Bab 114. Kemenangan Besar Immortal Yongsheng tewas terbunuh oleh pemuda berbakat dari kerajaan bulan sabit, semua prajurit musuh sudah tewas, semua orang berdiri di atas gerbang kota menonton pertarungan sengit. Raja Liu Hong mengangkat kepala Raja Den De memberitahu kalau kemenangan sudah di dapatkan.Immortal Chu We, Immortal Zhu Ting, Immortal Lie Mu, dan Immortal Boros berhenti bertarung, mereka melihat Raja Den De sudah tewas terbunuh. "Baiklah, kalau dia sudah mati… artinya, tugasku sudah selesai… Immortal Lie Mu, urusan kita belum selesai? Di masa depan kalau kita bertemu lagi.. aku akan mencabut nyawamu!" ucap Immortal Boros menghilang dari pandangan"Sialan dia kabur!"Immortal Zhu Ting melihat sekeliling "sebaiknya aku kembali ke ibukota menyelamatkan Ratu dan keluarga kerajaan!" gumamnya berbalik pergiMo Heng dan yang lainnya menghentikan langkah satu sosok yang ingin melarikan diri, Immortal Zhu Ting mengepalkan tangannya saat tidak bisa melarikan diri."Hajar dia!" ter
Bab 115. Menyusuri Samudera Tiga SamudraSatu bulan Ling terjebak di samudera yang sangat luas, ia tidak tahu harus melakukan apa dan kemana akan tiba, untuk kembali tidak mungkin lagi karena sudah terlalu jauh melakukan perjalanan di tengah laut. Leluhur keluarga Ling memberitahu kalau mereka sudah keluar dari samudra tiga gelombang dan sekarang berada di jantung samudera."Cucuku, sebaiknya kamu bersiap mengumpulkan energi untuk menghadapi badai di perbatasan jantung samudera!" "Baik leluhur!" Lima jam kemudian, awan mendung mulai berkumpul, setelah itu terjadi hujan lebat disertai badai petir. Ling memucat melihat badai mengerikan mengguncang luasnya samudra, suara Guntur menggelegar menyadarkan pria yang berdiri di atas rakit bambu. "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Leluhur, bagaimana ini?!""Tetap waspada dengan petir itu, kamu juga harus mengendalikan rakit bambu ini!" "Baik!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" petir menyambar Gelombang laut setinggi 100 meter mengangkat rakit bambu,
Bab 116. Kota PesisirLing berhasil tiba di benua Yueyin, benua yang tidak memiliki pemimpin dan hanya dijaga oleh Praktisi dan persatuan pendekar. Di tengah hutan Ling berlari menggendong kakek Yuyu menuju kota pesisir, kota pesisir adalah kota yang kebanyakan penduduk berjualan ikan. Setelah beberapa menit melakukan perjalanan, langkah dua sosok dihentikan lima orang perampok. "Berhenti!" "Minggir!" teriak Ling melewati semua orang"Cepat sekali!" ucap Kakek Yuyu"Haha… !""Cepat kejar dia!" Ling berhenti lalu memutar badan menghindari semua serangan, sosok tua yang di gendongan merasa sedikit pusing karena gerakan terlalu cepat."Rasakan ini!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" lima perampok terlempar lalu jatuh pingsan "Anak muda, kamu gila … kepalaku hampir lepas!""Maaf kek, ayo kita lanjutkan perjalanan!""Apakah kamu seorang petarung?""Iya kek!" ucap Ling melompat dari pohon ke pohon lainnya "Berapa orang yang sudah pernah kamu bunuh?""Lupa… sekitar 10.000 lebih!" "Apa, bany
