"Dewa Pelindung."Henry mendekat, menundukkan kepala, dan menyerahkan Medali Labuda dengan kedua tangan.Candra melirik Medali Labuda sejenak sebelum mengalihkan sorot mata dan bertanya dengan acuh tak acuh, "Di mana Stiven?""Tuan Muda, dia ..."Henry mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Dia ... sudah mati.""Bum!"Belum selesai Henry bicara, angin kencang seketika datang.Layaknya ribuan bintang yang lenyap dalam sekejap.Seperti sebuah perahu kecil yang menghadapi luasnya alam semesta.Seperti ...Seekor semut kecil, berhadapan dengan lautan yang luas.Merasa kecil hati, rasa tidak berdaya dan putus asa itu tiba-tiba melanda hati Henry, membuat jiwanya gemetar dan nalurinya takut.Pembunuh itu marah, darahnya memercik sejauh lima langkah!Dewa Pelindung murka, seluruh dunia serasa ikut berkabung.Kemarahan Candra di depannya membuat Henry merasa langit dan bumi seperti runtuh hingga dia tidak bisa berpikir lagi ...Sangat mencekam!Dengan kekuatan seperti itu, jelas mereka tela
"Hmph!"Candra mendengus dingin, melepas tangannya, dan membiarkan Henry jatuh ke tanah."Siapa orang itu?"Lalu, dia berkata dengan nada dingin, "Berani sekali membunuh putraku, orang biasa nggak akan bisa melakukannya!""Dia adalah ...""Raja Serigala Serenara, Teguh!"Henry segera menceritakan apa yang terjadi, "Aku dan Tuan Muda telah mengumpulkan Liontin Giok, tapi kami kekurangan Air Suci Surga dan gagal mengungkap rahasianya.""Air Suci Surga ...""Hanya dimiliki oleh Pemimpin Negara Sakura.""Saat kami pergi menemui Pemimpin Negara Sakura, kami disergap oleh Teguh.""Hingga akhirnya ...""Tuan Muda meninggal dengan mengenaskan dan meminta saya untuk menyampaikan pesan sebelum dia meninggal."Ini adalah kata-kata yang sudah lama dia persiapkan."Raja Serigala Serenara?"Candra melirik Henry, memicingkan mata dan dengan nada dingin berkata, "Henry, kamu adalah Raja Serigala dari Serenara, 'kan?""Kamu yang mendirikan Serenara.""Mana mungkin dia menyerang kalian berdua dan kamu m
Di Serenara.Teguh telah memberikan banyak keuntungan besar untuk siapa pun yang bisa mendapatkan informasi tentang pedang aneh itu.Harta yang tidak akan habis ...Kekuasaan yang luar biasa ...Perlindungan dari Raja Serigala ...Juga, masih banyak keuntungan lainnya.Bisa dibilang, cukup untuk menarik perhatian semua orang.Oleh karena itu.Tidak lama setelah pengumuman itu disebarkan, para ahli pedang dari seluruh negeri pun datang berkunjung.Hal yang benar-benar mengecewakan Teguh.Mereka semua datang dengan semangat tinggi dan penuh percaya diri.Sayangnya, begitu melihat pedang tersebut, mereka tidak bisa menjelaskan apa pun."Raja Serigala, begini ...""Maaf, pengetahuan saya terbatas dan kurang tahu soal pedang ini.""Yang Mulia Raja Serigala Serenara ...""Saya kira, diri saya sudah lihat semua pedang berharga di dunia.""Ternyata, saya terlalu sombong. Saya memang tidak bisa melihat asal-usul pedang ini ...""Yang Mulia Raja Serigala ...""Maaf, saya tidak bisa membantu Anda
"Hal ini diceritakan oleh kakek saya sebelum dia meninggal.""Dia juga memperingatkanku ...""Tolong jangan ceritakan hal ini kepada sembarang orang.""Awalnya, saya tidak mau mengatakannya. Kuharap, Raja Serigala tidak menyalahkanku."Teguh segera berkata, "Jangan khawatir.""Memberi saya informasi ini sudah menjadi bantuan besar, mana mungkin saya mau menyalahkan Anda?""Namun, ...""Bisakah Anda memberikan informasi yang lebih rinci?""Tentu bisa."Ahli Pedang melihat Teguh tidak punya sikap selayaknya Raja Serigala, bahkan membantu menyembuhkan penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun, tentu saja dia tak akan menyembunyikan apa pun.Kemudian, dia menceritakan semuanya kepada Teguh dengan jelas dan terperinci mengenai informasi yang didengar dari sang kakek."Mungkin cuma begini ...""Baiklah."Teguh juga memperoleh sedikit informasi, sehingga dia langsung berkata kepada Bayangan, "Beri dia 10 triliun, itu hadiah.""Terima kasih banyak, Raja Serigala!""Raja Serigala, terima
