Bara menatap ke tempat yang dia pijak saat ini. Itu adalah lantai 11. Di ujian sebelumnya dia mendapat hadiah yang tidak terkira. Sebuah cincin dengan kemampuan menciptakan Baju Zirah yang bisa melindungi dirinya dari serangan musuh setingkat Ranah Cakrawala dan Mata Dewa Iblis yang benar-benar berharga."Mata ini sudah menyatu, apakah warna mata ini masih mencolok?" batin Bara lalu dia bercermin di depan cermin yang dia keluarkan dari dunia penyimpanan.Mata kanannya terlihat seperti semula. Pemuda itu pun tersenyum senang."Baiklah, Hu An, aku sudah siap untuk melakukan Ujian!" kata Bara sambil menggerakkan tubuh seolah tengah pemanasan."Ujian di Lantai 11 ini adalah melawan 10 dayang dan seorang Ratu Iblis Penggoda. Tugas tuan adalah mengambil benda yang akan menjadi hadiah di lantai ini. Ujian di mulai!" seru Hu An.Bara Sena menatap kearah depan sana. Nampak sinar hijau muncul dari berbagai titik."Sepertinya, sinar-sinar hijau itu adalah 10 dayang yang dimaksud Hu An. Tak perlu
Bara berhasil melepaskan diri dari hantaman sinar-sinar hijau yang mampu melelehkan apapun tersebut. Namun bukan berarti dia sudah aman dari serangan. Satu serangan tenaga dalam menyambar dengan cepat kearahnya. Lalu di susul serangan-serangan lainnya. Beberapa gadis menyerangnya secara langsung dengan tangan.Wusssh! Wussh!Bara menghindari serangan dari para gadis tersebut. Meski begitu, pukulan dari gadis-gadis dayang itu masih ada beberapa yang bersarang ke tubuhnya. Buk! Buk!Tubuh pemuda itu terpental ke belakang. Dengan cepat dia bertahan dengan gerakan jungkir balik lalu menjadikan gundukan tanah sebagai tumpuan untuk kembali melayang di udara.Para dayang tersebut dengan cepat bergerak teratur dan membentuk formasi. Saat Bara datang menyerang pada salah satu gadis, delapan gadis lainnya bergerak mengurungnya. Lagi-lagi serangan para gadis itu membuat tubuh sang pemuda meluncur ke arah gundukan tanah.Blaarr!!!
Terdengar suara air terjun yang bergemuruh. Bara Sena mendarat di salah satu batu tak jauh dari air terjun tersebut. Dia menatap ke bawah sana, dimana dua gadis tengah duduk bersila di atas batu yang berada di tengah sungai."Sedang berlatih ya...? Menggunakan berisiknya air terjun untuk melatih kekuatan alam bawah sadar. Bagus juga...Hm, tapi mereka masih berada di tingkat itu-itu saja. Kasihan sekali...." gumam pemuda tersebut.Saat dia tengah memperhatikan dua gadis yang ada di tengah sungai yang tak lain adalah Yue Qi dan Yue Li, dia merasakan hawa kehadiran dari arah belakang sana. Pemuda itu menoleh. Senyum tipis mengembang di bibirnya."Akhirnya kau memutuskan juga...Baguslah, sekali dayung tiga pulau terlampaui. Setelah urusan dengan mereka beres, aku harus kembali lagi melanjutkan Ujian Pagoda Dewa," batin pemuda tersebut.Yue Cang terbang tepat diatas Bara Sena tanpa menyadari adanya pemuda tersebut. Hal itu dikarenakan sang pemuda
Yue Cang menatap wajah pemuda tampan yang saat ini tengah menindih dirinya tersebut. Dia masih penasaran dengan sesuatu yang saat ini menempel di perutnya. Karena sang pemuda tengah menindihnya, dia tidak bisa melihat ke bawah sana. Bara tersenyum melihat wajah penasaran Yue Cang. "Tenanglah, itu bukan sesuatu yang berbahaya. Kau akan sedikit merasakan sakit. Tapi itu tidak seberapa dibanding kau terkena pukulan tenaga dalam..." ucap Bara dengan suara lembut.Yue Cang memalingkan wajahnya ke kanan. Dia tak kuasa memandang mata Bara yang menyorot tajam. "Kau boleh melakukannya...Aku percayakan padamu..." ucap gadis itu lirih."Hei, ini bukanlah acara perpisahan. Kenapa kau berkata seolah-olah ini adalah akhir dari segalanya? Aku belum memulainya...Jadi, tenang kan pikiranmu..." kata Bara merasa lucu dengan gadis itu.Sementara itu, Yue Li yang ada di sebelahnya merasa penasaran dengan apa yang Bara dan Yue Cang lakukan. Namun dia be
