Dong Zhuo berkata perlahan namun sangat berwibawa. "Kalian semua diam di tempat, jangan bergerak. Ikuti apa maunya. Jiu Long, namamu Jiu Long ya, kamu putra Jiu Biao dan Zsu Tsu, mereka adalah sahabatku, lepaskan cucuku itu, aku jamin kalian berdua akan meninggalkan rumah ini tanpa ada yang menghalangi. Ini semua kan persoalan Partai Naga Emas, tak ada hubungan dengan aku, hayo Jiu Long lepaskan cucuku!"
Jiu Long masih bingung, tapi cekalan pada si gadis tetap erat. Malah sebelah tangannya yang lain berada di atas ubun-ubun kepala si gadis. Seperti ancaman! Sekali tangan itu turun maka batok kepala cucu Dong Zhuo berantakan. Melihat Jiu Long dalam keadaan bingung, Yun Ching mempersiapkan suatu serangan maut. Untuk itu ia hanya memerlukan kelengahan Jiu Long. Lengah sesaat saja! Itu saja yang diperlukan. Ia berusaha memecah perhatian Jiu Long.
"Jiu Long, kau harus tahu, yang kau hadapi ini, Dong Zhuo, sahabat baik ayah dan kakek gurumu. Kamu tak pantas mengancam cucunya
Suasana malam sepi dan lengang. Jiu Long menatap Jen Ting. Ini dia perempuan yang paling ia rindukan selama ini. Jen Ting menangkap pancaran kehangatan cinta dalam sinar mata Jiu Long. Tanpa sadar ia menghela napas panjang. Jen Ting merunduk, Jiu Long memegang lengan perempuan itu. "Kenapa Jen Ting, kamu menyesal meninggalkan dia?" Jen Ting memegang ujung kain seprei yang membungkus tubuhnya. "Sudah berapa lama kau berada di luar jendela?" Jiu Long menatap Jen Ting "Lama. Aku tadinya sudah pergi setelah melihat kau berpelukan dan berciuman, aku cemburu. Tetapi aku kembali lagi karena mendengar suara jeritanmu." Jen Ting menatap Jiu Long dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tak menyesal meninggalkan Yun Ching, lagipula setelah kejadian itu aku tak akan bisa memaafkan dia. Aku berterima kasih padamu, Jiu Long, nanti setelah aku sembuh dan tenagaku pulih, kamu boleh pergi tinggalkan aku." "Lho kenapa begitu?" "Kamu kan sudah mendengar semua apa ya
Dengan nafsu birahi membara, Jiu Long memeluk erat kekasihnya. "Aku tak mau mendengar itu, biarkan itu berlalu Jen Ting.""Tidak Jiu Long. Kamu harus mendengarkan ceritaku, agar kamu bisa menentukan sikapmu. Dengarkan aku Jiu Long. Sekarang ini aku sudah tahu, sudah yakin bahwa aku hanya mencintai kamu, tetapi kamu harus mendengarkan ceritaku."Ia berbisik di telinga kekasihnya. "Jen Ting, masih banyak waktu untuk menceritakan itu." Ia melepas seprei yang membungkus tubuh molek itu, mencium semua bagian tubuhnya. Perempuan itu menggelinjang, bibirnya bergetar. "Cintailah aku, oh betapa aku merindukan kamu, Jiu Long, aku mengingatmu selalu."Keduanya bergumul dan berpelukan sampai fajar menyingsing. Malam itu mereka temukan lagi pesona cinta dan panasnya birahi yang tadinya pernah diselimuti keraguan. Jiu Long pernah begitu sengsara dan cemburu melihat Jen Ting digandeng seorang lelaki di pesta tahunan Gunung Huang.Sampai tadi pun Jiu Long masih bimbang d
"Aku melihat kamu berpelukan dan berciuman, itu yang membuat aku kabur karena cemburu""Ia memeluk dan menciumku, kuakui aku memang sempat terangsang. Tetapi hanya sesaat, kemudian bayangan wajahmu muncul membuat aku sadar. Ketika aku menolak dan meronta melepaskan diri, ia memaksa, hendak memerkosaku, ia merobek pakaian dan celanaku, itulah kenapa aku menjerit, jeritan yang membuat kamu kembali dan menolongku. Jika kamu tidak kembali, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku."Fajar menyingsing, Jiu Long mendukung kekasihnya. Jen Ting memeluk makin erat Jiu Long melangkah tak tahu ke mana arah tujuan. Hutan itu lebat Ia berhenti, menatap perempuan dalam pondongannya. Jen Ting membuka mata. "Jiu Long, kalau letih, biar aku berjalan saja, kalau hanya berjalan aku masih kuat"Berkata demikian, bukannya melonggarkan pelukan, Jen Ting malah lebih erat memeluk kekasihnya. Ia menciumi leher Jiu Long."Kau tak perlu berjalan, biar aku mendukungmu sampai kita
Tampak buah dadanya menyembul. Tangannya bergerak mendekap dada. Tetapi kemudian ia tertawa kecil ketika Jiu Long memegang dan menurunkan tangannya. Jiu Long memandang buah dada montok itu dan menggumam, "Sungguh indah, kamu sungguh cantik, Jen Ting."Tak tahan menahan keinginannya, Jiu Long memeluk perempuan itu, mencium bibirnya. Keduanya berciuman lama. Jen Ting mendorong Jiu Long, melepaskan diri. "Jiu Long, goa itu harus dibersihkan dulu, supaya bisa dijadikan rumah kita, ayo kau bantu aku."Jen Ting melangkah, namun Jiu Long menahannya. "Biar aku yang bekerja, kamu duduk saja di situ."Jen Ting duduk bersandar di pohon memerhatikan Jiu Long yang bekerja cepat. Goa itu kecil di bagian mulut, tetapi luas di dalam. Kotor dan bau busuk. Bekas tinggal binatang. Ia mengumpulkan rumput dan dahan kering, membakar mengasapi agar bau busuk itu hilang. Kemudian ia merancang tempat tidur dengan menumpuk ranting kecil, dedaunan dan rumput kering.Ia menutu
Agar cepat sembuh, Jiu Long melepas kain seprei yang menutupi tubuh bagian atas kekasihnya. Jen Ting bersila hanya mengenakan celana rombeng, tubuh atasnya bugil. Sesaat Jiu Long terganggu pemandangan punggung kekasihnya yang mulus, tetapi dia kemudian memusatkan perhatian, dua tangannya menempel di punggung. Tenaga panas membanjir menerobos tubuh kekasihnya, kemudian ia mengurut punggung.Ketika Jiu Long mengurut bagian pingang, Jen Ting merasa perutnya mual. Rasanya ingin muntah. Keringat mengucur keluar dari seluruh pori tubuhnya. Mendadak saja tenaga panas itu lenyap begitu saja. Jen Ting merasa seperti jatuh ke jurang yang dalam. Ia hendak menjerit tetapi belum sempat suaranya keluar, ada tenaga dingin merembes dari punggung masuk ke tubuhnya. Makin lama makin dingin. Tenaga itu kemudian berpencar merambah ke seluruh tubuh. Rasanya enak, tetapi makin lama makin dingin. Saat ia sudah tak tahan lagi, tenaga itu lenyap dan berganti tenaga panas. Demikian seterusnya, Jen Tin
"Maksudmu dia palsu? Tidak. Tak mungkin dia palsu. Aku kenal betul. Dia Yun Ching!""Tunggu! Ketika bertarung denganku, kamu menyaksikan sendiri ia begitu Perkasa dan memiliki pukulan ganas. Tenaga dalamnya juga sangat besar. Padahal menurut ceritamu dulu, ia cacat, dia tak bisa mengerahkan tenaga dalamnya secara maksimal. Ia cuma bisa kerahkan separuh kekuatannya. Tetapi malam itu, aku rasa Yun Ching sehat, bahkan tenaga dalamnya jauh lebih besar dari tenagamu yang sebenarnya.""Memang benar, cacat luka dalam itu diperolehnya sebelum kejadian Partai Naga Emas dibumihanguskan. Menurut ceritanya dia kena pukulan dingin Zhang Ma. Tetapi kau benar Jiu Long, malam itu ia sangat Perkasa, tak ada tanda bahwa ia cacat. Mungkin ia menemukan keajaiban yang membuatnya sembuh. Ketika ia mengusir para penjahat, kemudian membawaku ke rumah Dong Zhuo, ia mengaku cacatnya belum sembuh.""Aku rasa dia bukan Yun Ching yang sebenarnya.""Tak mungkin Jiu Long, aku yakin dia
Jen Ting memotong perkataan Jiu Long. "Kamu jangan salah sangka Jiu Long, aku tidak bermaksud demikian. Aku percaya padamu. Kamu mau buktinya? Kemarin malam itu buktinya. Apakah kau tidak melihat waktu bercinta, bagaimana aku melepas rinduku padamu." Selesai berkata, Jen Ting membalik tubuhnya. Ia menghadap dinding goa, membelakangi Jiu Long."Jen Ting, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu." Jiu Long mendekat dan memeluk kekasihnya dari belakang, menciumi lehernya Jen Ting berkata lirih."Aku tidak meragukan ceritamu, aku ingin tahu lebih jelas. Sejak dulu Yun Ching sudah mencintaiku, tetapi aku tak pernah mencintainya, apalagi sekarang setelah ia mau memperkosa aku, aku tak akan pernah memaafkan dia"Jiu Long membelai rambut kekasihnya "Seharusnya aku yakin kau mempercayai aku. Tetapi terus terang saja, setiap mendengar kau menyebut namanya, aku merasa cemburu."Jiu Long tak melihat wajah Jen Ting yang berseri mendengar pengakuan cemburu itu
Keduanya bergumul. Dua insan itu sangat bernafsu. Mencumbu, mencium, dengan cara lembut dan kasar. Mengarungi lautan cinta dan birahi, keduanya terdampar. Kelelahan. Jen Ting tertawa. "Aku senang mendengar panggilan bibi itu, coba ulangi lagi, sayangku."Jiu Long tertawa. "Bibiku, bibi aku mencintaimu.""Bibimu ini lebih tua usianya dari kamu," katanya."Aku tak peduli. Lagi pula kamu masih seperti gadis belasan tahun, Cantik, montok dan segar."Jen Ting cekikikan. "Hanya beberapa bulan berpisah, kamu sudah pandai merayu, pandai bicara, hayo mengaku dari mana kamu belajar jurus rayuan itu.""Aku belajar dari kera-kera di Lembah Kera."Jen Ting tersenyum mendengar gurauan itu, lantas ia teringat jurus Jiu Long yang aneh ketika bertarung lawan Yun Ching. "Jiu Long waktu bertarung lawan Yun Ching, kau menggunakan jurus Big Bang dan Naga Emas, tetapi hawa pukulanmu panas lalu sesaat kemudian berubah dingin, tadi mengobati aku,