Bara menatap gerombolan burung unta yang tengah asyik memakan tanaman di kebun luas yang ada di balik bebatuan ditengah gurun Sha.Sesaat dia berpikir akan mengambil beberapa ekor untuk diberikan kepada pelayan Zhang. Namun entah kenapa diurungkannya niat tersebut dan memilih untuk melangkah masuk kedalam kebun. Anehnya burung-burung berukuran besar itu tidak terusik sedikit pun dengan kehadiran Bara Sena."Mereka tidak peduli dengan kehadiranku... Apakah itu karena tanaman ini?" batin pemuda tersebut sambil berjongkok dan mengamati beberapa rumput dan tanaman yang ada disana."Tanaman obat tingkat 9...pantas saja daging burung itu menjadi buruan para Pendekar. Rupanya didalam tubuhnya telah terkandung khasiat dari tanaman ini..."Pemuda itu bangkit berdiri. Matanya tertuju pada hawa merah yang keluar dari tengah kebun rimbun tersebut."Area kebun ini cukup besar. Di tengah gurun yang tandus, bagaimana bisa tanaman ini bisa tumbuh dengan sangat subur? Pasti ada rahasia dibalik semua i
Bara Sena masih terpana setelah melihat wanita berparas cantik jelita yang duduk di atas batu datar di dalam lubang aneh yang dipenuhi Kristal Darah. Pemuda itu sempat ternganga selama beberapa saat setelah melihat sosok wanita berpakaian serba putih tersebut."Kau...Kau sedikit berbeda dengan tubuh palsumu. Tapi...Kau lebih terlihat baik..." kata Bara sambil berusaha menahan perasaan kagum yang meledak-ledak.Wanita itu tersenyum. Manis sekali senyuman yang dia berikan. Bagaikan madu yang keluar dari sarang lebah. Manis dan segar..."Kau sepertinya tahu banyak mengenai Dewa Petir Jaka Geni? Aku juga mendengar kau pernah bertarung melawannya. Bisakah kau ceritakan padaku, siapa kau sebenarnya?" tanya wanita tersebut.Bara berdehem lalu dia pun sedekap tangan didepan dada. Dia menatap wanita cantik tersebut selama beberapa saat. Rasanya, kedua matanya itu enggan beralih ke tempat lain dan selalu tertuju pada wanita cantik itu."Hm...Bagaimana aku mengatakannya ya? Aku ini, anak dari Pa
Lu Xie Geni tertegun selama beberapa saat sambil menatap wajah pemuda tampan yang tengah menopang kepalanya. Dia mengangkat tangannya dan melihat warna pucat itu telah menghilang. Perasaan hangat dan nyaman itu membuatnya memilih untuk memejamkan matanya kembali."Pemuda ini...Dia menggoda dengan baik..." batin Lu Xie sambil tersenyum. Saat dia tersenyum, dia tak menyadari bahwa Bara baru saja membuka matanya sehingga pemuda itu bisa melihat senyuman semanis madu tersebut."Betapa cantiknya...Bahkan Dewi Biru pun masih berada dibawah wanita ini...Apakah karena dia anak dari Paman Jaka Geni? Atau, memang Ratu Lu Che itu memiliki paras yang sangat cantik?" batin Bara Sena.Dengan perlahan pemuda itu meletakkan kepala Lu Xie diatas batu datar. Lalu kemudian dia berdiri dan menatap tempat di sekitarnya yang sudah dipenuhi hawa hangat dari cahaya dan bola api besar yang dia letakkan di tengah-tengah lantai altar."Seharusnya tempat ini menjadi lebih nyaman untuknya," ucap pemuda itu lalu m
Lu Xie Geni bisa merasakan kekuatan Inti Petir milik ayahnya yang masuk kedalam Inti Jiwanya kemudian bersatu didalam tubuhnya menjadi kekuatan baru yang belum pernah dia miliki sebelumnya. Semua orang terkejut melihat apa yang Jaka Geni lakukan. Hal itu sudah diduga oleh pemimpin Dewa tersebut. dia bangkit berdiri lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling arena."Aku tahu apa yang ada di pikiran kalian semua, rakyatku, anak-anakku, istri-istriku...Tapi ketahuilah, apa yang aku lakukan adalah urusan anak sama orang tuanya. Siapa yang ingin melihat anaknya mati? Konyiol," ucap Jaka Geni lalu menoleh ke arah Lu Xie.Pria itu menciptakan perisai tak terlihat untuk melindungi pembicaraan mereka berdua dari semua orang yang ada disana."Turnamen seratus tahun yang akan datang, sebaiknya kau tidak mengikutinya. Lu Xie putriku, aku akan memberikan tempat yang layak untukmu agar kau bisa menghindari rasa sakit dari racun es itu. Bawalah ini," kata Bara lalu melemparkan sebuah gulungan kepad
