Wajah Tetua Sada tampak muram. Sekarang, dia masih menggunakan gerakan yang sama."Duarr!"Pada detik berikutnya, Tetua Sada terkesiap.Energi sejati miliknya sama sekali tidak berarti di hadapan serangan pedang ini.Hal itu dengan mudah ditangkis oleh serangan Teguh.Tidak lama setelah itu.Tekanan serangan pedang yang tajam menabrak tubuhnya dengan keras."Urggh ..."Tetua Sada memuntahkan darah segar, kemudian mundur dengan cepat."Ka, kamu ..."Tetua Sada menatap Teguh, bertanya dengan perasaan setengah takut dan setengah marah, "Senjata apa yang kamu pegang?"Melihat serangannya berhasil, Teguh tersenyum dingin dan menjawab, "Pedang ini disebut 'Pedang Pembunuh Sembilan Lengkung', khusus untuk menghadapi Kultivator Iblis macam kamu.""Oh, ya ...""Pedang ini kurampas dari orang bernama Wan Qordis."'Astaga, Wan Qordis!'Saat nama ini diucapkan, hati Tetua Sada bagai tersambar petir."Ternyata kamu!""Kamu, yang membunuh Pemimpin Muda!"Setelah kejutan singkat, datang amarah yang t
Sontak melupakan segalanya."Mau ke mana?"Di keheningan, Teguh tiba-tiba menatap ke arah tertentu dan tersenyum dengan sinis.Beberapa saat kemudian.Pedang Pembunuh Sembilan Lengkung di tangan Teguh terlepas dan menembus bayangan.Setelah menyadari sesuatu yang tidak beres, Tedy Halim, Tetua dari keluarga Halim, bersiap-siap untuk melarikan diri dari tempat."A-aku ...""Argh ..."Tedy terbaring di tanah dengan ekspresi enggan. Darah mengalir di tanah sekitarnya, bahkan tidak terdengar ada suara untuk sesaat.Suasana seperti ini juga membuat banyak orang di tempat itu sadar."Tuan Teguh, kamu, kamu …"Menyaksikan situasi yang mengerikan ini, terutama kepala Tetua Sada yang meninggal dengan mata melotot dan mayat-mayat berserakan di tanah, hati Cecilio pun berdegap kencang.Benar-benar sebuah bencana.Kali ini, sungguh bencana besar.Cecilio langsung berkata dengan suara kasar, "Cepat lari sejauh mungkin. Jangan kembali lagi.""Oh, ya ...""Bawa juga Qania!"Cecilio tidak bisa memikir
"Baiklah!"Teguh menyetujui dengan tegas. "Tanpa penundaan lebih lanjut, mari buat rencana dan berangkat pagi ini."Cecilio pun mengangguk kecil. Setelah merenung sejenak, Qania dipesankan olehnya, "Qania, ada tempat aman di antara Sekte Roh Jahat dan Kota Tirtamaya, disebut 'Lembah Naga Luruh'.""Kamu sembunyi di sana dan tunggu saja kedatangan Tuan Teguh."Qania mengangguk seraya menjawab, "Baiklah.""Tuan Teguh."Kemudian, Cecilio memberikan sebuah peta kepada Teguh. "Ini adalah peta topografi areanya, termasuk Sekte Roh Jahat, Kota Tirtamaya, dan Lembah Naga Luruh.""Jika waktunya tiba, kamu akan bertemu Qania di Lembah Naga Luruh."Teguh melirik sekilas, lalu menyimpan peta itu dalam Cincin Penyimpanan miliknya seraya berkata, "Terima kasih.""Tuan Teguh ..."Cecilio tersenyum pahit. "Kalau bukan karenamu, keluarga Mazaya kami akan dihancurkan keluarga Halim ataupun Tetua Sada. Kenapa kami harus tetap bersikap sopan dengan orang-orang itu?""Kamu harus segera pergi dan cepat menga
"Rawat luka Tetua Sada secepat mungkin."Banyak Tetua langsung menyetujui, "Siap!"Setelah melakukan ini.Taka memberikan sebutir Pil Pemulihan kepada Teguh dan berpesan, "Tetua Sada, ini Pil Pemulihan yang terbaik, minumlah untuk sembuhkan dirimu dengan baik.""Sisanya, biar serahkan pada kami."Usai mendengar pesan tersebut.Beberapa Tetua telah mengumpulkan banyak anggota elite dari Sekte Roh Jahat.Sebaris orang pun berangkat penuh keberanian."Tetua Sada.""Silakan jalan, kami yang akan menyembuhkan lukamu. "Lima Tetua dan Enam Tetua sama-sama membantu Teguh menuju Ruang Rahasia.Namun, …Baru sampai di pertengahan jalan.Teguh langsung ambruk ke tanah."Ini ..."Lima Tetua dan Enam Tetua pun terkejut, kemudian lekas menopang Teguh."Uhuk, Uhuk ..."Teguh pura-pura batuk seraya menelan obat pil tersebut dengan tegas.Terus terang saja.Taka cukup baik terhadap murid-muridnya.Pil Pemulihan ini ternyata cepat larut dalam mulut.Sensasi hangat seketika memenuhi seluruh tubuh Teguh,
