Matahari kecil di tangan Bara Sena bersinar terang. Akan tetapi, sinar itu seolah-olah terkurung dan tak bisa menembus kabut tebal yang ada di hadapannya. Pemuda itu benar-benar tidak tahu kabut apa yang bisa sekuat itu."Tunggu dulu...Ini kah alasan sinar matahari dari langit tidak bisa menembus kabut tebal menyebalkan ini? Lalu, sebenarnya ini kabut apa...?" batin Bara.Dia teringat dengan ucapan Lu Xie mengenai Lembah Berhantu tersebut yang konon katanya banyak formasi aneh dan jebakan."Apakah kabut ini adalah Formasi yang dibuat oleh seseorang? Aku belum menanyakan pada Lu Xie, sejak kapan tempat ini mulai berkabut. Seharusnya dia tahu banyak karena dia sudah berada di tempat ini selama ratusan tahun..." batin Bara.Saat dia tengah celingukan waspada, tiba-tiba dari arah depan wajahnya muncul satu sosok yang sangat menyeramkan yang langsung melompat dan menerkam. Namun cahaya terang dari Matahari ciptaan milik Bara Sena menyambar tubuh m
Bara Sena mengangkat wajahnya dan melihat satu sosok yang berdiri belasan tombak di depannya. Kedua matanya menatap sosok bertanduk putih dan bermata merah tersebut. "Iblis...?"Sosok itu menyeringai sinis."Melihat kekuatan api itu, sepertinya kau memiliki kemampuan lebih dari ini. Dan kau menyimpannya. Kalu begitu, coba tunjukkan semua kemampuanmu...Agar aku bisa menilai berapa hargamu kekeke..." ucap sosok bertanduk putih tersebut."Siapa kau...?" tanya Bara sambil bangkit berdiri. Kedua matanya menyala merah pertanda dia mulai mengeluarkan kekuatan Iblis Tanduk Api."Untuk orang yang akan menjadi barang daganganku, aku akan memberimu sedikit kehormatan untuk mengetahui namaku. Orang-orang tahu nama julukanku dengan nama Iblis Seribu Tangan. Yah, itu julukan yang cukup tenar hingga saat ini. Dan untuk nama asliku...""Yaksa...Benar bukan!?" potong Bara membuat kedua mata sosok bertanduk putih itu melotot karena terkejut
Lu Xie tak percaya jika dirinya yang sudah mati bisa bangkit kembali hanya menggunakan Sendok Emas yang sebelumnya sudah Bara siapkan saat mereka hendak memasuki Lembah Berhantu."Sendok Emas? Bagaimana bisa benda itu menghidupkan kita yang sudah mati?" tanya Lu Xie."Aku sendiri kurang begitu tahu tentang hal itu. Benda ini aku dapatkan saat aku bertarung melawan salah satu Pilar Iblis bernama Mowo Jagat di Hutan Kematian yang ada di Yangzhou. Saat aku melawannya, dia sudah berkali-kali mati dan hidup lagi. Tapi yang membuat aku tertarik adalah, setiap dia hidup, dia menjadi semakin kuat dan tahu apa yang akan aku kerahkan. Sementara, kekuatan jiwaku semakin melemah karena pertarungan. Jika tidak ada Ganesha yang menolongku, mungkin aku sudah mati..." kata Bara."Benda yang luar biasa... Bukankah itu salah satu Harta Surgawi? Dan aku baru mengetahui ada Harta yang memiliki kehebatan seperti itu..." ucap Lu Xie kagum."Untung saja aku sudah m
Petir dari atas langit itu menyambar tubuh Iblis Tulang Yaksa dengan telak. Suara menggelegar disusul suara ledakan membuat Lembah tersebut terguncang.Tubuh Yaksa menghantam pasir dengan keras saat petir merah itu terus mendorongnya. Aura merah merebak disertai gelombang petir yang sangat kuat.Bara benar-benar takjub melihat apa yang baru saja terjadi dibawah sana."Kekuatan petir miliknya menjadi semakin kuat sekarang. Apakah aku masih mampu menahannya?" batin Bara.Yaksa mengerang keras. Tubuhnya diselimuti aura petir merah. Dia tak bisa bergerak karena seluruh tubuhnya terasa kaku dan kesakitan.Aroma gosong pun tercium dari tubuhnya yang mengepalkan asap putih tipis pertanda dia dalam keadaan terbakar. Tapi hebatnya, dia tidak mati dan tubuhnya masih utuh. Hanya pakaiannya saja yang berubah warna dari yang tadinya berwarna biru pudar kini berubah menjadi sedikit kehitaman karena terbakar.Lu Xie sedikit heran dengan pa
