Bab 104. Amarah Di PertempuranKematian Nunu pemimpin sekte kincir air membuat beberapa sosok kuat di selimuti kemarahan besar, di tambah lagi kematian yang dialami dalam keadaan tidak baik. Di samping bangunan, gadis kecil bernama Nana menangis sejadi-jadinya, ia begitu terpukul kehilangan orang satu-satunya yang paling disayangi. Leona membuka segel warisan "amarah suci… aura kuno!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Qin Chen menarik semua kekuatan "Aura Naga Emas!""Yeaaaaaaa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Kekuatan Leluhur!" teriak Ling "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Mo Heng dan Immortal Han merapal segel tangan "puncak kekuatan Silver Immortal!"Dentuman keras semakin menjadi-jadi, semua orang dari kerajaan bulan sabit memberikan perlawanan tanpa ampun, semua murid sekte kincir air dan prajurit kerajaan diselimuti amarah membara. Ling berlari mencengkeram erat leher Jenderal Den Song, setelah itu membenturkan di atas atap."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" du
Bab 105. Kedatang Gold Immortal ( Pembunuh Bayaran ) Kedatang seorang gold Immortal membuat keadaan menegang, di tambah lagi Immortal Boros memberitahu kalau dia datang cuma ingin membunuh Immortal Han dan Mo Heng, untuk sekarang tidak ada orang yang mampu melawan seorang gold immortal. Immortal Den Ming dan Immortal Den Vie tersenyum dingin melihat pihak kerajaan bulan sabit bergidik ketakutan, semua prajurit dua belah pihak berhenti bertarung.Immortal Boros melihat kesamping "kalian berdua, jangan ikut campur…ini urusanku!" "Baik Tuan!" ucap Den Vie dan Den Ming mundur lebih jauhImmortal Han dan Mo Heng berbalik pergi, namun langkah terhenti saat melihat Immortal Boros sudah ada didepan mata."Cepat sekali!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Paman Han, Mo Heng!" teriak Qin Chen begitu panik "Haha… ingin lari dariku, tidak mungkin bisa… hanya seorang Silver Immortal berlagak kuat di hadapanku!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Han dan Mo Heng terlempar menghantam bangunan, Boro
Bab 106. Kabar Kota GloryImmortal Zero membantu menghabisi pasukan musuh, dua Immortal kerajaan Den De juga tewas terbunuh. Semua orang mulai bekerjasama membersihkan mayat-mayat, beberapa sosok penting melakukan acara pemakaman. Leona menggendong Nunu yang sudah tiada, ia meletakkan mayat pemimpin sekte di lubang yang baru saja di gali."Ibu… jangan pergi!" teriak gadis kecil ( Nana )Qin Chen memeluk erat gadis kecil "Nana tenanglah, ibumu sudah tiada… biarkan dia tidur tenang!" "Aku tidak mau dia dimakamkan!" "Ibu….!" Nana mencoba memberontak "tidak, lepaskan aku!" "Makamkan sekarang!" Semua orang merasakan sesak menahan air mata agar tidak keluar, beberapa murid sekte kincir air memberikan penghormatan terakhir kepada pimpinan mereka, saat itu juga Nana berhenti memberontak lalu berlutut dengan wajah putus asa."Ibu!" "Dia begitu terpukul!" gumam Immortal Zero Semua orang memberikan hormat, satu-persatu orang berbalik pergi meninggalkan tempat pemakaman, yang tersisa hanya
Bab 107. Gejolak Kota GloryRombong keluarga Qin dan suku tengkorak darah sudah tiba di wilayah kota glory, semua orang bersembunyi mengintai tenda-tenda pasukan musuh, mereka tidak bisa masuk karena gerbang kota tertutup. Disisi lain, Ling membawa pasukan rumah lelang, sekte kincir air, sekte lembah hantu, sedangkan kota benteng besi dijaga oleh Immortal Zero seorang diri. "Lihat, disana keluarga Qin dan suku tengkorak darah bersembunyi!" ucap Immortal Han menunjuk"Tunggu disini, aku akan mengambil jalan memutar untuk menemui mereka!" "Baik!" Ling berlari di antara semak belukar, ia naik ke atas pohon lalu melompat ke pohon lainnya. Beberapa menit kemudian, ia sudah berada di tempat semua keluarga Qin bersembunyi."Ling!""Paman, Qin Chen, Leona… aku membawa pasukan tambahan, aku dengar Raja Den De mengerahkan pasukan penuh untuk mendapatkan kota glory!""Jadi apa sekarang rencana kita?" tanya Ayah Qin Chen"Aku ada ide!" ucap pria berjubah naga"Nak, beritahu ayah rencanamu!""D
