Setelah Galuh Tapa berusaha dengan cukup keras, akhirnya dia berhasil keluar dari sana meski napasnya terputus-putus.''Bagus ternyata tenaga dalamku mulai kembali, ''ucap Galuh Tapa, menyadari kekuatannya yang mulai pulih setelah keluar dari goa itu.Galuh Tapa segera terbang dengan cepat meninggalkan puncak api menuju hutan cahaya kehidupan, tapi sayangnya dia tidak menemukan hutan itu.Karena segalah sesuatunya telah berubah secara derastis, tidak ada lagi pohon bercahaya putih dan besar, juga tidak ada kabut hitam diwilayah hutan pohon mati.''Apa yang sebenarnya sedang terjadi ditempat ini? ''Galuh Tapa bertanya-tanya didalam hatinya sembari melihat keadaan sekitar.Salah Satu petunjuk Galuh Tapa adalah energi batu pusaka yang diletakkan dikening panglima kumbang.Jadi karena itulah dia akhirnya bisa menemukan macan hitam itu, masih berada pada pusisinya yang sedang menunggu didekat perbatasan hutan dengan tanah bebatuan.Panglima kumbang sekarang lebih kecil dari sebelumnya, m
Hingga keesokan hari Galuh Tapa mulai berlatih dengan menggunakan pedang, bagi orang yang perama kali belajar, tentu saja teknik itu sangat sulit. Tapi tidak bagi pemuda ini karena dia sudah pernah berlatih memainkan pedang, jadi sediktnya hal itu tidak akan terlalu sulit.Namun untuk sekarang Resi Sembadah menganjurkan untuk memakai pedang yang terbuat dari kayu terlebih dahulu.Meski sebenarnya Galuh Tapa ingin memakai pedang yang ada pada dirinya yaitu pedang pusaka Lintang Kuning.Tapi Resi Sembadah, tidak ingin jika tempat itu hancur oleh energi pedang yang dimiliki pemuda itu, jadi itulah alasannya kenapa dia menyuruh Galuh Tapa untuk tidak menggunakan pedangnya saat ini. Namun bagi Galuh Tapa bukanlah perkara sulit. Sebab dari ketiga pedang sebenarnya teknik pedang penjuru yang paling rumit dalam setiap gerakannya.Dia sudah memahami sedikit tentang teknik pedang bayangan, tapi dengan adanya kitab ditangannya tentu akan sangat berguna, untuk menguasai teknik itu.Galuh Tapa me
Setelah beberapa menit berjalan, pemuda itu sampai juga didanau merah, dimana sebelumnya dia masuk kedalam alam lelembut melalui goa didalam danau itu.Siring besar akibat pertarungannya dengan Sutantri satu tahun lalu masih terlihat jelas.Karena sekarang sudah diisi dengan air, dan tentu saja siring itu juga dipenuhi ikan dan binatang yang lainya.Dipinggir danau itu pemuda itu terhenti sesaat. Bukan karena lelah, tapi tidak memiliki petunjuk kemana dia harus pergi.''Apa mungkin aku harus kembali kekerajaan Fasma lebar? ''tanya Galuh Tapa. ''Atau melihat lembah teratai putih? aduh kemanapun itu aku tidak tahu arahnya.''Hingga Galuh Tapa membasuh mukanya, karena saat ini mungkin wajahnya sangat kotor.Dia akhirnya melanjutkan perjalanan lagi, tujuanya mengarah kearah matahari mati tenggelam, pemuda itu sesekali terbang saat menemui jalan yang sulit dilalui.Tapi dia tidak ingin selalu menggunakan kemampuannya secara terus menerus, sebab dapat menguras tenaga dalamnya.Setelah melak
''Benar sekali ini adalah perintah dari raja Jagat Satria.'' Jagat Satria sedang melakukan lobi kepada raja di dataran bumi Besemah yang lain, tapi hingga hari ini kerajaan itu belum memberi Tanggapan.Jika tanggapan Jagat Satria diterima oleh raja penguasa dataran bumi besemah maka kemungkinan bertahan melawan Kelabang Iblis terbuka lebar.Tapi sejauh ini mereka tidak banyak mendapatkan informasi mengenai dataran itu. Sekarang tinggal berharap setidaknya mereka mau membantu pengungsian rakyat Fasema Lebar.Galuh Tapa menarik napas dalam setelah mendengar perkataan pria itu, bagaimanapun ini adalah suasana yang sangat krisis, sudah puluhan orang yang tewas. Ini bukanlah penaklukkan lagi tapi ini sebuah pembantaian.Hingga Galuh Tapa mengepal erat telapak tangannya, menahan marah. Jikapun dia masih bertahan satu tahun lalu, situasinya akan tetap akan sama. Lima ratus pendekar tanpa tanding yang mereka bawa bukanlah hal yang biasa dianggap remeh.''Jadi kalian semua adalah persatuan h