Bara Sena menatap Yaksa yang tengah bangkit berdiri dan menggerakkan tubuhnya yang hanya tinggal tulang tersebut hingga terdengar suara mengerikan.Krak! Krak!"Hampir saja aku mendapatkan Inti Jiwa miliknya... Kau sudah tidak sabar ya..." ucapnya sambil menoleh kearah Bara yang berdiri tegak sambil sedekap."Aku memang sudah tidak sabar ingin menghancurkan tulang-tulang mu itu. Kau membuat mataku sakit dengan wujud menyedihkan itu. Apa kau kurang makan? Atau kau memang jelek seperti ini sejak lahir?" cibir Bara membuat mata Yaksa melotot."Kau memang pandai membuat orang marah ya? Kalau begitu, tak perlu banyak basa basi lagi, aku akan patahkan lagi tanganmu!" teriak Yaksa lalu tubuhnya melesat dengan sangat cepat kearah Bara bagai panah lepas dari busurnya.Bara tersenyum kecil. Dia sudah menyiapkan jebakan didalam tanah yang akan mempersulit gerakan Yaksa. Jebakan itu tidak lain adalah Rantai Ungu dan juga panah angin raksasa yang
Bara menyeringai lebar mendengar apa yang Yaksa katakan."Kau akan mengabulkan semua yang aku inginkan? Bagaimana caranya kau mengabulkan keinginanku sementara kau tidak memiliki tubuh untuk bisa melakukan sesuatu?" tanya Bara.Yaksa menyeringai meski kepalanya dalam genggaman pemuda tersebut."Apakah mengabulkan permintaan darimu harus menggunakan tubuhku? Ada banyak hal yang bisa aku katakan padamu jika kau tidak membunuhku," kata Yaksa membuat Bara menoleh kearah Shi Yun."Shi Yun, dia memiliki berita yang mengejutkan. Apakah kau pernah mendengar Para Penjelajah Waktu? Beberapa waktu yang lalu makhluk ini membual tentang mereka yang katanya suka memburu Inti Jiwa. Bahkan mereka tak takut sama sekali terhadap Dewa sekalipun," kata Bara.Shi Yun cukup terkejut mendengar apa yang Bara Sena katakan. Dia terdiam selama beberapa saat seolah tengah mengingat-ingat sesuatu. Setelah cukup lama, barulah wanita itu berkata,"Aku per
Shi Yun berdiri didepan Bara Sena dan kini sepasang mata hijau itu hanya tertuju padanya. "Tuan mundur saja, biarkan ini menjadi urusan Shi Yun," ucap wanita itu sambil balas menatap kearah sepasang mata hijau tersebut. "Baiklah, aku akan biarkan kau bersenang-senang. Jika butuh bantuan, jangan sungkan untuk meminta bantuanku," ucap Bara. Shi Yun menoleh kesamping. Bibirnya nampak menyunggingkan senyum manis. "Tentu saja, jika pelayan dalam keadaan terdesak, tuannya lah yang harus menyelamatkannya,"Bara tersenyum kecil kemudian dia melompat mundur. "Kau yakin akan membiarkan dia melawan monster milikku? Pria macam apa kau ini!?" teriak Yaksa. "Diamlah! Kau tidak tahu siapa kekasihku bukan? Jangan banyak bicara dan lihat saja apa yang akan terjadi," kata Bara sambil menepuk batok kepala iblis itu. "Aduh!""Kau akan melihat seberapa hebat wanitaku ini, iblis kepala... Aku yakin, monster
Shi Yun kembali bangkit berdiri setelah terkena pukulan makhluk tersebut. Kepalanya sedikit terasa sakit namun tidak begitu berarti. Serangan wanita bermata hijau itu memang kuat. Hanya saja, sebelum tinjunya menghantam kepala kekasih Bara Sena tersebut, Perisai tenaga dalam miliknya telah muncul lebih dulu sehingga melindungi nya dari serangan langsung.Wanita bermata hijau itu kembali menyerangnya. Kali ini Shi Yun tak tinggal diam. Tanganya bergerak menahan serangan tinju milik lawan dengan cepat. Keduanya pun saling beradu jurus satu sama lain. Pertarungan yang cukup mengesankan karena ternyata wanita bermata hijau itu mampu mengimbangi semua jurus yang Shi Yun kerahkan.Kedua wanita itu saling bertarung dengan jurus tingkat tinggi. Bara yang sudah kelar dengan lipan raksasa itu kembali melihat pertarungan Shi Yun melawan wanita bermata hijau tersebut. Sekarang dia bisa duduk tenang setelah memanen Inti Jiwa yang ada didalam tubuh lipan raksasa. Yaksa send
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk