Ledakan dahsyat terjadi di bebatuan besar tersebut. Gelombang api menyebar ke segala arah membakar semua yang dilewatinya. Bebatuan itu pun dipenuhi oleh api sehingga tak ada satu tempat pun yang bisa digunakan untuk bersembunyi.Bara menatap dengan tajam kebawah sana. Dia heran kenapa pasukan Anubis itu seolah tidak ada dibawah sana. Padahal dia yakin sekali, mereka bersembunyi disana karena jejak terakhir itu berhenti disana."Ada yang aneh...Jika mereka dibawah batu, seharusnya mereka keluar terkena kobaran api sebesar itu. Kecuali jika sejak awal dibawah bebatuan itu memang tak ada siapa-siapa," gumam Bara."Lebih baik kita turun untuk memeriksa agar lebih jelas tuan," kata Shi Yun."Baiklah. Aku menjadi penasaran, apa yang sebenarnya terjadi..." sahut Bara.Keduanya pun melayang turun dan berdiri di atas batu yang masih mengeluarkan asap panas akibat terbakar oleh ledakan api milik Bara Sena. Mereka mengawasi bebatuan tersebut d
Shi Yun segera keluar dari kedai tersebut meninggalkan Bara sendirian. Dia langsung membuka gerbang merah untuk menjemput Jabrang yang baru saja mendapatkan Pedang Penyegel milik Orochi.Bara Sena duduk termenung sambil mendengarkan perbincangan di dalam sana. Semua memperbincangkan tentang Pasukan Anubis yang tengah menyerang pemukiman yang ada di gurun Sha."Pesanan telah siap tuan, silahkan," ucap pelayan sambil meletakkan beberapa makanan dan minuman disana."Pelayan, tunggu sebentar," kata Bara."Ada apa tuan?" tanya pelayan tersebut."Apakah benar, ada berita penyerangan di tempat ini nanti malam?" tanya Bara."Di tempat lain sudah banyak terjadi penyerangan tuan. Mungkin tempat ini pun tak akan selamat. Kabarnya, yang menyerang adalah pasukan manusia berkepala anjing hitam." kata pelayan tersebut."Lalu, kenapa di desa ini masih ramai orang-orang? Bukankah mereka seharusnya mengungsi agar bisa selamat?" tanya Bara lagi."Oh, katanya sore nanti akan ada Pendekar hebat dari Keraj
Semua orang berlarian keluar kedai karena ketakutan setelah sebelumnya mereka mendengar bahwa Jabrang yang ada di dalam kedai memesan daging dan darah manusia yang masih segar. Setelah semua orang lari, Bara dan Shi Yun tertawa kecil. Sementara itu, pelayan dengan tubuh gemetaran mendatangi mereka."Tuan, disini kami tidak menyediakan apa yang anda pesan...Bisakah...""Kalau begitu, buatkan aku makanan seperti yang dipesan oleh Tuanku ini. Aku hanya bercanda mengenai suka memakan daging manusia. Itu hanya lelucon kami para Iblis, jangan kau sampai ketakutan pelayan." kata Jabrang."Oh..eh...Baik baik. Akan kami siapkan sekarang juga pesanan anda tuan. Mohon bersabar!" ucap pelayan tersebut lalu dia pun segera berlari lagi masuk kedalam dapurnya."Jabrang, kau membuat takut semua orang..." ucap Bara sambil menatap ke sekeliling."Mereka berbisik-bisik tapi saya bisa mendengar. Itu menyebalkan tuan," sahut Jabrang."Mereka yan
Banyak orang berbondong-bondong datang ke halaman kedai untuk menyaksikan pertarungan Pendekar Cakara Kembar melawan Bara Sena. Shi Yun berdiri sambil sedekap tangan. Arjun berusaha untuk berdiri di sampingnya. Tapi Shi Yun tidak mempedulikan keberadaan pria tampan tersebut. Matanya selalu tertuju pada Bara yang berdiri tegap di depan sana.Arkadewi yang semula malas untuk menonton, akhirnya karena dia merasa penasaran dengan kekuatan Bara Sena dia pun ikut menonton juga disamping Arundaya."Aku akan menggunakan jurus luar untuk memulai pertarungan. Bagaimana?" tanya Ananta.Bara tersenyum."Terserah kau saja, mau luar mau tenaga dalam, aku sudah siap semuanya," sahut Bara."Kalau begitu, tak perlu berlama lagi, karena matahari sudah mulai condong kearah barat, kita mulai saja sekarang!" ucap Ananta lalu tubuhnya langsung melesat dengan cepat ke arah Bara Sena.Wuuut!Tinju itu melayang menuju kearah wajah. Bar
Bara meluncur kearah ribuan pasukan Anubis yang tengah merangsek ke depan. Bagaikan meteor yang jatuh, dia langsung masuk ke tengah kerumunan dan meledakkan kekuatan api miliknya. Ratusan prajurit Anubis terpental ke udara. Disaat itulah, bola cahaya yang masih merah membara tiba di atas pasukan Anubis.Pemuda itu menyeringai."Hadiah..." ucapnya sambil menjentikan jari.Saat itulah, bola yang tadinya merah membara tiba-tiba menjadi terang benderang. Para Pendekar Madangkara menutup mata mereka sesuai anjuran dari Bara agar tidak buta oleh kekuatan cahaya tersebut.Sebagian pasukan Anubis yang ada dibawah bola cahaya itu langsung musnah dalam sekejap menjadi abu. Namun banyak yang selamat dan hanya mengalami buta. Bola cahaya itu masih terus menyala terang diatas sana meski tak seterang tadi."Sekarang waktunya!" teriak Bara kepada para pendekar.Kini Arjun tahu strategi Bara yang membuat buta lebih dulu para pasukan Anubis
Bara Sena melayang turun didesa kecil itu. Para Pendekar dari Madangkara segera menyusul kesana."Kau memiliki kekuatan yang mengerikan..." ucap Arundaya sambil tersenyum manis."Jika kau bertarung serius saat melawanku, mungkin aku sudah menjadi abu oleh kekuatan apimu," timpal Ananta.Bara tersenyum."Kalian terlalu memuji. Yang terpenting sekarang pasukan Anubis sudah musnah. Tapi aku yakin, masalah tidak akan berhenti sampai disini. Karena pasukan ini dikirim oleh Raja Anubis...Jika dia datang, kekacauan bisa saja terjadi. Karena kita tidak tahu seberapa kuat makhluk itu. Berdasarkan pengalaman yang aku rasakan saat melawan Raja Iblis Orochi, mereka yang disebut Raja Iblis itu memiliki kekuatan yang mengerikan..." ujar Bara."Kau pernah melawan Raja Iblis?" tanya Arkadewi. Arjun langsung melirik kearah gadis itu. Dia merasa tidak suka gadis itu bertanya pada Bara Sena.Bara mengangguk."Aku hampir saja tewas wak
Setelah terbang hingga sore hari, akhirnya Bara dan Shi Yun sampai di perbatasan antara gurun Sha dengan kawasan pegunungan tibet. Mereka mendarat di tepi sebuah sungai kecil yang jernih airnya. Banyak bebatuan alam di sekitar sungai tersebut."Akhirnya kita melewati tempat yang panas dan tidak nyaman itu...Air ini begitu menyegarkan," ucap Bara lalu dia membasuh wajahnya sekaligus meminum air tersebut. Shi Yun hanya tersenyum dan dia mengawasi keadaan di sekitarnya."Sepertinya sudah dekat dengan tempat tujuan tuan?" tanya Shi Yun."Harusnya kau lebih tahu dariku bukan? Kau sudah pernah menjelajahi dunia ini." sahut Bara sambil bangkit berdiri."Sepertinya tak ada lagi harta Karun yang Ganesha katakan. Apa tidak sebaiknya kita langsung pergi kesana menggunakan Gerbang milik Shi Yun?" Bara diam dan berpikir sejenak."Kalau begitu, tidak masalah kita pergi ke kuil Ganesha menggunakan gerbang milikmu. Tapi, aku ingin beristir
Pangeran Iblis Gui terdiam selama beberapa saat. Dia menatap kearah bocah yang baru saja tak sadarkan diri tersebut. Lalu dia menoleh kearah Bara Sena yang masih menunggu jawaban darinya."Sekte Gui, sudah ada sejak jaman ribuan tahun yang lalu. Itu adalah Sekte sesat yang memuja ayahku." kata Pangeran Gui."Cih, kau sendiri adalah makhluk sesat, mengatakan sekte itu sesat sedikit terdengar aneh di telingaku," sahut Bara."Jangan salah paham tuan. Aku meski seorang iblis, tapi aku tak pernah memakan manusia. Berbeda dengan ayahku yang selalu meminta tumbal manusia. Sekali dia meminta, dia bisa memakan 1000 wanita dari anak-anak sampai yang sudah tua sekalipun, yang penting adalah wanita. Kenapa aku mengatakan sesat? Karena bagiku mencari kekuatan keabadian dengan cara seperti itu adalah cara yang Licik dan tidak kesatria. Meski aku seorang iblis, aku adalah Iblis yang terhormat dan mati di tangan Nona Shi Yun dengan terhormat pula." kata Pangeran Gui sambil sedekap tangan menyombongka