"Rawat luka Tetua Sada secepat mungkin."Banyak Tetua langsung menyetujui, "Siap!"Setelah melakukan ini.Taka memberikan sebutir Pil Pemulihan kepada Teguh dan berpesan, "Tetua Sada, ini Pil Pemulihan yang terbaik, minumlah untuk sembuhkan dirimu dengan baik.""Sisanya, biar serahkan pada kami."Usai mendengar pesan tersebut.Beberapa Tetua telah mengumpulkan banyak anggota elite dari Sekte Roh Jahat.Sebaris orang pun berangkat penuh keberanian."Tetua Sada.""Silakan jalan, kami yang akan menyembuhkan lukamu. "Lima Tetua dan Enam Tetua sama-sama membantu Teguh menuju Ruang Rahasia.Namun, …Baru sampai di pertengahan jalan.Teguh langsung ambruk ke tanah."Ini ..."Lima Tetua dan Enam Tetua pun terkejut, kemudian lekas menopang Teguh."Uhuk, Uhuk ..."Teguh pura-pura batuk seraya menelan obat pil tersebut dengan tegas.Terus terang saja.Taka cukup baik terhadap murid-muridnya.Pil Pemulihan ini ternyata cepat larut dalam mulut.Sensasi hangat seketika memenuhi seluruh tubuh Teguh,
"Kakak Kelima.""Kakak Keenam!"Teguh berdiri dan pura-pura berkata, "Baru saja kulihat kalian berdua berlatih, tiba-tiba aku dapat beberapa wawasan.""Biarkan aku berlatih juga denganmu."Tetua Kelima dan Keenam tampak agak terkejut.Tadi, Tetua Sada masih terlihat seperti orang yang terluka parah dan sekarat, tetapi sekarang sudah bisa gabung untuk berlatih?Namun, …Tanpa menunggu mereka memberikan tanda, Teguh sudah mendekat dengan cepat.Kedua orang itu juga tidak pikir panjang. Setelah saling bertukar tatap, Tetua Keenam mundur ke sisi, hanya menyisakan Teguh dan Tetua Kelima."Tetua Kelima ...""Kamu sedang terluka parah, berhati-hatilah."Setelah memberikan peringatan kepada Teguh, Tetua Kelima mengayunkan tangannya hanya menggunakan setengah kekuatannya.Bagaimanapun juga ...Korban luka, harus dirawat dengan perhatian khusus."Buak!"Tak disangka, begitu mereka bertarung, kekuatan yang luar biasa langsung membuat Tetua Kelima kewalahan dan terbang keluar dengan cepat.Tetua K
Kini, tangan Tetua Keempat sudah tidak lengkap lagi. Mengandalkan satu-satunya tangan yang tersisa, pria tua itu langsung menembakkan sinyal menggunakan kekuatan energi sejati tepat ke atas langit."Swush! Swush!"Ledakan gemuruh dan kobaran bunga api terdengar bersamaan, membentuk gambaran yang menyerupai kepala iblis pemakan jiwa.Tetua Keempat menembakkan sinyal itu untuk mengirimkan pesan kepada Taka Qordis."Dasar cari mati!"Amarah Teguh benar-benar tak terkendali, sehingga dalam sekejap dia langsung menikam pria tua itu sebanyak dua kali.Tikaman pertama menembus tepat di jantung Tetua Keempat.Sementara itu, tikaman kedua berakhir menghancurkan eliksir emas milik Tetua Keempat sepenuhnya.Karena itu, Tetua Keempat berakhir terkapar di atas tanah. Pria tua itu benar-benar tak berdaya hingga tak bersuara.Menyadari waktunya tak lagi tersisa banyak, Teguh segera berlari menuju belakang gunung.Namun, ke mana pun kakinya berpijak, pertumpahan darah tidak akan pernah terhindari.Bag
Bayangan menghela napasnya, lalu berkata dengan jujur, "Kak Teguh bilang, dia harus mengulur waktu di sana supaya kami semua bisa kabur.""Dia juga meminta kami untuk langsung pergi ke Kota Tirtamaya setelah bertemu denganmu."Qania yang menyadari bahwa Teguh telah mengaturkan segalanya dengan rapi, dia segera membalas tanpa basa-basi, "Oke, waktunya terbatas, ya. Ayo, berangkat sekarang.""Ayo."Saat itu juga ...Usai beristirahat sejenak, mereka dalam gerombolan pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju Kota Tirtamaya.Sementara itu, di sisi lain ...Di Sekte Roh Jahat ...Setelah Teguh mengusir Bayangan pergi, pria itu mulai melakukan pembantaian dan kerusakan besar-besaran di Sekte Roh Jahat.Demi memberikan celah bagi Bayangan serta para bawahannya untuk kabur, tentu Teguh harus menunda cukup banyak waktu.Karena itu, tentu mau tidak mau, Teguh juga harus berhadapan dengan Taka Qordis beserta kawanan musuh lainnya.Hanya saja, Teguh tidak tahu kapan Taka sadar akan sinyal y
