Bab 106. Kabar Kota GloryImmortal Zero membantu menghabisi pasukan musuh, dua Immortal kerajaan Den De juga tewas terbunuh. Semua orang mulai bekerjasama membersihkan mayat-mayat, beberapa sosok penting melakukan acara pemakaman. Leona menggendong Nunu yang sudah tiada, ia meletakkan mayat pemimpin sekte di lubang yang baru saja di gali."Ibu… jangan pergi!" teriak gadis kecil ( Nana )Qin Chen memeluk erat gadis kecil "Nana tenanglah, ibumu sudah tiada… biarkan dia tidur tenang!" "Aku tidak mau dia dimakamkan!" "Ibu….!" Nana mencoba memberontak "tidak, lepaskan aku!" "Makamkan sekarang!" Semua orang merasakan sesak menahan air mata agar tidak keluar, beberapa murid sekte kincir air memberikan penghormatan terakhir kepada pimpinan mereka, saat itu juga Nana berhenti memberontak lalu berlutut dengan wajah putus asa."Ibu!" "Dia begitu terpukul!" gumam Immortal Zero Semua orang memberikan hormat, satu-persatu orang berbalik pergi meninggalkan tempat pemakaman, yang tersisa hanya
Bab 107. Gejolak Kota GloryRombong keluarga Qin dan suku tengkorak darah sudah tiba di wilayah kota glory, semua orang bersembunyi mengintai tenda-tenda pasukan musuh, mereka tidak bisa masuk karena gerbang kota tertutup. Disisi lain, Ling membawa pasukan rumah lelang, sekte kincir air, sekte lembah hantu, sedangkan kota benteng besi dijaga oleh Immortal Zero seorang diri. "Lihat, disana keluarga Qin dan suku tengkorak darah bersembunyi!" ucap Immortal Han menunjuk"Tunggu disini, aku akan mengambil jalan memutar untuk menemui mereka!" "Baik!" Ling berlari di antara semak belukar, ia naik ke atas pohon lalu melompat ke pohon lainnya. Beberapa menit kemudian, ia sudah berada di tempat semua keluarga Qin bersembunyi."Ling!""Paman, Qin Chen, Leona… aku membawa pasukan tambahan, aku dengar Raja Den De mengerahkan pasukan penuh untuk mendapatkan kota glory!""Jadi apa sekarang rencana kita?" tanya Ayah Qin Chen"Aku ada ide!" ucap pria berjubah naga"Nak, beritahu ayah rencanamu!""D
Bab 108. Perang Besar Di Kota GloryDentuman keras membuat dua belah pihak terlempar akibat gelombang energi, ledakan besar memecahkan telinga. Empat Immortal kerajaan Den De dipaksa mundur akibat gelombang energi, semua murid sekte juga terdorong mundur. Tetua Qin Yang menyapu darah segar sambil berpegangan pada tiang, ia berlutut lalu kehilangan kesadaran.Guyuan menangkap tubuh pemimpin sekte tiga lantai "Qin Yang!" "Dia terkena imbas ledakan!""Bawa dia ke tempat aman!" "Iya ayah!" sahut Wang Jin membawa Tetua Qin YangJendral Jianying memerintahkan beberapa prajurit meniup terompet dan memukul gendang perang, 20.000 prajurit kerajaan Den De bergerak membentuk barisan. Semua orang yang berada di atas gerbang kota berubah serius melihat barisan musuh, meskipun kalah jumlah tidak membuat semua orang putus asa begitu saja. "Bentuk Barisan Pasukan!" teriak Jendral Jianying berkuda mengelilingi barisan pasukan Immortal Chu We memperlihatkan diri dengan wibawa sebagai pemimpin pasuk
Bab 109. Gejolak Kota Glory "Aku di sini!" ucap Ling keluar dari tumpukan dedaunan"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Jendral Jianying terlempar mendapatkan tendangan dari bawah, pria berjubah hitam berlari memanjat pohon melihat ke arah satu sosok yang mengambang. "Teknik Bertarung 1000 Tupai Melompat!" Pandangan Jendral Jianying bergetar hebat merasakan ada bahaya besar, ia melihat pria berjubah hitam melesat cepat ke arahnya. Dalam 10 detik Ling berhasil melompat 1000 kali, pedang mutiara surga menancap ditanah, Ling mencabut pedang membuat luka yang diterima Jenderal Jianying menyemburkan darah. "Aaaaaaaaa….!" Jendral Jianying berlutut dengan tubuh berlumuran darah, bagian dada dan belakang terkoyak akibat pedang mutiara surga, ia berbangun memperlihatkan senyuman membunuh.Ling menoleh ke belakang "harusnya dia lumpuh setelah mendapatkan serangan ini, tapi kenyataannya? Dia masih bisa berdiri… apakah seranganku yang terlalu lemah!""Anak muda, kemampuan yang kamu miliki termasuk
