Bara menatap kebawah sana. Dia harus melangkah ke sana melalui anak tangga yang berbentuk ulir dalam kegelapan dan hanya diterangi sinar obor."Aku tidak tahu seberapa dalamnya tempat ini. Tapi Lu Xie bilang, bahwa bunga itu berada di dalam Inti Bumi. Bukankah itu berarti benda itu berada di tempat yang sangat dalam? Aku baru memikirkannnya sekarang..." batin Bara yang saat ini berada di dalam tubuh ganda ciptaannya sendiri.Dia mengacungkan jarinya kearah bawah. Dari dalam jari tersebut keluar Bola Api berukuran kecil. Lalu dia pun melemparkan nya ke bawah sana. Bola api kecil itu pun meluncur deras kebawah melesati lorong yang sangat gelap. Saat Api itu melewati lorong dalam tersebut, Bara bisa melihat sisi-sisi lorong yang ternyata banyak makhluk Bermata merah menatap kearah api tersebut."Sial...Baru mau turun...Sudah banyak yang menghadang..." batin Bara lalu dia melangkah dengan cepat ke bawah sana. Tubuhnya menyala kuning terang saat dia menggunakan Perisai tenaga dalam.Bebera
Makhluk besar berkepala anjing dan bersayap kelelawar itu berhenti melangkah saat gerbang merah tiba-tiba saja muncul dihadapannya."Hm? Apa ini?" gumam makhluk itu sambil menatap gerbang merah tersebut dengan rasa penasaran.Saat tangan besarnya hendak menyentuh gerbang itu, tiba-tiba saja muncul Harimau Merah berukuran sama besarnya dengan dirinya dan langsung menerkam tubuh makhluk tersebut.Aaauummm!Auman keras dari harimau tersebut menggetarkan lantai dan dinding tempat itu. Bara Sena yang juga merasakan getarannya cukup dibuat terkejut karena sebelumnya semua serangan nya tak pernah menghasilkan getaran sama sekali. "Apakah karena kekuatan Hu Shi Yun teramat kuat...? Aneh sekali tempat ini..." batin Bara sambil berusaha untuk bangkit dan duduk.Sementara itu, Harimau Merah yang tak lain adalah Shi Yun masih berusaha menggigit makhluk penjaga tersebut. Namun mulutnya yang tengah menganga lebar berhasil ditahan oleh tangan besar milik makhluk berkepala anjing itu sehingga dia me
Lu Xie Geni menatap ke atas. Dia bisa melihat apa yang tengah terjadi di atas sana namun mereka yang berada disana tidak tahu apa yang ada dibawah nya. "Perisai tak terlihat sudah hancur oleh pertarungan tubuh gandaku melawan Bara Sena. Sekarang aku hanya bisa mengandalkan Formasi Badai Petir ini..." batin wanita cantik tersebut. Di atas sana telah mengepung banyak pendekar yang dibawa oleh Tai Cung, Tianxian dan Dalu Wang. Para pendekar itu bukanlah pendekar biasa. Mereka kebanyakan sudah berada di ranah Alam Mendalam Tingkat 10 keatas. Jauh berada diatas Dalu Wang dan dua kawannya. "Kau yakin dua orang itu masuk kedalam sini? Bukankah katanya tempat ini merupakan tanah larangan yang sudah tertutup sejak ratusan tahun yang lalu? Tapi mengapa kita bisa dengan mudah memasukinya?" Ucap salah satu pendekar berambut ikal. Kulit pendekar itu berwarna hitam mengkilat. "Memang benar, tempat ini merupakan tanah larangan yang melegenda itu. Dibawah sana pasti ada banyak Harta Karun...!" sa
Anamun terkejut melihat para pengikutnya tewas padahal mereka semua adalah para pendekar Ranah Alam Mendalam Tingkat 10. Tentu saja Dalu Wang dan Tianxian ketakutan setengah mati. Apalagi mereka masih dalam keadaan terluka akibat pertarungan beberapa hari yang lalu saat bertarung melawan Bara dan Yuang Shi.Lu Xie Geni telah melayang kembali di atas lubang, seolah dia tidak pergi kemana-mana. Anamun yang sudah kalap karena semua anak buahnya dibantai langsung pergunakan pedang melengkung miliknya untuk menyerang dengan kekuatan penuh!Lu Xie yang mengenakan topeng putih hanya tersenyum tipis dibalik topengnya. Tangan kanannya terangkat ke udara. Dan tiba-tiba saja dari arah langit meluncur petir merah yang menyambar kearah Anamun.Clereet!Blaaarrr!Untungnya Anamun tahu adanya serangan dari atas sehingga dia dengan gerakan gesit berhasil menghindar. Tapi aura petir itu tetap saja membuat tubuhnya mati rasa dan sedikit terasa kejang. Kedua mata Lu Xie menyala merah setelah serangan pe
