Wajah Wadley menampilkan ekspresi dingin dan berkata, "Ayahku nggak mau apa pun selain sepasang matamu.""Kalau nggak mau ...""Pergi sekarang, cepat pergi!"Teguh juga agak marah, tetapi dia tetap menahan diri untuk tidak marah dan sekali lagi mengutarakan alasan, "Pak, sejujurnya, orang-orang itu bagiku sangat ..."'Tak terpikirkan olehnya.'Teguh belum marah, tetapi Wadley tak bisa menahan diri."Berisik!"Wadley menyela kata-kata Teguh dengan teriakan, lalu mengayunkan tangan kanannya dan dihantamkan ke arah Teguh dengan energi yang besar.Setelah melepaskan energi secara singkat, Teguh tahu bahwa dia adalah Master Tangga Surga Kesembilan.Terlebih lagi, pukulan ini telah mengumpulkan 70% hingga 80% kekuatannya dan hal ini sebenarnya telah siap untuk membunuhnya.Sekarang.Teguh juga tidak menahan diri lagi."Bruk!"Teguh juga mengangkat tangan dan terjadilah pertarungan dengan Wadley."Bum!"Suara ledakan membuat Wadley tertegun sejenak."Dasar bocah.""Ternyata, kamu juga punya s
"Apa itu?"Teguh terus tergelak dengan suara dingin. "Aku juga sudah menunggu, kok. Akhirnya, orang-orangmu datang semua."Wadley terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu?""Lihat palunya!"Teguh terlalu malas untuk bicara, sehingga dia langsung mengeluarkan palu dan menggunakan Teknik Palu Langit.Meskipun dia belum tahu banyak teknik, tetapi ini bisa dianggap sebagai latihan untuk menghadapi orang-orang di hadapannya.Satu pukulan keluar.Semburan energi sejati yang kuat memancar, bahkan lebih mengesankan dan kuat daripada energi puluhan orang.Wadley yang merasakan ini seketika terkejut dan segera memerintahkan, "Formasi!""Formasi!"Semua Master di sekitar, dengan Wadley sebagai pusat, masing-masing mengambil posisi dan langsung mengatur formasi pertahanan.Energi setiap orang bergabung menjadi satu, seolah-olah berasal dari sumber yang sama."Bam!"Pada saat berikutnya, palu Teguh jatuh seolah-olah langit dan bumi runtuh."Urggh ...""Ugh ...""Aduh ..."Master-master itu layaknya ter
Cahaya dingin melintas di mata Teguh sebelum dia berkata dengan tegas, "Ceritakan semua informasi tentang Sekte Roh Jahat. Jangan ada yang terlewat."Wadley terkejut dengan nada bicaranya, lalu dengan suara serak dia berkata, "Kembali ke Batara.""Sekte Roh Jahat adalah sebuah sekte yang ada di dekat Kota Rawikara, sebuah sekte yang melakukan kultivasi dengan Kultivasi Sihir.""Banyak murid di sana yang mahir dalam seni sihir.""Lokasi sekte ini ada di Kota Rawikara, sekitar 80 kilometer di Barat Laut, ada sebuah gunung dengan nama Gunung Yavara. Sekte Roh Jahat berada di Gunung Yavara ini.""Lebih lanjutnya lagi, aku nggak tahu."Wadley tahu bahwa Teguh sedang marah, sehingga dia menceritakan semua yang dia tahu."Gunung Yavara, Sekte Roh Jahat ..."Teguh mengomel dengan nada dingin, lalu segera berkata kepada Qania, "Nona Mazaya, kita berangkat sekarang.""Oke."Saat itu juga, kedua orang tersebut langsung pergi ke arah Sekte Roh Jahat.Setengah perjalanan telah dilalui."Nona!""Akh
Cecilio terdiam, enggan untuk bicara.Pada tahap ini, apa pun yang dikatakan adalah sia-sia.Sampai-sampai.Cecilio masih berpikir bahwa Teguh akan membawa Qania pergi jauh dan mencapai kesuksesan.Bagaimanapun, Teguh hanya berusia 20 atau 30 tahun ketika dia mencapai Tahap Emas dan menjadi seorang Kultivator Abadi sejati.Bakat seperti ini, kalaupun ditempatkan di sekte-sekte itu, masih sangat fantastis.Dalam waktu yang akan datang.Mungkin Teguh bisa menerobos ke alam yang lebih kuat.Saat waktunya tiba, pasti belum terlambat untuk kembali membalas dendam.Segera setelah itu ...Sekelompok orang mengawal anggota keluarga Mazaya ke tempat eksekusi.Cecilio Mazaya ditempatkan di lokasi eksekusi untuk dipertontonkan di depan publik."Kalian semua."Tedy memandang orang-orang yang datang menonton dan lantang berkata, "Kupikir kalian semua harus kenal orang-orang di depan kalian.""Benar.""Dia adalah kepala keluarga Mazaya, Cecilio Mazaya.""Hanya karena telah menghina Tetua Sada, mengh