Bab 110. Menerobos Tahap 14 Dunia Kultivasi Tingkat Langit"Untuk apa kamu menolongku!""Aku hanya ingin tahu, apa yang direncanakan Raja Den De… katakan kepadaku? Atau mati!" ucap Ling dengan nada tegas "Heh … kamu menyuruhku menjadi penghianat, meskipun kamu membunuhku? Aku tidak akan mengatakannya!""Setelah perang di kota ini, aku akan menyerang ibukota kerajaan Den De… dengan cara menawanmu!" "Bermimpi… ibukota kerajaan bulan sabit sudah hancur lebih dulu!" ucap Immortal Hung Yin keceplosanLing menusukkan pedang tepat di jantung Immortal Hung Yin, ia mengambil cincin penyimpanan lalu berbalik pergi. Pertempuran besar masih terjadi, Ling berjalan menghampiri Leona dan Qin Chen."Ibukota dalam bahaya, aku akan segera kembali… Qin Chen tetap disini!""Baik!" Ling dan Leona berlari masuk hutan, Immortal Hua Bi menghentikan langkah mereka."Mau kemana kalian?""Paman, ibukota dalam bahaya!"Hua Bi berubah seiring "baiklah, aku ikut!""Ayo!" Tiga sosok berlari meninggalkan wilayah
Bab 111. Keadaan genting ( Kota Glory ) Semua orang begitu terkejut melihat Ling berhasil menerobos ke tahap 14, tiga Immortal dari kerajaan Den De hanya bisa menyaksikan pasukannya tewas terbunuh. Pasukan musuh yang awalnya 20.000 sekarang hanya tersisa 5000, pasukan kerajaan bulan sabit masih ada 7.000 prajurit. "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ling terlempar mundur"Gawat, pasukan bantuan musuh!" gumam Immortal HanRaja Den De menarik pedang "serang…!" "Masuk ke kota!" teriak Tetua He mengangkat tangan"Hentikan mereka semua!" Semua orang berlarian masuk gerbang kota, Qin Chen membuka jalan menghabisi musuh yang menghalangi, setelah selesai pintu gerbang langsung ditutup rapat."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Gerbang kota tertutup membuat semua pasukan musuh berusaha memanjat gerbang, banyaknya pasukan yang dibawa Raja Den De menjatuhkan niat bertarung semua orang dari kerajaan bulan sabit, di tambah lagi ada dua Immortal pelindung yang melayang di kehampaan. Ling melihat ke arah tema
Bab 112. Gelombang Akhir Pertempuran Kota GlorySemua pasukan pekerjaan bulan sabit berubah panik saat gerbang kota berhasil di bobol, pertarungan secara langsung kembali terjadi di atas gerbang dan diatas atap rumah-rumah, semua murid sekte dan prajurit kerajaan berjuang habis-habisan untuk bisa bertahan hidup. Suara dentuman memperlihatkan Immortal Han terlempar menghantam tanah di tepi hutan. "Immortal Han terimalah kematianmu..!" teriak Immortal Immortal Xiuying merapalkan segel tangan"Han…!" teriak semua orang Immortal Xiuying melesatkan gelombang energi dari formasi "yeaaaaaaaaaa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Suara ledakan keras membuat kabut tebal menutupi pandangan, perlahan kabut menghilang di hembusan angin kencang. Immortal Lie Mu berdiri membelakangi Immortal Han, Raja Liu Hong dan pasukan khusus keluar dari dalam hutan. Semua pasukan musuh membentuk barisan melindungi Raja Den De, semua Immortal berhenti bertarung saat itu juga. "Akhirnya pasukan bantuan sudah datang
Bab 113. Pembalasan DendamPertempuran yang awalnya tidak berpihak kepada pasukan kerajaan bulan sabit, sekarang berubah drastis saat Raja Liu Hong dan pasukannya turun ke medan perang. Mo Heng berdiri melihat pria di depannya menghembuskan nafas terakhir, ia mengambil pedang dan cincin penyimpanan sebagai imbalan untuk kemenangan. "Immortal Jun Hui, aku sudah bilang untuk tidak merasa kuat di dunia ini… yang diam bukan berarti takut, yang lemah bukan berarti tak mampu, yang gila bukan berarti bodoh, dan yang buruk tak selamanya abadi. Andai saja kamu menjaga ucapmu? Kita akan masih bertarung!" ucap Mo Heng melesat terbang ke tempat aman "Aku benar-benar kelelahan, semua pil energi sudah habis!" Immortal Chu We berhasil pulih dari luka sekujur tubuh, ia melesat terbang melihat pertarungan dimana-mana, setelah itu melihat Tetua Qin dan Tetua He dipenuhi luka-luka. Immortal Zhu Ting menari-nari dengan tombaknya, saat itu juga Immortal Chu We memunculkan tombak untuk menyelamatkan dua