master Lean dengan segera mengambil keputusan, "Varun, Ran, dan Anahita, kalian bertiga punya kekuatan yang luar biasa dan kerja sama yang baik.""Aku perintahkan kalian ... ""Segera tolong Dewa Pelindung melawan musuh dan tangkap Teguh. Kalian harus merebut kembali Pedang Surgawi dari tangannya.""Siapa pun itu musuhnya ... ""Habisi mereka semu
Varun tidak langsung menyerang. Dia berencana menunggu hingga kedua saudaranya tiba agar peluang kemenangan lebih besar."Huh!""Ayo pergi!"Tanpa banyak bicara, Adhikar langsung membawa Teguh pergi dari tempat itu. Dia jelas tidak ingin terjebak di sana, apalagi bertarung dengan Varun."Mau pergi?""Kalian nggak akan bisa kabur!"Varun tertawa dingin, lalu mengeluarkan sebuah pedang besar yang mengerikan. Dengan satu tebasan, energi pedang sepanjang empat puluh meter menghunjam turun dari langit.Efeknya sangat dahsyat sekaligus mengerikan.Tebasan itu seolah-olah akan membelah mereka menjadi dua."Telapak Penakluk Langit!"Dengan kemarahan yang membara di matanya, tubuh Adhikar memelesat seperti peluru, kedua tangannya terangkat ke langit untuk menangkap energi pedang yang kuat itu.Pertarungan memasuki putaran pertama.Keduanya tampak sama kuatnya.Namun, pada saat itu ..."Wush!""Syut!"Dua cahaya terang lainnya muncul di langit, lalu mendarat di sisi Teguh dan Adhikar, menutup se
Di satu sisi ...Sekte Naga Ambara unggul secara jumlah karena terdiri dari lima master.Namun kenyataannya ...Saat ketiga Sagara bersaudara membentuk formasi dan bergerak sebagai satu kesatuan, hampir mustahil bagi Sekte Naga Ambara untuk menang dalam waktu singkat.Ada harga yang harus mereka bayar.Hingga saat itu tiba ...Kedua lawan itu akan mengalami kerugian besar.Itu adalah saat yang tepat bagi Teguh untuk bertindak.Tentu saja ...Pertarungan berjalan sesuai perkiraan Teguh.Setengah jam pun berlalu.Para sesepuh Sekte Naga Ambara masih belum bisa mengalahkan Varun dan kedua saudaranya. Bahkan setelah Adhikar bergabung kembali setelah beristirahat, hasilnya tetap sama.Paling jauh ...Mereka hanya bisa menekan Varun dan kedua saudaranya, itu pun tanpa berhasil memecahkan formasi, apalagi membunuh ketiganya."Cukup, aku sudah tahu."Melihat pertarungan yang tak kunjung usai, Adhikar tiba-tiba berhenti dan berkata dengan nada dingin, "Formasi Tri Candara memang terkenal karena
Seraya pertarungan berlanjut ...Teguh kembali mengirimkan Serangga Legendaris untuk menyerang Varun dan kedua saudaranya.Serangan demi serangan diam-diam dilancarkan.Pertarungan pun menjadi makin sengit dan brutal.Hingga akhirnya, hanya ada satu orang yang tersisa dari masing-masing pihak. Namun, energi mereka sudah sangat terkuras, mungkin tinggal sepertiga dari kekuatan di awal."Ada yang nggak beres!""Kita tertipu!"Kedua orang yang tersisa, termasuk mereka yang terluka parah, mulai menyadari ada yang tidak beres.Dari mana asalnya serangan tiba-tiba itu?Kenapa target serangan selalu bergantian antara kedua pihak?Mereka akhirnya sadar bahwa ada seseorang yang bermain di balik layar, berusaha menjebak dan menghabisi mereka sekaligus.Begitu mereka menyadarinya, kedua orang yang masih berdiri mulai berkeringat dingin.Lantas ...Mereka semua melirik ke arah Teguh yang duduk di pinggir medan pertempuran."Tsk, tsk, tsk!"Melihat waktunya telah tiba, Teguh berdiri sambil tersenyu