Bab 117. Kedatangan pasukan iblis ( Benua Yueyin )Ling membuat kekacauan di kota pesisir, itu dilakukan agar semua penduduk kota segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Ling merasakan kalau aura iblis semakin mendekati kota pesisir, ia berbalik pergi meninggalkan 10 petarung yang bertugas menjaga kota."Masih banyak penduduk yang memilih untuk tinggal, sebaiknya aku juga segera pergi!" gumam pria berjubah hitam menghilang begitu saja"Sialan, dia kabur!" "Bagaimana ini, dia bilang ada bahaya besar yang akan datang!""Mana mungkin, memangnya siapa yang berani membuat kekacauan di benua Yueyin!"Disisi dalam hutan, Ling sudah berkumpul dengan dua kakek tua, ia mengganti jubahnya dengan jubah putih lusuh. "Anak muda, siapa kamu sebenarnya? Aku Guanzhou?""Aku Liu Ling, orang yang sedang patah hati!""Jadi bagaimana sekarang?" tanya Kakek Yuyu"Ayo kita pergi juga, sebagian penduduk sudah pergi dan sebagian tetap keras kepala untuk berada di sana… mereka lebih mementingkan harta dar
Bab 118. Perjalanan menuju kota PraktisiDi senja hariRombongan harimau berjalan memasuki desa, kakek Yuyu dan Kakek Guangzhou berdiri di belakang tiga ayam besar untuk bersembunyi, Ling berdiri tanpa rasa takut menghadang 20 Harimau bercorak hitam oren. Semua penduduk mencoba mengintip apa yang dilakukan pemuda berjubah lusuh, Ling merendahkan kuda-kuda menarik dua buah belati."Harimau sialan… kalau ingin memakanku, persiapkan diri kalian untuk mati!" Harimau mengaung bersamaan, setelah itu berlari ingin menerkam pria berjubah lusuh. Ling melompat ke udara "teknik bertarung Ayam Phoenix!" ucap Ling memukul dua harimau hingga tewas saat itu juga "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "Hajar!" teriak kakek Yuyu18 harimau yang tersisa berputar-putar mengelilingi pemuda berjubah lusuh, setelah itu menerkam secara bersamaan. Ling melompat lalu menendang satu Harimau hingga terlempar keluar desa, mengangkat satu Harimau melemparkannya ke arah pohon."Bruk!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Satu-
Bab 119. Meratapi nasibDi halaman depan markas perampok, semua orang berkumpul mengantar kepergian Ling dan dua sosok tua. Semua perampok melambaikan tangannya, Ling dan dua orang di sampingnya melanjutkan perjalanan menuju kota Praktisi, perlahan tiga sosok menghilang dari pandangan, saat itu juga semua orang berbalik melakukan aktivitas masing-masing.Di istana megah berlapis emas, sosok cantik Leona duduk sendirian mengingat suaminya yang sudah tidak ada, perasaan sedih membuatnya lebih banyak diam beberapa bulan semenjak kepergian Ling. "Sudah setengah tahun aku tidak melihatnya, aku juga tidak bisa bertemu Nana, Qin Chen, Putri Liu Yin dan yang lainnya!" ucap Leona menahan air mataLeona mengeluarkan kalung pemberian suaminya "sayang, aku yakin kamu pergi tanpa alasan, dan aku yakin suatu saat kita akan bertemu lagi… kita sudah berjanji untuk hidup bersama selamanya!" ucapnya begitu terpukul Leona meneteskan air mata kerinduan, dada terasa sesak mengingat canda tawa bersama su
Bab 120. Penari YihuaLing, Kakek Yuyu, Kakek Guangzhou melihat gerbang kota yang sangat besar, di atas gerbang terlihat pasukan berbaris rapi mengawasi semua orang yang datang. Giliran Ling dan dua orang di sampingnya sudah tiba, satu prajurit penjaga menghampiri mereka meminta pajak masuk 20 koin Yueyin untuk satu orang."Mahal sekali!" ucap kakek Yuyu"Kalau tidak mau silahkan kalian kembali!" ucap prajurit penjaga"Ini!" ucap Ling memberikan 60 koin "Eh … tunggu, ayam besar ini juga harus bayar!" "Apa… dasar mata duitan!" ucap Kakek Guangzhou"Ini!" sahut Ling memberikan 60 koin tambahan "Silahkan masuk!"Tiga sosok berjalan memasuki gerbang kota, saat itu juga lima penari menari-nari menggunakan kipas menyambut kedatangan semua orang, Ling menatap satu wajah cantik yang sangat mirip dengan Leona."Kenapa dia menatapku begitu!" gumam sosok cantik melakukan gerakan indah "Hei, sepertinya kamu menyukai wanita itu?" busik kakek Yuyu"Tidak, dia hanya mirip dengan kekasihku!" "Li
