Lu Xie tak percaya jika dirinya yang sudah mati bisa bangkit kembali hanya menggunakan Sendok Emas yang sebelumnya sudah Bara siapkan saat mereka hendak memasuki Lembah Berhantu."Sendok Emas? Bagaimana bisa benda itu menghidupkan kita yang sudah mati?" tanya Lu Xie."Aku sendiri kurang begitu tahu tentang hal itu. Benda ini aku dapatkan saat aku bertarung melawan salah satu Pilar Iblis bernama Mowo Jagat di Hutan Kematian yang ada di Yangzhou. Saat aku melawannya, dia sudah berkali-kali mati dan hidup lagi. Tapi yang membuat aku tertarik adalah, setiap dia hidup, dia menjadi semakin kuat dan tahu apa yang akan aku kerahkan. Sementara, kekuatan jiwaku semakin melemah karena pertarungan. Jika tidak ada Ganesha yang menolongku, mungkin aku sudah mati..." kata Bara."Benda yang luar biasa... Bukankah itu salah satu Harta Surgawi? Dan aku baru mengetahui ada Harta yang memiliki kehebatan seperti itu..." ucap Lu Xie kagum."Untung saja aku sudah m
Petir dari atas langit itu menyambar tubuh Iblis Tulang Yaksa dengan telak. Suara menggelegar disusul suara ledakan membuat Lembah tersebut terguncang.Tubuh Yaksa menghantam pasir dengan keras saat petir merah itu terus mendorongnya. Aura merah merebak disertai gelombang petir yang sangat kuat.Bara benar-benar takjub melihat apa yang baru saja terjadi dibawah sana."Kekuatan petir miliknya menjadi semakin kuat sekarang. Apakah aku masih mampu menahannya?" batin Bara.Yaksa mengerang keras. Tubuhnya diselimuti aura petir merah. Dia tak bisa bergerak karena seluruh tubuhnya terasa kaku dan kesakitan.Aroma gosong pun tercium dari tubuhnya yang mengepalkan asap putih tipis pertanda dia dalam keadaan terbakar. Tapi hebatnya, dia tidak mati dan tubuhnya masih utuh. Hanya pakaiannya saja yang berubah warna dari yang tadinya berwarna biru pudar kini berubah menjadi sedikit kehitaman karena terbakar.Lu Xie sedikit heran dengan pa
Bara Sena menatap Yaksa yang tengah bangkit berdiri dan menggerakkan tubuhnya yang hanya tinggal tulang tersebut hingga terdengar suara mengerikan.Krak! Krak!"Hampir saja aku mendapatkan Inti Jiwa miliknya... Kau sudah tidak sabar ya..." ucapnya sambil menoleh kearah Bara yang berdiri tegak sambil sedekap."Aku memang sudah tidak sabar ingin menghancurkan tulang-tulang mu itu. Kau membuat mataku sakit dengan wujud menyedihkan itu. Apa kau kurang makan? Atau kau memang jelek seperti ini sejak lahir?" cibir Bara membuat mata Yaksa melotot."Kau memang pandai membuat orang marah ya? Kalau begitu, tak perlu banyak basa basi lagi, aku akan patahkan lagi tanganmu!" teriak Yaksa lalu tubuhnya melesat dengan sangat cepat kearah Bara bagai panah lepas dari busurnya.Bara tersenyum kecil. Dia sudah menyiapkan jebakan didalam tanah yang akan mempersulit gerakan Yaksa. Jebakan itu tidak lain adalah Rantai Ungu dan juga panah angin raksasa yang
Bara menyeringai lebar mendengar apa yang Yaksa katakan."Kau akan mengabulkan semua yang aku inginkan? Bagaimana caranya kau mengabulkan keinginanku sementara kau tidak memiliki tubuh untuk bisa melakukan sesuatu?" tanya Bara.Yaksa menyeringai meski kepalanya dalam genggaman pemuda tersebut."Apakah mengabulkan permintaan darimu harus menggunakan tubuhku? Ada banyak hal yang bisa aku katakan padamu jika kau tidak membunuhku," kata Yaksa membuat Bara menoleh kearah Shi Yun."Shi Yun, dia memiliki berita yang mengejutkan. Apakah kau pernah mendengar Para Penjelajah Waktu? Beberapa waktu yang lalu makhluk ini membual tentang mereka yang katanya suka memburu Inti Jiwa. Bahkan mereka tak takut sama sekali terhadap Dewa sekalipun," kata Bara.Shi Yun cukup terkejut mendengar apa yang Bara Sena katakan. Dia terdiam selama beberapa saat seolah tengah mengingat-ingat sesuatu. Setelah cukup lama, barulah wanita itu berkata,"Aku per