Bara Sena tersenyum mendengar pertanyaan wanita di hadapannya tersebut. Rasanya dia ingin menggodanya lagi agar dia bisa melihat wajah ayu nya yang merona."Mengutarakan perasaan? Apa maksudmu?" tanyanya balik.Lu Xie Geni menatap pemuda itu dalam-dalam."Kau sendiri yang mengatakannya bahwa aku telah mencuri hatimu. Bukankah itu namanya mengutarakan isi hati? Kita baru saja bertemu...Bagaimana bisa kau mengatakan itu dengan mudahnya...?" tanya Lu Xie.Ditanya seperti itu Bara Sena bingung mau menjawab apa. Dia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Terserah kau saja kalau begitu. Bisa dibilang, aku menyukaimu. Dan kau harus bertanggung jawab untuk itu. Benar bukan?" tanya Bara.Lu Xie tersenyum sambil geleng-geleng kepala."Bagaimana aku harus bertanggung jawab? Aku tidak melakukan apapun padamu. Dan salah sendiri kau menyukai diriku!" ucap Lu Xie dengan wajah memerah.Bara menantikan hal tersebut. S
Lu Xie Geni menatap Bara Sena dalam-dalam. Meski dengan wajah yang memerah karena dia baru saja memilih pilihan yang sulit. Bara Sena sendiri hanya bisa ternganga tak bisa berkata apa-apa. Setelah semuanya saling hening selama beberapa saat, akhirnya pemuda itu pun membuka suara. "Lu Xie... Apa kau yakin akan memilih cara kedua?" tanya Bara. "Ada care yang kau katakan nikmat kenapa aku harus memilih cara yang menyakitkan? Aku sudah muak dengan rasa sakit yang selama ratusan tahun aku alami..." ucap Lu Xie lalu dia mengalihkan pandangan kearah lain. Bara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bimbang jika harus melakukan itu dengan Lu Xie. Dia sangat ingin menjaga kesucian permata itu hingga waktunya tiba untuk mengukir permata indah tersebut. "Tidak... Jikalau kau ingin itu pun, aku tidak mau. Apakah kau sangat bernapsu ingin melakukannya? Atau jangan-jangan kau pernah melakukannya dengan seseorang?" tanya Bara membuat kedua
Bara Sena terkejut setengah mati setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Lu Xie Geni mengenai apa keinginan Sukma Geni jika ingin melamarnya.Pemuda itu benar-benar tersentak kaget setelah tahu bahwa apa yang diminta oleh Sukma Geni putri Jaka Geni itu adalah Api Abadi sebagai mahar untuk melamarnya.Di 3 dunia ada beberapa tingkatan api:Yang pertama adalah Api tingkat paling bawah, yaitu Api Bumi. Api Tingkat ini adalah Api yang kekuatan panasnya biasa saja seperti api yang digunakan oleh manusia fana.Yang kedua adalah Api Langit yang merupakan api tingkat sedang yang umumnya dimiliki oleh para Pendekar Ranah Penempaan, Pemurnian hingga Alam Mendalam.Yang ketiga adalah Api Semesta. Api ini adalah Api kelas atas yang dimiliki oleh mereka para Pendekar api di Ranah Cakrawala hingga ke Ranah Alam Dewa. Termasuk Bara Sena, meskipun dia masih berada di Ranah Alam Mendalam namun dia bisa menguasai Api Tingkat Semesta berkat kekuatan
Melihat Bara yang memejamkan mata dan tak mau menatap dirinya membuat Lu Xie tertawa kecil. Dengan lembut dia mengecup pipi pemuda itu lalu kembali duduk diatas batu datar tersebut."Kau sungguh memiliki niat yang baik. Kebanyakan pria lain akan langsung memakan ikan yang di suguhkan. Tapi kau tetap bertahan. Aku salut padamu..." kata Lu Xie.Bara Sena segera membuka kedua matanya. Dia melihat Lu Xie yang tengah menatap kearahnya sambil tersenyum. "Aku tidak mungkin mengingkari ucapanku. Jika aku ingin menikmati semuanya, maka, aku ingin kau benar-benar memberikan dirimu padaku seutuhnya. Aku akan membuktikan itu suatu saat nanti," kata Bara."Kau akan membuktikannya di acara Turnamen seleksi nanti. Kau bisa ikut ke acara itu, mengingat kau adalah anak dari Patih Bima Sena." kata Lu Xie."Aku pernah mendengar dari Ganesha mengenai turnamen seleksi itu. Kalau tak salah, itu adalah untuk mewakili kahyangan Selatan di acara Turnamen De