Bab 121. Gertakan Bei Wu Tang Di pagi hari terdengar suara palu memukul paku, di atas rumah Ling memperbaiki lubang-lubang atap yang sudah rapuh. Dua sosok tua melempar daun-daun yang menjadi atap ke arah Ling, dibawah pohon lima sosok cantik duduk menonton aktivitas pria tampan, wajah tampan yang sangat memukai memanjangkan mata mereka."Ling, tangkap ini!" teriak Kakek Yuyu melemparkan daun atap"Baik!""Kaka Yihua, pria itu tampan sekali!""Iya kak, aku mau menikahinya kalau dia mau!""Eh… dia sudah memiliki istri!" sahut Yihua"Darimana kamu tahu?""Dia yang bilang!""Hm…!" Sambil memperbaiki atap bangunan, Ling mendengar ocehan semua orang menggunakan kekuatan pendengaran jarak jauh. Beberapa saat kemudian, atap bangunan sudah diperbaiki, Lin melompat turun menghampiri semua orang."Kakak ipar, ini koin untukmu… belilah makanan!""Oke!" sahut sosok cantik berbalik pergi Beberapa menit kemudian, Yihua tak kunjung kembali membuat semua orang kebingungan. Ling berjalan untuk menc
Bab 199. Nasehat Immortal LingDi dalam kamar penginapan terdengar suara tangis, pertemuan Yihua dan kedua orangtuanya membuat perasaan kecewa kembali terungkit. Sampai sekarang masih belum bisa memaafkan kesalah yang dilakukan Ratu Monalia dan Raja Loyan, mereka mengusirnya secara istana secara hina di hadapan semua orang. Jendela terbuka memperlihatkan sosok Immortal Ling, gadis cantik segera menyapu air mata."Ling, bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu?!""Maaf aku, kalau aku mengetuk pintu? Kami pasti pura-pura tidur!""Katakan, apa tujuanmu datang ke kamarku!" "Besok pagi aku akan berangkat, apakah kamu tidak ingin berpamitan denganku?""Pergi saja, aku tidak peduli!" "Apa… ternyata semua wanita itu sama saja!" Yihua menarik pedang "apa katamu!""Tunggu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!""Katakan!" Immortal Ling melihat keluar jendela "Yihua, apakah kamu yakin tidak ingin memaafkan kedua orang tuamu?""Untuk apa, mereka sudah melakukan kesalahan dengan mengusir an
Bab 198. Duel singkatDi pelabuhan, semua orang berkumpul ingin melihat duel yang sebentar lagi akan terjadi di tengah lautan. Meskipun kekuatan Immortal Ling berada di tahap kesempurnaan Immortal, namun semua jenis formasi yang dimiliki adalah formasi kelas dunia, pria berjubah hitam berdiri melihat Yin petarung Tanah Suci dari benua langit biru."Nona… sebaiknya kamu menyerah saja!""Sombong sekali!" Yin menghilang lalu muncul di belakang Immortal Ling, sebilah pedang berayun ingin menebas kepala, pria berjubah hitam menundukkan badan lalu menangkap tangan sosok cantik."Terbanting!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Ling mundur lebih jauh untuk menjaga jarak, ia melihat sosok cantik memuntahkan seteguk darah segar. "Ayah memang sangat pandai mengatasinya, padahal cuma berada di tingkat Immortal?" gumam Fang Xia sedikit kebingungan"Pria sialan… terimalah pedangku ini!" "Membelah Bulan!" Pedang melintas di wajah, lagi-lagi Immortal Ling mendorong mundur sosok cantik beberapa
