Jaya tak bisa berkata apa-apa setelah melihat kedua mata Dewi Durga yang menyala ungu. Tubuhnya terasa kaku tak bisa digerakkan."Aku...Aku tidak bisa melakukannya dengan tubuh selemah ini...! Aku bahkan hampir mati di tangannya. Tak hanya itu, saat aku bertarung melawannya, ada satu sosok yang melayang di langit memperhatikan kami. Akan tetapi dia diam saja dan sepertinya hanya aku yang menyadari keberadaannya. Bocah itu sepertinya tidak tahu tentang sosok tersebut. Itulah kenapa aku memilih untuk kabur menyelamatkan diri setelah membuat bocah Sakti itu tergeletak. Jika aku terus disana, aku takut sosok itu akan turun dan menyerangku," kata Jaya dengan wajah pucat karena tekanan dari kedua mata Durga yang mencekik lehernya."Oh? Siapa yang memiliki kemampuan untuk membuatmu takut dan kabur begitu saja? Apakah kau merasa bahwa kau bukanlah lawannya?" tanya Dewi Durga masih dengan mata menyala."Lepaskan...! Lepaskan dulu tekanan ini...! Aku hampir tidak bisa bernapas...!" teriak Jaya
Setelah pertemuan dengan Dewi Kematian istrinya selesai, Jaka Geni kembali menemui Izanagi dan Amaterasu. Sementara, Iyana kembali ke Dunia Kematian menggunakan portal Gaib miliknya.Dalam perjalanannya menuju ke tempat Izanagi berada, Jaka Geni tersenyum sendiri mengingat apa yang baru saja dia lakukan bersama istrinya."Rasanya masih saja sama seperti dulu. Tidak berubah dan malah semakin indah...Iyana, kau begitu banyak membantuku. Nanti aku akan memberikan hadiah untukmu," batin Jaka Geni.Dia mendarat di halaman kecil dimana terdapat sebuah pondok kayu bercat merah. Izanagi dan Amaterasu telah menantinya sambil minum teh."Kau sudah kembali Jaka?" sapa Izanagi berbasa-basi.Jaka Geni mengangguk. Dia melirik kearah Amaterasu yang tidak menoleh bahkan melirik dirinya sekalipun. Wanita cantik itu nampak diam dan dingin meski Jaka sudah berada di sana. Melihat hal itu, pria itu pun tersenyum dan berniat menggodanya."Ayah mertua, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa berlama-lama di
Kedua Buto kakak beradik itu balas membungkuk hormat sehingga mereka dan Tatsuka Geni malah jadi saling menghormat satu sama lain sehingga ketiganya terlihat lucu."Tuan Putri tidak perlu memberi hormat kepada kami yang seorang pelayan. Takutnya ini akan membuat hati Pangeran dan Dewi Matahari tersinggung." kata Buto Abang yang wujudnya menyerupai sosok manusia berkulit merah darah dengan kedua mata yang menyala merah. Meski tidak memiliki Tanduk karena dia tengah menjadi sosok manusia, siapa pun akan menduga bahwa dia adalah seorang Iblis."Benar Tuan Putri, kami merasa tidak enak jika harus mendapat penghormatan darimu. Jadi, anggap saja kami ini pelayan mu juga, sama seperti Batara Geni dan kami berdua." timpal Buto Ireng yang wujudnya juga sesosok bertubuh manusia namun memiliki kulit hitam legam dan hanya kedua matanya saja yang menyala merah.Meski mereka berubah menjadi sosok manusia, mereka tetap saja menyeramkan."Tatsuka anakku, kau memiliki hati yang bersih dan polos. Jika
Kojiro Geni menatap kearah Buto Abang. Dia terkejut melihat wujud asli dari lawannya tersebut. Tidak hanya itu, dia pun merasakan aura yang luar biasa dari rasaksa merah itu."Aura yang sangat kuat...! Bahkan ini lebih kuat dari Dewa Lang yang pernah mengajari diriku di Probo Lintang!" seru Kojiro dalam hati.Meskipun dia merasa ragu untuk melanjutkan pertarungan, mengingat keangkuhan yang dia tunjukkan sejak awal, pemuda itu pun tidak berniat sedikitpun untuk menyerah. Tak peduli seberapa kuatnya makhluk diatas sana, dia akan tetap melawannya sampai dia benar-benar tak bisa bergerak.Buto Abang meluncur kebawah bagai meteor yang menyala merah. Tekanan aura dari tubuhnya membuat tanah di bawah kaki Kojiro bergetar. Pemuda itu tidak merasa takut sedikit pun. Dia langsung meluncur keatas menyongsong serangan Buto Abang dengan sangat cepat.Tinju kedua makhluk itu pun saling beradu dengan keras.Buk!BLEGAAAAAAAR!Ledakan keras disertai gelombang tenaga dalam menyebar ke segala arah. Jak