Hanya saja ...Teguh tidak mengerti, jika Ivan merupakan anak pemimpin sekte, bagaimana bisa dia terlihat sangat berantakan seperti ini?Namun, itu tidak penting sekarang."Aku memang punya peta menuju Sekte Tajuk Semesta."Setelah Teguh mencerna ucapannya, Ivan berkata, "Namun, kamu perlu menyetujui satu syarat sebelum aku memberi peta ini."Teguh bertanya, "Syarat apa?"Tatapan Ivan sulit diartikan.Kemudian.Ivan menghela napas panjang, kemudian mulai bicara, "Ceritanya panjang.""Dulu ...""Setelah Ayah pergi, dia pulang membawa seorang wanita.""Karena wanita ini, Sekte Tajuk Semesta diserang oleh musuh. Peperangan ini menelan banyak korban, bahkan Kakek juga mati dalam pertahanan Gerbang Sekte."Teguh mengerutkan keningnya.'Seorang wanita ...''Mungkinkah dia membawa bencana bagi sekte?'"Meskipun ..."Ivan melanjutkan, "Sekte berhasil menghentikan serangan lawan, tapi bekas luka ini tetap ada.""Ayah, yang menjadi dalang dari peperangan ini.""Para tetua yang marah, menuduh Aya
"Ya, semuda ini sudah mengalami hal semacam begini ...""Malangnya. Kenapa bajak selalu ada di tanah yang lembut, nasib buruk hanya mencari orang-orang yang lemah. ""Aduh, anak yang malang ..."Satu per satu orang di sekitarnya pun menghela napas, tetapi tidak ada yang berani untuk maju.Alasannya, orang-orang yang mengejar anak itu disokong oleh pasukan bawah tanah yang terkenal paling kejam di Kota Samadaya.Mereka hanyalah orang biasa, tidak bisa berbuat apa-apa.Satu hal yang mereka bisa.Hanyalah menarik napas panjang."Bruk!"Saat berlari melewati Ivan, gadis kecil itu tanpa sengaja terantuk hingga terjerembab di tanah."Lari?""Kenapa kamu nggak terus berlari, sih!""Kenapa kamu nggak lari lagi sekarang?""Hah, benar-benar ajaib kalau kamu bisa kabur!"Lelaki bertubuh kekar itu segera mendekat sambil menyeringai.Gadis kecil itu ketakutan.Sang gadis buru-buru bangkit dan bersiap untuk terus berlari.Namun, saat ini ...Preman yang bergerak paling cepat sudah berada di belakang
Geng Naga Hitam ...Teguh mencibir muak, sama sekali tidak peduli.Bagaimanapun, Teguh hanya enggan bertindak terlalu mencolok.Kalau tidak ...Dengan satu telapak tangan saja, orang-orang ini sudah akan jatuh ke tanah dan tak bisa bangkit. Bisa-bisanya mereka masih banyak omong begitu."Kakak, terima kasih atas bantuanmu!"Lalu, Teguh berbalik.Gadis kecil itu berlutut di tanah, hendak memberi penghormatan besar kepada Teguh."Nggak perlu begitu."Teguh buru-buru mencegahnya dan bertanya, "Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa orang-orang dari Geng Naga Hitam ini mengejarmu?""Ini ..."Gadis kecil itu berkata dengan wajah murung, "Kakak, namaku Xovi Andara.""Kakakku ditahan oleh Biro Penegak Hukum karena beberapa hal dan keluarga kami dalam keadaan sulit. Jadi, aku harus mencari pinjaman.""Akibatnya, aku justru terjebak dalam pinjaman bunga tinggi.""Hanya beberapa bulan saja, 60 juta berbunga menjadi 2 miliar. Aku sama sekali nggak bisa membayarnya ...""Jadi, aku menjadi incaran ora
Sang Pakar Lautan mengangguk tanpa ragu dan setuju. "Nggak masalah, 10 miliar untuk sekali jalan ke lautan."Sepuluh miliar ...Ini jelas harga yang tinggi.Namun, Teguh tentu bukan orang yang tidak punya 10 miliar.Teguh langsung memberikan uang, lalu bertanya, "Sepuluh miliar bukan masalah. Yang terpenting, waktu berangkatnya."Sang Pakar Lautan berkata tanpa pikir panjang, "Tahun depan."Tahun depan ...Teguh agak terkejut dan buru-buru bertanya, "Maksudmu tahun depan?"Sang Pakar Lautan menatap Teguh sekilas dan berkata tegas, "Kalian pasti benar-benar orang daratan, nggak tahu apa-apa tentang lautan.""Musim ini, ombak laut sangat kencang. Pasti mati kalau berlayar."Teguh mengerutkan kening dan berkata, "Aku buru-buru, nggak bisa menunggu sampai tahun depan.""Harus segera berlayar sekarang.""Mustahil!"Sang Pakar Lautan mencibir dan berkata, "Kalau kalian ingin mati, aku nggak akan ikut. Cari orang lain saja.""Selain itu ...""Terima kasih atas sepuluh miliarmu."Setelah berka