Bara Sena dan Hu Shi Yun sama-sama tertegun melihat lautan api yang ada di bawah lubang sana."Kau yakin ini pintu masuknya Shi Yun?" tanya Bara merasa ragu."Aku yakin sekali tuan. Tidak salah lagi, harusnya ini..." sahut Shi Yun sambil menatap kearah lautan api tersebut.Kedua matanya menyala merah. Bara tahu apa yang tengah kekasihnya itu lakukan. Setelah beberapa saat, wanita itu menoleh kearahnya."Memang benar, ini jalannya tuan. Aku sudah memastikannya," ucapnya kemudian."Kalau begitu, apakah kita harus nyemplung kesana dan menjadi daging panggang?" tanya Bara."Api ini hanyalah tipuan mata. Jika orang biasa memang akan mati terpanggang, tapi, api ini berada di Tingkat Langit, seharusnya tidak bisa membakar tubuh Tuan yang sudah memiliki Api Tingkat Semesta," kata Shi Yun."Apakah itu artinya aku harus menjadi Iblis Tanduk Api lebih dulu untuk masuk kedalam api itu?" tanya Bara."Sepertinya ini adalah Ujian Api dari Bunga Neraka. Tuan tak usah khawatir, semua sudah ada dalam p
Hu Shi Yun tersenyum kecil sambil mengarahkan Sepuluh Pedang Jiwa miliknya yang masih melayang di belakang tubuhnya."Tuanku ada disini, kau juga sudah melihatnya bukan?" ucap wanita itu sambil melirik kearah Bara Sena yang berdiri di dekat dinding. Pria berjanggut panjang tersebut menoleh kearah Bara Sena dan menyipitkan mata sebelum senyum sinis nya mengembang."Kau memiliki tuan yang lemah seperti itu? Dia bahkan hanya manusia biasa yang berada di Ranah Alam Mendalam. Apakah aku tidak salah melihat?" Hu Shi Yun balas tersenyum sinis. Kedua matanya semakin menyala merah pertanda dia tengah marah karena pria berjanggut panjang itu menghina tuannya."Kau yang bertanya aku yang menjawab. Kau sendiri, menjadi penjaga tempat yang entah berantah ini...Apa alasanmu menghina Tuanku!?" hardik Shi Yun sambil menatap tajam kearah pria berjanggut panjang tersebut."Hahaha! Setelah sekian lama, aku baru kali ini mendengar orang menghardik diriku dengan tidak sopan sepertimu. Kau tidak mengenal
Bara Sena memang sudah tahu dari Lu Xie bahwa gadis itu pernah sampai di tempat harta Karun itu berada. Awalnya dia berpikir putri Jaka Geni itu harus berjuang mati-matian untuk mencapai ke lantai dasar. Tapi Bara merasa dirinya terlalu berlebihan karena Lu Xie adalah anak dari Batara Geni. Tentu saja para penjaga itu akan memberinya ruang kepada gadis tersebut."Benar, dia adalah Lu Xie Geni. Tapi dia berkata padaku bahwa dia tidak mampu mengambil Bunga Neraka yang ada dibawah sana. Tekanan kekuatannya sangat mengerikan. Itu sebabnya Batara Geni membuat lantai berlapis untuk menyembunyikan aura Bunga Neraka agar tidak tercium keluar lubang," kata Shen Long menerangkan."Jadi begitu alasan tempat ini dibangun... Lalu, api yang menutupi langit-langit itu?" tanya Bara.Shen Long menoleh keatas menatap api yang bergolak di langit-langit lantai. Dia tersenyum lebar."Apa kesan pertama kalian saat melihat Api itu dari atas sana?" tanya pria itu membalikkan pertanyaan."Seperti yang Shi Yun
Bara dan Shi Yun sama-sama saling berpandangan. Mereka baru tahu ada peraturan kuno yang mengerikan seperti itu. Peraturan yang melarang ras Naga menikah dengan ras keluarga lain meski itu sesama Naga. "Apa peraturan kuno itu berlaku untuk ras Naga saja?" tanya Shi Yun terlihat sedikit khawatir. Bara bisa menangkap kekhawatiran wanita itu. Dia pun menunggu jawaban dari Shen Long. "Hm... Sejauh ini, memang hanya untuk Ras Naga saja. Tapi, kita belum tahu apa yang terjadi di masa depan jika ada ras Naga yang menikah dengan ras lain, seperti Ras Naga Tanah menikah dengan Naga Air, itu jelas akan menghasilkan musibah. Atau Ras Naga Api menikah dengan Ras Naga Air, itu juga akan menjadi bencana bagi kedua keluarga. Hal itu terjadi karena ketidakcocokan. Dan anak nagalah yang akan mendapatkan dampak terburuk..." kata Shen Long. Shi Yun terlihat lega setelah mendengar hal itu. Karena dia adalah Binatang Suci Harimau Merah, yang menjadi kekasih Bara Sena, dimana dirinya pun belum tahu pas
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk