Home / Pendekar / Legenda Raja Pendekar / JILID 111 | Bibi, aku mencintaimu

Share

JILID 111 | Bibi, aku mencintaimu

Author: KSATRIA PENGEMBARA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jen Ting memotong perkataan Jiu Long. "Kamu jangan salah sangka Jiu Long, aku tidak bermaksud demikian. Aku percaya padamu. Kamu mau buktinya? Kemarin malam itu buktinya. Apakah kau tidak melihat waktu bercinta, bagaimana aku melepas rinduku padamu." Selesai berkata, Jen Ting membalik tubuhnya. Ia menghadap dinding goa, membelakangi Jiu Long.

"Jen Ting, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu." Jiu Long mendekat dan memeluk kekasihnya dari belakang, menciumi lehernya Jen Ting berkata lirih.

"Aku tidak meragukan ceritamu, aku ingin tahu lebih jelas. Sejak dulu Yun Ching sudah mencintaiku, tetapi aku tak pernah mencintainya, apalagi sekarang setelah ia mau memperkosa aku, aku tak akan pernah memaafkan dia"

Jiu Long membelai rambut kekasihnya "Seharusnya aku yakin kau mempercayai aku. Tetapi terus terang saja, setiap mendengar kau menyebut namanya, aku merasa cemburu."

Jiu Long tak melihat wajah Jen Ting yang berseri mendengar pengakuan cemburu itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 112 | Siapa Gwangsin?

    Keduanya bergumul. Dua insan itu sangat bernafsu. Mencumbu, mencium, dengan cara lembut dan kasar. Mengarungi lautan cinta dan birahi, keduanya terdampar. Kelelahan. Jen Ting tertawa. "Aku senang mendengar panggilan bibi itu, coba ulangi lagi, sayangku."Jiu Long tertawa. "Bibiku, bibi aku mencintaimu.""Bibimu ini lebih tua usianya dari kamu," katanya."Aku tak peduli. Lagi pula kamu masih seperti gadis belasan tahun, Cantik, montok dan segar."Jen Ting cekikikan. "Hanya beberapa bulan berpisah, kamu sudah pandai merayu, pandai bicara, hayo mengaku dari mana kamu belajar jurus rayuan itu.""Aku belajar dari kera-kera di Lembah Kera."Jen Ting tersenyum mendengar gurauan itu, lantas ia teringat jurus Jiu Long yang aneh ketika bertarung lawan Yun Ching. "Jiu Long waktu bertarung lawan Yun Ching, kau menggunakan jurus Big Bang dan Naga Emas, tetapi hawa pukulanmu panas lalu sesaat kemudian berubah dingin, tadi mengobati aku,

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 113 | Menuju Wuwei

    Jiu Long merasa gugup, tak sanggup bicara.Perempuan itu mendadak membalik tubuh menindih tubuh Jiu Long. "Aku tidak marah. Aku mencintaimu, tetap mencintaimu, jika kau pernah bercinta dengan Gwangsin, atau mungkin gadis lain, aku tidak marah. Selama kamu masih mencintaiku, masih kasmaran dengan Jen Ting, aku tetap setia di sisimu. Jika kamu sudah bosan padaku dan tidak lagi mencintaiku, barulah aku pergi."Ia masih bingung. Ia seperti tak percaya apa yang didengarnya. "Kamu tidak marah, Jen Ting?"Jen Ting mencium lelaki itu. "Jiu Long, ceritakan saja, aku hanya ingin mendengar ceritamu, apakah dia cantik? Tentu dia masih muda dan perawan, iya?"“Jen Ting, kamu keliru. Dia memang cantik tetapi wajahnya penuh dengan bintik bekas cacar, tetapi mungkin sekarang ini sudah sembuh. Tetapi Jen Ting, kamu tak boleh meninggalkan aku lagi."Jen Ting menggeleng kepala, "Tidak, aku tak mau berpisah denganmu lagi."Agak canggung ia menceritakan pe

