Jiu Long tersenyum dingin. Ia mencengkeram lengan pengemis tua yang seketika juga menggigil kedinginan. Saat berikut wajahnya merah kepanasan, keringat membasahi tubuhnya. "Kamu rupanya mau menderita panas dingin bergantian seumur hidupmu, tak akan ada obat pemunahnya. Aku adalah raja racun yang paling ganas di kolong langit. Kalau itu maumu maka aku tak punya pilihan lain."
Pengemis tua itu ketakutan. "Jangan, jangan!"
Jiu Long memisahkan dua orang itu, jaraknya cukup jauh sehingga satu sama lain tak bisa saling mendengar. Dia bertanya pertanyaan yang sama kepada dua pengemis itu. Dari jawabannya dia bisa meneliti mereka berbohong atau menceritakan hal yang benar. Setelah memperoleh banyak keterangan, Jiu Long melepas dua pengemis itu. Ketika mereka melangkah, mendadak Jiu Long melayangkan pukulan. Lawan jatuh tertelungkup. Dua pengemis itu kaget. Jiu Long tertawa. "Tidak! Aku tidak membunuh kalian. Itu pukulan ringan, tapi kalian sudah kena racun panas. Kalian bisa s
Tangan lelaki itu menjamah dan mengelus buah dada Jen Ting. Nafasnya memburu. Saat itu Jiu Long merasa ulu hati seperti ditikam belati. Perlahan ia beringsut dan mengendap pergi. Ia tak pernah membayangkan Jen Ting bercinta dengan lelaki lain. Dan lelaki itu adalah orang yang sedang menyusun rencana membunuh Yu Jin, Liu Xing, serta menghancurkan Partai Naga Emas. Ia sudah hampir keluar pagar ketika samar-samar mendengar jeritan. Ia memasang telinga, suara datang dari arah kamar pengantin. Apakah Jen Ting? Ketika suara terdengar lagi, dia yakin itu suara Jen Ting. Kenapa? Apakah Jen Ting dalam bahaya? Apakah ia perlu kembali? Tanpa sadar Jiu Long kembali ke jendela. Ia melihat pemandangan aneh. Jen Ting berontak. "Jangan Kak, cukup, jangan dilanjutkan." Tetapi ia tak berdaya, si lelaki punya kekuatan lebih. Lelaki itu menggumuli, memeluk kasar, tangannya merambah kasar tubuh Jen Ting. Pakaian Jen Ting sudah berantakan, tidak utuh lagi, banyak bagian yang sudah tercabik-cabik.
Jen Ting terbaring di dipan, tubuhnya hampir bugil, dua tangannya berusaha menutupi buah dada. Celana panjangnya robek, kelihatan pangkal pahanya. Rambutnya yang panjang riap-riapan. Wajahnya pucat, airmata membasahi pipi. Ia gembira melihat ada seseorang yang menolongnya. Ia tak kenal Jiu Long, karena sejak keluar dari jurang Jiu Long belum memangkas rambut, brewok dan kumisnya yang acak-acakan tak terurus.Jiu Long tak sempat mengawasi lama-lama karena saat itu terdengar bentakan. Lelaki bernama Jaranan itu gesit melompat dan menyerang Jiu Long. "Siapa kamu, berani lancang masuk kamarku!" Tak cuma membentak, ketua partai Naga Hitam itu menyerbu dengan serangan ganas. Jiu Long mencium hawa pukulan berbau busuk. Ini pasti pukulan beracun dan ganas. Tak ayal lagi Jiu Long menggelar Big Bang dengan tenaga inti Angin Es dan Api. Bentrokan tak terhindar, keduanya mundur selangkah. Ternyata ketua Naga Hitam ini ilmunya jauh lebih hebat dari yang dibayangkan. Tadinya Jiu L
Pada saat itu seorang gadis kecil menerobos masuk kamar. "Kakek ada apa? Kenapa pengantin berkelahi?"Jaranan tadi sempat melihat bagaimana pandangan Jen Ting terhadap pengemis berewok itu. Ia juga menangkap getar suara Jen Ting ketika menyebut nama Jiu Long. Sesaat ia tahu, Jiu Long adalah putra Jiu Biao dan Zsu Tsu. "Rupanya laki-laki ini yang sering disebut-sebut Jen Ting. Kurang ajar!"Tiba-tiba ia merasa tak bisa menahan diri lagi, hatinya dibakar cemburu. Ia menyerang Jiu Long dengan hebat. Pukulannya mengancam dada, ulu hati, pelipis dan leher. Semuanya titik kematian. Pukulannya ganas dan telengas.Sebelum serangan tiba, Jiu Long telah menemukan jalan keluar dan situasi yang tak menguntungkan. Begitu diserang, ia justru melihat adanya kesempatan. Ia bergerak secara naluriah dengan jurus Jejak Kilat, tubuhnya seperti lenyap dari pandangan. Tak berhenti di situ saja, sambil mengelak ia menyerbu ke depan dengan jurus Naga terbang kedalam badai dari