Bola merah raksasa itu mengeluarkan semburat cahaya merah membara. Bukan hawa panas membara yang terasa, namun hawa dingin yang bercampur dengan hawa panas sehingga semua orang akan menyepelekan Pukulan Membakar Amarah Iblis. Siapa pun yang terkena seranganan itu akan mengalami lumpuh di seluruh tubuh dan perlahan-lahan tubuhnya pun akan hancur menjadi serbuk merah membara seperti terbakar oleh api.Semua orang terkejut saat tahu Tatsuka Geni sudah berada didalam kubah merah milik Jaka Geni dan langsung mengerahkan Jurus Perisai Langit miliknya untuk melindungi sang kakak. Kojiro sempat melihat kedatangan Tatsuka yang tiba-tiba muncul begitu saja didalam kubah merah."Bagaimana bisa dia masuk kedalam tempat ini?" batin Kojiro.Tubuhnya pun menghantam tanah dengan keras. Brak!Darah keluar dari mulutnya pertanda dia terluka dalam. Sementara itu, bola raksasa berwarna merah milik Buto Abang menghantam Perisai langit milik Tatsuka.DUUUM!Bola merah itu tertahan di udara. Kedua mata gadi
Kojiro hanya bisa menunduk mendengar nasehat dari sang ayah. Dia merasa konyol dengan dirinya sendiri yang selalu merasa hebat. Setelah mengalami kekalahan yang tidak jauh berbeda dengan saat dirinya di Probo Lintang dulu, akhirnya dia mulai berpikir jernih. Kesombongan akan runtuh dengan cepatnya karena kurangnya waspada."Baik, aku mengerti ayah...Mulai sekarang, aku akan berlatih lebih giat lagi. Apakah paman Abang dan Paman Ireng akan tetap disini untuk melatih kami?" tanya Kojiro."Mereka memang kuat. Tapi setelah pertarungan tadi, aku khawatir kau dan Tatsuka justru akan menindasnya. Oleh karena itu, aku akan memberikan seorang pelatih yang paling cocok dengan kalian. Tapi jangan harap dia akan sesopan dua Buto ini. Bagaimana?" tanya Bara.Buto Abang dan Buto Ireng saling pandang dan mereka sama-sama tersenyum kecil."Pasti makhluk itu," bisil Buto Ireng."Siapa lagi yang memiliki perangai paling buruk di Kerajaan Jiwa Batara Geni? Dia hanya patuh pada Batara saja," sahut Buto A
Dewi Amaterasu melangkah menuju ke kolam jernih tersebut. Dengan perlahan dia melepas satu persatu pakaian miliknya. Hingga Jaka Geni bisa melihat tubuh tanpa selembar benang pu dari belakang. Rambutnya yang terurai panjang meliuk-liuk saat kakinya melangkah dengan anggun menuju ke kolam.Jaka menatap tak berkedip kearah tubuh istrinya tersebut. Dia tersenyum kecil sambil duduk di dalam pendopo kayu."Sudah lama aku bersamanya, tak ada yang berubah dari dirinya. Apakah dia selalu menjadi gadis setiap aku datang berkunjung? Atau dia pandai merawat diri? Hm...Apa yang wanita lakukan untuk merawat tubuhnya agar tetap indah? Sungguh hal tabu untuk diriku..." batin Jaka sambil menatap kearah kolam air dimana istrinya tengah mandi.Wanita itu menggosok tubuhnya dengan lembut. Sesekali dia mencelupkan kepalanya masuk kedalam air. Jaka Geni yang melihat tubuh wanita itu meliuk-liuk di air tidak bisa bertahan lebih lama lagi untuk menunggu.Dia pun berjalan menuju ke kolam lalu melepas pakaian
Kojiro Geni yang melihat sinar hitam itu menderu kearahnya segera menyilangkan kedua tangan didepan kepalanya sambil mengerahkan perisai petir miliknya. Suuut!Daaar!Tubuh putra Jaka Geni itu terpental sejauh lima tombak dan mendarat di tanah dengan punggung lebih dulu. Lao Hu menyeringai lebar mengerikan lalu dia melepaskan cekikan nya pada leher Tatsuka sehingga gadis itu terlepas dan jatuh ke tanah sambil memegangi lehernya yang terasa sakit."Kalian kalah! Aku beri waktu istrirahat sampai tenaga kalian pulih kembali. Setelah itu kita akan melihat sejauh mana kalian bisa bekerjsama dan menahan serangan setengah kekuatanku. Jika itu berhasil, maka aku akan meningkat sedikit setiap serangan dan kecepatan. Jangan salah paham, aku melakukan ini karena permintaan Batara Geni. Bukan karena aku mengasihi kalian. Mengerti!?" kata Lao Hu lalu tanpa menunggu jawaban dia segera melompat kearah batu besar sambil mengaum keras.Kojiro Geni segera bangkit berdiri. Dia menatap kearah lengan kana