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 114 | Masalalu Jen Ting

    Malam hari keduanya tiba di sebuah desa. Mencuri uang di rumah orang kaya, esoknya membeli pakaian. Dalam perjalanan menuju Wuwei, Jen Ting mencukur jenggot dan brewok kekasihnya.Hari itu, tengah bulan limabelas hari sebelum pertemuan Wuwei yang akan berlangsung. Sepasang kekasih itu tiba di hutan pinggiran kali di kaki pegunungan Chang’an. Melihat air sungai yang jernih dan udara yang sejuk, keduanya memutuskan untuk istirahat beberapa hari. Jiu Long berkeliling. la menemukan sebuah goa kecil. Keduanya bekerja membersihkan goa untuk tempat tinggal sementara. Senja hari mereka berenang di sungai, teringat perkenalan pertama di air terjun gunung Tai. Mereka bercengkerama memadu cinta.Malam hari keduanya duduk menghadap api unggun. Jen Ting dengan rambutnya yang basah, tampak cantik berseri. Ia bersandar di pundak Jiu Long. "Kau masih ingat, dulu aku pernah menceritakan dua lelaki pernah menjadi kekasihku, tapi kau tak menanyakan siapa dan bagaimana perasaanku pa

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 115 | Selalu Bersama

    Ketika Liu Xing kembali ke perguruan, Sun Zuolin memanggilnya masuk kamar rahasia. Sun Zuolin marah besar, menampar, menendang Liu Xing lalu mengusirnya pergi dari perguruan. Tak seorang pun yang mengetahui ini. Ketika hendak pergi dari Partai Naga Emas, Liu Xing mendatangi Jen Ting. Ia minta maaf pada Jen Ting. Sejak hari itu Jen Ting melupakan Liu Xing. Dan rahasia itu hanya diketahui Jen Ting, Sun Zuolin dan Liu Xing. Setelah kejadian dengan Liu Xing, Jen Ting jatuh dalam pelukan Yun Ching, kakak seperguruannya. Namun hubungan tidak bisa lama, karena Partai Naga Emas akhirnya hancur lebur. Beberapa tahun mengembara, Jen Ting sampai di suatu tempat di mana dia menolong seorang tua yang sedang sakit. Orangtua itu, ternyata pendeta Henan, membalas budi dengan mengajarinya Ilmu Gadis Suci. Ilmu melatih tenaga dalam yang bisa membuat seorang wanita menjadi cantik berseri, bercahaya dan awet muda."Mengapa kau ceritakan padaku, Jen Ting?""Aku ingin jujur padamu, sehingga jika nanti kita

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 116 | Selalu mencintaimu

    "Yun Ching melamar aku, menyatakan cintanya padaku, tetapi aku tak bisa menerimanya. Ketika Partai Naga Emas porak poranda, guru Sun Zuolin menyuruh aku dan Yun Ching kabur agar ilmu Partai Naga Emas tidak punah. Kami berpencar. Akhirnya aku bertualang sendiri. Satu tahun aku belajar dari guru pendeta Henan, kemudian turun gunung, aku jumpa Yun Ching. Aku berjalan bersamanya beberapa hari, kami bercinta, hanya beberapa hari kemudian kami berpisah. Aku masih berjumpa Liu Xing, aku luluh oleh bujuk Liu Xing, dua tahun aku hidup bersamanya. Namun sekali lagi dia memperlihatkan wataknya, bahwa dia hanya membutuhkan tubuhku. Dia menghinaku, aku pergi. Aku bersumpah tak akan mau ketemu Liu Xing lagi."Jen Ting memeluk kekasihnya dan berbisik di telinganya. "Kamu bosan mendengar ceritaku?"Jiu Long menggeleng kepala, "Teruskan ceritamu, supaya semua kekesalan itu kau buang keluar."Jen Ting melanjutkan. "Pertemuan terakhir dengan Yun Ching di bukit Naga dan beberapa hari hidup berdua dengann

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 117 | Kau selalu berhasrat meniduri aku

    Tiga hari di penghujung bulan, sepasang kekasih itu tiba di desa Longxi. Siang itu banyak orang lalu lalang di alun-alun desa. Sebagian besar adalah para pendekar, tampak dari dandanan yang singsat dan senjata bawaannya.Di pastikan mereka singgah dalam perjalanan ke Wuwei. Dari desa Longxi, jarak ke perguruan Wuwei bisa ditempuh satu hari perjalanan cepat. Jika santai diperkirakan dua atau tiga hari. Saking banyaknya para pendatang yang mengunjungi desa itu, tidak heran jika semua kamar penginapan sudah terisi.Jen Ting dan Jiu Long beruntung mendapat satu kamar yang hanya berisi satu dipan. Kamarnya sempit, dipan juga kecil. Tetapi lebih nyaman ketimbang bermalam di hutan. "Dua hari tinggal di sini, ditambah dua hari perjalanan ke Wuwei, maka kita akan tiba tepat pada hari pertemuan itu berlangsung," kata Jiu Long.Keduanya makan malam di warung dekat alun-alun. Alun-alun itu pusat keramaian di mana banyak orang berjualan.Mereka berjalan di antara keramaian. Sekonyong-konyong Jiu L

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 118 | Ilmu Gadis Suci

    Perempuan ini senang mendengar pujian dari orang yang ia cintai. Ia memeluk Jiu Long, "Belasan tahun lalu, dalam pengembaraanku seorang diri, aku kebetulan berjumpa pendeta tua dari desa Henan. Ia sakit parah. Aku menolong merawatnya. Ketika sembuh ia memberiku hadiah ilmu tenaga dalam Gadis Suci. Konon menurutnya ilmu itu hanya ia sendiri yang memilikinya. Jadi aku adalah perempuan pertama yang menerima warisan ilmu dahsyat itu. Saat itu aku tak punya tujuan hidup, perguruanku luluh lantak, guru dan kerabatku mati semua, aku benci setiap mengingat Liu Xing, aku tak mau ketemu Yun Ching. Dan karena guruku itu tinggal sendiri, maka aku menemaninya. Satu tahun aku berlaku sebagai anak pungut berlatih tenaga dalam Gadis Suci. Setelah satu tahun dan rampung melatih ilmu itu, aku turun gunung.""Gadis Suci, semacam ilmu tenaga dalam?""Ilmu ini bisa membuat perempuan awet muda. Latihan ditekankan pada pengendalian pikiran dan pengendalian hawa nafsu. Dalam segala urusan harus bisa mengend

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 119 | Yun Ching, si Penghianat

    Dua hari berlalu. Kamar itu menjadi saksi bisu bagaimana dua insan itu bercinta dengan gairah birahi yang begitu mempesona. Hari itu, pagi-pagi sekali sepasang kekasih itu berangkat menuju Wuwei, santai dan tidak bergegas.Sepanjang perjalanan keduanya hanya membicarakan cinta dan ilmu. Jen Ting makin menguasai jurus pusaka Inti Naga Emas Pamungkas, ilmunya maju pesat.Hari masih siang ketika mereka tiba di hutan yang menjadi batas desa Chang’an. Dari jauh tampak gunung Wuwei menjulang tinggi menembus awan seperti menopang langit. Dari desa Chang’an diperlukan dua hari perjalanan kaki untuk sampai di lereng gunung Wuwei yang menjadi markas perguruan Wuwei.Di jalanan setapak menuju desa, Jiu Long melihat pemandangan yang membuat hatinya gembira. Dari jauh tampak dua orang sedang berjalan. Jiu Long mengenali. Orang itu jangkung, bahunya lebar dengan rambut digulung di atas kepala. Tidak bisa mengendalikan diri lagi, Jiu Long berteriak, "Guru&

Latest chapter

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 466

    Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 465

    "Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 464

    Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 463

    Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 462

    Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 461

    Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 460

    Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 459

    "Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 458

    Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d

DMCA.com Protection Status