Langit seakan-akan sedang murka.Sejak awal didirikannya Sekte Roh Jahat, ini adalah kali pertama mereka berhadapan dengan kesialan seperti ini.Para murid yang awalnya hanya terluka ringan, bahkan sudah tergeletak tanpa nyawa. Sementara itu, para murid yang terluka berat, terlihat jauh lebih tragis dengan wujud mereka yang tak lagi berbentuk. Hanya bersisakan seonggok cairan darah, tanpa wujud tengkorak yang tertinggal.Situasi ini benar-benar terlihat seperti medan perang.Bahkan, terlihat layaknya suasana di alam neraka.Seorang Taka Qordis sekalipun, tubuh pria itu sudah pekat akan darah. Semburan darah dari tubuh para murid yang meledak sampai mencuat dan menyembur ke tubuhnya.Keadaan Tetua Kedua dan Tetua Ketiga jauh lebih kritis, keduanya mengalami luka parah akibat ledakan.Hoek!Taka marah besar sampai memuntahkan seonggok darah.Lantas, Taka menatap Teguh dengan sorot mata penuh kebencian. "Bocah sialan! Kalau sampai hari ini aku gagal mencabut uratmu, menguliti tubuhmu, men
'Akhirnya, yang ditunggu-tunggu!'Teguh selalu memperhatikan pergerakan di belakangnya.Ketika para Tetua itu mulai bergerak ingin menyerangnya, Teguh mulai menunjukkan teknik pergerakan miliknya, yakni teknik pergerakan ajaib yang dipelajari Teguh dengan Raja Yama, teknik bergerak bebas di muka langit dan bumi."Swush!"Kedua Tetua segera memisahkan diri dengan berlari ke sisi kiri dan kanan, lalu bersiap untuk mengepung pergerakan Teguh.Sebenarnya, Teguh bisa saja melepaskan diri dengn mudah dari kepungan keduanya. Namun, pria itu sengaja mengarahkan mereka menuju perangkap yang telah dia siapkan.Pada akhirnya.Setelah saling bergerak mengitari sekitar sepuluh menit.Teguh berlari untuk mengarahkan kedua Tetua tersebut ke suatu tempat.Kalau saja mereka tidak sedang dalam keadaan terdesak.Kedua Tetua itu pasti sudah menyadari ada hal aneh dari tempat tersebut.Namun, saat ini ...Keduanya sudah sangat kelelahan. Mereka tak lagi bisa berpikir jernih akibat isi benak yang diselimuti
Teguh tak hentinya berlari sepanjang jalan itu, hingga tak terasa dirinya sudah menjauh dari area gunung sejauh puluhan mil.Namun, ...Demi tidak meninggalkan jejak energi sejati, Teguh memilih untuk menggunakan cara paling primitif, yakni pria itu berlari dengan kedua kakinya.Tentu saja.Dengan kekuatan yang dimilikinya saat ini ...Berlari dan mengejar kereta api yang melaju cepat dengan mengandalkan kedua kaki saja adalah hal mudah bagi Teguh."Huft ..."Melihat keadaan sekitar yang tampak tenang ...Teguh berhenti sejenak, lalu melangkah memasuki hutan untuk istirahat dan memulihkan energi sejati yang terkuras hebat."Sepertinya ...""Sekarang, harusnya Bayangan mereka sudah sampai di Kota Tirtamaya, 'kan?" gumam Teguh sembari beristirahat dan memandang ke arah Kota Tirtamaya."Oke, sekarang.""Selama Sekte Roh Jahat masih belum menemukanku, berarti aku masih aman buat sementara."Akan tetapi, seketika kalimat itu terhenti.Ngungg!Sebuah energi darah yang kuat seketika mencuat d
"Prima Unggul!"Teguh berteriak keras. Pria itu melambungkan tombak miliknya, menghasilkan sisi ujung pada tombak berpendar aura dingin yang mematikan di udara, lalu menyasar dengan presisi mematikan ke arah Taka."Huh! Dasar trik murahan!"Sementara itu, Taka meledeknya dengan kata-kata penuh dendam dan amarah membunuh yang kuat.Detik berikutnya.Cukup sekali tepukan mengenai ujung tombak, Tombak Perak Sembilan Langit milik Teguh seketika itu juga hancur berkeping-keping.Seolah-olah tak terpengaruh, Taka segera melesat dan menerjang ke arah Teguh dengan kecepatan tinggi."Serangan Seribu Mil!""Pandangan Kembali Tombak Raja!"Teguh benar-benar tercengang dibuatnya.Teguh kembali mengayunkan tombaknya untuk menghempaskan dua serangan dan menahan serangan tajam Taka. Akan tetapi, serangan itu terlalu kuat, membuat Teguh tak henti-hentinya bergerak mundur."Whush!"Tepat pada saat ini, seketika sebuah hawa dingin menyembur dari arah belakang.Ternyata itu adalah Sesepuh Agung Sekte Roh