Bab 197. Bentrokan di pelabuhan benua YueyinKapal besar sudah tiba di pelabuhan benua Yueyin, Zhuge Liang memberitahu untuk berangkat setelah tiga hari, ia ingin menyiapkan bekal makanan sebelum melakukan perjalanan panjang. Di penginapan semua keluarga Ling berkumpul, makanan hangat tersusun rapi di atas meja. Immortal Ling Yan Yu memberikan satu kantong emas "ini simpanlah untukmu dan istrimu nanti!""Terimakasih!""Hei nak… setelah kamu pergi, aku harap kamu tidak melupakan kami semua!" "Pastinya, aku akan mengingat semuanya!""Hei Kakek, apakah kamu tidak ingin memberiku hadiah?" tanya Ling Xia ke arah Ling FanLing Fan melemparkan kitab kultivasi "haha… Terimalah ini!"Fang Xia melihat kitab surgawi yang diberikan Immortal Ling Fan, ia begitu ingin memiliki kitab tersebut."Tidak adil!" sindir Fang Xia mengagetkan semua orangLing Fan melemparkan tanaman obat "Fang Xia, tangkaplah ini!" "Bunga apa ini?""Itu adalah bunga jurang terlarang, aku tidak tahu pasti untuk apa keguna
Bab 196. Meninggalkan Dataran MerahDi pesisir pantai terlihat semua penduduk dan pejuang dataran merah berkumpul, mereka ingin mengantar kepergian pasukan benua Yueyin dan pasukan Immortal Ling. Pasukan benua Yueyin dipimpin oleh Immortal Ling Fan, sedangkan pasukan gunung suci dipimpin oleh Immortal Ling.Dataran merah sangat berterimakasih kepada benua Yueyin karena sudah berjuang bersama menghadapi pasukan iblis, satu-persatu orang berpelukan sebelum berpisah. Ling turun dari kapal, setelah itu berdiri di depan semua orang. "Raja Liu Hong dan kalian semua… terimalah penghormatanku!" ucap Immortal Ling berlutut dengan sebilah pedang mutiara"Berlutut…!" teriak semua murid sekte gunung suciImmortal Ling Ya Yu menancapkan pedang "dataran merah… terimalah penghormatan kami benua Yueyin!" "Berlutut!" perintah Immortal Ling FanRaja Liu Hong tersenyum hangat "bangunlah kalian semua!" "Terimakasih!" Raja Liu Hong melepaskan mahkotanya, setelah itu berlutut di hadapan semua orang yan
Bab 195. Taman KultivasiPerselisihan sudah selesai, semua orang tidak bisa melarang kepergian Immortal Ling dan sekte gunung suci, sebelum pergi meninggalkan dataran merah? Immortal Ling ingin memberikan kejutan kepada semua orang. Beberapa pekerja membangun sebuah taman di samping kediaman keluarga kerajaan, taman akan digunakan untuk semua orang berkultivasi, Ling juga memberikan formasi khusus agar penyerapan Energi dua kali lebih cepat."Ayah… tolong aku!" teriak Ling Xia berlari"Jangan lari… aku akan menghajarmu!" teriak Fang Xia membawa sapu lidiImmortal Ling menoleh ke samping "hei kalian, istirahatlah… jangan bermain terus!""Iya!"Ling Xia berlari menghampiri Leona, sedangkan Fang Xia berdiri di samping ayahnya."Ayah… apa yang ingin kamu buat?""Fang Xia, apakah kamu masih ingat dengan diagram Kakek Fang Li?" "I-itu, apakah ayah yakin?""Aku yakin, meskipun mereka semua sungguh gila dan tidak tahu diri… tapi aku sudah menganggap mereka semua seperti keluarga!" ucap Immor
Bab 194. Sebelum perpisahanKekacauan terjadi di ibukota, konflik saudara membuat semua orang saling bertarung satu sama lain, Raja Liu Hong tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Niat Qin Chen hanya untuk menahan Ling dan yang lainnya agar tidak pergi dari dataran merah, namun masalah semakin besar membuat emosi begitu membara. Fang Xia melayang di kehampaan, setelah itu melihat ke arah semua orang."Hentikan pertarungan ini!" teriaknya menggunakan pesan mentalLangit bergetar ketika seorang Ranah Suci menggunakan pesan mental, semua orang berhenti bertarung lalu melihat ke arah sosok cantik. "Semuanya hentikan pertarungan tidak berarti ini, aku tidak ingin ada yang terluka… kita sudah sama-sama berjuang untuk menjaga perdamaian, tapi sekarang malam ingin saling membunuh!""Turunkan senjata kalian… atau aku akan menghajar kalian semua!" ancam Fang Xia memperlihatkan tingkat kultivasiSemua orang menyarungkan kembali pedangnya, saat itu juga terdengar suara ledakan dan denting