Bab 108. Perang Besar Di Kota GloryDentuman keras membuat dua belah pihak terlempar akibat gelombang energi, ledakan besar memecahkan telinga. Empat Immortal kerajaan Den De dipaksa mundur akibat gelombang energi, semua murid sekte juga terdorong mundur. Tetua Qin Yang menyapu darah segar sambil berpegangan pada tiang, ia berlutut lalu kehilangan kesadaran.Guyuan menangkap tubuh pemimpin sekte tiga lantai "Qin Yang!" "Dia terkena imbas ledakan!""Bawa dia ke tempat aman!" "Iya ayah!" sahut Wang Jin membawa Tetua Qin YangJendral Jianying memerintahkan beberapa prajurit meniup terompet dan memukul gendang perang, 20.000 prajurit kerajaan Den De bergerak membentuk barisan. Semua orang yang berada di atas gerbang kota berubah serius melihat barisan musuh, meskipun kalah jumlah tidak membuat semua orang putus asa begitu saja. "Bentuk Barisan Pasukan!" teriak Jendral Jianying berkuda mengelilingi barisan pasukan Immortal Chu We memperlihatkan diri dengan wibawa sebagai pemimpin pasuk
Bab 109. Gejolak Kota Glory "Aku di sini!" ucap Ling keluar dari tumpukan dedaunan"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Jendral Jianying terlempar mendapatkan tendangan dari bawah, pria berjubah hitam berlari memanjat pohon melihat ke arah satu sosok yang mengambang. "Teknik Bertarung 1000 Tupai Melompat!" Pandangan Jendral Jianying bergetar hebat merasakan ada bahaya besar, ia melihat pria berjubah hitam melesat cepat ke arahnya. Dalam 10 detik Ling berhasil melompat 1000 kali, pedang mutiara surga menancap ditanah, Ling mencabut pedang membuat luka yang diterima Jenderal Jianying menyemburkan darah. "Aaaaaaaaa….!" Jendral Jianying berlutut dengan tubuh berlumuran darah, bagian dada dan belakang terkoyak akibat pedang mutiara surga, ia berbangun memperlihatkan senyuman membunuh.Ling menoleh ke belakang "harusnya dia lumpuh setelah mendapatkan serangan ini, tapi kenyataannya? Dia masih bisa berdiri… apakah seranganku yang terlalu lemah!""Anak muda, kemampuan yang kamu miliki termasuk
Bab 110. Menerobos Tahap 14 Dunia Kultivasi Tingkat Langit"Untuk apa kamu menolongku!""Aku hanya ingin tahu, apa yang direncanakan Raja Den De… katakan kepadaku? Atau mati!" ucap Ling dengan nada tegas "Heh … kamu menyuruhku menjadi penghianat, meskipun kamu membunuhku? Aku tidak akan mengatakannya!""Setelah perang di kota ini, aku akan menyerang ibukota kerajaan Den De… dengan cara menawanmu!" "Bermimpi… ibukota kerajaan bulan sabit sudah hancur lebih dulu!" ucap Immortal Hung Yin keceplosanLing menusukkan pedang tepat di jantung Immortal Hung Yin, ia mengambil cincin penyimpanan lalu berbalik pergi. Pertempuran besar masih terjadi, Ling berjalan menghampiri Leona dan Qin Chen."Ibukota dalam bahaya, aku akan segera kembali… Qin Chen tetap disini!""Baik!" Ling dan Leona berlari masuk hutan, Immortal Hua Bi menghentikan langkah mereka."Mau kemana kalian?""Paman, ibukota dalam bahaya!"Hua Bi berubah seiring "baiklah, aku ikut!""Ayo!" Tiga sosok berlari meninggalkan wilayah
Bab 111. Keadaan genting ( Kota Glory ) Semua orang begitu terkejut melihat Ling berhasil menerobos ke tahap 14, tiga Immortal dari kerajaan Den De hanya bisa menyaksikan pasukannya tewas terbunuh. Pasukan musuh yang awalnya 20.000 sekarang hanya tersisa 5000, pasukan kerajaan bulan sabit masih ada 7.000 prajurit. "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar mundur"Gawat, pasukan bantuan musuh!" gumam Immortal HanRaja Den De menarik pedang "serang…!" "Masuk ke kota!" teriak Tetua He mengangkat tangan"Hentikan mereka semua!" Semua orang berlarian masuk gerbang kota, Qin Chen membuka jalan menghabisi musuh yang menghalangi, setelah selesai pintu gerbang langsung ditutup rapat."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Gerbang kota tertutup membuat semua pasukan musuh berusaha memanjat gerbang, banyaknya pasukan yang dibawa Raja Den De menjatuhkan niat bertarung semua orang dari kerajaan bulan sabit, di tambah lagi ada dua Immortal pelindung yang melayang di kehampaan. Ling melihat ke arah tema