Shi Yun berdiri didepan Bara Sena dan kini sepasang mata hijau itu hanya tertuju padanya. "Tuan mundur saja, biarkan ini menjadi urusan Shi Yun," ucap wanita itu sambil balas menatap kearah sepasang mata hijau tersebut. "Baiklah, aku akan biarkan kau bersenang-senang. Jika butuh bantuan, jangan sungkan untuk meminta bantuanku," ucap Bara. Shi Yun menoleh kesamping. Bibirnya nampak menyunggingkan senyum manis. "Tentu saja, jika pelayan dalam keadaan terdesak, tuannya lah yang harus menyelamatkannya,"Bara tersenyum kecil kemudian dia melompat mundur. "Kau yakin akan membiarkan dia melawan monster milikku? Pria macam apa kau ini!?" teriak Yaksa. "Diamlah! Kau tidak tahu siapa kekasihku bukan? Jangan banyak bicara dan lihat saja apa yang akan terjadi," kata Bara sambil menepuk batok kepala iblis itu. "Aduh!""Kau akan melihat seberapa hebat wanitaku ini, iblis kepala... Aku yakin, monster
Shi Yun kembali bangkit berdiri setelah terkena pukulan makhluk tersebut. Kepalanya sedikit terasa sakit namun tidak begitu berarti. Serangan wanita bermata hijau itu memang kuat. Hanya saja, sebelum tinjunya menghantam kepala kekasih Bara Sena tersebut, Perisai tenaga dalam miliknya telah muncul lebih dulu sehingga melindungi nya dari serangan langsung.Wanita bermata hijau itu kembali menyerangnya. Kali ini Shi Yun tak tinggal diam. Tanganya bergerak menahan serangan tinju milik lawan dengan cepat. Keduanya pun saling beradu jurus satu sama lain. Pertarungan yang cukup mengesankan karena ternyata wanita bermata hijau itu mampu mengimbangi semua jurus yang Shi Yun kerahkan.Kedua wanita itu saling bertarung dengan jurus tingkat tinggi. Bara yang sudah kelar dengan lipan raksasa itu kembali melihat pertarungan Shi Yun melawan wanita bermata hijau tersebut. Sekarang dia bisa duduk tenang setelah memanen Inti Jiwa yang ada didalam tubuh lipan raksasa. Yaksa send
Bara menatap sosok yang ada dihadapannya. Itu adalah sosok Shi Yun seperti yang dia kenal. Tapi anehnya wanita itu menyeringai dan menatapnya dengan tatapan mata tajam."Shi Yun..."Tiba-tiba saja Shi Yun menyerang Bara membuat pemuda itu segera melompat mundur menghindari serangan. "Shi Yun sadarlah!" teriak Bara.Tapi sia-sia saja. Shi Yun kembali melesat dan menyerang Bara Sena. Pemuda itu tidak menghindar dan memilih untuk menahan serangan wanita tersebut. Bara berhasil menangkap tinju Shi Yun yang hampir mengenai wajahnya. "Shi Yun! Jangan sampai kau terperangkap Ilusi di tempat ini!" teriak Bara.Namun wanita itu hanya menyeringai lalu tertawa cekikikan. Kedua matanya menyala merah lalu dari mulutnya terdengar suara seorang lelaki yang tidak Bara kenal sama sekali."KALIAN MEMASUKI WILAYAHKU TANPA IJIN...SEKARANG KALIAN HARUS MENDAPATKAN HUKUMAN DARI PENGUASA GURUN SHA HAHAHAHA!" "Dia menggunakan jurus Pengendali Jiwa...Sialan...! Siapa dalang dibalik Medan Ilusi ini?" batin
Sukma Bara Sena membuka kedua matanya. Dia terkejut tidak terjadi apa-apa setelah Tombak Biru itu menghujam tubuhnya."Tidak terasa apapun setelah tombak itu menusuk tubuhku...? Eh dimana tombak itu?" ucap Bara Sena sambil memeriksa tubuhnya. Saat itulah dia melihat Hu Shi Yun yang tengah menangis sambil memeluk tubuh kasarnya."Shi Yun...Apa yang dia lakukan? Apakah Medan Ilusi nya berhasil di hilangkan!?" seru Bara Sena dengan wajah berbinar. Dia langsung melesat turun dan kembali kedalam raga nya. "Kau kenapa Shi Yun?" tanya Bara sambil membelai rambut panjang wanita tersebut dengan lembut.Shi Yun yang tengah menangis mengangkat wajahnya. Dia melihat Bara Sena yang tengah tersenyum kearahnya."Tuan...Shi Yun hampir mencelakai Tuanku..." ucap wanita itu sambil menunduk tak berani menatap mata sang pemuda.Bara mengusap kepala wanita itu dengan lembut. Usapan yang membuat Shi Yun merasa sangat tenang dan nyaman.