Dong Zhuo berkata perlahan namun sangat berwibawa. "Kalian semua diam di tempat, jangan bergerak. Ikuti apa maunya. Jiu Long, namamu Jiu Long ya, kamu putra Jiu Biao dan Zsu Tsu, mereka adalah sahabatku, lepaskan cucuku itu, aku jamin kalian berdua akan meninggalkan rumah ini tanpa ada yang menghalangi. Ini semua kan persoalan Partai Naga Emas, tak ada hubungan dengan aku, hayo Jiu Long lepaskan cucuku!"Jiu Long masih bingung, tapi cekalan pada si gadis tetap erat. Malah sebelah tangannya yang lain berada di atas ubun-ubun kepala si gadis. Seperti ancaman! Sekali tangan itu turun maka batok kepala cucu Dong Zhuo berantakan. Melihat Jiu Long dalam keadaan bingung, Yun Ching mempersiapkan suatu serangan maut. Untuk itu ia hanya memerlukan kelengahan Jiu Long. Lengah sesaat saja! Itu saja yang diperlukan. Ia berusaha memecah perhatian Jiu Long."Jiu Long, kau harus tahu, yang kau hadapi ini, Dong Zhuo, sahabat baik ayah dan kakek gurumu. Kamu tak pantas mengancam cucunya
Suasana malam sepi dan lengang. Jiu Long menatap Jen Ting. Ini dia perempuan yang paling ia rindukan selama ini. Jen Ting menangkap pancaran kehangatan cinta dalam sinar mata Jiu Long. Tanpa sadar ia menghela napas panjang. Jen Ting merunduk, Jiu Long memegang lengan perempuan itu. "Kenapa Jen Ting, kamu menyesal meninggalkan dia?" Jen Ting memegang ujung kain seprei yang membungkus tubuhnya. "Sudah berapa lama kau berada di luar jendela?" Jiu Long menatap Jen Ting "Lama. Aku tadinya sudah pergi setelah melihat kau berpelukan dan berciuman, aku cemburu. Tetapi aku kembali lagi karena mendengar suara jeritanmu." Jen Ting menatap Jiu Long dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tak menyesal meninggalkan Yun Ching, lagipula setelah kejadian itu aku tak akan bisa memaafkan dia. Aku berterima kasih padamu, Jiu Long, nanti setelah aku sembuh dan tenagaku pulih, kamu boleh pergi tinggalkan aku." "Lho kenapa begitu?" "Kamu kan sudah mendengar semua apa ya
Dengan nafsu birahi membara, Jiu Long memeluk erat kekasihnya. "Aku tak mau mendengar itu, biarkan itu berlalu Jen Ting.""Tidak Jiu Long. Kamu harus mendengarkan ceritaku, agar kamu bisa menentukan sikapmu. Dengarkan aku Jiu Long. Sekarang ini aku sudah tahu, sudah yakin bahwa aku hanya mencintai kamu, tetapi kamu harus mendengarkan ceritaku."Ia berbisik di telinga kekasihnya. "Jen Ting, masih banyak waktu untuk menceritakan itu." Ia melepas seprei yang membungkus tubuh molek itu, mencium semua bagian tubuhnya. Perempuan itu menggelinjang, bibirnya bergetar. "Cintailah aku, oh betapa aku merindukan kamu, Jiu Long, aku mengingatmu selalu."Keduanya bergumul dan berpelukan sampai fajar menyingsing. Malam itu mereka temukan lagi pesona cinta dan panasnya birahi yang tadinya pernah diselimuti keraguan. Jiu Long pernah begitu sengsara dan cemburu melihat Jen Ting digandeng seorang lelaki di pesta tahunan Gunung Huang.Sampai tadi pun Jiu Long masih bimbang d
"Aku melihat kamu berpelukan dan berciuman, itu yang membuat aku kabur karena cemburu""Ia memeluk dan menciumku, kuakui aku memang sempat terangsang. Tetapi hanya sesaat, kemudian bayangan wajahmu muncul membuat aku sadar. Ketika aku menolak dan meronta melepaskan diri, ia memaksa, hendak memerkosaku, ia merobek pakaian dan celanaku, itulah kenapa aku menjerit, jeritan yang membuat kamu kembali dan menolongku. Jika kamu tidak kembali, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku."Fajar menyingsing, Jiu Long mendukung kekasihnya. Jen Ting memeluk makin erat Jiu Long melangkah tak tahu ke mana arah tujuan. Hutan itu lebat Ia berhenti, menatap perempuan dalam pondongannya. Jen Ting membuka mata. "Jiu Long, kalau letih, biar aku berjalan saja, kalau hanya berjalan aku masih kuat"Berkata demikian, bukannya melonggarkan pelukan, Jen Ting malah lebih erat memeluk kekasihnya. Ia menciumi leher Jiu Long."Kau tak perlu berjalan, biar aku mendukungmu sampai kita
Tampak buah dadanya menyembul. Tangannya bergerak mendekap dada. Tetapi kemudian ia tertawa kecil ketika Jiu Long memegang dan menurunkan tangannya. Jiu Long memandang buah dada montok itu dan menggumam, "Sungguh indah, kamu sungguh cantik, Jen Ting."Tak tahan menahan keinginannya, Jiu Long memeluk perempuan itu, mencium bibirnya. Keduanya berciuman lama. Jen Ting mendorong Jiu Long, melepaskan diri. "Jiu Long, goa itu harus dibersihkan dulu, supaya bisa dijadikan rumah kita, ayo kau bantu aku."Jen Ting melangkah, namun Jiu Long menahannya. "Biar aku yang bekerja, kamu duduk saja di situ."Jen Ting duduk bersandar di pohon memerhatikan Jiu Long yang bekerja cepat. Goa itu kecil di bagian mulut, tetapi luas di dalam. Kotor dan bau busuk. Bekas tinggal binatang. Ia mengumpulkan rumput dan dahan kering, membakar mengasapi agar bau busuk itu hilang. Kemudian ia merancang tempat tidur dengan menumpuk ranting kecil, dedaunan dan rumput kering.Ia menutu