Melihat adegan ini, anggota keluarga Mazaya, bahkan Tedy pun terkejut.'Pemuda ini, benar-benar nggak takut mati, ya.''Bisa-bisanya di hadapan Tetua Sada, berani membantai murid-murid Sekte Roh Jahat ...''Sama saja seperti orang tua yang merayakan ulang tahun dengan gantung diri, sudah bosan hidup!'"Cari mati, ya!"Benar saja, Tetua Sada langsung naik pitam. Wajah tua itu bagai tertutup embun beku dan butiran es sepanjang tiga hari tiga malam di tengah musim dingin, tanpa adanya kebaikan manusia sedikit pun.Tetua Sada menepukkan tangannya ke sandaran tangan kursi santai, lalu sandaran tangan itu langsung menjadi tumpukan bedak.Sementara itu, dia sendiri melompat ke udara dan segera menuju Teguh."Hei, Bocah!"Suara murka Tetua Sada bergema di udara, "Kalau kamu berani membunuh murid-murid Sekte Roh Jahat, aku pasti akan mengulitimu dan membuatmu menjadi Budak Darah hari ini. Kamu akan siap melayaniku selamanya."Tentu lebih baik kalau dia tidak menyebutkan hal ini.Namun, ketika T
Wajah Tetua Sada tampak muram. Sekarang, dia masih menggunakan gerakan yang sama."Duarr!"Pada detik berikutnya, Tetua Sada terkesiap.Energi sejati miliknya sama sekali tidak berarti di hadapan serangan pedang ini.Hal itu dengan mudah ditangkis oleh serangan Teguh.Tidak lama setelah itu.Tekanan serangan pedang yang tajam menabrak tubuhnya dengan keras."Urggh ..."Tetua Sada memuntahkan darah segar, kemudian mundur dengan cepat."Ka, kamu ..."Tetua Sada menatap Teguh, bertanya dengan perasaan setengah takut dan setengah marah, "Senjata apa yang kamu pegang?"Melihat serangannya berhasil, Teguh tersenyum dingin dan menjawab, "Pedang ini disebut 'Pedang Pembunuh Sembilan Lengkung', khusus untuk menghadapi Kultivator Iblis macam kamu.""Oh, ya ...""Pedang ini kurampas dari orang bernama Wan Qordis."'Astaga, Wan Qordis!'Saat nama ini diucapkan, hati Tetua Sada bagai tersambar petir."Ternyata kamu!""Kamu, yang membunuh Pemimpin Muda!"Setelah kejutan singkat, datang amarah yang t
Sontak melupakan segalanya."Mau ke mana?"Di keheningan, Teguh tiba-tiba menatap ke arah tertentu dan tersenyum dengan sinis.Beberapa saat kemudian.Pedang Pembunuh Sembilan Lengkung di tangan Teguh terlepas dan menembus bayangan.Setelah menyadari sesuatu yang tidak beres, Tedy Halim, Tetua dari keluarga Halim, bersiap-siap untuk melarikan diri dari tempat."A-aku ...""Argh ..."Tedy terbaring di tanah dengan ekspresi enggan. Darah mengalir di tanah sekitarnya, bahkan tidak terdengar ada suara untuk sesaat.Suasana seperti ini juga membuat banyak orang di tempat itu sadar."Tuan Teguh, kamu, kamu …"Menyaksikan situasi yang mengerikan ini, terutama kepala Tetua Sada yang meninggal dengan mata melotot dan mayat-mayat berserakan di tanah, hati Cecilio pun berdegap kencang.Benar-benar sebuah bencana.Kali ini, sungguh bencana besar.Cecilio langsung berkata dengan suara kasar, "Cepat lari sejauh mungkin. Jangan kembali lagi.""Oh, ya ...""Bawa juga Qania!"Cecilio tidak bisa memikir
"Baiklah!"Teguh menyetujui dengan tegas. "Tanpa penundaan lebih lanjut, mari buat rencana dan berangkat pagi ini."Cecilio pun mengangguk kecil. Setelah merenung sejenak, Qania dipesankan olehnya, "Qania, ada tempat aman di antara Sekte Roh Jahat dan Kota Tirtamaya, disebut 'Lembah Naga Luruh'.""Kamu sembunyi di sana dan tunggu saja kedatangan Tuan Teguh."Qania mengangguk seraya menjawab, "Baiklah.""Tuan Teguh."Kemudian, Cecilio memberikan sebuah peta kepada Teguh. "Ini adalah peta topografi areanya, termasuk Sekte Roh Jahat, Kota Tirtamaya, dan Lembah Naga Luruh.""Jika waktunya tiba, kamu akan bertemu Qania di Lembah Naga Luruh."Teguh melirik sekilas, lalu menyimpan peta itu dalam Cincin Penyimpanan miliknya seraya berkata, "Terima kasih.""Tuan Teguh ..."Cecilio tersenyum pahit. "Kalau bukan karenamu, keluarga Mazaya kami akan dihancurkan keluarga Halim ataupun Tetua Sada. Kenapa kami harus tetap bersikap sopan dengan orang-orang itu?""Kamu harus segera pergi dan cepat menga