Kahiyang Dewi jatuh terduduk di lantai dasar dengan napas terengah-engah. Hu Shi Yun yang saat itu berada di sana langsung membantunya berdiri dan membawa ke sebuah kamar yang telah disediakan untuk beristirahat."Pulihkan dirimu dulu kakak..." ucap gadis itu sambil memberikan sebuah minuman dari cawan emas.Kahiyang Dewi pun menerimanya lalu segera meminumnya hingga habis. Air yang Shi Yun ambil dari cawan bukanlah minuman biasa. Setelah meminum air tersebut, siapa pun yang kehabisan kekuatan di dalam Pagoda Dewa akan langsung pulih dengan sangat cepat."Bagaimana?" tanya Shi Yun."Terimakasih...Aku sudah merasa baik sekarang..." sahut Kahiyang Dewi sambil mengatur jalan napasnya.Shi Yun pun meletakkan cawan di atas meja kecil dan duduk di sebelah Kahiyang Dewi."Sepertinya kakak kesulitan di lantai 50..." Kahiyang mengangguk. Dia menghela napas dan menghembuskan nya kuat-kuat seolah ingin melepaskan rasa kesalny
Bara membuka kedua matanya. Saat itulah dia terkejut melihat sepasang mata hijau yang melayang didepan matanya."Agh! Apa ini!?""Hik Hik hik...! Akhirnya kau bangun juga anak muda!?" Bara menoleh kearah kanan. Dia terkejut melihat sesosok wanita berparas cantik yang mengenakan gaun hijau dan selendang warna emas di bagian pinggangnya. Belahan dadanya terlihat jelas menampakkan kulit putih dan mulusnya. Di bagian kepala wanita tersebut nampak sebuah mahkota kecil berwarna emas dengan manik-manik batu permata hijau."Ratu Penggoda...!?" seru Bara.Wanita itu tersenyum manis membuat siapa pun yang melihatnya langsung terkagum-kagum akan kecantikannya. Termasuk Bara Sena yang sudah terperdaya oleh Mata Hijau yang ada didepannya saat dia membuka mata setelah memasuki Dunia Penyimpanan."Sepertinya aku sudah terpengaruh oleh kekuatan aneh miliknya...Dia mata hijau itu...Apakah itu kekuatan utamanya?" batin sang pemuda.
Bara Sena akhirnya terlepas dari pengaruh Jurus Pesona dari Ratu Iblis Penggoda berkat Mata Dewa Iblis yang dia miliki. Ratu Iblis itu pun mundur dari tubuh Bara setelah sadar pengaruh jurus nya berhasil di patahkan."Bagaimana bisa dia yang masih berada di Ranah Alam Mendalam mematahkan jurusku? Aura panas ini...Kekuatan apa yang ada di mata sebelah kanannya itu?" gumam Ratu itu sambil menatap kearah Bara yang berdiri di atas tanah dalam keadaan terpejam. Tubuh pemuda itu diselimuti hawa merah kekuningan yang sangat menyengat. Bahkan, meski Ratu Iblis Penggoda sudah menjauh, dia masih merasakan hawa panas dari pemuda tersebut."Ini berbahaya...Aku harus segera pergi meninggalkan bocah ini!" seru Ratu Iblis Penggoda lalu dia pun segera melompat ke udara dan terbang menjauh dari Bara Sena dengan wajah ketakutan.Di saat yang sama, kedua mata Bara Sena terbuka. Saat itulah, gelombang merah kekuningan yang mengeluarkan hawa panas luar biasa men
Bara Sena mengambil Pil Tulang Tingkat Langit yang ada di dalam peti merah tersebut. Peti itu pun menghilang begitu saja setelah isinya kosong. "Kalau begitu, sesuai arahan Hu An, aku harus merubah Tulang Tingkat Bumi ini menjadi Tulang Tingkat Langit agar aku bisa cepat naik ke Ranah selanjutnya..." batin Bara Sena lalu dia pun menelan pil yang menyala biru tersebut.Hawa dingin menyeruak ke seluruh tubuh sang pemuda. "Perasaan nyaman ini akan segera berubah...Jika benar kata Hu An, aku akan kesakitan dan tersiksa selama dua hari saat tulangku dihancurkan dan diganti dengan Tulang Tingkat Langit..." batin Bara.Baru saja dia membatin sepetrti itu, rasa sakit itu mulai muncul dimulai dari kedua kakinya. Wajah pemuda it pun mengernyit menahan sakit. Saat rasa sakit itu menjalar ke tubuh yang lain, Bara tak bisa bertahan lagi. Dia berteriak keras dan meringkuk di atas tanah berumput tersebut sambil meraung-raung kesakitan."Aaaarrrgghhhhh! Tulangku mulai mengalami korosi...! Pil itu t