Share

Bab 1740

"Dewa Pelindung."

Henry mendekat, menundukkan kepala, dan menyerahkan Medali Labuda dengan kedua tangan.

Candra melirik Medali Labuda sejenak sebelum mengalihkan sorot mata dan bertanya dengan acuh tak acuh, "Di mana Stiven?"

"Tuan Muda, dia ..."

Henry mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Dia ... sudah mati."

"Bum!"

Belum selesai Henry bicara, angin kencang seketika datang.

Layaknya ribuan bintang yang lenyap dalam sekejap.

Seperti sebuah perahu kecil yang menghadapi luasnya alam semesta.

Seperti ...

Seekor semut kecil, berhadapan dengan lautan yang luas.

Merasa kecil hati, rasa tidak berdaya dan putus asa itu tiba-tiba melanda hati Henry, membuat jiwanya gemetar dan nalurinya takut.

Pembunuh itu marah, darahnya memercik sejauh lima langkah!

Dewa Pelindung murka, seluruh dunia serasa ikut berkabung.

Kemarahan Candra di depannya membuat Henry merasa langit dan bumi seperti runtuh hingga dia tidak bisa berpikir lagi ...

Sangat mencekam!

Dengan kekuatan seperti itu, jelas mereka tela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status