"Kakak Kelima.""Kakak Keenam!"Teguh berdiri dan pura-pura berkata, "Baru saja kulihat kalian berdua berlatih, tiba-tiba aku dapat beberapa wawasan.""Biarkan aku berlatih juga denganmu."Tetua Kelima dan Keenam tampak agak terkejut.Tadi, Tetua Sada masih terlihat seperti orang yang terluka parah dan sekarat, tetapi sekarang sudah bisa gabung untuk berlatih?Namun, …Tanpa menunggu mereka memberikan tanda, Teguh sudah mendekat dengan cepat.Kedua orang itu juga tidak pikir panjang. Setelah saling bertukar tatap, Tetua Keenam mundur ke sisi, hanya menyisakan Teguh dan Tetua Kelima."Tetua Kelima ...""Kamu sedang terluka parah, berhati-hatilah."Setelah memberikan peringatan kepada Teguh, Tetua Kelima mengayunkan tangannya hanya menggunakan setengah kekuatannya.Bagaimanapun juga ...Korban luka, harus dirawat dengan perhatian khusus."Buak!"Tak disangka, begitu mereka bertarung, kekuatan yang luar biasa langsung membuat Tetua Kelima kewalahan dan terbang keluar dengan cepat.Tetua K
Kini, tangan Tetua Keempat sudah tidak lengkap lagi. Mengandalkan satu-satunya tangan yang tersisa, pria tua itu langsung menembakkan sinyal menggunakan kekuatan energi sejati tepat ke atas langit."Swush! Swush!"Ledakan gemuruh dan kobaran bunga api terdengar bersamaan, membentuk gambaran yang menyerupai kepala iblis pemakan jiwa.Tetua Keempat menembakkan sinyal itu untuk mengirimkan pesan kepada Taka Qordis."Dasar cari mati!"Amarah Teguh benar-benar tak terkendali, sehingga dalam sekejap dia langsung menikam pria tua itu sebanyak dua kali.Tikaman pertama menembus tepat di jantung Tetua Keempat.Sementara itu, tikaman kedua berakhir menghancurkan eliksir emas milik Tetua Keempat sepenuhnya.Karena itu, Tetua Keempat berakhir terkapar di atas tanah. Pria tua itu benar-benar tak berdaya hingga tak bersuara.Menyadari waktunya tak lagi tersisa banyak, Teguh segera berlari menuju belakang gunung.Namun, ke mana pun kakinya berpijak, pertumpahan darah tidak akan pernah terhindari.Bag
Bayangan menghela napasnya, lalu berkata dengan jujur, "Kak Teguh bilang, dia harus mengulur waktu di sana supaya kami semua bisa kabur.""Dia juga meminta kami untuk langsung pergi ke Kota Tirtamaya setelah bertemu denganmu."Qania yang menyadari bahwa Teguh telah mengaturkan segalanya dengan rapi, dia segera membalas tanpa basa-basi, "Oke, waktunya terbatas, ya. Ayo, berangkat sekarang.""Ayo."Saat itu juga ...Usai beristirahat sejenak, mereka dalam gerombolan pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju Kota Tirtamaya.Sementara itu, di sisi lain ...Di Sekte Roh Jahat ...Setelah Teguh mengusir Bayangan pergi, pria itu mulai melakukan pembantaian dan kerusakan besar-besaran di Sekte Roh Jahat.Demi memberikan celah bagi Bayangan serta para bawahannya untuk kabur, tentu Teguh harus menunda cukup banyak waktu.Karena itu, tentu mau tidak mau, Teguh juga harus berhadapan dengan Taka Qordis beserta kawanan musuh lainnya.Hanya saja, Teguh tidak tahu kapan Taka sadar akan sinyal y
Langit seakan-akan sedang murka.Sejak awal didirikannya Sekte Roh Jahat, ini adalah kali pertama mereka berhadapan dengan kesialan seperti ini.Para murid yang awalnya hanya terluka ringan, bahkan sudah tergeletak tanpa nyawa. Sementara itu, para murid yang terluka berat, terlihat jauh lebih tragis dengan wujud mereka yang tak lagi berbentuk. Hanya bersisakan seonggok cairan darah, tanpa wujud tengkorak yang tertinggal.Situasi ini benar-benar terlihat seperti medan perang.Bahkan, terlihat layaknya suasana di alam neraka.Seorang Taka Qordis sekalipun, tubuh pria itu sudah pekat akan darah. Semburan darah dari tubuh para murid yang meledak sampai mencuat dan menyembur ke tubuhnya.Keadaan Tetua Kedua dan Tetua Ketiga jauh lebih kritis, keduanya mengalami luka parah akibat ledakan.Hoek!Taka marah besar sampai memuntahkan seonggok darah.Lantas, Taka menatap Teguh dengan sorot mata penuh kebencian. "Bocah sialan! Kalau sampai hari ini aku gagal mencabut uratmu, menguliti tubuhmu, men