Bab 193. KerusuhanImmortal Ling marah besar mendengar cerita putranya Ling Xia, ia tidak habis pikir kalau semua orang berencana untuk menculiknya dan di masukan kedalam lubang sumur. Immortal Ling memerintahkan semua murid gunung suci untuk bersiap meninggalkan dataran merah, Raja Liu Hong berjalan menghampiri pria berjubah hitam."Ling, apakah kamu ingin pergi sekarang… semua masalah belum selesai, sebaiknya kita bicarakan ini bersama yang lainnya… aku juga tidak tahu kalau semua rencana ini disusun oleh mereka!" "Baiklah… aku ingin melihat kenapa mereka melakukan ini!" Immortal Ling dan semua keluarganya berjalan memasuki aula utama, semua orang juga diminta untuk berkumpul segera. Qin Chen berjalan dengan wajah panik karena tidak menemukan keberadaan putranya, ia duduk di samping Immortal Han. Ling Xia berdiri menunjuk ke arah semua orang."Kalian semua jahat… aku hampir mati terendam di dalam sumur, saat itu terjadi hujan deras!" teriak bocah kecil"Nak, katakan siapa yang yan
Bab 192. Kasus PenculikanPerlahan matahari pagi menyinari dunia, di pagi itu juga Putri Liu Yin berteriak meminta tolong, suara teriakan terdengar begitu keras membuat semua orang terbangun dari tidurnya. Qin Chen berjalan menuju kediaman, ia melihat istrinya berlutut sambil menangis didepan pintu. "Sayang ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa….!" "Prajurit, cepat cari Liu Qin!" perintah Qin Chen begitu panikSemua orang berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut, kabar menghilangnya Liu Qin dan Ling Xia menyebar ke telinga penduduk ibukota. Di halaman kediaman, Ling memerintahkan semua murid sekte gunung suci untuk melakukan pencarian keluar dari ibukota."Aku beri waktu tiga hari, kalau kalian tidak menemukannya… kembalilah!""Baik Tetua!" ucap semua murid sekte gunung suciLing melihat Qin Chen begitu panik "Qin Chen, ada apa?""Liu Qin menghilang!""Apa, aku juga kehilangan Ling Xia!" Qin Chen memalingkan wajah mencurigai Immortal Ling yang sudah menculik putranya, Ling menger
Bab 191. Aliansi Naga Surgawi ( Qin Chen )Sekte naga biru dan sekte kincir air resmi menjadi sekte Gunung Suci, dua sekte tersebut saling memalingkan wajah dengan sekte lainnya, hanya saja mereka tertahan oleh Ling dan Qin Chen yang begitu akrab. Qin Chen berniat untuk membantu membangun aliansi yang bernama; Aliansi Naga Surgawi, di aula pertemuan semua orang berkumpul. Qin Chen memberikan hormat kepada semua orang "semuanya, maaf kalau sudah membuang waktuku… aku mengumpulkan kalian semua ingin memberitahu, kalau aku mendirikan aliansi yang bernama Naga Surgawi!" "Nama yang bagus!" ucap Tetua He"Eh, tunggu dulu.. kalau begitu aku juga ingin mendirikan aliansi!" ucap Mo Heng tersenyum dingin ke arah Qin Chen"Baiklah… siapa saja yang ingin mendirikan aliansi?" tanya Raja LiuBeberapa orang memberitahu kalau ingin mendirikan aliansi dengan misi menjaga dataran merah dari serangan luar. Raja Liu Hong mencatat dua nama aliansi, setelah itu meminta pimpinan pasukan untuk mendaftarkan