Sementara Galuh Tapa hanya tersenyum kecil. Mereka semua bahkan belum mencapai level pendekar pilih tanding, tapi bertingkah seperti jagoan. Sehingga pemuda itu mengambil sebuah ranting kecil yang masih terdapat sehelai daun diujung ranting tersebut.Galuh Tapa sambil menggelengkan kepala menghadapi mereka semua secara bersamaan dengan menggunakan ranting itu sebagai senjata.Boom...boomBahkan beberapa pedang yang terkena ranting yang dia gunakan seketika patah berkeping-keping.Pemuda itu jelas menyalurkan tenaga dalam pada ranting yang dia gunakan, bahkan sehelai daun yang melekat tidak jatuh setelah beberapa kali mencabut nyawa lawannya.Setelah dua menit atua mungkin lebih, Galuh Tapa menyisakan satu lawannya yang masih hidup, pemuda itu tidak membunuhnya, karena lawannya sudah melepaskan senjata sambil gemetaran.''Aku akan membunuh yang satu ini! ''bocah itu berniat memainkan kecapi, tapi Galuh Tapa segera mencegahnya.''Membunuh musuh yang sudah tidak berniat lagi bertarung b
Lalu kemudian barisan berikutnya diikuti dengan rakyat yang masih memiliki stamina yang cukup baik. Mereka sengaja diletakan ditengah, agar mereka tidak meninggalkan orang-orang tua yang berjalan lebih dahulu.Dan barisan yang selanjutnya adalah tiga belas orang kuat yang membantu bagian rakyat barisan belakang, jika saja diantara mereka mengalami kesulitan.Formasi ini juga bertujuan agar lebih muda mempertahankan posisi ketika musuh tiba-tiba datang menyerang.''formasi dipakai sekawanan serigala, ''Galuh Tapa bergumam pelan.Sedangkan bagian paling akhir adalah Galuh Tapa. pemuda itu menarik gerobak barang seperti menarik sebuah kapas, mudah dan terlihat ringan.Dia memang sengaja berada pada barisan terakhir, karena memiliki kemampuan yang lebih hebat dari siapapun di sana.Dengan begitu musuhnya-musuhnya yang berusaha mengajar rombongan itu akan berhadapan dengan Galuh Tapa.Galuh Tapa juga tidak keberatan berada didepan jika saja ada musuh yang menghadang, tapi dia yakin pasukan
''Kalian akan membunuh semua orang ini, ''tanya Sitagok. ''Kejam sekali kalian semua!.''Mendengar perkataan itu, ketua pimpinan bandit gunung tertawa terbahak-bahak. ''Kasian? di dunia yang sudah hampir hancur ini, kalian pikir sifat itu masih ada?tidak, sifat itu telah hilang dari kami, karena itulah kami masih bisa bertahan hidup hingga sekarang. Tawa pria itu diiringi oleh galak tawa teman-temannya yang lain, ''Lebih baik jangan banyak bicara dan serahkan barang kalian secara baik-baik.''Mendengar perkataan pria itu, Galuh Tapa menggelengkan kepala, situasi seperti inilah yang dia benci.Namun nampaknya tidak ada pilihan lain, beberapa pukulan mungkin bisa membuat mereka jera.''Aku menolak permintaan kalian ''ucap Galuh Tapa.Seketika pemuda itu menyerang terlebih dahulu dengan menggunakan sarung pedang yang dia ambil dari salah satu bandit itu. Mendapat serangan yang begitu cepat, semua bandit nyaris terpaku karena terkejut.Pada saat yang sama, Galuh Tapa menghantam mereka de
Hingga ada satu hal yang ditinggalkan orang tuanya yang menjadi pegangan candil. ''Seni adalah kehidupan tapi juga seni adalah kematian.''Jadi apa tujuanmu sekarang, Candil? ''tanya Galuh Tapa.''Aku akan menjadi pendekar dan bergabung dengan Persatuan Pendekar Hulubalang. ''Bocah itu berkata dengan mantap, bahkan tidak terdengar keraguan dari suaranya. ''Aku akan melindungi semua orang dari orang-orang yang berniat jahat.''''Kau sangat berani!''''Tapi tuanku lebih berani! ''balas Candil.''Tidak, sebenarnya aku ketakutan. Bahkan ketakutan lebih besar dari siapapun orang yang hidup di dunia ini. ''Sambung Galuh Tapa.''Kau takut tuanku? padahal kau sangat kuat''''Aku takut jika tidak bisa melindungi orang-orang dan aku takut kehilangan sahabat dan teman karib. ''Galuh Tapa sebenarnya mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak berbohong atas ketakutannya.''Tuan pendekar...Aku yakin ketakutan mereka tadi lebih dari dirimu. ''Candil tersenyum kecil penuh makna.''Ya, nampaknya mereka